Anda di halaman 1dari 54

BAB III

TINJAUAN LAHAN

A. Pengkajian Data
1. Profil/ Gambaran Umum Rumah Sakit
a. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Rumah sakit yaitu suatu instusi dimana kegiatannya
diperuntukkan untuk perawatan profesional kesehatan yang dilayani
oleh dokter-dokter, perawat-perawat, dan tenaga kerja ahli
kesehatan. Berdasarkan kelasnya rumah sakit di Indonesia terdiri dari
umum, khusus, A, B, C, D dan E, sumber Pengertian Rumah Sakit
Definisi Fungsi Macam Karakteristik Tipe A B C D - Wolper dan Pena
(Azwar, 1996).
Di Kota Banjarmasin sendiri banyak terdapat rumah sakit salah
satunya yaitu Rumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh Kota Banjarmasin,
dimana rumah sakit ini merupakan salah satu tempat orang berobat
jalan sampai rawat inap. Rumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh Kota
Banjarmasin berdiri sejak tahun 1980, yang mana dulunya adalah
rumah sakit kejiwaan sekarang berganti menjadi Rumah Sakit Umum,
yang di bangun di atas tanah seluas 87.675 m² dengan luas
bangunan 12.161 m² berada di titik koordinat 3º16’41.4”S dan
114º35’18.1”T dari titik pusat Kota Banjarmasin.

Rumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh Kota Banjarmasin merupakan


rumah sakit yang masuk kategori kelas B yang mana keberadaannya
terkait dengan penelitian dan pendidikan dari suatu universitas atau
lembaga pendidikan tinggi lainnya, biasanya dipakai untuk praktek
dokter-dokter muda, penelitian obat, dan penelitian lainnya.
b. Visi, Misi, Moto dan Tujuan Rumah Sakit
1) Visi
“TERWUJUDNYA PELAYANAN KESEHATAN PRIMA DAN
UNGGUL YANG TERINTEGRASI DENGAN PENDIDIKAN DAN
PENELITIAN"
2) Misi
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b) Menyelenggarakan pengembangan pusat rujukan pelayanan
kesehatan dengan unggulan penyakit saraf, penyakit infeksi di
Provinsi Kalimantan Selatan.
c) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
d) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efesien, efektif,
dan akuntabel
3) Moto
"KESELAMATAN PASIEN KAMI UTAMAKAN"
4) Tujuan Rumah Sakit
RSUD Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dalam membuat rencana strategis Tahun 2011-2015 harus
mengacu dan menjabarkan Visi, Misi, dan Program Kerja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
5) Jenis- jenis Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Pelayanan di rumah sakit Ansari Saleh Banjarmasin terdapat:
a) Rawat Jalan.
b) Rawat Inap.
c) Rawat Intensif.
d) Rawat Darurat.
e) Poliklinik Bedah.
f) Poliklinik Anak.
g) ESWL
h) Klorokospi
i) Poliklinik Penyakit Dalam.
j) Poliklinik Fisikologi
2. Input
a. Profil atau gambaran umum ruang Berlian
Ruang Berlian gedung Alexandri lantai 3 RSUD Dr.H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin merupakan salah satu ruang perawatan
kelas I,II, dan III yang digunakan mahasiswa keperawatan sebagai
tempat pembelajaran praktek manajemen keperawatan.
Ruang Berlian gedung Alexandri lantai 3 RSUD Dr.H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin memiliki kapasitas 30 tempat tidur dengan
kelas 1 (12 tempat tidur), kelas 2 (13 tempat tidur), kelas 3 (5 tempat
tidur) dan ruang isolasi (2 tempat tidur)
Ruang Berlian gedung Alexandri lantai 3 RSUD Dr.H. Moch.
Ansari Saleh Banjarmasin merupakan ruang rawat inap penyakit syaraf
dan penyakit jantung yang memiliki 2 orang dokter spesialis penyakit
syaraf, 2 orang dokter rehab medik, dan spesialis jantung 2 orang.
b. Tenaga dan pasien (Man- M1)
1) Ketenagaan
Tenaga perawat di ruang Berlian gedung Alexandri berjumlah
18 orang, sudah termasuk kepala ruangan, Katim, dan Perawat
pelaksana

No Jenis tenaga PNS Non Jumlah


PNS
1 Medis (dr. spesialis penyakit dalam) 6 - 6
2 Keperawatan
a. Perawat professional (NERS) 6 4 10
b. Perawatan professional (S.Kep) - - 0
c. Perawat Mahir (DIII) 6 2 8
3 Non keperawatan (Administrasi) - 1 1
4 Prakarya - 1 1
5 Cleaning Service - 1 1
Total 18 9 27
Sumber : Data primer Mei 2021
Table.3.1.1 Ketenagaan di Ruang Berlian gedung Alexandri Lantai
3 RSUD Dr. H.Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

No Jumlah tenaga kerja Jumlah


1 Perawat klinis 0 0
2 Perawat klinis I 1
3 Perawat klinis ii 7
4 Perawat klinis iii 0
5 Perawat klinis iv 10
Total 18
Sumber : Data primer Mei 2021
Table 3.1.2 Ketenagaan berdasarkan jenjang karir di Ruang Berlian

2) Klasifikasi Pasien

No Bulan Jumlah
1 Februari 2021 4 Orang
2 Maret 2021 2 Orang
3 April 2021 2 Orang
Total 8 Orang
Sumber: Data sekunder bulan februari sampai april 2021
Tabel 3.1.3 Jumlah pasien yang pulang APS bulan februari
sampai april 2021

No Klasifikasi dan kriteria


1 Minimal care (1-2 jam) / 24 jam
1) kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2) makanan dan minum dilakukan sendiri
3) ambulasi dengan pengawasan
4) observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
5) pengobatan minimal dengan status psikologi stabil
6) perawatan luka sederhana.
2 Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4
jam/hari
1) kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
2) observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
3) ambulasi dibantu
4) pengobatan dengan injeksi
5) klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran
dicatat
6) klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.

3 Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari


1) semua kebutuhan klien dibantu
2) perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantua
3) observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
4) makan dan minum melalui selang lambung
5) pengobatan intravena “perdrip”
6) dilakukan suction
7) gelisah / disorientasi
8) perawatan luka kompleks.
Tabel 3.1.4 Klasifikasi Kebutuhan Tingkat Ketergantungan Pasien
Menurut Douglas

Pada suatu pelayanan professional, jumlah tenaga yang


dibutuhkan tergantung pada jumlah klien dan derajat
ketergantungan klien. Menurut Douglas (1984) Loverige dan
Cumming (1996) diklasifikasikan derajat ketergantungan dibagi 3
ketegori yaitu :
a) Perawatan Minimal : 1-2 Jam/24 Jam
b) Perawatan Intermediet/Partial : 3-4 Jam/24 Jam
c) Perawatan Total : 5-6 Jam/24 Jam
Klualifikasi Tingkat Tingkat Tingkat
Klien ketergantungan Ketergantungan ketergantungan
(Pagi) (Siang) (Malam)
Total Care 0, 36 0, 30 0, 20
Partial Care 0, 27 0, 15 0, 10
Minimal Care 0, 17 0,14 0,07

Tabel 3.1.5 Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien di ruang Berlian gedung Alexandri lantai 3
RSU Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada tanggal 17 – 19
Mei 2021

Kualifikasi Jumlah Pagi Siang Malam Total


Klien klien
Senin, 17 Mei 2021
Total Care 1 1 x 0, 36 = 0.36 1 x 0, 30 = 0.30 1 x 0, 20 = 0.20 0.86
Partial Care 3 3 x 0, 27 = 0.81 3 x 0, 15 = 0.45 3 x 0, 10 = 0.3 1.56
Minimal Care 6 6 x 0, 17 = 1.02 6 x 0,14 = 0.84 6 x 0,07 = 0.42 2.28
Total 10 2.19 1.59 0.92 4.7
Jumlah keseluruhan perawat per hari adalah 5 orang
Selasa, 18 Mei 2021
Total Care 1 x 0, 36 = 0.36 1 x 0, 30 = 0.30 1 x 0, 20 = 0.20
1 0.86
Partial Care 3 x 0, 27 = 0.81 3 x 0, 15 = 0.45 3 x 0, 10 = 0.3
3 1.56
Minimal Care 6 x 0, 17 = 1.02 6 x 0,14 = 0.84 6 x 0,07 = 0.42
6 2.28
Total 10 2.19 1.59 0.92 4.7
Jumlah keseluruhan perawat per hari adalah 5 orang
Rabu, 19 April 2021
Total Care 1 x 0, 36 = 0.36 1 x 0, 30 = 0.30 1 x 0, 20 = 0.20
1 0.86
Partial Care 1 x 0, 27 = 0.27 1 x 0, 15 = 0.15 1 x 0, 10 = 0.10
1 0.52
Minimal Care 6 x 0, 17 = 1.02 6 x 0,14 = 0.84 6 x 0,07 = 0.42
6 2.28
Total
8 1.65 1.29 0.72 3.66
Jumlah keseluruhan perawat per hari adalah 4 orang
Tabel 3.1.6 Jumlah kebutuhan pegawai perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal
17 – 19 Mei 2021

a) Pagi 2.19 + 2.19 + 1.65 = 6. 03 dibulatkan menjadi 6 orang


b) Siang 1.59 + 1.59 + 1.29 = 4. 47 dibulatkan menjadi 4 orang
c) Malam 0.92 + 0.92 + 0.72 = 2. 56 dibulatkan menjadi 3 orang
d) Sehingga total keseluruhan perawat yang dinas perhari
berjumlah yaitu 13 orang
Jadi rata-rata tingkat kebutuhan tenaga perawat diruang
Berlian gedung Alexandri Lantai 3 selama 3 hari yaitu tanggal 17 –
19 Mei 2021 berjumlah 13.06 dibulatkan menjadi 13 orang.

No Bulan / Tahun BOR


1 Februari 2021 43
2 Maret 2021 41
3 April 2021 56
Total 46.67 %

Tabel. 3.1.8 BOR diruang Berlian gedung Alexandri lantai 3


Februari sampai April 2021 RSUD Dr. H.Moch
Andari Saleh Banjarmasin
Jadi, berdasarkan nilai BOR dari bulan Februari sampai April
2021 berdasarkan kualifikasi menunjukkan hasil kurang dari nilai
parameter BOR yang ideal antara 60 – 85% (Depkes, 2005)
Kualifikasi Jumlah Pagi Total
Klien klien
Senin, 17 Mei 2021
Total Care 1 HT 10
×100 %=
Partial Care 3 TT × Periode 30 ×1

Minimal Care 6 ¿ 0.333 ×100 %

Total 10 = 33 %

Jumlah keseluruhan BOR per hari adalah 33 %

Selasa, 18 Mei 2021


Total Care
1 HT 10
×100 %=
Partial Care TT × Periode 30 ×1
3
Minimal Care = 0.333 ×100 %
6
= 33 %
Total 10
Jumlah keseluruhan BRO per hari adalah 33 %
Rabu, 07 April 2021
Total Care
1 HT 8
×100 %=
Partial Care TT × Periode 30 ×1
1
Minimal Care = 0.266 ×100 %
6
Total = 26%
8
Jumlah keseluruhan BOR per hari adalah 26 %

T
Tabel. 3.1.7 Klasifikasi perhitungan BOR terhitung tangal 17 – 19
Mei 2021 diruang Berlian gedung Alexandri Lantai 3
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

Jumlah BOR harian terhitung dari tanggal 17 – 19 Mei 2021


adalah :
1. Senin, 17 Mei 2021 : 33 %
2. Selasa, 18 Mei 2021 : 33 %
3. Rabu, 19 Mei 2021 : 26 %
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :

86 ×6
=1.84 ¿)
279
Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
279 adalah hari kerja efektif dalam 1 tahun, 6 adalah hari kerja
efektif dalam 1 minggu.

Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas sehari-


hari di Ruang Perawatan Berlian gedung Alexandri lantai 3 adalah 7
orang + 2 orang lepas dinas + 1 kepala ruangan + 3 orang ketua tim
= 13 orang/hari

Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya


PPNI dengan mengubah satuan hari dengan minggu, selanjutnya
jumlah hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu
dan jumlah hari kerja perhari selam 40 jam perminggu. PPNI
berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di
Indonesia .

3) Rawat inap
a) Bangsal A Medical : 3,4 jam
b) Bangsal B Perawatan Bedah : 4 jam
c) Bangsal C Nifas : 3 jam
d) Bangsal Bayi : 2,5 jam
e) Bangsal E anak : 4 jam
Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya
PPNI :
BOR = 59.94 %
TP = + 25%
PPNI :

A ×52 ( mg ) × 7 hr (TT × BOR)


TP= +25 %
41 ( mg ) × 40 ( jam )
Keterangan :

TP : Tenaga Perawat

A : Jumlah Jam Perawatan/24 Jam

41 (mg) : 365 – 52 (hari – minggu) – 12 hari libur – 12 hari cuti


= 229/7 pendidikan perawat : 75% € TP X 25 %

Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Berlian yaitu :

3,4 × 52 ( mg ) ×7 hr ( 30 ×46.67 )
TP= +25 %
41 ( mg ) × 40 ( jam )
1.237 .6 ×1.400 .1
TP= +25 %
1.640
1.732 .763
TP= +25 %
1.640
= 13.207 orang (dibulatkan menjadi 13 orang)

Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut


lokakarya PPNI berjumlah 13 orang ditambah dengan Karu dan
Katim jadi 14 orang. Tenaga perawat di Ruang Berlian gedung
Alexandri lantai 3 yang saat ini berjumlah 18 orang

4) Tingkat kebutuhan perawat menurut metode Gillies


Ruang perawatan Berlian gedung Alexandri lantai 3 RSUD Dr.
H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin yang berkapasitas 30 tempat
tidur. pada tanggal 17 – 19 Mei 2021 jumlah pasien yang dirawat
selama 3 bulan terakhir berjumah 205 pasien. Hari kerja efektif
adalah 6 hari per minggu, berdasarkan situasi tersebut maka dapat
di hitung jumlah kebutuhan perawat di ruang tersebut adalah
sebagai berikut.
Menentukan terlebih dahulu jam perawatan yang dibutuhkan
pasien perhari, yaitu :
a) Keperawatan langsung

Klasifikasi Jumlah Jumlah Jumlah


pasien keperawatan keperawatan yang
dibutuhkan
Total care 1 6 jam 0,86
Parstial care 1 4 jam 0.52
Minimal care 6 2 jam 2,28
Total 8 12 jam 3,66

Tabel 3.1.8 Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shif


berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang
Berlian gedung Alexandri lantai 3 RSUD Dr. H.
Moch Ansari Saleh
b) Keperawatan tidak langsung
8 orang pasien x 1 jam = 8 jam
c) Penyuluhan kesehatan
8 orang pasien x 0,25 jam = 2 jam
Total jam secara keseluruhan adalah total keperawatan langsung +
perawatan tidak langsung + penyuluhan kesehatan = 22 jam
Total jam ke perawatan per jam/ 8 pasien = (dibulatkan
menjadi jam)
Menentukan jumlah tenaga keperawatan pada ruangan tersebut
adalah langsung menggunakan rumus Gilles :

A × B ×C F
= =H
( C− D ) × E G

Keterangan :

A : rata – rata jumlah perawatan/pasien/hari


B : rata – rata jumlah pasien per hari
C : jumlah hari/tahun
D : jumlah hari libur masing – masing perawat
E : jumlah jam kerja masing – masing perawat
F : jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G : jumlah jam kerja aktif pertahun
H : julah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Dari rumus diatas didapatkan hasil :

7 jam/ pasien/hari/× 8 pasien/hari ×365 hari 20.440


= =10.465
( 365 hari−86 hari ) ×7 jam 279 ×7

¿ 10.465(dibulatkan menjadi 10 orang)

Keterangan :
Jadi, jumlah tenaga menurut Gillies yang dibutuhkan
secara keseluruhan 10 orang/hari dan untuk jumlah tenaga
perawat yang ada diruangan Berlian gedung Alexandri lantai 3
saat ini berjumlah 18 orang hal ini tiak sesuai dengan
berdasarkan metode menurut Gillies.

No Diagnosa Diskripsi L P Total


1 164 SNH 36 25 61
2 163.9 Cerebral infarction, unspecified 32 28 60
3 150.0 Chf / Congestive Heart Failure 13 5 18
4 161.9 Intracerebral haemorrhage, unspecified 6 11 17
5 120.9 Angina pectoris, unspecified 7 5 12
6 121.0 Acute transmural myocardial infarction of 10 1 11
anterior
7 125.9 Chronic ischaemic heart disease, 4 4 8
unspecified
8 G72.3 Periodic Paralysis, Paralisis Periodik 1 7 8
9 121.4 Acute subendocardial myocardial 4 4 8
infarction
10 120.0 Unstable angina 5 2 7
Total 118 92 210
Sumber : Data sekunder ruangan tahun 2020

Tabel 3.1.9 Daftar 10 penyakit terbanyak 1 tahun terakhir di Ruan Perawatan


Berlian gedung Alexandri Lantai 3 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin

No Nama PNS/ Jabatan Pendidikan Pelatihan


NON
PNS
1 Andi Jaya, PNS Karu S1 Keperawatan + 1. Pasien Safety
S.Kep., Ns Ners 2. B3
3. Case Manager
4. HIV AIDS
5. CODE BLUE, CODE RED,
CODE PING
6. IHT Komunikasi Efektif+EWS
7. IHT PPI
2 Nursiah, AMK PNS Katim 1 DIII Keperawatan
3 Bihman, AMK PNS Katim 1 DIII Keperawatan 1. ManajemenNyeri
2. Paliatif&Geriatrik
3. CAB, EKG
4. CSS
5. Diagnosa Kep
6. Stroke Nursing
7. IHT Pemeliharaan Alat
Kesehatan
8. IHT Komunikasi Efektif+EWS
9. IHT PPI
4 Mismanto, AMK PNS Staff DIII Keperawatan
5 Tamrinah, AMK PNS Staff DIII Keperawatan 1. Stroke Nursing
2. IHT Komunikasi Efektif+EWS
3. IHT PPI
6 Syahrina, PNS Staff S1 Keperawatan +
S.Kep.,Ners Ners
7 Dwi Yan Noor PNS Staff DIII Keperawatan
Elfanie, AMK
8 Hj. Norhadijah, Non Staff S1 Keperawatan + 1. IHT Komunikasi
S. Kep.,Ners PNS Ners Efektif+EWS
2. IHT HIV
3. IHT PPI
9 Paramitha Non Staff DIII Keperawatan 1. HIV AIDS
Laidy, AMK PNS 2. IHT Komunikasi
Efektif+EWS
3. IHT PPI
10 Zhavira CPNS Staff S1 Keperawatan +
Fakhrianti, Ners
S.Kep., Ners
11 Siti PNS Katim 2 S1 Keperawatan +
Rusmiladiyah, Ners
S. Kep., Ns
12 Hj. Marhamah PNS Staff DIII Keperawatan 1. CAB, EKG
AMK 2. BTCLS
3. IHT Komunikasi
Efektif+EWS
4. IHT PPI
13 Dewi Mutia PNS Staff S1 Keperawatan +
Juna, S.Kep., Ners
Ners
14 Siti Mualipah, S. PNS Staff S1 Keperawatan +
Kep.,Ners Ners
15 M. Nasir Abdi, Non Staff DIII Keperawatan 1. IHT Komunikasi
AMK PNS Efektif+EWS
2. IHT PPI
16 Erta Annisa, Non Staff S1 Keperawatan +
S.Kep.,Ners PNS Ners
17 Lucia Anggraini, Non Staff S1 Keperawatan +
S.Kep.Ns PNS Ners
18 Yuli Setia PNS Staff S1 Keperawatan +
Ningsih, AMK Ners
Tabel 3.1.10 Tenaga kerja I Ruang Perawatan Berlian gedung Alexandri Lantai 3
RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

c. Bangunan, Sarana dan Prasarana (MATERIAL- M2)


Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen
mencakup kegiatan POAC (planning, organizing, actuating, controlling)
terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi
(Grant dan Massey, 1999 dikutip dari Nursalam, 2007).
Konsep 5M Manajemen selalu dikaitkan dengan usaha bersama
sekelompok manusia, yang mana merupakan suatu proses aktifitas
guna mencapai sasaran atau suatu telah yang direncanakan terlebih
dahulu, untuk mencapai sasaran itu, diperlukan sejumlah sarana,
fasilitas atau alat yang disebut juga sebagai unsur-unsur manajemen.
Dikutip dari buku Ibrahim Lubis mengemukakan lima unsur
manajemen (5M) yaitu: Man, Materials, Machines, Methods, Money.
1) Materials (Bahan)
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan
bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih
baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat
menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana.
Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki (Azwar, 2012).
a) Tujuan Manajemen Material Menurut Chity (2011):
(1) Tujuan Primer :
(a) Tepat Harga
(b) Tinggi omset
(c) Rendah pengadaan & biaya penyimpanan Adalah
teknik ilmiah dan system managemen yang berkaitan
dengan Perencanaan, Pengorganisasian & Pengendalian
aliran material, dari pembelian awal mereka ke tujuan yang
sesuai dengan Kebutuhan konsumen.
Tujuan Managemen Materi / Bahan Untuk mendapatkan:
(a) Kualitas yang baik

(b) kuantitas pasokan yang baik

(c) waktu yang tepat

(d) Di tempat yang Tepat

(e) Untuk biaya yang tepat juga.


(f) Kontinuitas pasokan
(g) Konsistensi dalam kualitas;
(h) Hubungan dengan pemasok Baik
(i) Pengembangan personil
(j) Sistem Informasi yang baik
(2) Tujuan Sekunder :

(a) Peramalan dimasa depan / Forecasting

(b) Kerjasama yang baik

(c) Produk peningkatan d.Standardisasi

(d) Membuat atau membeli keputusan

(e) Baru bahan & produk

(f) timbal balik hubungan Menguntungkan


b) Lingkup Manajemen Material / Bahan (Azwar, 2012):
Manajemen Material / Bahan mencakup semua kegiatan
yang berkaitan dengan Transportasi dan Pengiriman,
Penentuan Rute dan Moda transportasi, dan Peralatan
penanganan material, Akuntabilitas, dan Penyimpanan barang.
Ada dua poin penting dalam Manajemen Material / Bahan
yaitu :
(1) Hal mengenai biaya
(2) Penanaman Efisiensi di segala kegiatan Empat dasar
kebutuhan Manajemen Material / Bahan
(3) Untuk memiliki bahan yang memadai di tangan bila
diperlukan
(4) Untuk membayar harga serendah mungkin, konsisten
dengan kualitas dan persyaratan nilai pembelian bahan
(5) Untuk meminimalkan investasi persediaan
(6) Untuk beroperasi secara efisien
Dasar prinsip-prinsip Manajemen Material / bahan

(1) Efektif manajemen & pengawasan


Hal ini tergantung pada fungsi manajerial
(a) Perencanaan
(b) Mengorganisir
(c) Staffing
(d) Mengarahkan
(e) Mengontrol
(f) Pelaporan
(g) Penganggaran
c) Unsur-unsur manajemen material
(1) Permintaan estimasi
(2) Mengidentifikasi item yang diperlukan
(3) Hitung dari tren dalam Konsumsi selama 2 tahun terakhir.
(4) Tinjau dengan keterbatasan sumber daya
d) Fungsional bidang Manajemen Materi / bahan
(1) Pembelian
(2) Pusat layanan pasokan
(3) Toko toko Sentral
(4) Toko-toko percetakan
(5) Apotik – apotik
(6) Perusahaan Linen & jasa

e) Keuntungan Menggunakan Manajemen Materi/ Bahan.


(1) Kontrol dan persediaan menjadi lebih mudah dan
sederhana
(2) Jobs dalam administrasi berkurang jauh
(3) Berbagai masalah jadwal pengiriman, permintaan darurat
dan penyimpanan dapat diminimalkan.
Contoh angket M2 :
M2-Material: Sarana dan Prasarana Penataan Gedung/Lokasi
dan Denah Rungan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini
dilakukan pada Ruang Berlian gedung Alexandri lantai 3
RSUD H. Dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
(1) dengan uraian denah sebagai berikut.
(a)Sebelah utara merupakan belakang bangunan.
(b)Sebelah selatan berbatasan dengan Ruang N i l a m
(c) Sebelah barat merupakan arah Ruang Kumala
(d)Sebelah timur merupakan arah Samping Bangunan.
(e)Bagaimana penataan gedung sesuai dengan
peruntukan pelayanan? U

B T

S
Tangga
Ruang daurrat Ruang 1
mushola
Obat (Ruang Ruang 2 Ruang 3 Ruang 4 Ruang 5 Ruang 6
Perawat)
dapur
Ners
toilet station

Ruang Karu

Lift Ruang Dokter Ruang Tindakan


Ruang 11 Ruang 10 Ruang 9 Ruang 8

Gambar 3.2.1 Denah Ruang Berlian


(2) Fasilitas.
(a) Fasilitas untuk pasien.

Tabel 3.10 Daftar Fasilitas untuk Pasien Ruang Berlian gedung


Alexandri lantai 3 RSUD H. Dr. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin

No. Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan


1. Tempat Tidur 30 bed Cukup 1:1 -
2. Meja Pasien 30 buah baik 1:1 -
3. AC 20 buah Cukup 2/ruangan -
4. Box Cucian 1 buah baik 1/ruangan -
5. Lemari Pasien 35 buah baik 3/ruangan Perlu dikurangi
5
6. Jam Dinding 1 buah baik 1/ruangan Perlu ditambah
per ruangan
7. Timbangan 1 buah Cukup 1/ruangan -
8. Kamar Mandi 10 buah baik 1/Ruangan -
dan WC Cukup
9. Televisi 1 buah Baik 1/ruangan -
10. Wastafel 10 buah Baik 1/ruangan Cek Rutin

(b) Fasilitas untuk petugas kesehatan.

Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang


pertemuan perawat.

- Kamar mandi perawat/WC ada 1 di dekat


mushola.
- Ruang Kepala ruangan ada di sebelah barat
nursing station.
- Nursing station berada di tengah ruangan.
- Gudang berada di sebelah selatan ruang
ganti.
- Ruang ganti berada di sebelah utara, di dekat
mushola.

(c) Alat kesehatan yang ada di Ruang Berlian gedung


Alexandri lantai 3 RSUD H. Dr. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin

Tabel 3.11 Daftar Alat Kesehatan Ruang Berlian gedung Alexandri lantai
3 RSUD H. Dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin

No Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan


1. Air Mattress 1 buah Baik 1/ruangan -
2. Brankar 1 buah Baik 2/ruangan -
3. Compressor Nebulizer 2 buah Baik 2/ruangan -
4. Kursi Roda 2 buah Baik 2/ruangan -
5. Nierbeken 4 buah Baik 4/ruangan -
6. Pispot 10 buah Baik 1:1 -
7. Pulse Oximeter 2 buah Baik 2/ruangan -
8. Regulator Central 20 buah Baik 1:1 -
9. Senter 1 buah Baik 1/ruangan -
10. Standar Infus jalan 3 buah Baik 3/ruangan -
11. Standar infus ranjang 3 buah Baik 3/ruangan -
12 Stetoskope 3 buah Baik 3/ruangan -
13. Tensimeter 3 buah Baik 3/ruangan -
14. Termometer digital 5 buah Baik 5/ruangan -
15. Termometer raksa 5 buah Baik 5/ruangan -
16. Timbang BB 1 buah Baik 1/ruangan -
17. Tong Spatel 4 buah Baik 2/ruangan -
18. Troly alat 1 buah Baik 2/ruangan -
19. Urinal 10 buah Baik 10/ruangan -
20. Vaccum 3 buah Baik 3/ruangan -
21. Troly Oxygen Besar 1 buah Baik 1/ruangan -
22. Syringe Pump 4 buah Baik 4/ruangan -
23. Monitor 1 buah Baik 1/ruangan -
24. Troly Oxygen Kecil 1 buah Baik 1/ruangan -
bersambung
No Nama barang Jumlah Kondisi Ideal Usulan
25. Telepon 1 buah Baik 1/ruangan -
26. Komputer 2 set Baik 2/ruangan -
27. Alat pemadam kebakaran 1 buah Baik 1/ruangan -
28. Kulkas 1 buah Baik 1/ruangan -
29. Lemari Kaca 1 buah Baik 1/ruangan -
30. Lemari Kayu 1 buah Baik 1/ruangan -
31. Meja Kerja 4 buah Baik 1/ruangan -
32. Televisi 1 buah Baik 2/ruangan -
33. Printer 1 buah Baik 1/ruangan -
34. Loker obat 3 buah Baik 3/ruangan -
35. Ember besar 12 buah Baik 12/ruangan -
36. Gayung 12 buah Baik 12/ruangan -
37. Senter kecil 2 buah Baik 2/ruangan -
38. Kursi mahasiswa 10 buah Baik 10/ruangan Perlu ditambah

(d) Cosumable (obat-obatan dan bahan habis pakai).


(e) Administrasi penunjang-RM.
- Buku Injeksi.
- Buku Observasi.
- Lembar Dokumentasi.
- Buku Observasi Suhu dan Nadi.
- Buku Timbang Terima.
- SOP.
- SAK.
- Buku visite.
- Buku Dalin.

d. Metode Pemberian Asuhan Keperawtan (METHOD-M3)


1) Penerapan MAKP
Sistem MAKP suatu kerangka kerja yang mendefnisikan empat
unsur, yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan, dan sistem MAKP. Metode Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) adalah tersebut berdasarkan prinsip-prinsip
nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas produksi/jasa
layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut
sebagai suau pengambilan keputusan yang independen, maka
tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi
kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam, 2016).
Sistem Metod Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) terdiri dari
fungsional, tim, primer, dan modifikasi.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diruang
Berlian Gedung Alexandri III RSUD Dr. Moch Ansari Saleh, model
asuhan keperawatan yang digunakan adalah Metode Tim, yaitu
suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawata professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien
melalui upaya kooperatif dan kolaboratif. Model Tim didasarkan
pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab
yang tinggi dan diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.
Jumlah perawat yang ada diruang berlian sebanyak 18 orang
dengan pembagian 1 kepala ruangan dan 3 kepala tim, yang
masing-masing tim ada yang memiliki 1- 2 ketua tim yang
membawahi 7-8 orang perawat pelaksana.
2) Timbang Terima
a) Definisi
Menurut Nursalam (2017) definisi timbang terima adalah suatu
cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima
merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian
dinas. Selain laporan antar dinas, dapat disampaikan juga
informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah
atau belum dilaksanakan.
b) Tujuan
Menurut Nursalam (2017) tujuan dilaksanakan timbang terima
adalah:
(1) Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data
fokus)
(2) Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan
dalam asuhan keperawatan kepada klien
(3) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya
(4) Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi tanggal 17 sampai 18 Mei 2021,
timbang terima yang dilakukan di ruang Berlian gedung Alexandri
III dilaksanakan setiap pergantian shift di nurse station yang
dipimpin oleh kepala ruangan dan diawali dengan doa bersama
dan diakhiri dengan penutup. Pelaksanaan timbang terima
dilakukan sebnayak 3 kali sesuai dengan jadwal pergantian dinas
yaitu pukul 08.00 WITA (dinas malam ke dinas pagi), pukul 14.30
WITA (dinas pagi ke dinas siang) dan pukul 21.30 (dinas siang ke
dinas malam). Beberapa kelebihan timbang terima di ruang Berlian
Gedung Alexandri III adalah timbang terima langsung dipimpin
oleh kepala ruangan dan ketua TIM. Hasil timbang terima sudah
meliputi SBAR, yaitu nama, ruangan pasien, diagnose medis,
kondisi pasien, dan dokter penanggung jawab. Masalah
keperawatan dan intervensi yang belum dilakan atau yang telah
dilakukan disampaikan secara rinci. Namun, timbang terima di
ruangan Berlian Gedung Alexandri III ini yaitu timbang terima
hanya dilakukan di nurse station saja tanpa dilakukan dikamar
pasien semenjak kondisi pandemic Covid-19. Biasa timbang
terima dilakukan dengan mengunjungi tiap kamar pasien dengan
menyampaikan tentang kondisi pasien.
3) Ronde Keperawatan
a) Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang
dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat katim
dan atau konsuler, kepala ruangan, perawat pelaksana, yang
perlu juga melibatkan seluruh anggota (Nursalam, 2016).
b) Karakteristik Ronde
(1) Pasien dilibatkan secara langsung
(2) Pasien merupakan fokus kegiatan
(3) Katim, PP dan konsuler melakukan diskusi bersama
(4) Konsuler memfasilitasi kreatifitas
(5) Konsuler membantu mengembangkan kemampuan Katim
dan PP untuk meningkatkan kemampuan dalam
mengatasi masalah
c) Tujuan Ronde Keperawatan
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, perawat mampu:
(1) Menumbuhkan cara berfikir secara kritis
(2) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
atau yang berasal dari masalah klien
(3) Meningkatkan validitas data klien
(4) Menilai kemampuan justifikasi
(5) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
(6) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
keperawatan
d) Manfaat Ronde Keperawatan
(1) Masalah pasien dapat teratasi
(2) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
(3) Terciptanya komunitas keperawatan
yang profesional
(4) Terjalinnya kerjasama antar tim
kesehatan
(5) Perawat dapat melaksanakan model
asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
e) Tim Pelaksana Ronde Keperawatan
(1) Kepala
Ruangan
(2) Perawat
Katim
(3) Perawat
sperawat pelaksana 1 dan 2
(4) Tim
Kesehatan yang lain (dokter, ahli gizi dan farmasi)
Berdasarkan penjelasan dari kepala ruangan bahwa ronde
keperawatan jarang dilakukan dikarenakan adanya kesulitan untuk
mengumpulkan tenaga kesehatan dalam satu waktu dan juga ada
tugas-tugas lain yang harus dilaksanakan. Semenjak adanya
pandemic Covid-19, ronde keperawatan jarang dilakukan di ruang
Berlian. Bisa dilakukan 1, 2 atau 3 bulan sekali.
4) Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah Pengelolaan obat di mana seluruh
obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan
sepenuhnya oleh perawat (Nursalam, 2016).
Penanggung jawab pengelolaan obat diruang Berlian dikelola
bagian farmasi. Dari hasil observasi diruang berlian didapatkan
sentalisasi obat sudah berjalan dengan baik. Obat-obatan pasien
disimpan dalam lemari khusus yang sudah dipisahkan sesuai
nama, nomor, rekam medis, dan tanggal lahir pasien.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, perawat
yang ada di Ruang Berlian ketika melakukan pengenceran dan
pengaplusan obat sesuai dengan standard serta memperhatikan
prinsip 6T (Tepat pasien, Tepat Obat, Tepat dosis, Tepat rute,
tepat waktu dan tepat dukomentasi) dan 1W (waspada efek
samping), serta penggunaan APD lengkap.

5) Penerimaan Pasien Baru


a) Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan.
b) Tujuan
(1)Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan
senyum dan salam
(2)Membina hubungan saling percaya
(3)Meningkatkan komunikasi terapeutik antara perawat,
keluarga dan pasien
(4)Mengetahui kondisi pasien secara umum
(5)Melakukan atau melengkapi pengkajian pasien baru
(6)Mengurangi kecemasan keluarga dan pasien

Tabel 3. Tabel SOP Penerimaan Pasien Baru


Pengertian Suatu standar implementasi keperawatan
yang dilakukan perawat untuk menerima
pasien baru di ruang rawat inap
Tujuan Memudahkan proses pelayanan
selanjutnya
Kebijakan SK Direktur NO 821/1089/-TU RSAS 2018
Prosedur kerja 1. Pasien masuk rawat inap memulai IGD
atau poliklinik Rawat jalan
2. Dokter menetukan indikasi rawat inap
3. Pasien atau keluarga ke TPPO untuk
pendaftaran rawat inap dengan
melengkapi: surat permintaan rawat
inap, kartu identitas, kartu berobat,
term rawat inap, kartu identitas, kartu
berobat, termasuk surat jaasuk surat
jaminan kesehatan
4. TPPO konfirmasi tepat diruangan yang
dituju, bila temat penuh TPPO
konfirmasike IGD atau poliklinik
kembali
5. Bila ruangan tersedia, pasien diantarke
ruangan oleh petugas transfer, setiap
pasien yang diterima untuk dirawat
inap diantar menuju ruangan atau
tempat tidur sesuai pesanan.
6. Perawat menerima pasien baru beserta
reka baru beserta rekam medik pasien
yang sudah lengkap terisi keterangan
tentang hasil pemeriksaan dan kondisi
pasien/ surat pengantar rawat inap
yang tanda tangani oleh dokter
7. Perawat melakukan assessment,
merencanakan dan melakukan
tindakan keperawatan mandiri/
kolaboratif.
8. Perawat mencatat keterangan identitas
dan lain-lain keterangan klien pada
buku mutasi dan melengkapi
kebutuhan administrasi
9. Perawat melaporkan tentang pasien
pada dokter DPJP bila diperlukan
10. Memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk menanyakan hal-hal
yang tidak jelas
Unit terkait 1. Poliklinik
2. Instalasi gawat darurat
3. Rekam medis
Berdasarkan hasil observasi dari pendokumentasian dibuku
status pasien didapatkan bahwa pada saat penerimaan pasien
baru diruang Berlian, perawat memperkenalkan diri dan
memperkenalkan tenaga medis lain kemudian menjelaskan tata
tertib, hak dan kewajiban pasien, memberikan informasi terkait
tindakan dan perawtan selama diruangan serta jadwal dokter visit.
Setelah diberikan semua informasi tersebuut, perawat melakukan
pendokumentasian berupa lembar persetujuan yang ditandatangai
oleh pasien/wali pasien dan perawat serta dibubuhi stample.

6) Discharge Planning
a) Definisi
Perencanaan pulang keperawatan merupakan komponen
yang terkait dengan rentang keperawatan dari pasien masuk
rumah sakit hingga kepulangannya. Perencanaan pulang
dilaksanakan selama dalam perawatan dan evaluasi pada saat
pasien dipersiapkan untuk pulang, dengan
mengkajikemungkinan rujukan atau perawatan lanjut di rumah
sesuai kebutuhan (Keperawatan, 2015). Perencanaan pulang
ini akan memberikan proses deeplearning pada pasien hingga
terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam
memaknai kondisi kesehatannya (Pemila, 2015).
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan
kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan
maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge
Planning menunjukkan beberapa proses formal yang
melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur
perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,
2014).
b) Proses Pelaksanaan Discharge Planning
Perry dan Potter (2015) menyusun format discharge planning
sebagai berikut:
(1) Pengkajian
Pengkajian tentang apa meliputi lima area yaitu area
kognitif, psikologis, status ekonomi atau finansial, akses
dan dukungan lingkungan baik formal maupun informal.
Sedangkan untuk mengetahui kapan pengkajian discharge
planning dilakukan adalah sejak pasien masuk ke Rumah
Sakit atau pada saat screening atau kontrol kesehatan.
(Bull & Robert, 2014).
(2) Diagnosa
Penentuan diagnosa keperawatan secara khusus bersifat
individual berdasarkan kondisi atau kebutuhan pasien.
disusun sesuai problem, support system, etiologi dengan
menentukan tujuan yang relevan, yaitu :
(a) Pasien akan memahami masalah-masalah dan
implikasinya
(b) Mampu memahami kebutuhan individunya
(c) Lingkungan rumah akan menjadi aman
(d) Tersedia ssumber perawatan dirumah
(3) Perencanaan
Menurut Luverne dan Barbara (2014) discharge
planning pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan klien,
kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana
pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang
disingkat dengan METHOD yaitu:
(a)Medication (obat) Pasien sebaiknya mengetahui obat
yang harus dilanjutkan setelah pulang.
(b)Environment (lingkungan) Lingkungan tempat klien akan
pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga
sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan
untuk kelanjutan perawatannya.
(c) Treatment (pengobatan) Perawat harus memastikan
bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang,
yang dilakukan oleh klien dan anggota keluarga.
(d)Health Teaching (pengajaran kesehatan) Klien yang
akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan termasuk tanda dan gejala
yang mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan
tambahan.
(e) Diet Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan
pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang
sesuai untuk dirinya.
(4) Implementasi
Implementasi dalam dalam discharge planning adalah
pelaksanaan rencana pengajaran referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge
summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien,
demontrasi ulang harus menjadi memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan
melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah.
(5)Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting
dalam membuat kerja proses discharge planning.
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil obervasi
didapatkan hasil bahwa 5 orang perawat (100%) diruang
Alexandri melakukan Discharge Planning sejak awal pasien
masuk ruangan sampai pasien diperbolehkan pulang
kerumah.

7) Supervisi
Muninjaya (2013) menyatakan bahwa supervisi adalah salah
satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan
pengendalian (controlling). Swanburg (2014) melihat dimensi
supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun
sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan
erat dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan
informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja
karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan
yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan,
pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya
dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari .
Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan
secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
sifatnya rutin.
Tabel 3. Pelaksanaan Supervisi di Ruang Berlian Gedung
Alexandri III RSUD Dr H. Moh Ansari Saleh Banjarmasin
No Nilai aspek yang dinilai Jumlah Presentasi

1. Tidak pernah 0 0
dilakukan

2. Kadang dilakukan 0 0

3. Dilakukan 10 10

4. Selalu dilakukan 10 10

Total 10 100%
Dari hasil observasi, bahwa supervise dilakukan oleh kepala
ruangan Berlian gedung Alexandri III baik secara langsung
ataupun tidak langsung.

8) Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Dokumentasi merupakan komunikasi secara tertulis
sehingga perawat dituntut untuk dapat mendokumentasikan
secara benar (Handayaningsih, 2017). Perawat memerlukan
standar dokumentasi sebagai petunjuk dan arah dalam
pemeliharaan pencatatan/ dokumentasi kegiatan serta petunjuk
dalam membuat pola/format pencatatan yang tepat.
Dokumentasi yang baik harus mengikuti karakteristik standar
keperawatan (Ali, 2015).
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang
kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan
secara adekuat dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya
standar bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas
dokumentasi keperawatan (Martini, 2017).
Hasil evaluasi penerapan SAK di ruang Berlian Gedung
Alexandri III RSUD Dr H. Moh Ansari Saleh Banjarmasin
a) Pengkajian
No Nilai aspek yang dinilai Kegiatan Keterangan
1. Mencatat data yang √ 10
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian
2. Data di kelompokkan √ 10
(bio- psiko- sosio-
spritual)
3. Data dikaji sejak pasien √ 10
masuk sampai pulang
4. Masalah dirumuskan √ 10
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan dengan
norma dan pila fungsi
kehidupan
Total kegiatan yang √ 40
dilakukan
Total 100%
b) Diagnosa
No Nilai aspek yang Jumlah Presentasi
dinilai
1. Diagnosa √ 10
keperawatan
berdasarkan
masalah yang telah
dirumuskan
2. Diagnosa √ 10
keperawatan
mencerminkan PE/
PES
3 Merumuskan √ 10
diagnosa
keperawatan actual/
potensial
Total kegiatan yang 30
dilakukan
Total 100%

c) Perencanaan
No Nilai aspek yang Jumlah Presentasi
dinilai
1. Berdasarkan diagnose √ 10
keperawatan
2. Disusun menurut √ 10
urutan prioritas
3. Rumusan tujuan √ 10
mengandung
komponen pasien/
subjek, perubahan,
perilaku, kondisi pasien
dan atau kriteria
4. Rencana tindakan √ 10
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas atau melibatkan
pasien/ keluarga
5. Rencana tindakan √ 10
menggambarkan
keterlibatan pasien/
keluarga
6. Rencana tindakan √ 10
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain
Total kegiatan yang 60
dilakukan
Total 100%

d) Implementasi/ tindakan
No Nilai aspek yang Jumlah Presentasi
dinilai
1. Tindakan √ 10
dilakusanakan
mengacu pada
rencana perawatan
2. Perawat √ 10
mengobservasi
respon pasien
terhadap tindakan
keperawatan
3. Revisi tindakan √ 9
berdasarkan hasil
evaluasi
4. Semua tindakan yang √ 10
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas
Total kegiatan yang 39
dilakukan
Total 97,5
e) Evaluasi
No Nilai aspek yang Jumlah Presentasi
dinilai
1. Evaluasi √ 10
mengacu pada
tujuan
2. Hasil evaluasi √ 10
dicatat
Total 100%

Tabel 3. Rekapitulasi hasil evaluasi penerapan SAK


(instrument A) di ruang Berlian Gedung Alexandri III RSUD Dr
H. Moh Ansari Saleh Banjarmasin
No Aspek yang dinilai Presentasi
1. Pengkajian 100
2. Diagnosa 100
3. Perencanaan 100
4. Tindakan keperawatan 97,5
5. Evaluasi 100
Rata-rata 99,75%

Berdasarkan hasil observasi dari rekam medis pasien di


ruang Berlian gedung Alexander III didapatkan bahwa rata-rata
rekapitulasi standar asuhan keperawatan 99,75%.
Berdasarkan SAK diagnose yang sering digunakan di ruang
Berlian gedung Alexander III RSUD Dr H. Moh Ansari Saleh
Banjarmasin.
a) Penyakit Stroke Non-Hemorrage
Diagnosa:
(1) risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral
(2) kerusakan komunikasi verbal
(3) gangguan persepsi sensori
intervensi
(a) monitor TTV dan GCS
(b) Intracranial Pressure (ICP), monitor TIK
(c) Self care assistance (ADLs)
b) Cerebral Infraction
Diagnosa:
(1) risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral
(2) kerusakan komunikasi verbal
(3) gangguan persepsi sensori
intervensi
(a)monitor TTV dan GCS
(b)Intracranial Pressure (ICP), monitor TIK
(c) Self care assistance (ADLs)
(d)Airway management
(e)Oxygen therapy
c) Intracerebral hemorraghe
Diagnosa:
(1) risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral
(2) kerusakan komunikasi verbal
(3) gangguan persepsi sensori
(4) pola nafas tidak efektif
intervensi
(a)Intracranial Pressure (ICP), monitor TIK
(b)Self care assistance (ADLs)
(c) Airway management
(d)Oxygen therapy
(e)Aspiration precaution
(f) Manajemen cairan
(g)Environment management

e. Pembiayaan (Money-M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan pembayaran gajih perawat
yang sudah PNS sudah diatur oleh pihak pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan sedangkan untuk pebayaran gaji non PNS diatur
pihal RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Untuk anggaran pemasukkan ruangan didapat dari anggaran
perencanaan belanja daerah (APBD) dan BLUD. Kemudian dikelola
oleh pihak RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin merupakan
salah satu Rumah Sakit Daerah yang bekerjasama dengan jaminan
kesehatan BPJS dan jaminan kesehatan lainnya. Perawatan yang
berlaku saat ini sesuai kelas peraturan di Ruang Berlian ada kelas I, II,
III dan isolasi.

Kelas Tarif Ruangan Visite Dokter Visite Dokter


Spesialis Umum
Kelas I Rp. 145.000/malam Rp. 100.000/malam Rp. 50.000/malam
Kelas II Rp. 85.000/malam Rp. 60.000/malam Rp. 40.000/malam
Kelas III Rp. 60.000/malam Rp. 60.000/malam Rp. 25.000/malam
Isolasi
SumberData Primer Ruang Nilam RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
Tarif biaya ruangan, visite dokter spesialis, dan visite dokter umum
untuk pasien diruang isolasi tergantung kelas BPJS
Tabel 3.22 Distribusi Gaji Pokok Perawat di Ruang Rawat Inap
Berlian RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2021
No Pendidikan Status Gaji Pokok
Kepegawaian
1 S1 Keperawatan + Ners Gol Iva 5.000.000 – 4.100.00/bulan
2 S1 Keperawatan + Ners Gol Ivb 5.500.00 – 4.700.000/bulan
3 S1 Keperawatan + Ners Gol IIIa 3.100.000- 2.800.000/bulan
4 S1 Keperawatan + Ners Gol IIIb 3.600.000-3.100.000/bulan
5 S1 Keperawatan + Ners Gol IIIc 3.900.000 – 3.300.000/bulan
6 S1 Keperawatan + Ners Gol IIId 4.200.000 – 3.700.000/bulan
7 D3 Keperawatan Gol Iia 1.900.000-1.500.000/bulan
8 D3 Keperawatan Gol Iib 2.100.000-1.700.000/bulan
9 D3 Keperawatan Gol Iic 2.300.000-2.000.000/bulan
10 D3 Keperawatan Gol Iid 2.600.000 – 2.200.000/bulan
11 S1 keperawatan + Ners NON PNS 2.200.000-1.700.000/bulan
12 D3 Keperawatan NON PNS 2.000.000-1.700.000/bulan

3. Proses
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan :Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan unggul
yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian
2) Misi Ruangan :
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b) Menyelenggarakan pengembangan pusat rujukan pelayanan
kesehatan dengan unggulan penyakit saraf, penyakit infeksi di
Provinsi Kalimantan Selatan.
c) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
d) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efesien, efektif,
dan akuntabel.
3) Tujuan Ruangan:
a) Tercapainya pelayanan dan keselamatan pasien
b) Tercapainya angka complain minimal
c) Terlaksananya manajemen mutu dan keselamatan pasien
dengan sumber daya yang berkualitas dengan meningkatkan
pengetahuan melalui pendidikan formal dan informal
d) Tercapainya kerjasama antar tim kesehatan
e) Tercapainya kepuasan kerja eprawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan
b. Fungsi Pengorganisasian
1) . Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI GEDUNG ALEXANDRI LT. 3

DIREKTUR
DR. Dr. IZAAK ZOELKARNAIN AKBAR, SP. OT, FICS

WADIR PELAYANAN
Dr. YUDDY RISWANDHY NOORA, M KES

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN KEPALA INSTALASI RAWAT INAP


Hj. JUM’AH, S.KEP, NERS, M. KEP ASMARI, S. KEP, NERS

KASI SDM & MUTU KEPERAWATAN KASI SARANA & PRASARANA


ARBAINSYAH, S. KEP, NERS, MM M. RUSDI ANDI, SKM, MM KEPALA RUANGAN
ANDI JAYA, S. KEP, NERS

KATIM 1 KATIM 2
NURSIAH, AMK + BIHMAN, AMK ST. RUSMILADIYAH, S. KEP, NERS + MASRUDIN, AMK

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA

1. TAMRINAH, AMK 7. MISMANTO, AMK 1. HJ. MARHAMAH, AMK 7. RUSNADI, AMK


2. SYAHRINA, S. KEP, NERS 8. RIDHWAN ANWARI, AMK
2. DEWI MUTIA JUNA, S. KEP, NERS 8. LUTHFI RUSADI AHMAD, S. KEP, NERS
3. PARAMITHA LAIDY,AMK
3. SITI MUALIPAH, S. KEP, NERS
4. HJ. NORHADIJAH, S. KEP, NERS
4. M. FENDI PRAYITNA, AMK
5. INDRI JAYANTI, AMK
5. M.NASIR ABDI,AMK
6. HARIS FADILLAH H, AMK
6. ERTA ANNISA, S. KEP, NERS
ADMINISTRASI CLEANING SERVICE PEKARYA
RABIATUL ADAWIAH, SKM HAIDIR LIDAINA
2) Uraian Penugasan
No Jabatan Urainan Tugas
1 Kepala Ruangan 1. Perencanaan
a. Menunjukan ketua tim akan
bertugas di ruangan masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien pada
shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
klien : gawat, transisi, dan persiapan
pulang, bersama ketua tim.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim,
mengatur penugasan/penjadwalan.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan
keperawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk
mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentng
tindakan yang akan dilakukan terhadap
pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan Asuhan
Keperawatan.
1) Membimbing
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2) Membimbing
penerapan proses keperawatan dan
menilai asuhan keperawatan.
3) Mengadakan diskusi
untuk pemecahan masalah.
4) Memberikan
informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk.
h. Membantu mengembangkan niat
pendidikan dan latihan diri.
i. Membantu membimbing peserta didik
keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan Rumah Sakit.
2. Pengorganisasian.
a. Merumuskan metode
penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan
metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas
ketua tim dan anggota tim secara
jelas.
d. Membuat rentang
kendali, kepala ruangan
membawahkan 2 ketua tim, dan ketua
tim membawahkan 2-3 perawat.
e. Mengatur dan
mengendalikan tenaga kerawatan :
Membuat proses dinas, mengatur
tenaga yang ada setiap hari, dan lain-
lain.
f. Mengatur dan
mengendalikan logistic ruangan.
g. Mengatur dan
mengendalikan situasi tempat praktik.
h. Mendelegasikan tugas,
saat kepala ruang tidak berada di
tempat kepada ketua tim.
i. Memberi wewenang
kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
j. Mengatur penugasan
jadwal pos dan pakarnya.
k. Identifikasi masalah dan
cara penanganannya.
3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan
tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberi pujian kepada
anggota tim yang melaksanakan
tugas dengan baik.
c. Memberi motivasi
dalam peningkatan pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap.
d. Menginformasikan hal-
hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan askep pasien.
e. Melibatkan bawahan
sejak awal hingga akhir kegiatan.
f. Membimbing bawahan
yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
g. Meningkatkan
kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan.
a. Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan kepada
pasien.
b. Melalui supervisi
1) Pengawasan langsung
dilakukan dengan cara inspeksi,
mengamati sendiri, atau
melaporkan secara langsung,
dan memperbaiki atau
mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu
juga.
2) Pengawasan tidak
langsung yaitu Mengecek daftar
hadir ketua tim. Membaca dan
memeriksa rencana keperawatan
serta catatan yang dibuat selama
dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
3) Evaluasi.
4) Mengevaluasi upaya
pelaksanaan dan
membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah
disusun bersama ketua tim.
5) Audit keperawatan.
2 Ketua Tim 1. M
embuat rencana asuhan keperawatan
yang komprehensif, sesuai tingkat
kebutuhan pasien.
2. M
embaca laporan dias sebelumnya
3. M
embuat penugasan yang harus dilakukan
oleh anggota tim, melakukan supervisi
dan evaluasi terhadap penugasan yang
telah diberikan.
4. M
engenal atau mengetahui kondisi pasien
dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
5. M
engembangkan kemampuan anggota.
6. M
enyelenggarakan konferensi bersama
dengan anggota tim.
3 Perawat Pelaksana 1. Memelihara kebersihan ruang rawat
dan lingkungannya.

2. Menerima pasien baru sesuai sesuai


prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3. Memelihara peralatan keperawatan


dan medis agar selalu dalam keadaan
siap pakai.

4. Melakukan pengkajian keperawatan


dan menentukan diagnosa keperawatan
sesuai batas kewenangannya.
5. Menyusun rencana keperawatan
sesuai dengan kemampuannya.

6. Menyusun rencana keperawatan


kepada pasien sesuai kebutuhan batas
kemampuannya antara lain
Melaksanakan tindakan pengobatan
sesuai program pengobatan, Memberi
penyuluhan kesehatan kepada pasien
dan keluarganya mengenai penyakitnya.

7. Melatih /membantu pasien untuk


melakukan latihan gerak.

8. Melakukan tindakan darurat kepada


pasien (antara lain panas tinggi, kolaps,
pendarahan, keracunan, henti nafas dan
henti jantung), sesuai dengan protap yang
berlaku selanjutnya segera melaporkan
tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter ruang rawat/ dokter jaga.

9. Melaksanakan evaluasi tindakan


keperawatan sesuai batas
kemampuannya.

10. Mengobservasi kondisi pasien,


selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi
tersebut, sesuai batas kemampuannya.

11. Berperan serta dengan anggota tim


kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.

12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam


dan hari libur secara bergiliran sesuai
jadwal dinas.

13. Mengikuti pertemuan berkala yang


diadakan oleh kepala ruang rawat.

14. Meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan dibidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan
penataran atas izin /persetujuan atasan.

15. Melaksanakan system pencatatan dan


pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai standar asuhan
keperawatan.

16. Melaksanakan serah terima tugas


kepada petugas pengganti secara lisan
maupun tertulis, pada saat penggantian
dinas.

17. Memberikan penyuluhan kesehatan


kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan kebutuhan pasien
mengenai Program diet, Pengobatan
yang perlu dilanjutkan dan cara
penggunaannya, Pentingnya pemeriksaan
ulang di rumah sakit, puskesmas dan
institusi kesehatan ini, Cara hidup sehat,
seperti pengaturan istirahat, makanan
yang bergizi, atau bahan, pengganti
sesuai dengan keadaan social ekonomi.

18. Melatih pasien menggunakan alat


bantu yang dibutuhkan, seperti Kursi
Roda, Tongkat penyangga.

19. Melatih pasien untuk melaksanakan


tindakan keperawatan di rumah, misalnya
Merawat luka, Melatih anggota gerak

20. Menyiapkan pasien yang akan pulang,


meliputi Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administrasi, seperti Surat
Izin Pulang, Surat Keterangan Istirahat,
Petunjuk Diet, Resep obat untuk dibawa
pulang, Surat rujukan atau pemeriksaan
ulang, Dan lain – lain.
3) Penjadwalan Dinas
Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk
melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka
menyelesaikan suatu kegiatan hingga tercapai hasil yang optimal
dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang
adaPenjadwalan tenaga kerja dapat dikategorikan sebagai hal
yang cukup penting untuk diperhatikan karena memiliki
karakteristik yang spesifik dan kompleks (Husen, 2008). Pada
umumnya, penjadwalan perawat di Indonesia diklasifikasikan
dalam sistem penjadwalan dinas jaga atau shift, yaitu dinas jaga
pagi, dinas jaga sore dan dinas jaga malam dalam rata-rata ±8
jam. Namun bagi sebagian perawat, tuntutan untuk bekerja di
malam hari,liburan dan akhir pekan sering menimbulkan stres dan
frustasi. Penjadwalan yang kaku adalah kontributor utama
terhadap ketidakpuasan kerja di pihak perawat. Jika perawat tidak
dapat memberikan saran terhadap jadwal kerja, semangat para
perawat dapat berkurang. Perasaan tidak berdaya ini berperan
dalam meningkatkan rasa amarah di kalangan perawat
profesional. Oleh karena itu, penjadwalan merupakan faktor yang
penting dalam menentukan ketidakpuasan kerja atau kepuasan
kerja. Manajer sebagai orang yang bertanggung jawab untuk
menyusun jadwal kerja sebaiknya secara berkala melakukan
evaluasi kepuasan pegawai terhadap sistem penjadwalan yang
sedang berlaku. Dengan membantu pegawai yang merasa
mempunyai kendala terhadap penjadwalan dinas jaga, manajer
dapat memperbaiki kepuasan kerja pegawai (Bessie, at al, 2010).
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat sebagai
berikut:
1) Memberikan pedoman terhadap pekerjaaan/kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing
tugas.
2) Memberikan alat bagi pihak manajemen untuk mengkoordinir
secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi
prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
3) Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4) Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan.
5) Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.

4) Metode Asuhan Keperawatan


Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, model
asuhan keperawatan diruang Berlian Gedung Alexandri III RSUD
Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin adalah Metode Tim, yaitu
suau metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat professional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan sekelompok klien melalui
upaya kooperatif dan kolaboratif. Medol Tim didasarkan pada
keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi
dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat dan
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan.

c. Fungsi Ketenagaan
1) penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya
PPNI:
BOR = 59.94%
TP = + 25%
PPNI :
A ×52 ( mg ) × 7 hr (TT × BOR)
TP= +25 %
41 ( mg ) × 40 ( jam )
Keterangan :
TP : Tenaga Perawat
A : Jumlah Jam Perawat/24Jam
41 (mg) : 365 – 52 (hari – minggu) – 12 hari libur – 12 hari cuti
= 229/7 pendidikan perawat : 75% € TP X 25 %
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Berlian yaitu :
3,4 × 52 ( mg ) ×7 hr ( 30 ×46.67 )
TP= +25 %
41 ( mg ) × 40 ( jam )
1.237 .6 ×1.400 .1
TP= +25 %
1.640
1.732 .763
TP= +25 %
1.640
= 13.207 orang (dibulatkan menjadi 13 orang)
Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut
lokakarya PPNI berjumlah 13 orang ditambah dengan Karu dan
Katim jadi 14 orang. Tenaga perawat di Ruang Berlian gedung
Alexandri lantai 3 yang saat ini berjumlah 18 orang.

2) menentukan tingkat jumla tenaga keperawatan pada ruangan


tersebut adalah langsung menggunakan rumus Gilles :
7 jam/ pasien/hari/× 8 pasien/hari ×365 hari 20.440
= =10.465
( 365 hari−86 hari ) ×7 jam 279 ×7
¿ 10.465(dibulatkan menjadi 10 orang)

Jadi, jumlah tenaga menurut Gillies yang dibutuhkan secara


keseluruhan 10 orang/hari dan untuk jumlah tenaga perawat yang
ada diruangan Berlian gedung Alexandri lantai 3 saat ini berjumlah
18 orang hal ini tiak sesuai dengan berdasarkan metode menurut
Gillies.
3) Jumlah BOR harian terhitung dari tanggal 17-19 Mei 2021
menggunakan rumus dari Dinkes (2005) adalah :
a) Senin, 17 Mei 2021 : 33 %
b) Selasa, 18 Mei 2021 : 33 %
c) Rabu, 19 Mei 2021 : 26 %
4) Jumlah kebutuhan pegawai perawat berdasarkan tingkat
ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 17
– 19 Mei 2021
a) Pagi 2.19 + 2.19 + 1.65 = 6. 03 dibulatkan menjadi 6 orang
b) Siang 1.59 + 1.59 + 1.29 = 4. 47 dibulatkan menjadi 4 orang
c) Malam 0.92 + 0.92 + 0.72 = 2. 56 dibulatkan menjadi 3 orang
d) Sehingga total keseluruhan perawat yang dinas perhari
berjumlah yaitu 13 orang

Jadi rata-rata tingkat kebutuhan tenaga perawat diruang Berlian


gedung Alexandri Lantai 3 selama 3 hari yaitu tanggal 17 – 19 Mei
2021 berjumlah 13.06 dibulatkan menjadi 13 orang.

5) Jumlah tenaga lepas dinas perhari berdasarkan Lokakarya PPNI


Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas sehari-hari di
Ruang Perawatan Berlian gedung Alexandri lantai 3 adalah 7 orang
+ 2 orang lepas dinas + 1 kepala ruangan + 3 orang ketua tim = 13
orang/hari
Penentuan kebutuhan tenaga perawat menurut Lokakarya PPNI
dengan mengubah satuan hari dengan minggu, selanjutnya jumlah
hari kerja efektif dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu dan
jumlah hari kerja perhari selam 40 jam perminggu. PPNI berusaha
menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di Indonesia.

d. Fungsi Pengarahan
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi.
Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan
secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka pimpinan mengambil
tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership pimpinan),
perintah, komunikasi dan conseling (nasehat). Actuating disebut juga“
gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang pimpinan
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh
unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan- tujuan
dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian proses manajemen,
pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama (Rahman,2011).
1) Operan
Timbang terima yang dilakukan diruang Alexandri lantai 3
RSUD Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dilaksanakan setiap
pergantian shift di nurse station tanpa dilakukan keruangan
pasien yang diimpin oleh kepala ruagan dan diawali dengan doa
bersama. Pelaksanaan tinbang terima dilakukan sebanyak 3 kali
sesuai dengan jadwal pergantian dinas, yaitu pukul 08.00 (dinas
malam ke dinas pagi), pukul 14.30 (dinas pagi ke dinas siang), dan
pukul 21.30 (dinas siang ke dinas malam). Hal tersebut dilakukan
secara berkelanjtan.
Kedua tim sudah siap untuk melakukan timbang terima.
Perawat melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa
perawtan. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat saat timbang
terima diruang Alexandri lantai 3 RSUD Dr. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin, berupa pasien dan diagnose medis pasien, masalah
keperawatan yang masih muncul, tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan, rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan serta prosedur rutin yang biasa dijalan. Dalam
melakukan timbang terima perawat diruang Alexandri lantai 3
RSUD Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasindapat melakukan
klarifikasi, Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang terimakan atau berhak terdapat keterangan-
keterangan yang kurang jelas.

2) Pre dan post conference


Berdasarkan penjelasan dari kepala ruang rawat inap ruang
Berlian Alexandri III lantai 3 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasi, pre conference dilakukan pada pagi hari saat operan,
dan post conference dilakukan siang/sore hari pada pergantian
shift.
3) Motivasi kepada perawat
Berdasarkan data yang didapat, bahwa motivasi kepada
perawat sudah dilakukan namun hanya secara lisan.
4) Pendelegasian
Berdasarkan penjelasan dari kepala ruang rawat inap
Alexandri III lantai 3 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
pendelegasian dari kepala ruangan kepada katim dilakukan
dengan surat secara tertulis.
5) Supervisi
Berdasarkan hasil observasi, bahwa supervise dilakukan oleh
kepala ruangan Alexandri III lantai 3 RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin. Supervisor tiba diruangan sebelum jam tugas
dimulai. Kemudian supervisor membaca laporan tugas jaga
sebelumnya. Supervisor melakukan serah terima dengan tugas
jaga sebelumnya dan mengawasi apakah ada kejadian penting
terjadi diruang Alexandri III lantai 3 RSUD Dr. H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin. Supervisor jua bertugas untuk mencari
petugas pengganti apabila ada petugas yang berhalangan hasir.
Setelah itu, supervisor mendokumentasikan semua kejadian
dalam buku laporan supervisi dan melaporkan kegiatan yang
sudah dilaksankan kepada bidang perawtan.
6) Ronde keperawatan
Berdasarkan penjelasan dari kepala ruangan rawat inap
Alexandri III lantai 3 RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
bahwa ronde keperawatan jarang dilakukan karena adanya
kesulitan dalam mengumpulkan tenaga kesehatan dalam satu
waktu dan juga ada tugas-tugas lain yang harus dilaksanakan.

e. FUNGSI PENGENDALIAN
Controlling atau pengawasan dan pengendalian adalah proses
untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
jika terjadi (Russel, 2000).
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana
peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan
menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar
supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di
dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini
biasanya dilakukan oleh divisi audit internal (Nursalam, 2009).
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang
lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan
itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
1) Prinsip Controlling
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh
staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan
tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf. Prinsip-
prinsip controlling adalah (Agus kontoro, 2010):
1) Prisnsip keseragaman yang menjamin bahwa control berkaitan
dengan struktur organisasi
2) Prinsip perbandingan menjamin bahwa control dinyatakan
dalam istilah-istilah standar kinerja yang dibutuhkan, termasuk
kinerja masa lalu. Pada pengontrolan ini berarti menyusun
tanda dan memeriksa serta menjelaskan hasil dalam istilah
yang ditandai.
3) Prinsip penerimaan memberikan ringkasan yang
mengidentifikasi penerimaan pada standar.
4) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur.
5) Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf.

2) Tujuan Controlling
Drs. S. Suarli & yayan, (2002) menyebutkan tujuan utama dari
controlling adalah Menjamin setiap kegiatan yang telah
direncanakan berjalan secara tepat dan benar sehingga tujuan
yang ditetapkan tercapai, adapun tujuan lainnya adalah :
1) Menjaga eksistensi organisasi
2) Meningkatkan motivasi warga organisasi
3) Memberikan metode bagi manajemen dalam melakukan
evaluasi
4) Memberikan alat deteksi dini terhadap stategi yang
dikembangkan/dijalankan

Nursalam, (2012) dalam bukunya menyebutkan untuk fungsi-


fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer.
Sebagai contoh, manajer perawat kepala dari satu unit
bertanggung jawab mengenai kegiatan operasional jangka pendek
termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
pengunaan sumber-sumber secara efektif.Kegiatan-kegiatan
control ditujukan untuk perubahan yang cepat.
3) Manfaat Controlling
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan
secara tepat, organisasi akan memperoleh manfaat sebagai
berikut (Nursalam, 2012):
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah
dilaksanakan sesuai dengan standar atau rencana kerja
dengan menggunakan sumber daya yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan pengendalian
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi program.
2) Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan
dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bila
hal ini diketahui, pimpinan organisasi akan dapat memberikan
latihan bagi staf nya karena latihan memang dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah
mencukupi kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4) Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau
bentuk promosi dan latihan lanjutan.
6) Mempertahankan kesimbangan
7) Meningkatkan kinerja
8) Menghadirkan suasana kondusif bagi warga organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi

4) Tipe Controlling
Adapun tipe controlling menurut Hasibuan, (2016) adalah:
1) Feedforward controls berfokus pada operasional sebelum
kegiaitan dimulai. Tujuannya untuk mencegah timbulnya
masalah.
2) Concurrent controls penerapannya berfokus pada saat proses
kegiatan/pekerjaaan berlangsung.
3) Feedback controls berfokus paad hasil dari pekerjaan yang
dilakukan. Feedback control ini akan menjadi masukan dalam
membuat rencana kedepanya, input dan desain dari proses
kedepannya.
5) Teknik Controlling
Berikut ini merupakan teknik controlling menurut Hasibuan, (2016)
1) Langsung
“supervisor mengawasi secara lansung hal yang ada
dilapangan” Keuntungan: Relatif lebih objektif dam perbaikan &
umpan balik dapat secara langsung diberikan. Kerugian:
Relatif membutuhkan waktu lebih banyak
2) Tidak Langsung
“Melalui laporan tertulis atau lisan” Keuntungan: Relatif lebih
mudah (menghadapi benda mati). Kerugian: Komunikasi satu
arah, gampang direkayasa dan sangat dipengaruhi
kemampuan pelapor

6) Obyek dalam Controlling


Dalam melaksanakan fungsi controling manajerial menurut Agus,
(2010) ada lima jenis obyek yang perlu dijadikan sasaran
pengawasa.
1) Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau
jasa. Pengawasan ini bersifat fisik.
2) Keuangan
3) Pelaksanaan program dilapangan sesuai dengan prosedur
yang telah di buat
4) Obyek yang bersifat strategis
5) Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
7) Komponen Manajemen Keperawatan
Adapun komponen manajemen keperawatan dalam mellakukan
controling adalah sebagai berikut (Nursalam, 2011) :
1) Input
Dalam proses manajemen keperawatan antara lain berupa
informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
2) Proses
Pada umumnya merupakan kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawatan
pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk
melakukan perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Proses merupakan kegiatan yang cukup penting dalam suatu
system sehingga mempengaruhi hasil yangdiharapkan suatu
tatanan organisasi.
3) Output
Umumnya dilihat dari hasil atau kualitas pemberian askep dan
pengembangan staf, serta kegiatan penelitian untuk
menindaklanjuti hasil atau keluaran.

Anda mungkin juga menyukai