TINJAUAN LAHAN
A. Pengkajian Data
1. Profil/ Gambaran Umum Rumah Sakit
a. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Rumah sakit yaitu suatu instusi dimana kegiatannya
diperuntukkan untuk perawatan profesional kesehatan yang dilayani
oleh dokter-dokter, perawat-perawat, dan tenaga kerja ahli
kesehatan. Berdasarkan kelasnya rumah sakit di Indonesia terdiri dari
umum, khusus, A, B, C, D dan E, sumber Pengertian Rumah Sakit
Definisi Fungsi Macam Karakteristik Tipe A B C D - Wolper dan Pena
(Azwar, 1996).
Di Kota Banjarmasin sendiri banyak terdapat rumah sakit salah
satunya yaitu Rumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh Kota Banjarmasin,
dimana rumah sakit ini merupakan salah satu tempat orang berobat
jalan sampai rawat inap. Rumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh Kota
Banjarmasin berdiri sejak tahun 1980, yang mana dulunya adalah
rumah sakit kejiwaan sekarang berganti menjadi Rumah Sakit Umum,
yang di bangun di atas tanah seluas 87.675 m² dengan luas
bangunan 12.161 m² berada di titik koordinat 3º16’41.4”S dan
114º35’18.1”T dari titik pusat Kota Banjarmasin.
2) Klasifikasi Pasien
No Bulan Jumlah
1 Februari 2021 4 Orang
2 Maret 2021 2 Orang
3 April 2021 2 Orang
Total 8 Orang
Sumber: Data sekunder bulan februari sampai april 2021
Tabel 3.1.3 Jumlah pasien yang pulang APS bulan februari
sampai april 2021
Tabel 3.1.5 Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien di ruang Berlian gedung Alexandri lantai 3
RSU Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada tanggal 17 – 19
Mei 2021
Total 10 = 33 %
T
Tabel. 3.1.7 Klasifikasi perhitungan BOR terhitung tangal 17 – 19
Mei 2021 diruang Berlian gedung Alexandri Lantai 3
RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
86 ×6
=1.84 ¿)
279
Angka 86 merupakan jumlah hari tak kerja dalam 1 tahun,
279 adalah hari kerja efektif dalam 1 tahun, 6 adalah hari kerja
efektif dalam 1 minggu.
3) Rawat inap
a) Bangsal A Medical : 3,4 jam
b) Bangsal B Perawatan Bedah : 4 jam
c) Bangsal C Nifas : 3 jam
d) Bangsal Bayi : 2,5 jam
e) Bangsal E anak : 4 jam
Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya
PPNI :
BOR = 59.94 %
TP = + 25%
PPNI :
TP : Tenaga Perawat
3,4 × 52 ( mg ) ×7 hr ( 30 ×46.67 )
TP= +25 %
41 ( mg ) × 40 ( jam )
1.237 .6 ×1.400 .1
TP= +25 %
1.640
1.732 .763
TP= +25 %
1.640
= 13.207 orang (dibulatkan menjadi 13 orang)
A × B ×C F
= =H
( C− D ) × E G
Keterangan :
Keterangan :
Jadi, jumlah tenaga menurut Gillies yang dibutuhkan
secara keseluruhan 10 orang/hari dan untuk jumlah tenaga
perawat yang ada diruangan Berlian gedung Alexandri lantai 3
saat ini berjumlah 18 orang hal ini tiak sesuai dengan
berdasarkan metode menurut Gillies.
B T
S
Tangga
Ruang daurrat Ruang 1
mushola
Obat (Ruang Ruang 2 Ruang 3 Ruang 4 Ruang 5 Ruang 6
Perawat)
dapur
Ners
toilet station
Ruang Karu
Tabel 3.11 Daftar Alat Kesehatan Ruang Berlian gedung Alexandri lantai
3 RSUD H. Dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin
6) Discharge Planning
a) Definisi
Perencanaan pulang keperawatan merupakan komponen
yang terkait dengan rentang keperawatan dari pasien masuk
rumah sakit hingga kepulangannya. Perencanaan pulang
dilaksanakan selama dalam perawatan dan evaluasi pada saat
pasien dipersiapkan untuk pulang, dengan
mengkajikemungkinan rujukan atau perawatan lanjut di rumah
sesuai kebutuhan (Keperawatan, 2015). Perencanaan pulang
ini akan memberikan proses deeplearning pada pasien hingga
terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam
memaknai kondisi kesehatannya (Pemila, 2015).
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya
pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan
kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan
maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge
Planning menunjukkan beberapa proses formal yang
melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur
perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,
2014).
b) Proses Pelaksanaan Discharge Planning
Perry dan Potter (2015) menyusun format discharge planning
sebagai berikut:
(1) Pengkajian
Pengkajian tentang apa meliputi lima area yaitu area
kognitif, psikologis, status ekonomi atau finansial, akses
dan dukungan lingkungan baik formal maupun informal.
Sedangkan untuk mengetahui kapan pengkajian discharge
planning dilakukan adalah sejak pasien masuk ke Rumah
Sakit atau pada saat screening atau kontrol kesehatan.
(Bull & Robert, 2014).
(2) Diagnosa
Penentuan diagnosa keperawatan secara khusus bersifat
individual berdasarkan kondisi atau kebutuhan pasien.
disusun sesuai problem, support system, etiologi dengan
menentukan tujuan yang relevan, yaitu :
(a) Pasien akan memahami masalah-masalah dan
implikasinya
(b) Mampu memahami kebutuhan individunya
(c) Lingkungan rumah akan menjadi aman
(d) Tersedia ssumber perawatan dirumah
(3) Perencanaan
Menurut Luverne dan Barbara (2014) discharge
planning pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan klien,
kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana
pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang
disingkat dengan METHOD yaitu:
(a)Medication (obat) Pasien sebaiknya mengetahui obat
yang harus dilanjutkan setelah pulang.
(b)Environment (lingkungan) Lingkungan tempat klien akan
pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga
sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan
untuk kelanjutan perawatannya.
(c) Treatment (pengobatan) Perawat harus memastikan
bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang,
yang dilakukan oleh klien dan anggota keluarga.
(d)Health Teaching (pengajaran kesehatan) Klien yang
akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana
mempertahankan kesehatan termasuk tanda dan gejala
yang mengindikasikan kebutuhan perawatan kesehatan
tambahan.
(e) Diet Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan
pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang
sesuai untuk dirinya.
(4) Implementasi
Implementasi dalam dalam discharge planning adalah
pelaksanaan rencana pengajaran referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada
catatan perawat dan ringkasan pulang (discharge
summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien,
demontrasi ulang harus menjadi memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan
melakukannya dengan alat yang digunakan dirumah.
(5)Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting
dalam membuat kerja proses discharge planning.
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai.
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil obervasi
didapatkan hasil bahwa 5 orang perawat (100%) diruang
Alexandri melakukan Discharge Planning sejak awal pasien
masuk ruangan sampai pasien diperbolehkan pulang
kerumah.
7) Supervisi
Muninjaya (2013) menyatakan bahwa supervisi adalah salah
satu bagian proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan
pengendalian (controlling). Swanburg (2014) melihat dimensi
supervisi sebagai suatu proses kemudahan sumber-sumber
yang diperlukan untuk penyelesaian suatu tugas ataupun
sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan
erat dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan
informasi dari kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja
karyawan. Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan
yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan,
pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya
dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari .
Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan
secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang
sifatnya rutin.
Tabel 3. Pelaksanaan Supervisi di Ruang Berlian Gedung
Alexandri III RSUD Dr H. Moh Ansari Saleh Banjarmasin
No Nilai aspek yang dinilai Jumlah Presentasi
1. Tidak pernah 0 0
dilakukan
2. Kadang dilakukan 0 0
3. Dilakukan 10 10
4. Selalu dilakukan 10 10
Total 10 100%
Dari hasil observasi, bahwa supervise dilakukan oleh kepala
ruangan Berlian gedung Alexandri III baik secara langsung
ataupun tidak langsung.
c) Perencanaan
No Nilai aspek yang Jumlah Presentasi
dinilai
1. Berdasarkan diagnose √ 10
keperawatan
2. Disusun menurut √ 10
urutan prioritas
3. Rumusan tujuan √ 10
mengandung
komponen pasien/
subjek, perubahan,
perilaku, kondisi pasien
dan atau kriteria
4. Rencana tindakan √ 10
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas atau melibatkan
pasien/ keluarga
5. Rencana tindakan √ 10
menggambarkan
keterlibatan pasien/
keluarga
6. Rencana tindakan √ 10
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain
Total kegiatan yang 60
dilakukan
Total 100%
d) Implementasi/ tindakan
No Nilai aspek yang Jumlah Presentasi
dinilai
1. Tindakan √ 10
dilakusanakan
mengacu pada
rencana perawatan
2. Perawat √ 10
mengobservasi
respon pasien
terhadap tindakan
keperawatan
3. Revisi tindakan √ 9
berdasarkan hasil
evaluasi
4. Semua tindakan yang √ 10
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas
Total kegiatan yang 39
dilakukan
Total 97,5
e) Evaluasi
No Nilai aspek yang Jumlah Presentasi
dinilai
1. Evaluasi √ 10
mengacu pada
tujuan
2. Hasil evaluasi √ 10
dicatat
Total 100%
e. Pembiayaan (Money-M4)
Berdasarkan informasi yang didapatkan pembayaran gajih perawat
yang sudah PNS sudah diatur oleh pihak pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan sedangkan untuk pebayaran gaji non PNS diatur
pihal RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
Untuk anggaran pemasukkan ruangan didapat dari anggaran
perencanaan belanja daerah (APBD) dan BLUD. Kemudian dikelola
oleh pihak RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin merupakan
salah satu Rumah Sakit Daerah yang bekerjasama dengan jaminan
kesehatan BPJS dan jaminan kesehatan lainnya. Perawatan yang
berlaku saat ini sesuai kelas peraturan di Ruang Berlian ada kelas I, II,
III dan isolasi.
3. Proses
a. Fungsi Perencanaan
1) Visi Ruangan :Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan unggul
yang terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian
2) Misi Ruangan :
a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
b) Menyelenggarakan pengembangan pusat rujukan pelayanan
kesehatan dengan unggulan penyakit saraf, penyakit infeksi di
Provinsi Kalimantan Selatan.
c) Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian untuk tenaga
dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
d) Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang efesien, efektif,
dan akuntabel.
3) Tujuan Ruangan:
a) Tercapainya pelayanan dan keselamatan pasien
b) Tercapainya angka complain minimal
c) Terlaksananya manajemen mutu dan keselamatan pasien
dengan sumber daya yang berkualitas dengan meningkatkan
pengetahuan melalui pendidikan formal dan informal
d) Tercapainya kerjasama antar tim kesehatan
e) Tercapainya kepuasan kerja eprawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan
b. Fungsi Pengorganisasian
1) . Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI GEDUNG ALEXANDRI LT. 3
DIREKTUR
DR. Dr. IZAAK ZOELKARNAIN AKBAR, SP. OT, FICS
WADIR PELAYANAN
Dr. YUDDY RISWANDHY NOORA, M KES
KATIM 1 KATIM 2
NURSIAH, AMK + BIHMAN, AMK ST. RUSMILADIYAH, S. KEP, NERS + MASRUDIN, AMK
c. Fungsi Ketenagaan
1) penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut lokakarya
PPNI:
BOR = 59.94%
TP = + 25%
PPNI :
A ×52 ( mg ) × 7 hr (TT × BOR)
TP= +25 %
41 ( mg ) × 40 ( jam )
Keterangan :
TP : Tenaga Perawat
A : Jumlah Jam Perawat/24Jam
41 (mg) : 365 – 52 (hari – minggu) – 12 hari libur – 12 hari cuti
= 229/7 pendidikan perawat : 75% € TP X 25 %
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan di Ruang Berlian yaitu :
3,4 × 52 ( mg ) ×7 hr ( 30 ×46.67 )
TP= +25 %
41 ( mg ) × 40 ( jam )
1.237 .6 ×1.400 .1
TP= +25 %
1.640
1.732 .763
TP= +25 %
1.640
= 13.207 orang (dibulatkan menjadi 13 orang)
Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut
lokakarya PPNI berjumlah 13 orang ditambah dengan Karu dan
Katim jadi 14 orang. Tenaga perawat di Ruang Berlian gedung
Alexandri lantai 3 yang saat ini berjumlah 18 orang.
d. Fungsi Pengarahan
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi.
Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan
secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka pimpinan mengambil
tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership pimpinan),
perintah, komunikasi dan conseling (nasehat). Actuating disebut juga“
gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang pimpinan
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh
unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan- tujuan
dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian proses manajemen,
pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama (Rahman,2011).
1) Operan
Timbang terima yang dilakukan diruang Alexandri lantai 3
RSUD Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin dilaksanakan setiap
pergantian shift di nurse station tanpa dilakukan keruangan
pasien yang diimpin oleh kepala ruagan dan diawali dengan doa
bersama. Pelaksanaan tinbang terima dilakukan sebanyak 3 kali
sesuai dengan jadwal pergantian dinas, yaitu pukul 08.00 (dinas
malam ke dinas pagi), pukul 14.30 (dinas pagi ke dinas siang), dan
pukul 21.30 (dinas siang ke dinas malam). Hal tersebut dilakukan
secara berkelanjtan.
Kedua tim sudah siap untuk melakukan timbang terima.
Perawat melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh
terhadap masalah, kebutuhan dan tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya selama masa
perawtan. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat saat timbang
terima diruang Alexandri lantai 3 RSUD Dr. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin, berupa pasien dan diagnose medis pasien, masalah
keperawatan yang masih muncul, tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan, rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan serta prosedur rutin yang biasa dijalan. Dalam
melakukan timbang terima perawat diruang Alexandri lantai 3
RSUD Dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasindapat melakukan
klarifikasi, Tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal
yang telah ditimbang terimakan atau berhak terdapat keterangan-
keterangan yang kurang jelas.
e. FUNGSI PENGENDALIAN
Controlling atau pengawasan dan pengendalian adalah proses
untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi
jika terjadi (Russel, 2000).
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana
peran dari personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan
menjalankan pelaksanaannya perlu dilakukan pengawasan agar
supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi perusahaan. Di
dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini
biasanya dilakukan oleh divisi audit internal (Nursalam, 2009).
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah
pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang
lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan
itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
1) Prinsip Controlling
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh
staf dan hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan
tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf. Prinsip-
prinsip controlling adalah (Agus kontoro, 2010):
1) Prisnsip keseragaman yang menjamin bahwa control berkaitan
dengan struktur organisasi
2) Prinsip perbandingan menjamin bahwa control dinyatakan
dalam istilah-istilah standar kinerja yang dibutuhkan, termasuk
kinerja masa lalu. Pada pengontrolan ini berarti menyusun
tanda dan memeriksa serta menjelaskan hasil dalam istilah
yang ditandai.
3) Prinsip penerimaan memberikan ringkasan yang
mengidentifikasi penerimaan pada standar.
4) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur.
5) Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada
semua staf.
2) Tujuan Controlling
Drs. S. Suarli & yayan, (2002) menyebutkan tujuan utama dari
controlling adalah Menjamin setiap kegiatan yang telah
direncanakan berjalan secara tepat dan benar sehingga tujuan
yang ditetapkan tercapai, adapun tujuan lainnya adalah :
1) Menjaga eksistensi organisasi
2) Meningkatkan motivasi warga organisasi
3) Memberikan metode bagi manajemen dalam melakukan
evaluasi
4) Memberikan alat deteksi dini terhadap stategi yang
dikembangkan/dijalankan
4) Tipe Controlling
Adapun tipe controlling menurut Hasibuan, (2016) adalah:
1) Feedforward controls berfokus pada operasional sebelum
kegiaitan dimulai. Tujuannya untuk mencegah timbulnya
masalah.
2) Concurrent controls penerapannya berfokus pada saat proses
kegiatan/pekerjaaan berlangsung.
3) Feedback controls berfokus paad hasil dari pekerjaan yang
dilakukan. Feedback control ini akan menjadi masukan dalam
membuat rencana kedepanya, input dan desain dari proses
kedepannya.
5) Teknik Controlling
Berikut ini merupakan teknik controlling menurut Hasibuan, (2016)
1) Langsung
“supervisor mengawasi secara lansung hal yang ada
dilapangan” Keuntungan: Relatif lebih objektif dam perbaikan &
umpan balik dapat secara langsung diberikan. Kerugian:
Relatif membutuhkan waktu lebih banyak
2) Tidak Langsung
“Melalui laporan tertulis atau lisan” Keuntungan: Relatif lebih
mudah (menghadapi benda mati). Kerugian: Komunikasi satu
arah, gampang direkayasa dan sangat dipengaruhi
kemampuan pelapor