PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
Sebagai bahan pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di poli KIA sehingga
dapat memberikan hasil pemeriksaan yang bermutu dan meningkatkan kepuasan dan
harapan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di poli KIA.
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran pedoman ini adalah petugs puskesmas yang memberi layanan pada poli KIA, baik
seorang dokter mapupun bidan terlatih yang telah mendapat pendelegasian wewenang.
Prosedur mencakup proses pelayanan Poli Kia - KB dimulai dari penerimaan Rekam Medik,
anamnesa, pemeriksaan, penatalaksanaan, rujukan, pencatan dan pengembalian Rekam
Medik. Ruang lingkup pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA):
1. Melayani posyandu Yaitu tempat pelayanan kesehatan bayi, balita, dan pemeriksaan
bumil.
2. Pemeriksaan ibu hamil (ANC) Yaitu pelayanan kesehatan untuk ibu selama kehamilan,
dimana dianjurkau minimal
1 kali selama masa kehamilan dan rujukan pada laboratorium meliputi: hb,, golongan
darah, dan PITC.
3. Deteksi dini ibu hamil dengan resiko tinggi Yaitu pelayanan kesehatan ibu hamil selama
kehamilan dengan riwayat ataupun sedang mengalami resiko tinggi. Dan jika keluhan
tidak dapat tertangani di lakukan rujukan lebih dini.
6. Melayani imunisasi Yaitu pelayanan kesehatan pada bayi untuk imunisasi dasar dan
tambahan, meliputi imunisasi HBO, BCG, PENTABIO, CAMPAK, POLIO, Td, dan DT.
3
7. Melayani pemeriksaan ibu nifas Yaitu pelayanan kesehatan pada ibu sampai 40 hari
pasca melahirkan.
8. Memberikan penyuluhan tentang resiko tinggi ibu hamil dan dilakukan pendampingan
bumil resiko tinggi oleh kader.
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaanpelayanan ibu hamil, ibu nifas, ibu dengan
kompilkasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus, bayi baru lahir dengan komplikasi,
bayi, dan balita.
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) adalah upaya dibidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan bagi pasangan usia subur (PUS) untuk mengatur kehamilan.
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. JADWAL KEGIATAN
Penyelenggaraan upaya pemeriksaan ibu hamil, KB dan dilakukan setiap hari sebelum jam
pelayanan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana, saat jam pelayanan hingga setelah
pelayanan adalah kegiatan untuk pencatatan kegiatan serta pengelolaan peralatan yang
telah digunakan.
Jam pelayanan Poli KIA:
Senin - Kamis : 08.00 – 12.30
Jumat : 08.00 – 10.30
Sabtu : 08.00 – 11.30
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Ruang poli KIA berlokasi di gedung puskesmas Rowotengah, mempunyai fasilitas air
mengalir untuk cuci tangan dan Alat.
PINT
U
KURSI KURSI
MEJA TULIS
KURSI
LEMARI
ARSIP
WAST
AFEL
JENDELA
B. Standar Fasilitas
Ruangan
Standar ruangan :
1) Arah angin dari samping petugas
2) Mempunyai cross ventilasi
3) Mempunyai fasilitas air mengalir dan cuci tangan
Kondisi riil :
1) Luas poli KIA adalah 3X4 m2
2) Memiliki faslitas air mengalir
3) Mempunyai cross ventilation
Peralatan :
Standar peralatan :
1) Set pemeriksaan Antenatal
6
2) Sel Pelayanan KB
3) Mebelair
4) Bahan habis pakai
7
BAB IV
A. LINGKUP KEGIATAN
Tata laksana pelayanan/alur pelayanan Poli KIA dan KB di Puskesmas Rowotengah adalah :
1. Klien mendaftar di ruang loket pendaft
2. Klien akan mendapatkan nomor antrian poli KIA & KB
3. Klien menunggu didepan poli KIA & KB
4. Petugas pendaftaran mengantarkan Rekam Medis ke poli KIA & KB
5. Petugas poli KIA & KB memanggil klien
6. Petugas poli KIA & KB mengklarifikasi ulang kebenaran Rekam Medis dengan identitas
klien
7. Petugas poli KIA & KB memberikan pelayanan / asuhan kebidanan yang meliputi
anamnese / untuk mendapatkan data subyektif, melakukan pemeriksaan
fisik / untuk mendapatkan data obyektif, melakukan koordinasi / kolaborasi dengan
laboratorium / poli lain yang dianggap perlu ( poli Umum, poli Gigi), membuat diagnosa
kebidanan, memberikan asuhan kebidanan, memberikan resep jika diperlukan
8. Petugas poli KIA & KB memberikan rujukan ke RS / PPK tk II apabila diperlukan
penanganan lebih lanjut.
9. Klien selesai diberikan pelayanan di poli KIA & KB
B.METODE
1. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan sesorang yang berkunjung ke puskesmas,
apakah keadaan seseorang tersebut sehat atau sedang sakit.
2. Standar asuhan
Standar I : Pengkajian
Stanadar II : Diagnosa
Standar III : Pengobatan
Standar IV : Pendokumentasian
C. LANGKAH-LANGKAH
Standar I ( Pengkajian )
Pengkajian memerlukan data yang lengkap tentang keadaannya untuk menentukan
kebutuhan pengobatan. Komponen pengkajian meliputi :
a. Keluhan pasien (anamnesa )
Berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang sering disampaikan oleh
pasien maupun keluarga pasien. Penelusuran riwayat penyakit yang diderita saat
ini, penyakit lainnya yang merupakan factor resiko, riwayat keluarga, riwayat sosial
dan riwayat alergi menjadi informasi lainnya pada bagian ini. Pada beberapa
8
penyakit , bagian ini memuat informasi spesifik yang harus diperoleh dokter dari
pasien atau keluarga pasien untuk menguatkan diagnose penyakit.
Wawancara dilakukan pada pasien / keluarga :
Identifikasi data
Mengidentifikasi indentitas pasien usia, jenis kelamin, pekerjaan, status
perkawinan.
Keluhan utama
Satu atau lebih gejala atau kekhawatiran yang menyebaban pasien pergi
berobat
Riwayat penyakit sekarang
Memperjelas keluhan utama, menguraikan bagaimana gejala gejala itu
terjadi.
Gejala utama harus diterangkan secara jelas dengan menyebutkan lokalis,
durasi , frekuensi , situasi ketika gejala tersebut timbul, factor yang
memperberat atau meringankan gejala, dan manifestasi yang menyertainya.
Lama sakit juga perlu ditanyakan, pengobatan yang sudah dilakukan.
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah diderita pada saat anak anak, pada saat usia
dewasa, ataupun pernah menjalani screening kesehatan
Riwayat penyakit keluarga
Menanayakan penyakit yang diderita ayah, ibu atau keluarga lainnya.
Riwayat alergi
Riwayat terjadinya alergi terhadap obat obatan yang pernah dikonsumsi
selama ini, merupakan catatan bagi petugas kesehatan.
b. Pemeriksan tanda tanda vital
Pemeriksaan vital sign meliputi :
Pengukuran tekanan darah
Pengukuran suhu tubuh
Pengukura nadi
Pengukuran pernafasan
c. Pemeriksaan fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi )
Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan dari suatu system atau organ bagian tubuh.
Tujuan pemeriksaan adalah :
Menentukan kelainan fisik yang berhubungan dengan penyakit pasien
Mengklarifikasi dan memastikan kelainan sesuai dengan keluhan dan
riwayat kesehatan pasien.
Mendapatkan data untuk menegakkan diagnose medis dan
keperawatan / kebidanan
Mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan pasien.
9
Cara pemeriksaan meliputi :
Inspeksi
Adalah memeriksa dengan melihat dan mengingat. Hasil pemeriksaan yang
didapat:
- Kesan umum penderita
- Warna permukaan tubuh
- Ukuran tubuh dan bagiannya
- Gerakan dan gaya tubuh
Langkah kerja :
- Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
- Buka bagian yang diperiksa
- Perhatikan kesan pertama pasien : perilaku, ekspresi ,
penampilan umum, pakaian, postur tubuh dan gerakan dengan
waktu yang cukup.
- Lakukan inspeksi secara sistematis ,bila perlu bandingkan bagian
sisi tubuh pasien.
Palpasi
Adalah pemeriksaan dengan perabaan menggunakan rasa propioseptif
ujung jari dan tangan
- Permukaan : halus / kasar, menonjol / tidak. Keras /l lunak
- Getaran dan denyutan : denyut nadi dan vena , pikulan jantung
dll
- Keadaan organ di bawah permukaan : keadaan hepar, massa
abnormal, dll
Cara kerja :
- Daerah yang diperiksa bebas dari gangguan yang menutupi
- Yakinkan tangan hangat dan tidak dingin
- Lakukan perabaan secara sistematis, untuk menentukan ukuran,
bentuk, konsistensi dan permukaan
Jari telunjuk dan ibu jari untuk menenetukan besar dan
ukuran
Jari 2,3 4, bersama untuk memnentukan konsistensi
Sedit tekanan untuk mentukan rasa sakit
Perkusi
Dengan perkusi diketahui isi jaringan di bawah permukaan tubuh . ada 5
jenis suara perkusi :
10
Cara kerja :
- Lepas pakaian sesuai dengan keperluan
- Luruskan jari tengah kiri, dengan ujung jari tekan pada
permukaan yang akan diperkusi.
- Lakukan ketukan dengan ujung jai tengah kanan di atas jari kiri,
dengan lentur dan cepat
Auskultasi
Adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh dengan
menggunakan stetoskop
Hasil pemeriksaan :
Bunyi dalam tubuh normal dihasilkan oleh :
- Paru : bunyi nafas
- Jantung : Bunyi karena menutupnya katup jantung
- Usus/ abdomen : bunyi bisisng dan peristaltic usus
- Pembuluh darah : bunti aliran darah
Pemeriksaan fisik dari head to toe :
a. Kulit dan system musculoskeletal
b. Kepala , mata, telinga , hidung dan tenggorokan
c. Leher
d. Peunggung
e. Thorax termasuk paru dan janung
f. Abdomen
g. Ekstrimitas
Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan penunjang yang spesifik,
mengarah pada diagnose penyakit. Meskipun tidak memuat rangkaian
pemerisaan fisik lainnya, pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik
menyeluruh tetap harus dilakukan oleh dokter layanan prier untuk
memastikan diagnostic serta menyingkirkan diagnostic banding.
B. Standar II : Diagnosa
Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan dengan
anmnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit membutuhkan hasil
pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis atau karena telah menjadi
standar algoritma penegakan diagnosis. Selain itu, bagian ini juga memuat
kualfikasi penyakit, diagnosis banding dan komplikasi penyakit
C. Standar III : Pengobatan
Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi pada pasien
yang terbagi atas dua yaitu : penatalaksanaan non farmakologi dan farmakologi.
Selain itu bagian ini juga berisi edukasidan konseling terhadap pasien dan
keluarga, aspek komunitas lainnya serta kapan dokter perlu merujuk pasien
( kriteria rujukan.
Dokter akan merujuk pasien apaila memenuhi salah satu kriteria berikut :
11
1. Time : jika perjalanan penyakit dapat diglongkan dalam kondisi kronis
2. Usia : jika usia pasien dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan resiko komplikasi serta kondisi penyakit yang lebih berat.
3. Complication: jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi pasien
4. Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi.
Selain keempat kriteria di atas kondisi fasilitas pelayanann juga dapat menjadi
dasar bagi dpkter untuk melakukan rujukan demi menjamin keberlangsungan
penatalaksanaan dengan prsetujuan pasien
Prognosis
Kategori prognosis :
1. sanam : sembuh
2. bonam : baik
3. malam : buruk
4. Dubia : tidak tentu /ragu ragu
D. Standar IV : Pendokumentasian
Catatan pemeriksaan, pengolahan rawat jalan ditulis di rekam medis sehingga dapat
digunakan sebagai bahan bukti informasi, tinakan dan laporan.
Penulisan catatan medis dilakukan sesegera mungkin sebelum data hilang dari
ingatan. Jika ditulis dengan tangan, sebuah rekam medis yang baik selalu dianggap
sah secara hokum.
12
BAB V
LOGISTIK
13
BAB VI
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan
Kelarga Berencana perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan.
14
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
15
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Kelarga Berencana dimonitor
dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan prosedur
2. Tercapainya indikator cakupan PWS KIA-KB
3. Tercapaianya indikator SPM dan PKP
Hasil monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang dihadapi dibahas pada pertemuan
lokakarya mini bulanan, triwulan dan tahunan serta dalam kegiatan koordinasi lintas program
maupun lintas sektor yang lainnya.
BAB IX
16
PENUTUP
Demikian pedoman ini penyelenggaraan pelayanan poli KIA dibuat sebagai acuan bagi
petugas puskesmas/pelaksana terkait mudah-mudahan dengan adanya pedoman ini
bermanfaat dan dapatlebih mempermudah.
semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun
eksternal.
17