PENDAHULUAN
1
kesehatan, maka di bentuklah DKT (Djawatan Kesehatan Tentara) residen 4 pada
tahun 1942. Pemrakarsa DKT berasal dari pusat dan karena tergabungnya resimen
3 dan resimen 4 wilayah karesidenan Besuki. Posisi DKT pertama adalah di
resimen 4 divisi 8 Jember. Pimpinan pada saat pertama kali DKT terbentuk adalah
dr. RM. Soebandi (pada tahun 1946) dengan personel sejumlah 25 orang yang
merupakan mantan tentara PETA yang terdiri dari Pa, Ba dan Ta.
RSAD Baladhika Husada Jember terletak di jalan PB. Soedirman nomor
45 Jember. Luas tanah RSAD Baladhika Husada adalah 8398,3 m2. Luas
bangunan rumah sakit ini adalah 6425 m2.
Ruang Nusa Indah adalah salah satu ruang rawat inap yang ada di rumah
sakit Baladhika Husada Jember. Ruangan ini merupakan ruang rawat inap khusus
anak-anak. Lokasi ruang Nusa Indah ialah di depan ruang teratai dan di sebelah
barat ruang Anggrek. Di ruang Nusa Indah terdapat satu buah nurse station, satu
buah ruang alat, dan 4 kelas ruangan, yaitu: kelas 1, kelas 2, kelas 3 dan paviliun.
Pada mata kuliah manejemen keperawatan yang ditempuh mahasiswa
semester 7 PSIK Universitas Jember, kelompok mendapatkan ruang Nusa Indah
untuk dikaji mulai dari ketenagakerjaan, sarana prasarana sampai metode yang
diterapkan di ruang Nusa Indah.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dari latar belakang di atas, didapatkan tujuan umum yaitu kelompok dapat
mengkaji dan menganalisis manajemen keperawatan yang ada di ruang Nusa
Indah RS Baladhika Husada Jember.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dari latar belakang di atas, didapatkan beberapa tujuan khusus, yaitu:
1. Mengkaji ketenagaan (Man) yang ada di ruang Nusa Indah
2. Mengkaji sarana dan prasarana (Material) yang ada di ruang Nusa Indah
3. Mengkaji metode (Methode) yang diterapkan di ruang Nusa Indah
4. Mengkaji manajemen keuangan (Money) yang diterapkan di ruang Nusa
Indah
2
5. Mengkaji manajemen pemasaran (Market) di ruang Nusa Indah
6. Menganalisis SWOT manajemen keperawatan di ruang Nusa Indah
7. Menyusun rencana strategi manajemen keperawatan di ruang Nusa Indah
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi pasien
Diharapkan dengan adanya manajemen keperawatan yang baik, pasien
mendapatkan pelayanan yang optimal sehingga kepuasan pasien
meningkat.
1.3.2 Bagi perawat
Diharapkan dengan dengan adanya manajemen keperawatan yang baik,
perawat mampu memberikan pelayanan yang sesuai standar.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya analisis manajemen keperawatan mampu
menambah wawasan mahasiswa tentang manajemen keperawatan yang
baik.
1.3.4 Bagi rumah sakit
Diharapkan dengan dengan adanya analisis manajemen keperawatan,
diharapkan dapat dijadikan pedoman rumah sakit dalam meningkatkan
kualitas pelayanannya.
3
BAB 2
PENGKAJIAN
4
produktivitas SDM rumah sakit dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh
setiap unit atau bagian rumah sakit yang mebutuhkan. Metoda ini dapat digunakan
bila: kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis,
tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya
digunakan adalah berdasarkan surat Keputusan Menkes R.I. Nomor 262 tahun
1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut:
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
5
Dengan jumlah tenaga keperawatan 11 orang dan jumlah tempat tidur 17
bed, telah memenuhi standar Permenkes RI Nomor 340/Menkes/Per/III/2010
Tentang Klasifikasi Rumah Sakit Tipe C. Perekrutan ketenagaan di rumah sakit
baladhika husada jember tidak menentu pada setiap periode, perekrutan dilakukan
apabila dibutuhkan ketenagaan baik tenaga kesehatan maupun non kesehatan
diinformasikan melalui kerabat dekat pegawai yang telah bekerja. Kemudian
mengajukan lamaran dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Setelah itu rumah
sakit mengadakan proses seleksi kepegawaian yang meliputi tes tulis, wawancara,
psikotes, tes fisik dan kesehatan.
RS membutuhkan
ketenagaan baru
Pegawai RS
6
b. Latar belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang diikuti
No. Tenaga Pendidikan Status Masa Pelatihan
Keperawatan Tenaga Kepegawaian Kerja yang
Perawatan pernah
diikuti
1. Achmad Ners HR 1 tahun BCLS
Marfain
2. Subyati Furi Ners HR 1 tahun BCLS
3. Heru Ners HR 1 tahun BCLS
4. Agung D3 Kep HR 10 tahun BCLS
5. Ayun Winarti D3 Kep Gol III A 22 tahun BCLS
6. Sri Fajar D3 Kep HR 17 tahun BCLS
7. Yusron D3 Kep SERKA 12 tahun BCLS
8. Ugit Agus D3 Kep SERMA 14 tahun BCLS
9. Budi Susanto D3 Kep SERMA 16 tahun BCLS
10. Nanang D3 Kep Gol II D 7 tahun BCLS
Sugeng
11. Tri Anggi D3 Keb HR 1 tahun APN
Total 11orang
7
seperti jarak rumah yang jauh dari RS, maka dilakukan perubahan jadwal shift
menjadi 2 shift seperti saat ini. Dengan jadwal shift yang diberlakukan saat ini,
para perawat, tenaga medis dan direktur mengaku sudah setuju dan tidak merasa
terbebani dalam melaksanakan tugasnya.
2) Efisiensi transport
Dari keterangan kepala ruang Nusa Indah, beberapa tenaga keperawatan di
Ruang Nusa Indah ini ada yang berasal dari luar kota. Sehingga apabila
diberlakukan jadwal 2 shift seperti yang saat ini, petugas yang bersangkutan
merasa tidak terbebani karena mobilitas dari rumah ke RS dapat diminimalkan
dan setelah bertugas juga mereka dapat beristirahat dadlam waktu yang cukup
lama sehingga tidak harus bolak-balik dari tempat kerja ke rumah.
3) Pernah adanya insiden kerusuhan
Pernah terjadi insiden kerusuhan di Jember, sehingga menyebabkan
perawat yang shift malam pada hari sebelumnya tidak dapat pulang ke rumah dan
sebaliknya perawat yang akan bertugas shift pagi tidak dapat berangkat bertugas
di rumah sakit. hal inilah yang kemudianmenjadi salah satupertimbangan bagi
pihak rumah sakit untuk memberlakukan jadwal 2 shift seperti saat ini.
4) Tenaga keperawatan sudah merasa nyaman dengan jadwal 2 shift yang
diberlakukan hingga saat ini.
Selain itu juga, dengan diberlakukannya jadwal shift pagi dan malam
seperti saat ini, waktu libur tenaga perawatan juga menjadi semakin panjang (hari
efektif kerja hanya sekitar 20-21 hari dan libur 10-11 hari di setiap bulannya).
Kondisi itulah yang menyebabkan para tenaga perawatan menjadi lebih nyaman
untuk menjalankan tugasnya di RS ini, khususnya di Ruang Nusa Indah.
Selain itu, menurut bagian ketenagaan dari personalia pemberlakuan 2
shift terjadi karena:
1. Keterbatasan angggota
2. Kuota yang dibatasi, baik tenaga tetap dan honorer tidak bisa mengambil
tenaga baru seperti rumah sakit pada umumnya karena harus sesuai aturan
umum RS militer dan instruksi atasan
8
3. Semua tenaga kerja di RS baik tenaga tetap dan tenaga honorer, khususnya
laki-laki memiliki tugas piket di kesatriaan 1x24 jam dalam satu bulan
sekali sehingga satu hari setelahnya harus libur
4. Tidak ada jatah pembagian libur dalam satu minggu berapa jam untuk
setiap pekerja oleh bagian ketenagaan dan personalia, semua dikembalikan
ke kebijakan kepala ruang.
Jika ditinjau dari teori, Jam Kerja dalah waktu untuk melakukan pekerjaan,
dapat dilaksanakan siang hari dan/atau malam hari. Jam Kerja bagi para pekerja di
sektor swasta diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, khususnya pasal 77 sampai dengan pasal 85 yaitu mewajibkan
setiap pengusaha untuk melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja
ini telah diatur dalam 2 sistem seperti yang telah disebutkan diatas yaitu:
a. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari
kerja dalam 1 minggu; atau
b. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari
kerja dalam 1 minggu.
Jika diberlakukan jam kerja 2 shift maka pada shift malam, jam kerja tenaga
keperawatan adalah 14 jam kerja sehingga tingkat kelelahan tenaga keperawatan
akan semakin tinggi. Hal itu akan berdampak pada tingkat produktivitas tenaga
perawatan. Apabila tingkat kelelahan tinggi, maka akan dapat timbul resiko
kelalaian, mencederai pasien, kesalahan dalam tindakan perawatan, dll. Dengan
begitu, akan berdampak kurang baik pula pada tingkat kepuasan pasien atas
pelayanan yang diberikan tenaga perawatan di RS ini. Hal ini di dukung oleh teori
menurut Eko (2003), kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah
tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya kesalahan kerja akan memberikan peluang
terjadinya kecelakaan kerja dalam industri.
Disamping itu juga, apabila jumlah hari efektif kerja tenaga perawatan rendah
(±21 hari), maka dapat pula menyebabkan rasa tanggung jawab/rasa
memiliki/loyalitas terhadap RS ini akan semakin menurun. Berbagai penjabaran
diatas tentunya akan berdampak kurang baik bagi mutu RS Baladhika Husada
Jember ini, sehingga perlu untuk dilakukan pemecahan masalah yang tepat.
9
c. Struktur organisasi
Rumah sakit Bhaladika Husada memiliki struktur organisasi. Struktur
organisasinya adalah sebagai berikut:
SELON PIMPINAN
SMF
KOMITE KEPERAWATAN
ESELON PELAYANAN
10
bekerja sesuai dengan jabatan/tugas yang diberikan sehingga dalam memberikan
pelayanan khususnya pelayanan keperawatan tidak ada tenaga yang lepas dari
tanggung jawab yang telah diberikan.
Kondisi di ruang Nusa Indah yang belum memiliki struktur organisasi
yang jelas perlu dilakukan perbaikan, misalnya dengan membentuk struktur
organisai melalui musyawarah semua tenaga perawatan dan non perawatan yang
bertugas di ruang Nusa Indah dan kemudian dibuat struktur organisasinya secara
tertulis.
11
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Folly cateter intake output dicatat
5. Klien dengan pasang infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
Perawatan total:
1. Segalanya diberi bantuan
2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap
2 jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/ disorientasi
Jumlah total pasien perhari 6 5
12
*Standard douglas (1975)
13
f. Alur masuk pasien.
Pasien yang dirawat di Ruang Nusa Indah ini biasanya masuk melalui 2
jalur, yaitu dari PPK 1 (Poli klinik) dan UGD. Pasien yang masuk melalui PPK 1
sebelum dirawat di Ruang Nusa Indah, harus terlebih dahulu melakukan registrasi
ke bagian Administrasi, baru kemudian ke UGD dan dirawat secara intensif di
Ruang Nusa Indah sesuai masalah kesehatan yang dialaminya.
Sedangkan pasien yang dirawat di Ruang Nusa Indah juga dapat masuk
melalui UGD apabila kondisinya gawat, baru kemudian melakukan
registrasi/pendaftaran di bagian pendaftaran dan dirawat di Ruang Nusa Indah
ini.Berikut ini bagan alur masuk pasien di ruang Nusa Indah RS Baladhika
Husada Jember.
Pendaftaran
14
Selain itu, ruang Nusa Indah belum memiliki struktur organisasi yang jelas
di ruangan. Struktur organisasi yang ada selama ini belum berjalan secara optimal
karena pada setiap jabatan juga merangkap tugas yang lain di luar tugasnya.
15
b. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja perawat di ruang Nusa Indah cukup kondusif. Suasana
keakraban tercipta di lingkungan kerja namun tetap mengutamakan kebutuhan
pasien. Waktu ishoma (Istirahat, sholat, makan) perawat digunakan dengan
sebaik-baiknya sehingga selain waktu ishoma perawat, bekerja sesuai dengan
tanggungjawabnya kepada pasien. Di dalam ruang perawat terdapat televisi, kipas
angin, almari, tempat tidur, kursi, meja. Ruang perawat dan ruang kepala ruang
menjadi satu namun dipisahkan sekat.
16
Ruang 5, Ruang 8,
Ruang 9
d. Peralatan dan fasilitas
1). Peralatan
DATA STANDAR
NO NAMA ALAT PASIEN : PASIEN : KETERANGAN
ALAT ALAT
1. Ambu Bag 1 1 ruangan 1 Terpenuhi
2. Bag and mask Ada - Terpenuhi
3. Cucing - - -
4. Dressing cart - - -
5. Gunting Aj. besar - - -
6. Gunting Aj kecil - - -
7. Humidifier dan - 1 Tidak terpenuhi
8. Flowmet 1 - Terpenuhi
9. Pinset anatomi 1 - Terpenuhi
10. Pinset chirrurghi 17 5:1 Terpenuhi
11. Standar Infus 2 1 ruangan 2 Terpenuhi
12. Stetoscope 1 - Terpenuhi
13. Tempat Korentang 2 1 ruangan 2 Terpenuhi
14. Tensimeter 1 - Terpenuhi
15. Termometer raksa 2 5:1 Terpenuhi
16. Termometer digital 1 minimal 1 Terpenuhi
17. Tromol kecil (gas) - minimal 1 Tidak terpenuhi
18. Tromol sedang (gas) - minimal 1 Tidak terpenuhi
19. Tromol besar (gas) - minimal 1 Tidak terpenuhi
20. Tromol tabung 2 - Terpenuhi
21. Arteri klem - - -
22. Masker O2 1 - Terpenuhi
23. trakeostomi 3 - Terpenuhi
24. Masker O2 - minimal 1 -
25. Nasal Kanul 3 minimal 1 Terpenuhi
26. Venasektio set 1 1 ruangan 3 Tidak terpenuhi
27. Gunting verband 1 1 ruangan 3 Tidak terpenuhi
28. Suction pump 2 - Terpenuhi
29. Nebulizer 3 minimal 2 Terpenuhi
30. Manset anak 3 minimal 2 Terpenuhi
31. Bak Injeksi - minimal 2 Tidak terpenuhi
32. Bak Instrumen - - -
33. Bak Instrumen besar 2 minimal 5 Tidak terpenuhi
34. Nose speculum Ada - Terpenuhi
35. Tongoe Spatel - - -
36. Tampon hidung - - -
37. Tampoling lokal 1 - Terpenuhi
38. Kereta/trolly 1 - Terpenuhi
17
39. Kursi roda - - Tidak terpenuhi
40. Lemari es - - -
41. Rontgen lamp 1 minimal 1 Terpenuhi
42. Head lamp 1 - Terpenuhi
43. Senter - 5:1 Terpenuhi
44. Bengkok besar - - -
45. Bengkok sedang - - -
46. Bengkok Plastik 1 - -
47. Sterilisator 1 - Terpenuhi
48. Gelas objek - - Terpenuhi
49. Martir dan tempatnya 5 - -
50. Emergency kit 5 - Terpenuhi
51. Branchart 3 4:1 Terpenuhi
52. Urinal - 4:1 Terpenuhi
53. Pot 1 - Tidak terpenuhi
54. Lampu darurat - Terpenuhi
Komputer, printer
Telpon
18
3. Ruang sidang - -
4 Kamar periksa/tindakan 1 Baik
5. Kamar mandi dan WC 2 Bersih
6. Ruang PKRS - -
7. Ruang Kepala Ruangan 1 Baik
8 Ruang supervisor - -
9. Ruang staf dokter - -
10. Ruang alat 1 Baik
e. Alur pengadaan barang
1. Pengadaan barang melalui pembekalan umum
Di ruangan Nusa Indah terkait sistem pengadaan alat untuk persediaanalat
di ruangan didata oleh kepala ruangan yang nantinya kepala ruangan
mengajuannya ke PEKUM (Pembekalan Umum). Kemudian, bagian pembekalan
umum mengajukan kepada direktur Rumah Sakit. Sebelum mendapatkan
persetujuan dari direktur rumah sakit akan dilakukan pengelompokkan antara
barang-barang yang bersifat urgent dan kurang urgent. Barang yang bersifat
urgent akan didahulukan dan diturunkan ke bagian anggaran dan akan didapatkan
dana untuk membelanjakan. Dana yang didapat akan dibelanjakan oleh Pekum
dan kemudian barang yang dibelanjakan akan dikembalikan ke ruangan yang
mengajukan.
Alur lainnya yaitu barang yang dibutuhkan ruang Nusa Indah terdapat di
bagian pembekalan umum, sehingga ruangan dapat langsung mengirim
permintaan barang ke bagian pembekalan umum yang nantinya barang kebutuhan
ruang Nusa Indah juga langsung dikirim oleh bagian pembekalan umum ke
ruangan.
Perawat Ruang Nusa Bagian Perbekalan Supplier
Indah me-list barang Umum
Memesan
19
Gambar 1. Alur Pengadaan Barang
Melalui Perbekalan Umum
Pasien Perawat
20
f. Denah ruangan (gambarkan)
21
g. Analisis masalah pada bagian sarana dan prasarana
Prasarana ruang nusa indah belum optimal terpenuhi, hal tersebut dilihat
dari ruang nusa indah belum memiliki ruang pertemuan perawat, ruang sidang,
ruang supervisor, ruang staf dokter yang tetap, semua kegiatan yang
membutuhkan ruangan tersebut dilakukan di ruang kepala rawat inap.Serta untuk
ruang perawat, ruang stasi perawat, ruang kepala rawat inap dan dapur menjadi
satu namun ada skat dengan luas ruangan ±15m2.
Fasilitas peralatan di ruang tersebut cukup memenuhi standart dimana
terdapat meja, kursi, lemari arsip, lemari obat, telepon, wastafel, tempat tidur, TV,
kulkas, alat TTV untuk monitoring, peralatan makan, serta penyediaan alat ruang
nusa indah berdasarkan 10 tindakan yang paling sering dilakukan sudah cukup
terpenuhi seperti ambu bag, stetoscop, tensimeter, termometer, bengkok, pinset
anatomi, pinset cirugis, korentang, bak instrumen, bak injuksi, nasal kanul,
masker O2, urinal, standar infus. Namun untuk tata letaknya belum terstandar.
Untuk ruang perawatan sudah sesuai standar dimana luas ruangan ± 8-
9m2serta untuk fasilitas ruang sudah sesuai standar dimana terdapat tempat tidur
pasien, lemari, meja, kursi, televisi, sofa, AC, cermin, wastafel, TV, kipas angin
dan standar infus. Sedangkan untuk KM/WC luasnya ± 2m2 sudah sesuai standar
serta fasilitas sudah cukup terpenuhi. Untuk ruang tindakan sudah tersedia dan
cukup memenuhi standar namun hanya untuk tindakan non-invasive seperti
pemasangan infus. Luas ruang tindakan ± 8m2, fasilitasnya terdiri dari lemari
obat, kursi roda, peralatan kesehatan, obat dan standar infus. Peralatan di ruang
yang belum terpenuhi yaitu privacy pasien, dimana pembatas antara ruang
perawatan kelas 1 dan 2 hanya di pisahkan dengan tirai pemisah. Selain itu,
terdapat 3 bed yang belum di lengkapi dengan bed side rill.
22
datang.Visi kemudian dijabarkan kedalam misi.Misi merupakan langkah/kegiatan
yang harusdilaksanakan guna merealisasikan tercapainya visi.Visi dan misi perlu
dirumuskan dengan jelas dan benar.
Visi adalah suatu pandangan jauh tentang rumah sakit, tujuan - tujuan
rumah sakit dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada
masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu
serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut (Depkes
RI,2003).
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga
dalam usahanya mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan
mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan
proses pencapaian tujuan (Depkes RI,2003).
Oleh karena diperlukan adanya beberapa karakteristik ataukriteria rumusan
visi dan misi yang jelas dan benar pula. Terdapat beberapa kriteria visi dan misi
yang baik diantaranya :
Kriteria rumusan Visi yang baik
1. “shorter is better.”
2. Memuat keseimbangan internal dan eksternal
3. Menarik komitmen seluruh pemangku kepentingan
4. Dapat diwujudkan
. Kriteria rumusan Misi yang baik
1. Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
3. Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang
meyakinkan masyarakat.
4. Penjelasan aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga
bermanfaat dan keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan
pelayanan yang tersedia (Akdon, 2006).
23
Rumah Sakit Tingkat III Angkatan Darat Baladhika Husada Jember sudah
memiliki visi dan misi yaitu :
Visi
Menjadi penyelenggara pembinaan kesehatan TNI AD yang dipercaya
dengan dilandasi profesionalisme, disiplin, moral, dan soliditas.
Misi
1. Menyelenggarakan dukungan kesehatan yang handal
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima
3. Menyelenggarakan fungsi organik dengan seksama
Falsafah
1. Manusia adalah individu yang memiliki kebutuhan bio-psikososial
spiritual yang unik
2. Keperawatan adalah bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari
seluruh anggota tim kesehatan dan pasien/keluarga
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat menggunakan proses
kperawatan dengan lima tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
pasien/keluarga
5. Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan
keperawatan
6. Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan terus-menerus
Visi dan misi RS Baladhika Husada sudah baik dan memenuhi kriteria yang
ada sehingga tujuan yang dicapai jelas.
24
visi bukanlah proses yang mudah. Pernyataan misi dan visi merupakan hasil
pemikiran bersama dandisepakati oleh seluruh anggota rumah sakit khususnya di
ruang rawat inap. Misi dan visi bersama ini memberikan fokus dan energi untuk
pengembangan organisasi di ruang rawat inap (Trinantoro Laksono, 2005).
Di ruang rawat inap Nusa Indah RS Baladhika Husada tidak terdapat visi dan
misi serta falsafah keperawatan ruangan sedangkan visi dan misi ruangan
diperlukan selain untuk memberikan ciri khas pada ruangan tersebut, visi dan misi
ruangan diperlukan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dalam pelayanan di
ruang rawat inap Nusa Indah.Menurut kepala ruangan untuk visi, misi, tujuan,
serta falsafah dari ruang Nusa Indah mengikuti dari visi, misi, tujuan, serta
falsafah Rumah Sakit Baladhika Husada Jember. Menurut kepala instalasi rawat
inap bapak A jalil, setiap ruangan sebenarnya sudah memiliki visi dan misi,
namun apabila tidak di temple d dinding kemungkinan sudah rusak atau belum di
perbaiki. Namun saat ini rumah sakit sedang mengupayakan untuk perbaikan dan
diperkirakan 2 tahun lagi akan selesai semuanya.
25
pasien sesuai dengan waktu shiftnya jadi setiap pasien belum tentu mendapatkan
perawat yang sama tiap harinya tergantung dari waktu shift dari perawat.
d. Timbang terima
Timbang terima merupakan waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tentang pasien dari perawat satu ke perawat yang lain. Tujuan dari timbang terima
ini adalah mengikuti perkembangan pasien secara paripurna, meningkatkan
komunikasi antar perawat yang nantinya akan terjalin suatu hubungan kerjasama
yang bertanggungjawab antar anggota tim perawat, dan terlaksananya asuhan
keperawatan dengan baik, menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang
rencana keperawatan, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi dan
antisipasinya. Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam,
2008).
Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat,
tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien
saat itu. Informasi yang disampaikan akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh
perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas
26
sore atau dinas malam secara tertulis atau lisan, diperlukan juga suatu komunikasi
yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan intervensi
dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi. Perawat melakukan timbang
terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan menyampaikan
kondisi pasien secara akurat didekat pasien. Clair dan Trussel (dalam Kerr, 2001)
menyusun pengertian dari timbang terima adalah komunikasi oral dari informasi
tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga.
Timbang terima di ruang Nusa Indah dilakukan mulai dari pembacaan
laporan oleh perawat, penyampaian pesan-pesan untuk perawat jaga selanjutnya,
dan dilanjutkan dengan visite ke pasien. Timbang terima yang dilakukan di ruang
Nusa Indah sudah sesuai dengan tujuan dari timbang terima pasien yaitu untuk
menyampaikan dan menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan klien.
e. Supervisi keperawatan
Muninjaya (1999) menyatakan bahwa supervisi adalah salah satu bagian
proses atau kegiatan dari fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling).
Swanburg (1990) menyatakan sebagai suat bahwa supervisi adalah suatu proses
untuk memudahkan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian suatu
tugas ataupun sekumpulan kegiatan pengambilan keputusan yang berkaitan erat
dengan perencanaan dan pengorganisasian kegiatan dan informasi dari
kepemimpinan dan pengevaluasian setiap kinerja karyawan. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan
yang terencana seorang manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan,
observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau
tugas sehari-hari (Arwani, 2006). Jadi pada saat supervisi, orang yang melakukan
supervisi memberikan bimbingan pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi
pada kegiatan yang dilakukan oleh perawat. Supervisi dilakukan oleh kepala
ruangan untuk mempengaruhi kinerja pemberi pelayanan kesehatan khususnya
perawat pelaksana. Menurut Ilyas (1996), bahwa supervisi yang baik dan
terencana dapat meningkatkan kinerja personel. Dalam sebuah proses supervisi
dari kepala ruangan terhadap perawat pelaksana akan terjadi bimbingan,
27
pengarahan, perbaikan dan umpan balik, sehingga melalui supervisi dapat
meningkatkan kinerja perawat.
Supervisi keperawatan di ruangan Nusa Indah dilakukan setiap pagi atau
sore hari oleh kepala bidang keperawatan. Namun menurut informasi yang
didapat bahwa supervisi yang dilakukan oleh kepala bidang keperawatan hanya
sekedar kunjungan keruangan dan terkadang hanya lewat didepan ruangan dan
jarang menanyakan dan memantau perkembangan ruangan.
d. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota
tim. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan merupakan
prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan
informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan
memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien.
Ronde keperawatan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini:
1) Klien dilibatkan secara langsung
2) Klien merupakan fokus kegiatan
3) Perawat asosiet, primer dan konsuler melakukan diskusi bersama
4) Konsuler memfasilitasi kreatifitas
5) Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
perawat
6) Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
Berdasarkan hasil pengkajian, ronde keperawatan di ruang Nusa Indah masih
belum dilaksanakan secara optimal dan belum sesuai standar yang ada.
28
e. Discharge planning
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan
dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber
yang tepat dengan harga yang terjangkau.
Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga
mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat
meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan
pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan
mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam
catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja
yang kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah(Doenges &
Moorhouse, 2000).
Discharge planning di ruangan Nusa Indah pernah dilakukan akan tetapi
hanya sekedar pemberian informasi oleh perawat kepada klien dan tidak
disertakan leaflet. Format discharge planning hanya ada pada PPK 1, pasien yang
datang dari UGD tidak diberikan format discharge planning. Format untuk
discharge planing di Ruang Nusa Indah belum ada. Discharge planning yang
dilakukan di Ruang Nusa Indah saat pasien pulang hanya melalui lisan atau
penyampaian informasi kepada pasien atau keluarga.
f. Sentralisasi obat
Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya
kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
perawat. Penentuan obat untuk pasien adalah wewenang dari dokter tetapi para
perawat pun dituntut untuk turut bertanggung jawab dalam pengelolaan obat.
Kesalahan pemberian obat, seperti: salah obat, salah pasien, atau pemberian obat
yang tidak tepat waktu juga sering terjadi karena tidak adanya sentralisasi obat
(Nursalam, 2008).
29
Kegiatan sentralisasi obat meliputi pembuatan strategi persiapan sentralisasi
obat, persiapan sarana yang dibutuhkan dan membuat petunjuk teknis
penyelenggaraan sentralisasi obat serta pendokumentasian hasil pelaksanaan
sentralisasi obat. Pengelolaan sentralisasi obat yang optimal merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan (Nursalam, 2008).
Perawat dalam menjalankan tugasnya untuk pengelolaan sentralisasi obat tidak
terlepas dari faktor yang mempengaruhi diantaranya: pengetahuan, sikap dan
tindakan. Pada sentralisasi, seluruh kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit
pemakai baik untuk kebutuhan individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan
disuplai langsung dari pusat pelayanan farmasi tersebut. Resep orisinil oleh
perawat dikirim ke IFRS, kemudian resep itu diproses sesuai dengan kaidah atau
cara dispensing yang baik dan obat disiapkan untuk didistribusikan kepada
penderita tertentu.”
Ruangan Nusa Indah sudah menyediakan obat-obat tertentu untuk
kepentingan pasien yang mendesak dan kemudian obat yang digunakan oleh
pasien tersebut diganti setelah pasien mendapatkan resep. obat yang digunakan
pasien setiap harinya akan diresepkan oleh dokter dan resep obat dari resep
tersebut diambilkan oleh perawat ruangan di apotik. Total pembiayaan
pengobatan akan dibayar diakhir pada saat pasien akan pulang.
Sentralisasi obat di Ruang Nusa Indah belum berjalan dengan optimal. Hal itu
ditunjukkan dari hasil wawancara dan observasi bahwa untuk obat oral pasien
diberi obat dengan jadwal minumnya kemudian diserahkan kepada klien dan
keluarga untuk memantau namun untuk obat seperti injeksi tetap dilakukan oleh
perawat. Kondisi yang tidak menempatkan obat dalam satu pusat atau
tersentralisasi beresiko untuk 6 benar dalam pemberian obat tidak berjalan
optimal.
g. Dokumentasi keperawatan
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen asuhan
keperawatan profesional. Komponen penting dalam pendokumentasian adalah
30
komunikasi, proses keperawatan, dan standar asuhan keperawatan
(Nursalam,2014).
Dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruangan Nusa Indah yaitu
menggunakan format POR (Problem Oriented Record) dimana model
dokumentasi ini memusatkan data tentang klien yang didokumentasikan dan
disusun menurut masalah klien. Model pendokumentasian yang dilakuan di Ruang
Nusa Indah mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan
oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam pemberian
layanan kepada klien.
31
2) pelayanan laboratorium
3) pelayanan radiologi dan diagnostic imaging;
4) prosedur bedah;
5) penggunaan antibiotika dan obat lainnya;
6) kesalahan medikasi (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera
(KNC);
7) penggunaan anestesi dan sedasi;
8) penggunaan darah dan produk darah;
9) ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien;
10) pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan pelaporan;
11) riset klinis;
Untuk ruangan Nusa Indah terkait dengan pengendalian klinik mengikuti dari
rumah sakit Baladhika Husada Jember. Menurut kepala Instalasi rawat inap Ns. A.
Djalil rumah sakit Baladhika Husada Jember sendiri saat ini belum memiliki
program atau komite khusus untuk pengendalian infeksi atau PPI. Sebelumnya
pernah ada program pengendalian infeksi seperti pedoman cuci tangan di setiap
ruangan termasuk di ruangan pasien, namun program tersebut kurang berjalan
optimal dikarenakan tidak adanya keberlanjutan dari RS sendiri.
32
meliputi : pengumpulan data, pengelompokan data, dan perumusan
masalah.
2) Standar 2 : Diagnosa Keperawatan
3) Standar 3 : Perencanaa Keperawatan
4) Standar 4 : Tindakan Keperawatan
5) Standar 5 : Evaluasi Keperawatan
Pengkajian yang dilakukan di ruang Nusa Indah didapatkan bahwa ruangan
sudah memiliki SAK dan pelaksanaan sudah sesuai dengan standar asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian sampai evaluasi.
33
Dari tabel diatas diketahui bahwa 10 penyakit terbanyak di ruang Nusa indah
yaitu Febris, GE, GEA, vomiting, typoid, demam berdarah, ISPA, suspek demam
berdarah, ISK dan kholik abdomen.
m. Patient safety
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/Viii/2011) Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit). Berikut merupakan beberapa standar keselamatan pasien di
Rumah Sakit yaitu :
1. Hak pasien
Standarnya adalah pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan).
34
Kriterianya adalah harus ada dokter penanggung jawab pelayanan, dokter
penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan, dokter
penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan yang jelas dan
benar kepada pasien dan keluarga tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
KTD.
2. Mendidik pasien dan keluarga
Standarnya adalah RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang
kewajiban & tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriterianya adalah Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat
ditingkatkan dgn keterlibatan pasien adalah partner dalam proses
pelayanan. Karena itu, di RS harus ada system dan mekanisme mendidik
pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien.Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien & keluarga
dapat:
a) Memberikan info yg benar, jelas, lengkap dan jujur
b) Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab
c) Mengajukan pertanyaan untuk hal yg tdk dimengerti
d) Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
e) Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS
f) Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
g) Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Dilakukan pertemuan biasanya 1 bulan sekali di ruang Nusa Indah untuk
membahas terkait safety patient. Akan tetapi kendala untuk mengadakan
pertemuan yaitu sulitnya untuk mengumpulkan perawat dikarenakan jarak
tempat tinggal para perawat yang jauh sehingga pertemuan dilakukan
secara situasional.
4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
35
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien, dan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
Dari hasil observasi ruangan rawat inap yang ada di ruang Nusa Indah
didapatkan bahwa dari 17 tempat tidur sebanyak 3 tempat tidur yang tidak ada
pengaman tepi bed (bed side rile), penerangan ruangan baik, beberapa obat oral
diserahkan kepada pasien sehingga proses 6 benar butuh pemantauan, penggunaan
APD dalam tindakan oleh perawat beberapa belum dilakukan seperti penggunaan
masker dan hands scone. Jadi keselamatan pasien di ruang Nusa Indah masih
belum optimal.
36
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan,
yang dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan
perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim
4) Belum optimalnya kegiatan perawatan berkelanjutan bagi pasien yang sudah
pulang dari ruang Nusa Indah
Adanya perawatan berkelanjutan (discharge planning) akan sangat berguna
bagi pasien dan keluarga untuk meningkatkan status kesehatan pasien dan
keluarga. Hal ini akan berdampak pada kepuasan pasien dan peningkatan
pelayanan yang lebih baik.
5) Resiko 6 benar dalam pemberian obat tidak berjalan optimal karena
sentralisasi obat belum dilakukan oleh ruang Nusa Indah.
6) Program pengendalian mutu yang dilakukan khusus di ruang Nusa Indah
belum ada secara khusus.
7) Belum optimalnya pemberian asuhan keperawatan sesuai SOP yang ada
seperti penggunaan hands scone dan masker.
8) Belum optimalnya keselamatan pasien yang ada di ruang Nusa Indah
Dari hasil observasi ruangan rawat inap yang ada di ruang Nusa Indah
didapatkan bahwa dari 17 tempat tidur sebanyak 3 tempat tidur yang tidak
ada pengaman tepi bed (bed side rile), penerangan ruangan baik, beberapa
obat oral diserahkan kepada pasien sehingga proses 6 benar butuh
pemantauan, penggunaan APD dalam tindakan oleh perawat beberapa
belum dilakukan seperti penggunaan masker dan hands scone.
37
administrasi merupakan anggotanya. Pada umumnya penganggaran diserahkan
kepada bagian administrasi bagi organisasi yang kecil dengan kegiatan yang tidak
terlalu kompleks,sedangkan panitia anggaran, digunakan bagi organisasi yang
besar dengan kegiatan yang kompleks, beraneka ragam serta ruang lingkup yang
berbeda (Munandar, 1990).
Di ruangan Nusa Indah terkait sistem pengadaan obat dan alat sudah sesuai
dengan teori, dimana untuk persediaan obat dan alat diruangan dilist oleh kepala
ruangan yang nantinya kepala ruangan melakukan pengajuan ke BEKUM
(Pembekalan Umum). Bekum kemudian mengajukan kepada direktur Rumah
Sakit, kemudian direktur Rumah Sakit mengelompokkan antara barang-barang
yang bersifat urgent dan tidak terlalu urgent. Barang yang bersifat urgent akan
terlebih dahulu disetujui oleh direktur rumah sakit. Jika telah mendapat
persetujuan dari direktur rumah sakit, maka akan diturunkan ke bagian anggaran
sehingga akan mendapatkan dana untuk membelanjakan barang yang diajukan.
Dana tersebut akan dibelanjakan oleh Bekum, dan setelah barang yang diajukan
sudah didapatkan, maka oleh Bekum barang tersebut akan diberikan kembali pada
ruangan yang telah mengajukan. Obat-obatan yang disuplai berasal dari
perusahaan farmasi khusus untuk memproduksi obat-obatan untuk para tentara.
38
juga mendapatkan anggaran dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan
dimana setiap tindakan yang telah dilakukan oleh perawat tersebut
didokumentasikan yang nantinya diajukan ke anggaran, dari anggaran uang
insentif pertindakan akan diberikan kepada ke kepala ruangan yang nantinya
kepala ruangan akan memberikan kepada perawat yang melakukan tindakan.
39
September = 94
30
= 3,13 = 3 orang
Oktober 2014 = 95
31
= 3,05 = 3 orang
40
ALOS : rata – rata lamanya pasien dirawat dalamm bulan Agustus 2014 adalah 3
hari
2) Bulan September
BOR = Jumlah hari perawatan di rumah sakit x 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode
= 330 x 100%
17 x 30
= 33000%
510
= 64,70 % = 65%
BOR : Angka penggunaan tempat tidur TPW dalam bulan September 2014
sebesar 65%
41
ALOS = jumlah lama rawat
jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup + mati)
= 330
94
= 3,51 = 4 hari
ALOS : rata – rata lamanya pasien dirawat dalamm bulan September 2014 adalah
4 hari
3) Bulan Oktober
BOR = Jumlah hari perawatan di r1umah sakit x 100%
42
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode
= 313 x 100%
17 x 31
= 31300%
527
= 59,39 % = 59 %
BOR : Angka penggunaan tempat tidur TPW dalam bulan Oktober 2014 sebesar
59%
= ((17X31)-313
95
= 527 – 313
95
= 214
95
= 2,25 hari = 2 hari
TOI : rata – rata tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya pada bulan Oktober 2014 adalah 2 hari
43
BTO = Pasien keluar rumah sakit (Mati + hidup)
Jumlah tempat tidur
= 95
17
= 5,58 = 6 kali
BTO : rata – rata tempat tidur digunakan 6 kali dalam watu 1 bulan dalam bulan
Oktober 2014
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut
Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
44
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Ruang Nusa Indah mengalami penurunan
dan peningkatan nilai BOR pada bulan agustus-oktober 2014. Rata-rata prosentase
pemakaian tempat tidur di rumah sakit adalah 57,04 % dan masih di bawah
standar ideal 60-85%. Hal ini menunjukkan masih kurangnya tingkat penggunaan
tempat tidur di ruang Nusa Indah.
ALOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay
of inpatient discharged during the period under consideration”. ALOS menurut
Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut (Depkes, 2005).
Rata-rata lama rawat pasien di ruang Nusa Indah pada bulan agustus-
oktober adalah 3 hari dan belum memenuhi standar ideal (6-9 hari). Berdasarkan
data laporan tahunan RS baladhika husada tahun 2013, rata-rata lama rawat pasien
kurang dari standar dikarenakan diberlakukannya kebijakan oleh rumah sakit TNI-
AD mengutamakan efisiensi biaya perawatan agar biaya pasien tidak
membengkak, sehingga apabila pasien dinyatakan sembuh maka secepatnya
dipulangkan dan tidak menunggu sampai 6 hari.
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Rata-rata tempat tidur tidak ditempati di ruang
Nusa Indah adalah 3 hari, dan sudah memenuhi standart.
BTO menurut Huffman (1994) adalah “…the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Frekuensi pemakaian tempat tidur
selama 3 bulan terakhir adalah 5 kali. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali.
45
d. Tingkat kepuasan pasien tahun 2013 dan yang terbaru
Tingkat kepuasan pasien adalah kepuasan pasien merupakan perbandingan
antara harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang diterima oleh
pasien pada saat mengkonsumsi barang dan jasa (Indarjati, 2001 ). Dengan
demikian, maka ketika kenyataan yang diterima pasien berada di bawah harapan
yang dimiliki oleh pasien maka pasien tidak merasa puas, sedangkan jika
kenyataan memenuhi harapan pasien maka pasien akan merasa puas. Dan jika
kenyataan melebihi harapan pasien, maka pasien akan merasa sangat puas.
Tingkat kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adanya rasa penghargaan pada beberapa aspek atau tahapan suatu produk atau
layanan yang dialami pasien, terpenuhinya harapan pasien atau terhindarnya
pasien dari hal yang negatif, serta pengaruh dari faktor internal pasien misal sosial
budaya, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, nilai dan kepercayaan, dll
(arnould et al, 2002). Sehingga untuk mencapai kepuasan pasien, pengelola rumah
sakit harus mampu menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh
pasien yang lebih banyak dan mampu mempertahankan pasiennya.
Di RS Baladhika Husada Jember, khususnya di ruangan Nusa Indah ini dari
keterangan Kepala Ruang hingga saat ini masih belum ada riset terkait kepuasan
pasien atas pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Untuk mengetahui
tingkat kepuasan pasien, kami memberikan kuesioner kepada pasien/keluarga.
Menurut Oliver dalam Supranto (2001) mendefenisikan kepuasan sebagai
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya
dengan harapannya. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka
pelanggan akan sangat kecewa; Apabila kinerja sesuai harapan pelanggan, maka
pelanggan akan sangat puas. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman
masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai
media. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga
dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan tersebut.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tentang tingkat kepuasan pasien di
ruang Nusa Indah adalah sebagai berikut:
46
A. Indikator Bukti Fisik
Bukti Fisik
Sangat Puas
Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
100%
B. Indikator Handal
Handal
2%
6% 9%
Sangat Puas
Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
83%
47
C. Indikator Tanggap
Handal
20%
Sangat Puas
Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
80%
Dari 5 pasien diketahui memiliki jawaban 80% puas dan 20% sangat puas
terhadap indikator tanggap (caring dan sikap tenaga medis) di ruang Nusa Indah.
D. Indikator Jaminan
Handal
7% Sangat Puas
20%
Puas
Kurang Puas
73% Tidak Puas
Dari 5 pasien diketahui memiliki jawaban 73% puas, 7% kurang puas, dan
20% sangat puas terhadap indikator jaminan di ruang Nusa Indah.
48
E. Indikator Perhatian
Handal
Sangat Puas
Puas
Kurang Puas
Tidak Puas
Dari 5 pasien diketahui memiliki jawaban 76% puas, 16% tidak puas, 4%
kurang puas, dan 4% sangat puas terhadap indikator perhatian di ruang Nusa
Indah.
Gaji/ Salary
setuju Sekali
12%
25% setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 50% setuju, 25% sangat tidak
setuju, 13% tidak setuju, dan 12% setuju sekali terhadap indikator salary di ruang
Nusa Indah.
49
Kondisi Kerja
setuju Sekali
10%
setuju
tidak setuju
90%
sangat tidak
setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 90% setuju, dan 10% setuju
sekali terhadap indikator kondisi kerja perawat di ruang Nusa Indah.
Kebijakan Perusahaan
setuju Sekali
10% 10%
setuju
sangat tidak
setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 40% setuju, dan 40% tidak
setuju, 10% setuju sekali, dan 10% sangat tidak setuju terhadap indikator
kebijakan perusahaan di ruang Nusa Indah.
30%
setuju
70%
tidak setuju
50
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 70% setuju, dan 30% setuju
sekali terhadap indikator hubungan antar pribadi di ruang Nusa Indah.
Supervisi
setuju Sekali
30% setuju
70%
tidak setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 70% setuju, dan 30% setuju
sekali terhadap indikator supervisi keperawatan di ruang Nusa Indah.
Prestasi
setuju Sekali
20%
setuju
tidak setuju
80%
sangat tidak
setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 80% tidak setuju, dan 20%
setuju terhadap indikator prestasi kerja di ruang Nusa Indah.
51
Pengakuan
setuju Sekali
30% setuju
tidak setuju
70%
sangat tidak
setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 70% setuju, dan 30% setuju
sekali terhadap indikator pengakuan perawat di ruang Nusa Indah.
20%
setuju
tidak setuju
80%
sangat tidak
setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 80% tidak setuju, dan 20%
setuju terhadap indikator pekerjaan yang tidak sesuai job di ruang Nusa Indah.
Tanggung jawab
setuju Sekali
30% setuju
tidak setuju
70%
sangat tidak
setuju
52
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 70% setuju, dan 30% tidak
setuju terhadap tanggung jawab perawat di ruang Nusa Indah.
Promosi/pengembangan
karier
setuju Sekali
20% 20%
setuju
Dari 5 perawat diketahui memiliki jawaban 60% setuju, dan 20% setuju
sekali, dan 20% tidak setuju terhadap indikator promosi atau pengembangan karir
di ruang Nusa Indah.
53
2) Tidak adanya penunjuk arah menuju ruang nusa indah
3) Ruang nusa indah belum memiliki denah ruangan
4) Belum ada evaluasi tingkat kepuasan pasien dan perawat di ruang Nusa
Indah
54
BAB 3. ANALISIS SWOT
3. Metode (M3/Methode)
Ruang Nusa Indah sudah memiliki SAK 0,045 4 0,18
dan pelaksanaannya sudah sesuai
dengan standar asuhan keperawatan
mulai pengkajian sampai dengan
evaluasi.
55
Kelemahan (Weakness)
1. Ketenagaan (Man/M1)
Penjadwalan shift yang diberlakukan di 0,05 1 0,05
ruang Nusa Indah 2 shift (shift pagi
07.00-14.00 WIB dan shift sore 14.00-
07.00 WIB)
3. Metode (M3/Methode)
Ruangan belum memiliki Visi, Misi, 0,05 1 0,05
Tujuan, Falsafah keperawatan
56
Belum optimalnya discharge planning 0,035 1 0,035
di ruang Nusa Indah, discharge
planning dilakukan secara lisan, tidak
ada media untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasien dan
tidak ada format khusus
TOTAL 1 S= 0,89
W=0,885
57
Peluang (Opportunity)
1. Ketenagaan (Man/M1)
Terbukanya kesempatan bagi perawat 0,08 3 0,24
untuk melanjutkan pendidikan di bidang
kesehatan militer yang lebih tinggi dan
bekerja sama dengan instansi
pendidikan militer di sekitar RS.
2. Sarana dan Prasarana (Material/M2)
Rumah sakit baladhika husada 0,08 4 0,32
merupakan rujukan bagi satuan
kesehatan TNI AD di wilayah timur
bagian timur propinsi jawa timur
3. Metode (M3/Methode)
Menjadikan rumah sakit pilihan 0,08 4 0,32
masyarakat karena pelayanan optimal
dan pembiayaan lebih terjangkau.
Ancaman (Threat)
1. Ketenagaan (Man/M1)
Banyaknya RS yang sudah mengadakan 0,08 1 0,08
seminar maupun pelatihan bidang
kesehatan maupun keperawatan.
58
termasuk sarana bermain untuk pasien
anak.
3. Metode (M3/Methode)
Rumah Sakit lain telah menerapkan 0,08 1 0,08
sistem informasi yang canggih
(komputerisasi)
TOTAL 1 O= 2,35
T= 0,33
59
3.2 Diagram Layang
O
Kuadran IV Kuadran I
Turn Arround 2,5 Agresif
(0,005;2,02)
2
1,5
0,5
W S
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ruang rawat inap Nusa
Indah berada pada kuadran I Agresif dimana ruangan rawat inap Nusa Indah
berada pada posisi yang baik, menggunakan kekuatan internal guna
memanfaatkan peluang eksternal, mengatasi kelemahan internal, dan
menghindari ancaman eksternal.
60
3.3 Matriks SWOT dalam Rencana Strategi
Berdasarkan analisis antar komponen, maka dapat ditarik kesimpulan beberapa langkah yang dapat dibuat untuk melakukan
strategi dan pengembangan ruang perawatan Nusa Indah RS Baladhika Husada Jember yang dilihat dari unsur input, proses, dan
output, yang tergambar seperti matriks SWOT sebagai berikut :
Internal Kekuatan Kelemahan
1. Jumlah tenaga keperawatan di ruang 1. Kurangnya kesempatan bagi tenaga
Nusa Indah RS Baladhika Husada keperawatan untuk pembaruhan
Jember sudah sesuai dengan kebutuhan informasi tentang keperawatan
harian pasien (mengikuti seminar dan pelatihan),
2. Jumlah tenaga keperawatan sudah Jenis pelatihan yang telah diikuti
memenuhi standar rumah sakit tipe C Perawat masih minimal
yaitu perawat DIII. Tenaga keperawatan 2. SDM medis berstatus dokter tamu
Eksternal di ruang nusa indah terdapat 3 Ners. 3. Belum ada struktur organisasi
3. Perawat di ruang nusa indah ramah ruangan
kepada pasien 4. Penjadwalan shift yang diberlakukan
4. Jam kunjung pasien tidak di batasi dan di ruang Nusa Indah 2 shift (shift
ruangan sudah di lengkapi CCTV pagi 07.00-14.00 WIB dan shift sore
5. Beberapa kamar pasien didalamnya 14.00-07.00 WIB)
terdapat poster kesehatan 5. Tidak semua tempat tidur pasien
6. Sumber kesejahteraan karyawan sudah menggunakan bed yang sesuai
cukup dengan adanya tunjangan dan standar, beberapa tempat tidur belum
insentif tambahan di lengkapi dengan pengaman tepi
7. Ruang Nusa Indah sudah memiliki SAK tempat tidur (bed side rile)
dan pelaksanaannya sudah sesuai dengan 6. Belum optimalnya penataan ruang
standar asuhan keperawatan mulai dari kerja, tidak ada ruang khusus kepala
timbang terima, pengkajian sampai ruangan, ruang sidang, ruang
61
dengan evaluasi. pertemuan perawat
8. Kamar pasien terbagi menjadi paviliun, 7. Peralatan kesehatan belum tertata
kelas I, kelas II dan kelas III dengan baik
8. Tidak adanya komputer dan printer
untuk menunjang pendokumentasian
9. Sistem informasi rumah sakit masih
dilakukan secara manual dan belum
menerapkan system komputerisasi
10. Di ruang nusa indah belum
memiliki sarana bermain untuk pasien
anak
Peluang S O WO
1. Terbukanya kesempatan bagi perawat 1. Memberikan kesempatan untuk semua 1. Kerja sama dengan institusi-institusi
untuk melanjutkan pendidikan di perawat memiliki keahlian-keahlian pendidikan keperawatan diperlukan
bidang kesehatan militer yang lebih khusus melalui pelatihan secara berkala untuk meningkatkan keilmuan
tinggi dan bekerja sama dengan instansi sehingga semua perawat mendapatkan keperawatan dan memberikan
pendidikan militer di sekitar RS. kesempatan untuk mendapat pelatihan kesempatan bagi perawat untuk
2. Rumah sakit baladhika husada 2. Melakukan kerjasama dengan institusi- melanjutkan pendidikan yang lebih
merupakan rujukan bagi satuan institusi pendidikan keperawatan untuk tinggi
kesehatan TNI AD di wilayah timur memberi kesempatan perawat 2. Memperlengkap sarana dan
bagian timur propinsi jawa timur melanjutkan pendidikan ke jenjang yang prasarana, fasilitas ruangan untuk
3. Letak rumah sakit baladhika husada lebih tinggi kepala ruang, ruang pertemuan,
strategis di tengah kota dan mudah di 3. Memperkuat sistim promosi dengan perawat, serta penataan ruangan
jangkau adanya kerjasama dengan BPJS secara bertahap
4. Menjadikan rumah sakit pilihan 4. Rumah sakit dapat dijadikan sebagai 3. Mengembangkan penggunaan sistim
masyarakat karena pelayanan optimal tempat praktik mahasiswa dan tempat informasi komputerisasi (internet)
dan pembiayaan lebih terjangkau. penelitian untuk mengembangkan untuk pendokumentasian di ruangan
5. RS Baladhika Husada Jember telah keilmuan keperawatan serta mempermudah mengakses
62
bekerja sama dengan pihak asuransi pelayanan Rumah Sakit bagi
BPJS pelanggan
6. Rumah sakit telah bekerjasama dengan 4. Merencanakan pelaksanaan timbang
farmasi untuk pengadaan obat-obatan terima dan ronde keperawatan sesuai
khusus untuk para tentara. dengan standar
7. Perkembangan teknologi internet yang 5. Evaluasi tingkat kepuasan perawat
meluas. dan pasien sebagai upaya
8. Pelanggan yang sebagian besar terbiasa peningkatan mutu pelayanan
menggunakan internet
9. Terbukanya kesempatan magang bagi
para pelajar dan mahasiswa.
Ancaman ST WT
1. Banyaknya RS yang sudah mengadakan 1. Melakukan pelatihan di dalam rumah 1. Membentuk visi dan misi ruangan
seminar maupun pelatihan bidang sakit untuk perawat-perawat sehingga yang dapat dijadikan pedoman untuk
kesehatan maupun keperawatan. tidak perlu untuk melakukan pelatihan meningkatkan pelayanan terutama
2. Di Rumah Sakit lain telah memiliki diluar keperawatan
sarana dan prasarana yang lengkap 2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang 2. Update keilmuan kesehatan
termasuk sarana bermain untuk pasien ada. khususnya keperawatan dalam
anak. 3. Mempertahankan dan meningkatkan menangani penyakit-penyakit baru
3. Rumah Sakit lain telah menerapkan sistim pendokumentasian tindakan 3. Perlu dikembangkan sistem
sistem informasi yang canggih keperawatan sesuai dengan Standard informasi yang dapat menjangkau
(komputerisasi) Asuhan Keperawatan yang ada semua unit yang ada di dalam
4. Perkembangan IPTEK yang semakin 4. Meningkatkan promosi pelayanan rumah Rumah Sakit maupun diluar Rumah
maju dan modern dengan berbagai sakit Sakit bila diperlukan.
penyakit yang beragam
63
BAB 4
PRIORITAS MASALAH DAN POA
64
5. Belum adanya visi misi di 5 5 5 3 4 22 1
ruang Nusa Indah
6. Belum optimalnya 4 4 4 3 4 19 4
pembaharuan informasi
tentang keperawatan atau
ronde keperawatan
7. Belum optimalnya kegiatan 4 4 3 3 3 17 10
perawatan berkelanjutan
bagi pasien yang sudah
pulang
8. Belum adanya sentralisasi 4 4 4 3 3 18 6
obat
9. Belum optimalnya 4 4 4 3 4 19 3
pemberian asuhan
keperawatan sesuai dengan
standar operasional prosedur
(SOP)
10. Rendahnya prosentase 4 3 4 4 4 19 2
pemakaian tempat tidur
(BOR) di ruang Nusa Indah
11. Tidak adanya evaluasi 4 4 4 3 3 18 9
tingkat kepuasan pasien
12. Tidak adanya evaluasi 4 3 4 4 3 18 8
tingkat kepuasan perawat
13. Belum adanya arah petunjuk 3 3 3 3 3 15 13
ruang di ruang Nusa Indah
Keterangan :
Magnitude(M): Berapa banyak orang yang terkena dampak masalah tersebut
Severity(S) : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan dengan case
fatality dari masing-masing
Vulnerability (V) : Menunjukan sejauh mana masalah tersebut
Community and political concern(C) : Menunjunkan sejauh mana masalah
tersebut menjadi concern atau kegusaran orang dan parapemangku kebijakan
Affordability(A): Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia untuk mengatasi
masalah tersebut
Adapun skor penilaian yang digunakan adalah :
1 : Tidak ada
2 : Kurang
65
3 : Cukup
4 : Banyak
5 : Sangat Banyak
66
3. Buat dan terapkan pengaturan 2 2 2 1 7 3
dan penjadwalan ulang shift
kerja perawat yang efektif.
67
Nusa Indah untuk membahas
visi misi
2 Mendiskusikan bersama 5 4 5 4 18 2
pembuatan visi misi ruang
Nusa Indah
3 Menampung aspirasi visi misi 4 4 4 3 15 3
dari anggota tenaga kesehatan
yang ada di ruang Nusa Indah
4 Merumuskan bersama visi misi 4 3 4 3 14 4
untuk ruangan Nusa Indah
5 Menetapkan visi misi untuk 3 3 4 3 13 5
ruangan Nusa Indah
68
4 Membuat media untuk 4 3 3 3 13 4
discharge planning seperti
leaflet atau booklet
5 Memberikan discharge 3 3 3 3 12 5
planning kepada pasien yang
selesai dari perawatan di ruang
Nusa Indah
69
j. Rendahnya presentase pemakaian tempat tidur (BOR) di ruang nusa indah
Skor Jumlah Prioritas
No. Prioritas Tindakan
C A R L
1. Lakukan monitoring dan 3 3 3 2 11 3
evaluasi BOR (Bed
Occupation Rate) dalam 3
bulan terakhir untuk menilai
capaiannya.
2. Lakukan diskusi antara 4 3 3 2 12 2
perawat dan kepala ruang
untuk mengkaji ulang capaian
BOR selama 3 bulan terkahir
3. Lakukan diskusi antara 4 4 3 2 13 1
perawat dan kepala ruang
untuk pembuatan visi dan misi
ruangan dalam rangka
mencapai tujuan terciptanya
pelayanan perawatan yang
efektif dan efisien.
70
l. Tidak adanya evaluasi tingkat kepuasan perawat
Skor Jumlah Prioritas
No. Prioritas Tindakan
C A R L
1. Melakukan diskusi antara 4 4 4 3 15 1
perawat, kepala ruang dan
komite terkait tingkat
kepuasan perawat di ruang
Nusa Indah
2. Menerima masukan dari 4 4 4 3 15 2
peserta diskusi terkait kajian
tingkat kepuasan perawat
3. Simpulkan dan sepakati 4 3 3 3 13 3
format pengkajian tingkat
kepuasan perawat di ruang
Nusa Indah dan tentukan
jadwal rutin untuk melakukan
pengkajian tingkat kepuasan
perawat.
4. Aplikasikan secara terjadwal 3 4 4 3 14 2
pngkajian tingkat kepuasan
perawat di ruang Nusa indah
71
terkait kemudahan akses
pasien sesuai alur pengaadan
sarana prasarana yang berlaku
di RS Baladhika Husada
Jemeber
5.. Memanfaatkan sarana 4 3 4 3 14 4
prasarana penunjang akses
secara efektif
Skala prioritas masalah yang dipakai adalah dengan menggunakan metode sebagai
berikut :
Capability ( C ) : Kemampuan ruangan dalam mengatasi masalah
Accessible (A) : Kemudahan masalah untuk diatasi
Readliness (R) : Kesiapan ruangan dalam mengatasi masalah
Leverage (L) : Daya pendorong dalam mengatasi masalah
b........................... dst
72
4.4 Planning of Action
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
1. Belum adanya visi misi di 1. Mengadakan pertemuan dengan 1. Visi dan Misi ruang Staf ruang Disesuaikan
ruang Nusa Indah anggota tenaga kesehatan yang Nusa Indah Nusa Indah
ada di ruang Nusa Indah untuk terbentuk
membahas visi misi 2. Visi dan Misi ruang
2. Mendiskusikan bersama Nusa Indah
pembuatan visi misi ruang Nusa terpampang di
Indah ruangan
3. Menampung aspirasi visi misi 3. Semua anggota
dari anggota tenaga kesehatan tenaga kesehatan
yang ada di ruang Nusa Indah yang ada di ruang
4. Merumuskan bersama visi misi Nusa Indah
untuk ruangan Nusa Indah memahami Visi dan
5. Menetapkan visi misi untuk Misi ruang Nusa
ruangan Nusa Indah Indah
2. Rendahnya prosentase 1. Lakukan monitoring dan evaluasi 1. Niai BOR memenuhi Staf ruang Disesuaikan
pemakaian tempat tidur BOR (Bed Occupation Rate) standar yaitu 60- Nusa Indah
(BOR) di ruang Nusa Indah dalam 3 bulan terakhir untuk 85%
menilai capaiannya. 2. Solusi dari diskusi
2. Lakukan diskusi antara perawat untuk meningkatkan
dan kepala ruang untuk mengkaji BOR dan mutu
ulang capaian BOR selama 3 pelayanan ditemukan
bulan terkahir dan dilaksanakan
3. Lakukan diskusi antara perawat bersama
dan kepala ruang untuk
pembuatan visi dan misi ruangan
73
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
dalam rangka mencapai tujuan
terciptanya pelayanan perawatan
yang efektif dan efisien.
3. Belum optimalnya 1. Mengadakan pertemuan dengan 1. Ruangan mempunyai Staf ruang Disesuaikan
pemberian asuhan anggota tenaga kesehatan yang SOP untuk Nusa Indah
keperawatan sesuai dengan ada di ruang Nusa Indah untuk diletakkan diruangan
standar operasional prosedur membahas tentang pemberian 2. Bagian sarana
(SOP) asuhan keperawatan sesuai prasarana
dengan SOP memfasilitasi
2. Melakukan koordinasi dengan kebutuhan perawatan
bagian sarana prasarana untuk sesuai dengan SOP
memfasilitasi kebutuhan 3. Semua pemberi
perawatan sesuai dengan SOP layanan kesehatan di
3. Mendiskusikan dengan anggota ruang Nusa Indah
tenaga kesehatan yang ada di melaksanakan
ruang Nusa Indah untuk tindakan sesuai
menerapkan pemberian tindakan dengan SOP
keperawatan sesuai dengan SOP
4. Belum optimalnya 1. Mengadakan pertemuan dengan 1. Terbentuk jadwal Staf ruang Disesuaikan
pembaharuan informasi anggota tenaga kesehatan yang rutin untuk ronde Nusa Indah
tentang keperawatan atau ada di ruang Nusa Indah untuk keperawatan di
ronde keperawatan membahas tentang ronde ruang Nusa Indah
keperawatan 2. Kegiatan ronde
2. Mendiskusikan dan merencanakan keperawatan
jadwal rutin untuk mengadakan dilaksanakan secara
pembaharuan informasi tentang rutin
74
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
keperawatan secara rutin sesuai
kebutuhan
5. Belum adanya struktur 1. Lakukan diskusi antara perawat 1. Struktur organisasi Staf ruang Disesuaikan
organisasi di ruang Nusa bersama kepala ruangan untuk di ruang Nusa Indah Nusa Indah
Indah pembuatan struktur organisasi di terbentuk
ruangan nusa indah. 2. Struktur organisasi
2. Lakukan diskusi antara perawat ruang Nusa Indah
dengan kepala ruang untuk terpampang di
pembagian tugas kerja di ruangan. ruangan
3. Cetak dan pasang struktur di 3. Semua anggota
dalam ruangan sehingga dapat di tenaga kesehatan
baca dan digunakan sebagai yang ada di ruang
pengingat seluruh anggota Nusa Indah
ruangan. memahami dan
melakanakan tugas
sesuai dengan
struktur organisasi di
ruang Nusa Indah
6. Belum adanya sentralisasi 1. Mengadakan pertemuan dengan 1. Terbentuknya sintem Staf ruang Disesuaikan
obat anggota tenaga kesehatan yang ada sentralisasi obat di Nusa Indah
di ruang Nusa Indah untuk ruang Nusa Indah
membahas tentang sentralisasi obat 2. Sistem pemberian
2. Melakukan perencanaan untuk obat secara
penerapan sentralisasi obat di ruang sentralisasi di ruang
Nusa Indah Nusa Indah
3. Menerapkan sentralisasi obat di diterapkan
75
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
ruang Nusa Indah
7. Belum optimalnya 1. Lakukan monitoring dan evaluasi 1. Monitoring dan Staf ruang Disesuaikan
penjadwalan shift di ruang keefektifan penjadwalan dan evaluasi terkait Nusa Indah
Nusa Indah regulasi shift perawat antara penjadwalan shift
perawat, kepala ruang, bagian dilaksanakan oleh
personalia, komite, dan pimpinan pimpinan rumkit dan
rumah sakit. bagain personalia
2. Lakukan diskusi antara perawat, 2. Terbentuknya
kepala ruang, bagian personalia, penjadwalan shift
komite, dan pimpinan rumah sakit yang optimal untuk
untuk menentukan pencapaian di ruang Nusa Indah
optimal shift kerja perawat yang
efektif yaitu 7 jam dalam sehari
dapat terlaksana.
3. Buat dan terapkan pengaturan dan
penjadwalan ulang shift kerja
perawat yang efektif.
8. Tidak adanya evaluasi 1. Melakukan diskusi antara perawat, 1. Terbentuknya jadwal Staf ruang Disesuaikan
tingkat kepuasan perawat kepala ruang dan komite terkait rutin untuk Nusa Indah
tingkat kepuasan perawat di ruang melakukan evaluasi
Nusa Indah tingkat kepuasan
2. Menerima masukan dari peserta perawat
diskusi terkait kajian tingkat 2. Terbentuknya format
kepuasan perawat khusus untuk
3. Simpulkan dan sepakati format mengetahui
76
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
pengkajian tingkat kepuasan kepuasan perawat
perawat di ruang Nusa Indah dan 3. Masalah tentang
tentukan jadwal rutin untuk kepuasan perawat
melakukan pengkajian tingkat teridentifikasi
kepuasan perawat. 4. Kepuasan perawat di
4. Aplikasikan secara terjadwal ruang Nusa Indah
pngkajian tingkat kepuasan perawat meningkat
di ruang Nusa indah
9. Tidak adanya evaluasi 1. Melakukan diskusi antara 1. Terbentuknya Staf ruang Disesuaikan
tingkat kepuasan pasien perawat dan kepala ruang terkait jadwal rutin untuk Nusa Indah
tingkat kepuasan pasien di ruang melakukan evaluasi
Nusa Indah tingkat kepuasan
2. Menerima masukan dari peserta pasien
diskusi terkait kajian tingkat 2. Terbentuknya
kepuasan pasien format khusus untuk
3. Simpulkan dan sepakati format mengetahui
pengkajian tingkat kepuasan kepuasan pasien
pasien di ruang Nusa Indah dan 3. Masalah tentang
tentukan jadwal rutin untuk kepuasan pasien
melakukan pengkajian tingkat teridentifikasi
kepuasan pasien. 4. Kepuasan pasien di
4. Aplikasikan secara terjadwal ruang Nusa Indah
pengkajian tingkat kepuasan meningkat
pasien di ruang Nusa indah
77
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
10. Belum optimalnya kegiatan 1. Mengadakan pertemuan dengan 1. Terbentuknya format Staf ruang Disesuaikan
perawatan berkelanjutan anggota tenaga kesehatan yang ada untuk discharge Nusa Indah
bagi pasien yang sudah di ruang Nusa Indah untuk planning
pulang membahas tentang discharge 2. Media untuk
planning discharge planning
2. Merencanakan discharge planning terbuat
untuk diterapkan pada pasien yang 3. Terlaksanakannya
dirawat di ruang Nusa Indah discharge planning
3. Membuat format khusus untuk di ruang Nusa Indah
discharge planning
4. Membuat media untuk discharge
planning seperti leaflet atau booklet
5. Memberikan discharge planning
kepada pasien yang selesai dari
perawatan di ruang Nusa Indah
11. Belum optimalnya penataan 1. Anjurkan kepala ruang dan 1. Tertatanya peralatan Staf ruang Disesuaikan
peralatan di ruang Nusa anggotnya untuk mengatur tata kesehatan di ruang Nusa Indah
Indah letak peralatan kesehatan Nusa Indah
2. Anjurkan perawat pelaksana untuk 2. Semua tenaga
mengembalikan dan merapikan alat kesehatan
pada tempatnya (ruang alat) setelah memahami penataan
selesai digunakan peralatan di ruang
3. Anjurkan pada seluruh anggota Nusa Indah
ruangan untuk saling mengingatkan
jika salah meletakkan alat
78
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
4. Anjurkan pada seluruh anggota
ruangan untuk merapikan peralatan
jika melihat alat kesehatan
berantakan atau bukan pada
tempatnya
12. Belum optimalnya penataan 1. Diskusikan dengan kepala ruang 1. Tertatanya ruang Staf ruang Disesuaikan
ruang kerja bagi tenaga tentang penataan ruang kerja bagi kerja di ruang Nusa Nusa Indah
kesehatan yang ada di ruang tenaga keperawatan Indah secara optimal
Nusa Indah 2. Rekomendasikan kepada kepala 2. Terbentuknya jadwal
ruangan untuk melakukan untuk ruangan
evaluasi tiap bulan terkait tentang evaluasi
keefektifan tata ruang keefektifan ruang
keperawatan perawatan.
13. Belum adanya arah petunjuk 1. Lakukan diskusi antara perawat, 1. Terbentuknya arah Staf ruang Disesuaikan
ruang di ruang Nusa Indah kepala ruang dan bagian petunjuk ruangan Nusa Indah
perbekalan umum terkait 2. Terbentuknya daftar
kelengkapan sarana dan prasarana kelengkapan sarana
penunjang terkait kemudahan prasarana ruangan
akses pasien di ruang Nusa Indah
2. Menentukan daftar kelengkapan
sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk menunjang
kemudahan akses pasien
3. Menyepakati daftar kelengkapan
79
No. Penanggung
Masalah Rencana Kegiatan Kriteria Hasil Waktu
Jawab
sarana dan prasarana yang
diperlukan untuk menunjang
kemudahan akses pasien
4. Melakukan pengajuan pengadaan
sarana prasana terkait kemudahan
akses pasien sesuai alur
pengaadan sarana prasarana yang
berlaku di RS Baladhika Husada
Jemeber
5. Memanfaatkan sarana prasarana
penunjang akses secara efektif
80
BAB 5. PEMBAHASAN
81
minimal 2 (dua) orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 (dua) orang dokter
spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda. Perbandingan tenaga
keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi tenaga keperawatan
sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit (Depkes, 2010).
Standar tentang ketenagakerjaan untuk RS Tipe C di ruang rawat inap
menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan.
Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Metoda ini hanya
mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak dapat mengetahui produktivitas
SDM rumah sakit dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau
bagian rumah sakit yang mebutuhkan. Metoda ini dapat digunakan bila kemampuan
dan sumber daya untuk perencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume
pelayanan kesehatan relatif stabil. Sedangkan kondisi jumlah ketenagaan di ruangan
nusa indah ini adalah 11 perawat dengan rincian 5 pegawai tetapdan 6 honorer serta
2 orang cleaning servis. Dengan jumlah tenaga keperawatan 11 orang dan jumlah
tempat tidur 17 bed, telah memenuhi standar.
Latar belakang pendidikan, masa kerja, jenis pelatihan yang pernah diikuti
anggota ketenagaan di ruangan nusa indah adalah 3 orang Ners dan 8 orang diploma
yang terdiri dari 7 orang diploma keperawtan dan 1 orang diploma kebidanan.
Sedangkan masa kerja bervariasi mulai yang paling lama adalah 22 tahun dan paling
singkat 1 tahun. Untuk rata-rata perawat di ruangan Nusa Indah pernah mengikuti
pelatihan BCLS.
Saat ini RS Baladhika Husada Jember memberlakukan sistem penjadwalan 2
shift 2 shift (shift pagi dan sore). Sistem penjadwalan ini berlaku karena dahulu
sudah di berlakukan penjadwalan 3 shift namun di rumbah karena beberapa alasan
yaitu:
a. Dahulu tenaga keperawatan di ruang Nusa Indah masih minim
b. Efisiensi transport karena sebagian besar tenaga keperawatan bertempat
tinggal di luar kota
c. Adanya insiden kerusuhan (ninja)
d. Tenaga perawatan menjadi lebih nyaman dengan pemberlakuan jadwal
tersebut
82
e. kuota yang dibatasi dan harus sesui dengan spesifikasi yang diinginkan oleh
rumah sakit militer.
Jika ditinjau dari teori, sebenarnya jika diberlakukan jam kerja 2 shift maka
tingkat kelelahan tenaga keperawatan akan semakin tinggi. Hal itu akan berdampak
pada tingkat produktivitas tenaga perawatan. Apabila tingkat kelelahan tinggi, maka
akan dapat timbul resiko kelalaian, mencederai pasien, kesalahan dalam tindakan
perawatan, dll. Dengan begitu, akan berdampak kurang baik pula pada tingkat
kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan tenaga perawatan di RS ini.
Disamping itu juga, apabila jumlah hari efektif kerja tenaga perawatan rendah (±21
hari), maka dapat pula menyebabkan rasa tanggung jawab/rasa memiliki/loyalitas
terhadap RS ini akan semakin menurun. Berbagai penjabaran diatas tentunya akan
berdampak kurang baik bagi mutu RS Baladhika Husada Jember ini, sehingga perlu
untuk dilakukan pemecahan masalah yang tepat dengan melakukan monitoring dan
evaluasi keefektifan penjadwalan dan regulasi shift perawat, kemudian menentukan
pencapaian optimal shift kerja perawat yang efektif yaitu 7 jam dalam sehari dapat
terlaksana, dan terakhir buat serta terapkan pengaturan dan penjadwalan ulang shift
kerja perawat yang efektif.
Struktur organisasi harus ada di setiap ruangan. Adanya struktur organisasi di
setiap ruangan yang mengacu pada struktur organisasi RS tentunya akan menjadi
panduan bagi tenaga kesehatan yang bertugas di ruangan tersebut. Struktur organisasi
akan memberikan panduan bagi tenaga kesehatan untuk dapat bekerja sesuai dengan
jabatan/tugas yang diberikan sehingga dalam memberikan pelayanan khususnya
pelayanan keperawatan tidak ada tenaga yang lepas dari tanggung jawab yang telah
diberikan. Struktur organisasi di ruangan Nusa Indah masih belum ada, walaupun
pernah dibentuk namun masih belum berjalan secara optimal. Struktur organisasi di
ruang Nusa Indah sendiri dibentuk secara fungsional, seperti bagian keuangan,
bagian obat, Rekam Medis, Keamanan, alat-alat kesehatan dan linen serta bagian
pembuatan laporan. Kondiri tersebut perlu dilakukan perbaikan, untuk itu perlu
dilakukan diskusi antara perawat bersama kepala ruangan untuk pembuatan struktur
organisasi, pembagian tugas kerja di ruangan, cetak dan pasang struktur di dalam
ruangan sehingga dapat di baca dan digunakan sebagai pengingat seluruh anggota
ruangan.
83
Jika menilik rata-rata tingkat ketergantungan pasien selama 2 hari di Ruang Nusa
Indah adalah tergantung sebagian, karena di ruangan ini pasiennya adalah anak-anak.
Sehingga beberapa kebutuhan pasien selain dilakukan oleh perawat juga dilakukan
oleh keluarga pasien. Tingkat ketergntungan ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur
kebutuhan tenaga keperawatan di ruangan tersebut. Di ruang nusa indah, rata-rata
kebutuhan tenaga keperawatan dalam satu hari adalah 1 perawat. Hal ini
menunjukkan bahwa sudah memenuhi standar ideal.
Pasien yang dirawat di Ruang Nusa Indah ini biasanya masuk melalui 2 jalur,
yaitu dari PPK 1 (Poli klinik) dan UGD. Pasien yang masuk melalui PPK 1 sebelum
dirawat di Ruang Nusa Indah, harus terlebih dahulu melakukan registrasi ke bagian
Administrasi, baru kemudian ke UGD dan dirawat secara intensif di Ruang Nusa
Indah sesuai masalah kesehatan yang dialaminya. Sedangkan pasien yang dirawat di
Ruang Nusa Indah juga dapat masuk melalui UGD apabila kondisinya gawat, baru
kemudian melakukan registrasi/pendaftaran di bagian pendaftaran dan dirawat di
Ruang Nusa Indah ini.Berikut ini bagan alur masuk pasien di ruang Nusa Indah RS
Baladhika Husada Jember.
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan berbagai masalah-
masalah terkait ketenagaan yang tidak sesuai dengan teori nyata di ruang Nusa Indah
RS Baladhika Husada Jember, diantaranya adalah penjadwalan shift yang hanya
dibagi dalam 2 shift akan memungkinkan terjadinya beberapa masalah terkait safety
pasien, tingkat produktivitas perawat yang menurun, dan ikatan emosional (rasa
tanggung jawab dan loyalitas) yang menurun. Dengan beberapa masalah tersebut,
perlu diupayakan adanya pemecahan masalah melalui musyawarah pada anggota
tenaga yang bertugas di ruang Nusa Indah. Selain itu, ruang Nusa Indah belum
memiliki struktur organisasi yang jelas di ruangan. Struktur organisasi yang ada
selama ini belum berjalan secara optimal karena pada setiap jabatan juga merangkap
tugas yang lain di luar tugasnya.
84
tersebut dilakukan di ruang kepala rawat inap. Serta untuk ruang perawat, ruang stasi
perawat, ruang kepala rawat inap dan dapur menjadi satu namun ada skat dengan
luas ruangan ±15m2.
Fasilitas peralatan di ruang tersebut cukup memenuhi standart dimana
terdapat meja, kursi, lemari arsip, lemari obat, telepon, wastafel, tempat tidur, TV,
kulkas, alat TTV untuk monitoring, peralatan makan, serta penyediaan alat ruang
nusa indah berdasarkan 10 tindakan yang paling sering dilakukan sudah cukup
terpenuhi seperti ambu bag, stetoscop, tensimeter, termometer, bengkok, pinset
anatomi, pinset cirugis, korentang, bak instrumen, bak injuksi, nasal kanul, masker
O2, urinal, standar infus. Namun untuk tata letaknya belum terstandar.
Untuk ruang perawatan sudah sesuai standar dimana luas ruangan ± 8-9m2
serta untuk fasilitas ruang sudah sesui standar dimana terdapat tempat tidur pasien,
lemari, meja, kursi, televisi, tirai pemisah, sofa, AC, cermin, wastafel, TV, kipas
angin dan standar infus. Sedngkan untuk KM/WC luasnya ± 2m2 sudah sesuai
standar serta fasilitas sudah cukup terpenuhi. Untuk ruang tindakan sudah tersedia
dan cukup memenuhi standar namun hanya untuk tindakan non-invasive seperti
pemasangan infus. Luas ruang tindakan ± 8m2, fasilitasnya terdiri dari lemari obat,
kursi roda, peralatan kesehatan, obat dan standar infus.
Standar ruang di ruang rawat inap dan fasilitasnya berdasarkan Departemen
Kesehatan RI (2007) untuk rumah sakit tipe C adalah sebagai berikut:
85
keperawatan (pre dan untuk pelayanan yang ada,
post-confrence, melayani alat monitoring untuk
pengaturan jadwal), maksimum pemantauan terus
dokumentasi sampai 25 menerus fungsi-fungsi
dengan tempat vital pasien.
evaluasi pasien. tidur)
3. Ruang Ruang istirahat 9-16 m2 Sofa, lemari,
perawat perawat meja/kursi, wastafel
4. Ruang Ruang tempat kepala 8-16 m2 Lemari, meja/kursi,
kepala ruangan sofa, komputer,
instalasi melakukan printer dan peralatan
rawat inap manajemen asuhan kantor lainnya.
dan
pelayanan
keperawatan
diantaranya
pembuatan program
kerja dan
pembinaan.
5. Dapur Sebagai tempat untuk Min. 6 m2 Kursi+meja untuk
Kecil menyiapkan makan, sink, dan
(Pantry) makanan dan perlengkapan dapur
minuman bagi petugas lainnya.
di Ruang Rawat Inap
RS.
6. KM/WC KM/WC @ KM/WC Kloset, wastafel, bak air
(pasien, pria/wanita
petugas, luas 2–3 m2
pengunjun
g)
7. Ruang Ruangan untuk 12-25 m2 Lemari alat periksa &
Tindakan melakukan tindakan obat, tempat tidur
pada pasien baik periksa, tangga
berupa tindakan roolstool, wastafel,
invasive ringan lampu
maupun non-invasive periksa, tiang infus dan
kelengkapan
lainnya.
Dari hal tersebut masalah yang ada adalah belum optimalnya penataan
peralatan di ruang nusa indah, sehingga rencana tindakan yang bisa kami buat adalah
penataan peralatan kembali dalam satu tempat yang terstandar. Sedangkan untuk
masalah belum optimalnya penataan ruang kerja bagi tenaga keperawatan rencana
tindakan yang bisa kami buat adalah penataan ruangan kerja.
86
3. Metode (Methode)
Setiap rumah sakit harus memiliki visi dan misi yang jelas dan mampu
mencerminkan tujuan rumah sakit yang ingin dicapai. Visi merupakan sebuah cara
pandang sebuah organisasi terhadap harapan yang ingin dicapai di masa yang akan
datang.Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi, dimana misi adalah
strategi/langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan tercapainya
visi. Visi dan misi harus dirumuskan dengan jelas dan benar sehingga arah dan
batasan proses pencapaian tujuan tidak terjadi kesalahan (Depkes RI,2003).
Rumah Sakit Baladhika Husada Jember ini memiliki visi yaitu menjadi
penyelenggara pembinaan kesehatan TNI AD yang dipercaya dengan dilandasi
profesionalisme, disiplin, moral, dan soliditas. Sedangkan misi Rumah Sakit
Baladhika Husada Jember adalah menyelenggarakan dukungan kesehatan yang
handal, menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima dan menyelenggarakan
fungsi organik dengan seksama.
Jika dilihat dari penjabaran visi dan misi tersebut, visi dan misi RS Baladhika
Husada ini sudah baik dan memenuhi beberapa kriteria sandar sebagai visi dan misis
yang baik. Diantaranya adalah susunan kalimat visi adalah pendek namun jelas,
dapat diwujudkan, dan menarik komitmen seluruh pemangku kepentingan yang ada
sehingga tujuan yang dicapai jelas. Dan jika dianalisis dari kalimat misinya, kriteria
penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan sangat diperlukan oleh
masyarakat sudah tersirat dalam kalimat misi yang pertama yaitu menyelenggarakan
dukungan kesehatan yang handal, sedangkan kriteria misi jelas memiliki sasaran
publik yang akan dilayani juga tergambar dalam kalimat menjadi penyelenggara
pembinaan kesehatan TNI AD yang dipercaya. Dengan demikian, rumusan visi dan
misi Rumah Sakit Baladhika Husada Jember ini sudah baik dan hanya perlu
mewujudkan dalam realitasnya.
Visi dan misi Rumah Sakit telah terbentuk dengan demikian, idealnya di
masing-masing ruangan harus memiliki visi dan misi yang tetap mengacu pada visi
dan misi Rumah Sakit. Namun pada kenyataannya, di ruang Nusa Indah ini tidak
ditemukan adanya visi dan misi ruangan. Hal ini juga diperkuat dengan adanya
pernyataan dari kepala ruangan Nusa Indah yang menyatakan bahwa rang Nusa
Indah masih belum merumuskan visi dan misi yang jelas.
87
Di Ruang Nusa Indah dalam hal model penugasan dalam pemberian asuhan
keperawatan, didapatkan bahwa penugasan dilakukan secara langsung menggunakan
metode kasus (case method nursing), dimana kepala ruangan (karu) memberikan
tugas langsung kepada perawat pelaksana yang sedang jaga untuk melaksanakan
suatu asuhan keperawatan. Indikator penilaian metode lainnya adalah melalui
kegiatan timbang terima. Idealnya, timbang terima dilakukan oleh perawat primer
keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas
malam secara tertulis atau lisan pada setiap pergantian shift jaga. Di ruang Nusa
Indah timbang terima dilakukan mulai dari pembacaan laporan oleh perawat,
penyampaian pesan-pesan untuk perawat jaga selanjutnya, dan dilanjutkan dengan
visite ke pasien. Hal ini sudah tergolong dalam metode yang baik dalam manajemen
keperawatan.
Dalam manajemen keperawatan juga dikenal adanya Supervisi keperawatan,
dimana kegiatan supervisi adalah kegiatan-kegiatan yang terencana dari seorang
manajer melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi
pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari (Arwani, 2006). Di
ruang nusa indah, kepala ruangan sudah melakukan supervisi kepada staf/tenga
keperawatan yang ada di ruangan dengan optimal.
Dari hasil pengkajian, proses ronde keperawatan di ruang Nusa Indah ini
juga masih belum optimal, karena pembahasan kasus (case study) belum dilakukan
secara berkala dan belum melibatkan pasien serta anggota keluarga. Ronde
keperawatan bertujuan agar dalam suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh perawat primer dan atau
konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.
Peningkatan pelayanan yang lebih baik juga salah satunya ditunjang dengan
diberikannya discharge planning. Pemberian discharge plannning merupakan salah
satu tugas petugas keperawatan yang dilakukan di akhir asuhan keperawatan ketika
pasien akan pulang. Idealnya hal tersebut dilakukan, namun di ruang Nusa Indah ini
selama pengkajian dan observasi selama kami berada di ruang ini, ketika terdapat
pasien yang akan pulang, tenaga keperawatan masih jarang memberikan discharge
planning dan mendokumentasikannya dalam tindakan asuhan keperawatannya. Serta
88
belum ada rencana tindak lanjut bagi pasien setelah pulang seperti dilaksakannya
homecare.
Selain itu juga, selama pengkajian dan observasi yang kami lakukan selama 5
hari ini didapatkan bahwa tenaga keperawatan di ruang Nusa Indah jarang
menggunakan APD ketika memberikan asuhan keperawatan. Padahal idealnya, APD
(minimal handscone dan masker) harus digunakan untuk menjaga keselamatan diri
petugas dan pasien. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diketahui juga bahwa
pasien safety di ruang ini masih belum begitu diperhatikan. Selain petugas yang
seringkali tidak menggunakan APD saat melakukan tindakan, dari observasi yang
kami lakukan juga didapatkan bahwa dari 17 bed yang tersedia, terdapat 3 bed yang
tidak terpasang pengaman tepi bed (bed side rile). Di ruang Nusa Indah ini juga tidak
diberlakukan sentralisasi obat sehingga petugas keperawatan tidak dapat memantau
secara pasti apakah obat tersebut dikonsumsi dengan benar (sesuai prinsip 6 Benar)
oleh pasien. Hal tersebut menggambarkan bahwa pemantauan pasien safety di
ruangan ini masih belum begitu diperhatikan. Dan secara tidak langsung, dengan
tidak dilakukannya tindakan-tindakan yang telah diuraikan di atas tersebut
menunjukkan bahwa pengendalian mutu pemberian pelayanan kesehatan kurang
begitu optimal.
Dari beberapa uraian masalah yang dijelaskan di atas, telah dilakukan
penetapan prioritas masalah dan didapatkan untuk unsur methode, yaitu belum
adanya visi misi di ruang Nusa Indah, belum optimalnya pembaharuan informasi
tentang keperawatan atau ronde keperawatan, Belum optimalnya kegiatan perawatan
berkelanjutan bagi pasien yang sudah pulang, Belum adanya sentralisasi obat, dan
belum optimalnya pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan standar operasional
prosedur (SOP) . Adapun pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan mendiskusikan bersama antara perawat dan
kepala ruang untuk merumuskan visi dan misi ruangan melalui musyawarah.
Tujuannya adalah untuk menampung segala aspirasi dari peserta diskusi terkait
pembuatan visi dan misi. Setelah visi dan misi telah dirumuskan dan disetujui oleh
pimpinan, maka visi dan misi harus disediakan di ruangan (secara tertulis visi misi
harus ada). Sedangkan untuk pemecahan masalah belum optimalnya pembaharuan
informasi tentang keperawatan atau ronde keperawatan, pemecahan masalah yang
89
dapat dilakukan pada intinya adalah tenaga keperawatan yang bertugas di ruang Nusa
Indah haus mendiskusikan dan merencanakan jadwal rutin untuk mengadakan
pembaharuan informasi tentang keperawatan secara rutin sesuai kebutuhan di
ruangan. Untuk permasalahan belum optimalnya penerapan discharge planning
adalah dapat merencanakan discharge planning untuk diterapkan pada pasien yang
dirawat di ruang Nusa Indah, membuat format khusus untuk discharge planning,
membuat media untuk discharge planning seperti leaflet atau booklet dan
menerapkan discharge planning dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Untuk
pemecahan masalah belum adanya sentralisasi obat adalah dengan mendiskusikan
secara internal diantara tenaga keperawatan yang bertugas di ruang Nusa Indah dan
merencanakan perencanaan penerapan sentralisasi obat agar saat penerapan dapat
berjalan efektif. Sedangkan untuk permasalahan yang terakhir pada unsur method
yaitu belum optimalnya pemberian askep yang sesuai dengan SOP pemecahan
yangdapat dilakukan adalah berkoordiansi dengan bagian PEKUM untuk melengkapi
sarana prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan yang sesuai dengan
SOP.
4. Keuangan (Money)
Unsur manajemen money di ruang Nusa Indah setelah dilkukan pengkajian
(melalui wawancara), diketahui bahwa sistem keuangan yang berlaku di ruangan
sudah cukup baik dan sesuai teori. Menurut teori, pada dasarnya yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap penyusunan serta pelaksanaan anggaran adalah
pimpinan tertinggi organisasi dalam ruangan, dalam hal ini dilakukan oleh kepala
ruangan, jika terdapat hal-hal yang berhubungan dengan pengajuan sarana prasarana
atau urusan keuangan lainnya, kepala ruang akan melakukan pengajuan kepada
bagian PEKUM (Pembekalan Umum) untuk mendapatkan persetujuan direktur RS,
dan kemudian diturunkan ke bagian anggaran sehingga akan mendapatkan dana
untuk membelanjakan barang yang diajukan.
Jika ditinjau dari sumber kesejahteraan karyawan (tenaga keperawatan) di
ruang Nusa Indah sudah cukup baik dan sesuai teori. Tenaga keperawatan disini
mendapatkan anggaran dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan, dimana setiap
tindakan yang telah dilakukan oleh perawat tersebut didokumentasikan yang
90
nantinya diajukan ke anggaran. Selain itu juga masih terdapat tunjangan-tunjangan
lain yang diberikan kepada petugas untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan
(tenaga keperawatan). Ketika kesejahteraan diperhatikan, maka motivasi dan kinerja
juga akan meningkat sehingga seharusnya juga akan dapat meningkatkan mutu
pelayanan yang diberikan.
Terkait alur sistem keuangan dari rumah sakit ke ruang rawat inap, menurut
kepala ruang IGD bapak Djatmiko, sistem keuangan rumah sakit merupakan privacy
rumah sakit, sehingga tidak bisa memberikan terkait hal tersebut.
91
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Frekuensi pemakaian tempat tidur selama 3 bulan terakhir adalah 5 kali. Idealnya
dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Tabel pemanfaatan, efisiensi dan mutu pelayanan ruang Nusa Indah RSAD
Baladhika Husada Jember
Kriteria Tahun Rata-rata
Agustus September Oktober
Jumlah Tempat 17 17 17
Tidur
BOR (%) 47,05 64,70 59,39 57,04
Standar ideal 60-85 60-85 60-85
BOR*
Pergerakan BOR 47% 65% 59%
ALOS (hari) 3,06 3,51 3,29 3,27
Standar ideal 6-9 hari 6-9 hari 6-9 hari
ALOS*
TOI (hari) 3,4 1,94 2,25 2,53
Standar ideal TOI* 1-3 hari 1-3 hari 1-3 hari
BTO 4,76 5,5 5,58 5,28
Standar ideal 40-50 40-50 40-50
BTO*
MOR(%)
Dari data diatas tentunya didapati masih banyak data yang pencapaiannya
masih dibawah standar. Nilai parameter BOR ruang Nusa Indah masih di bawah
standar. Hal ini menunjukkan kurangnya pemakaian/penggunaan tempat tidur oleh
pasien di ruang nusa indah. Untuk itu permasalahan tersebut perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi BOR (Bed Occupation Rate) dalam 3 bulan terakhir untuk
menilai capaiannya. kemudian diskusian untuk mengkaji ulang capaian BOR selama
3 bulan terkahir, dan rancangan pembuatan visi dan misi ruangan dalam rangka
mencapai tujuan terciptanya pelayanan perawatan yang efektif dan efisien.
92
Dari segi tingkat kepuasan pasien adalah kepuasan pasien merupakan
perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh konsumen dengan kenyataan yang
diterima oleh pasien pada saat mengkonsumsi barang dan jasa (Indarjati, 2001).
Dengan demikian, maka ketika kenyataan yang diterima pasien berada di bawah
harapan yang dimiliki oleh pasien maka pasien tidak merasa puas, sedangkan jika
kenyataan memenuhi harapan pasien maka pasien akan merasa puas. Dan jika
kenyataan melebihi harapan pasien, maka pasien akan merasa sangat puas. Tingkat
kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adanya rasa
penghargaan pada beberapa aspek atau tahapan suatu produk atau layanan yang
dialami pasien, terpenuhinya harapan pasien atau terhindarnya pasien dari hal yang
negatif, serta pengaruh dari faktor internal pasien misal sosial budaya, tingkat
pendidikan, tingkat penghasilan, nilai dan kepercayaan, dll (arnould et al, 2002).
Sehingga untuk mencapai kepuasan pasien, pengelola rumah sakit harus mampu
menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih
banyak dan mampu mempertahankan pasiennya.
Di RS Baladhika Husada Jember, khususnya di ruangan Nusa Indah ini dari
keterangan Kepala Ruang hingga saat ini masih belum ada riset terkait kepuasan
pasien atas pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Untuk mengetahui
tingkat kepuasan pasien, kami memberikan kuesioner kepada pasien/keluarga.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tentang tingkat kepuasan pasien di ruang
Nusa Insah adalah indikator bukti fisik didapati data dari 5 pasien diketahui memiliki
jawaban 100% puas terhadap indikator bukti fisik (srana dan prasaarana) di ruang
Nusa Indah. Untuk indikator handal dari 5 pasien diketahui memiliki jawaban 80%
puas, 4% sangat tidak puas, 6% tidak puas, 2% kurang puas, dan 8% sangat puas
terhadap indikator handal (sikap, ketangkasan, dan integritas tenaga medis) di ruang
Nusa Indah. Yang ketiga indikator tanggap dari 5 pasien diketahui memiliki jawaban
80% puas dan 20% sangat puas terhadap indikator tanggap (caring dan sikap tenaga
medis) di ruang Nusa Indah. Yang keempat indikator jaminan didapati dari 5 pasien
diketahui memiliki jawaban 73% puas, 7% kurang puas, dan 20% sangat puas
terhadap indikator jaminan di ruang Nusa Indah. Yang terakhir indikator perhatian
didapatkan hasil dari 5 pasien diketahui memiliki jawaban 76% puas, 16% tidak
puas, 4% kurang puas, dan 4% sangat puas terhadap indikator perhatian di ruang
93
Nusa Indah. Akan tetapi belum ada evaluasi tingkat kepuasan pasien dan perawat di
ruang Nusa Indah. Dalam menangani hal ini harapannya dapat dilakukan diskusi
antara perawat dan kepala ruang terkait pengkajian tingkat kepuasan pasien dan
perawat, kemudian menerima masukan, menyimpulkan dan menyepakati format
pengkajian tingkat kepuasan pasien dan perawat unutuk menentukan jadwal rutin
untuk melakukan pengkajian tingkat kepuasan pasien dan perawat. Aplikasikan
secara terjadwal pengkajian tingkat kepuasan pasien dan perawat di ruang Nusa
indah.
Untuk kelengkapan sarana dan prasarana kemudahan akses di Rumah Sakit
DKT Jember, terdapat denah ruangan-ruangan yang ada di rumah sakit yang
bertempat di halaman depan RS DKT dekat ruang UGD. Denah tersebut merupakan
denah yang belum diperbaharui. Hal ini ditandai dengan tidak adanya ruangan-
ruangan yang baru di bangun dalam denah tersebut, seperti ruangan kemoterapi yang
belum ada di denah tersebut. Petunjuk nama ruangan ada di masing-masing ruangan.
Untuk petunjuk arah ruangan belum ada di rumah sakit DKT Jember dan ruang nusa
indah juga belum memiliki denah ruangan. Dalam hal ini dapat dilakukan diskusi
terkait pemenuhan kelengkapan sarana dan prasarana penunjang terkait kemudahan
akses pasien, menentukan daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang diperlukan,
disepakati, diajukan pengadaan sarana prasana terkait kemudahan akses pasien sesuai
alur pengaadan sarana prasarana yang berlaku di RS Baladhika Husada Jember.
94
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis manajemen yang dilakukan selama 5 hari di
ruang Nusa Indah RS Baladhika Husada Jember didapatkan beberapa permasalahan
yang terjadi pada unsur manajemen diantaranya yaitu masalah-masalah terkait
ketenagaan yang tidak sesuai dengan teori nyata di ruang Nusa Indah RS Baladhika
Husada Jember, diantaranya adalah penjadwalan shift yang hanya dibagi dalam 2
shift akan memungkinkan terjadinya beberapa masalah terkait safety pasien, tingkat
produktivitas perawat yang menurun, dan ikatan emosional (rasa tanggung jawab dan
loyalitas) yang menurun. Oleh karena itu, perlu diupayakan adanya pemecahan
masalah melalui musyawarah pada anggota tenaga yang bertugas di ruang Nusa
Indah. Selain itu, ruang Nusa Indah belum memiliki struktur organisasi yang jelas di
ruangan. Struktur organisasi yang ada selama ini belum berjalan secara optimal
karena pada setiap jabatan juga merangkap tugas yang lain di luar tugasnya.
Masalah yang timbul pada unsur material atau sarana prasarana yaitu belum
optimalnya penataan peralatan di ruang nusa indah, sehingga rencana tindakan yang
bisa kami buat adalah penataan peralatan kembali dalam satu tempat yang terstandar.
Sedangkan untuk masalah belum optimalnya penataan ruang kerja bagi tenaga
keperawatan rencana tindakan yang bisa kami buat adalah penataan ruangan kerja.
Masalah yang timbul pada unsur metode yaitu belum adanya visi misi di ruang Nusa
Indah, adapun pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan mendiskusikan bersama antara perawat dan
kepala ruang untuk merumuskan visi dan misi ruangan melalui musyawarah.
Tujuannya adalah untuk menampung segala aspirasi dari peserta diskusi terkait
pembuatan visi dan misi.
Jika ditinjau dari unsur Money atau keuangan, sumber kesejahteraan
karyawan (tenaga keperawatan) di ruang Nusa Indah sudah cukup baik dan sesuai
teori. Tenaga keperawatan disini mendapatkan anggaran dari asuhan keperawatan
yang telah dilakukan. sedangkan untuk unsur market atau pemasarana didapatkan
masalah yaitu belum ada evaluasi tingkat kepuasan pasien dan perawat di ruang Nusa
95
Indah. Dalam menangani hal ini harapannya dapat dilakukan diskusi antara perawat
dan kepala ruang terkait pengkajian tingkat kepuasan pasien dan perawat serta
mengaplikasikan secara terjadwal pengkajian tingkat kepuasan pasien dan perawat di
ruang Nusa indah.
6.2 Saran
6.2.1 Saran bagi Rumah Sakit
Diharapkan analisis manajemen ini dapat menjadi bahan kajian untuk rumah
sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
96
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan R.I., 2003. Visi Misi Indonesia Sehat 2010. Jakarta : Depkes
RI
Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit Kelas C. Jakarta: Sekretariat Jenderal Pusat sarana, prasarana dan
Peralatan Kesehatan.
Doenges, M.E.,Moorhouse dan M.F.,Geissler A.C.2000.Rencana Asuhan.
Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC
Ilyas, Yaslis. 1996. Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula.
Depok: FKM UI Depok
97
LAMPIRAN
98