Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN POLI KIA – KB

PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS INDRAJAYA
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Pedoman
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Batasan Operasional
1.5. Landasan Hukum
BAB II STANDAR KETENAGAAN
2.1. Kompetensi
2.2. Jumlah Tenaga
BAB III STANDAR FASILITAS
3.1. Denah Ruang
3.2. Fasilitas
3.3. Peralatan Medis
3.4. Peralatan Non Medis
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
4.1. Jenis Pelayanan
4.2. Konsep Pelayanan Secara Umum
4.3. Prosedur Pelayanan Pasien
4.4. Pencatatan dan Pelaporan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN PASIEN
6.1. Pengertian
6.2. Tujuan
6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien
BAB VII KESELAMATAN KERJA
7.1. Pengertian
7.2. Tujuan
7.3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan
BAB VII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keberhasilan pelayanan ruang KIA-KB antara lain ditentukan oleh


tersedianya sumber daya yang sesuai dengan standar dan terlaksananya sistem
penyelenggaraan pelayanan.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka disusunlah Pedoman Pelayanan


KIA-KB Puskesmas Indrajaya. Diharapkan dengan tersusunnya buku ini dapat
meningkatkan pelayanan KIA-KB sesuai dengan standar yang ditentukan.

1.2 TUJUAN PEDOMAN

Tujuan dari tersusunnya buku Pedoman Pelayanan KIA-KB Puskesmas


Indrajaya ini adalah menata Unit KIA-KB Puskesmas Indrajaya agar dapat
meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, perubahan
peraturan perundang-undangan yang diberlakukan dan harapan masyarakat.

1.3 RUANG LINGKUP

1. Pelayanan pendaftaran pasien


2. Informasi pelayanan ruang KIA-KB
3. Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan
4. Pelayanan KB
5. Sistem komunikasi
6. Sistem rujukan
1.4 BATASAN OPERASIONAL

 Puskesmas adalah unit organisasi fungsional yang bertanggung jawab


terhadap masalah kesehatan masyarakat dan pembangunan kesehatan
di suatu wilayah kerja sebagai pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kab /
Kota.
 Standar pelayanan adalah prasyarat minimal yang harus dipenuhi
untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.
 Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
kepada pasien di sarana kesehatan
 Persetujuan Tindakan Medik adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarganya yang sah secara hukum, atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut.
 Informasi pelayanan adalah semua keterangan tentang pelayanan yang
tersedia.

 Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem di mana


puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman.
 Keselamatan kerja merupakan suatu sistem di mana puskesmas
membuat kerja/aktifitas karyawan lebih aman.

1.5 LANDASAN HUKUM

Unit KIA-KB disuatu puskesmas adalah merupakan bagian yang harus


terselenggara sesuai dengan:

a. Undang-undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek kedokteran

b. Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

c. Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 037 tahun 2012 tentang


Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas

g. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 tahun 2014 tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
h. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI Nomor
63/KEP/M.PAN/2003, tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik
i. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 585/Menkes/SK/V/2007 tentang
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
j. Kep Menkes RI Nomor : 828 Menkes/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab/Kota.
BAB II
STANDAR KETENAGAN

Standar ini digunakan sebagai acuan untuk menetapkan penyediaan


sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan layanan
kesehatan di Puskesmas

2.1 Kompetensi

1. Bidan

a. Mempunyai Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) dan Surat Izin


Kerja (SIK).
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan, pelayanan promotif,
preventif serta pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan
c. Mampu melaksanakan asistensi kepada dokter sesuai kompetensi
dan kewenangannya
Standar Kompetensi SDM ruang KIA-KB Puskesmas Indrajaya

Nama Kualifikasi Pengalaman Pelatihan


Jabatan
Pendidikan Kerja
Bidan Koordinator Minimal 2
D-3 Kebidanan APN
tahun
Bidan Pelaksana D-3 Kebidanan - APN

2.2 Jumlah Tenaga.

Pola Ketenagaan ruang KIA-KB Puskesmas Indrajaya


Jenis Pendidikan
No. Jumlah Tenaga

1. D-3 Kebidanan
BAB III

STANDAR FASILITAS

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menyiapkan sarana dan


prasarana dalam menyelenggarakan pelayanan KIA-KB di Puskesmas Indrajaya.
3.1 Denah Ruang

3.2 Fasilitas

1. Ukuran Ruangan 5 x 4 m

2. Ruangan mempunyai ventilasi, penerangan / pencahayaan yang cukup

3. Tersedia air mengalir.

4. Dapat diakses oleh pasien berkebutuhan khusus

3.3 Peralatan Medis


No Nama Juml
Alat ah
1. Bed Ginekolog 1 set
2. Masker 1 box ( isi 100 lembar)
3. Sarung tangan 1 box (isi 100 buah)
4. Lemari instrumen set
5 Tempat tidur
6 Stetoskop
7 Termometer
8 Tensimeter
9 Timbangan badan
10 IUD Kit
11 Pil KB
12 Cairan atiseptik / Betadine
13 Kapas alkohol
14 Duk bersih

4 Peralatan Non Medis

- Kursi dan Meja

- Lap/handuk
- Lemari alat

- Tempat sampah (medis & non medis)


BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan di Ruang KIA-KB adalah pelayanan pemeriksaan


kehamilan dan keluarga berencana yang ditujukan kepada keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
1. Pelayanan antenatal

- Anamnesa

- Pemeriksaan kebidanan

- Pemberian imunisasi TT

- Pemberian obat (Fe, obat cacing, dan obat-obat khusus; pusing,


emesis, hipertensi, dsb)
- Penyuluhan

2. Pelayanan Kontasepsi

- Pil

- IUD

- Kondom

- Penyuluhan

4.2 Konsep Pelayanan Secara Umum

1. Dilakukan secara kerjasamaa

2. Pelayanan dilakukan sesuai standar medis dan asuhan kebidanan

3. Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan

4. Semua tindakan didokumentasikan dengan baik


5. Harus ada system monitoring dan evaluasi

4.3 Prosedur Pelayanan Pasien

Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar


pelayanan puskesmas dan standar operasional prosedur. Prosedur pelayanan
KIA-KB adalah:

1. Pasien datang ke loket pendaftaran.


2. Petugas pendaftaran memanggil pasien dan menanyakan tujuan
kedatangan pasien.
3. Pasien dipersilakan menunggu di ruang tunggu dekat KIA-KB.
4. Petugas loket pendaftaran mengantar rekam medis pasien ke KIA-KB.
5. Petugas KIA-KB memanggil pasien dengan ramah.
6. Petugas KIA-KB mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis.
7. Petugas KIA-KB mempersilakan pasien (Ibu Hamil/PUS) dan
pasangannya untuk
masuk. Bila pasien datang sendirian maka petugas menyarankan agar
pasien membawa pasangannya (suami) untuk ikut datang pada
kunjungan berikutnya.
8. Petugas KIA-KB menimbang berat badan dan tinggi badan pasien.
9. Petugas KIA-KB memeriksa tekanan darah pasien.
10. Petugas KIA-KB melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
11. Petugas KIA-KB melakukan rujukan laboratorium bila perlu.
12. Apabila diperlukan tindakan medis maka pasien dan keluarga
diberikan informed consent
13. Petugas KIA-KB menjelaskan hasil pemeriksaan.
14. Petugas KIA-KB menuliskan resep.
15. Petugas KIA-KB melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
16. Petugas KIA-KB memberikan kesempatan bagi pasien dan
pasangannya untuk bertanya hal yang kurang jelas.
17. Pasien dipersilakan mengambil obat di Unit Apotek (bila ada).
18. Petugas mencatat pada Buku Register Harian, Rekam Medis, dan
Register Kohort KIA dan Buku KIA

4.4 Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan

a. Rekam Medik

Rekam Medik menjelaskan keterangan / informasi yang akurat dan


lengkap tentang :
 Identitas pasien

 Tanggal & waktu

 Hasil anamnesis : keluhan & riwayat penyakit

 Hasil pemeriksaan fisik & penunjang medik

 Diagnosis

 Rencana penatalaksanaan

 Pengobatan dan/atau tindakan

 Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

 Persetujuan tindakan medik (untuk yang berisiko tinggi)

 Rujukan bila diperlukan

b. Pencatatan kegiatan pelayanan KIA-KB di luar gedung Puskesmas

2. Pelaporan

a. Laporan Bulanan.

Setiap puskesmas harus membuat laporan ke Dinas Kesehatan


Kab./Kota, bersamaan dengan laporan kegiatan Puskesmas lainnya
b. Laporan Tahunan

Pelaporan mengenai sumberdaya (sarana, prasarana, tenaga) kepada


Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersamaan dengan laporan
kegiatan Puskesmas lainnya.
BAB V
LOGISTIK

Pengelolaan obat dan alat kesehatan/alkes meliputi pemesanan,


pengambilan dan pencatatan obat/alkes untuk pasien-pasien ruang KIA-KB.
Mekanisme pengadaan obat dan alat medis di Ruang KIA-KB adalah sebagai
berikut :

1. Persiapan Alat
a. Lembaran stock obat
b. Buku keluar/masuk alat
c. Buku inventaris alat

d. Blanko pemesanan obat dan alkes


2. Pemesanan alat kesehatan dilakukan oleh Bidan
3. Pengadaan alat umum :
a. Petugas membuat permintaan ke bagian Tata Usaha, dengan
mengisi Formulir

Pengambilan Barang
b. Formulir diserahkan ke Bagian Tata Usaha.
4. Permintaan alat-alat kesehatan
a. Petugas mengajukan permintaan barang ke bagian Farmasi dengan
mengisi

formulir permintaan barang.


b. Formulir diserahkan ke Bagian Farmasi.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1 PENGERTIAN

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu sistem dimana


puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
resiko pasien, pelaporan dan anlisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

6.2 TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas .


2. Meningkatnya akuntabilitas puskesmas terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas .
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

6.3 TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN

1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan medis.


2. Terdapat petugas ruang KIA-KB yang memahami mengenai keselamatan
pasien.
3. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis maupun
keperawatan
sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
4. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap.
5. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien antara
lain sterilitas
alat, tabung oksigen, tempat tidur periksa, privacy, dan lain-lain.
6. Terdapat evaluasi kelengkapan sarana dan prasarana.
7. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
 Insidens kesalahan identifikasi pasien
 Insidens kesalahan diagnosa
 Insidens kesalahan terapi
 Insidens kesalahan pemeriksaan penunjang.
8. Membangun kesadaran atau budaya akan nilai keselamatan pasien.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1. PENGERTIAN

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana puskesmas membuat


kerja/aktifitas keryawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi
ataupun puskesmas .

7.2. TUJUAN

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Puskesmas Indrajaya.


2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan,
cara dan proses kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

7.3. TATA LAKSANA KESELAMATAN KARYAWAN


a. Setiap petugas medis maupun non media menjalankan prinsip
pencegahan infeksi, yaitu :
– Mengganggap bahwa pasien maupun dirinya sendiri dapat
menularkan infeksi.
– Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu
boot/alas kaki tertutup, celemek, masker, dll) terutama bila
terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu urin, darah, muntah,
sekret, dan lain-lain.
– Melakukan tindakan yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai
prosedur yang ada, misalnya menyuntik, menjahit luka, memasang
infus, dan lain-lain.
– Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
menangani pasien.
b. Terdapat tempat sampah infeksius dan non infeksius.
c. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas, yaitu :
– Dekontaminasi dengan larutan klorin.
– Pencucian dengan sabun
– Pengeringan.
d. Menggunakan baju kerja bersih.
e. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus :
– HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
– Flu burung
Kewaspadaan standar petugas dalam menghadapi penderita
dengan flu

burung, adalah :
 Cuci tangan
Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan
menggunakan sikat selama ± 5 menit, yaitu dengan
menyikat seluruh telapak tangan
maupun punggung tangan.
Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa pasien.
 Menggunakan pelindung wajah/ kacamata goggle (bila
diperlukan.
 Menggunakan apron/ gaun pelindung.
 Menggunakan sarung tangan.
 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot).
– Hepatitis B/C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga


berencana dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator program KIA-KB sesuai target.
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap tribulan.
BAB IX

PENUTUP

Demikian buku Pedoman Ruang KIA-KB ini disusun. Kami mengajak


semua pihak yang bekerja di Puskesmas Indrajaya untuk dapat bersama-sama
membina dan mengembangkan sistem pelayanan KIA-KB yang aman dan
nyaman. Semua petugas baik tenaga medis, paramedis, maupun non medis yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan medis hendaknya selalu menaati
ketentuan yang telah digariskan di dalam buku pedoman ini.
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor
terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan upaya kesehatan ibu, anak dan
keluarga berencana dengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran
dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya
meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam
bidang kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai