A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
ruang anak & tumbang perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman
bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien
pada umumnya dan khususnya pasien ruang anak & tumbang puskesmas Pauh
Kambar ,Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan
ruang anak & tumbang harus berdasarkan standar pelayanan puskesmas Pauh
Kambar.
B. TUJUAN
anak & tumbang pada pasien anak usia 0 bulan -12 tahun, sehingga dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan tepat dan memberikan
Dimulai dari memanggil pasien sesuai urutan antrian hingga penulisan di kertas
D. BATASAN OPERASIONAL
E. LANDASAN HUKUM
Kesehatan Masyarakat
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM ruang anak & tumbang adalah :
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Petugas di ruang anak & tumbang berjumlah 3 (tiga) orang dengan standar
Kategori :
3 orang bidan
C. JADUAL PELAYANAN
A. DENAH RUANGAN
LOKET
PENDAFTARAN
WC KASIR
GUDANG
R. IMUNISASI
APOTIK
OBAT
Kursi Tunggu
Kambar . Ruangan terdiri dari 1 (satu ) tempat tidur pemeriksaan dan mempunyai
Peralatan poli mtbs adalah sejumlah alat medis yang dipergunakan untuk
4. Steteskop Pediatric
5. Termometer anak
6. Timbangan anak
7. Timbangan bayi
8. ARI timer
9. Meteran
B. Perlengkapan
1. Bantal
2. Sarung bantal
penutup
C. Meubelair
1. Kursi kerja
2. Lemari arsip
7. Formulir rujukan
9. Kertas resep
Status Medis
Timbangan
Mikrotoa
Form MTBS/MTBM
6. Jika < 5 tahun klasifikasikan penyakit dan lakukan tindakan sesuai dengan
buku panduan mtbs/ mtbm Dan catat di form mtbs dan mtbm
8. Bila tidak diperlukan tindakan lainnya pasien diberi resep dan bisa langsung
pulang
Pasien/ keluarga pasien dijelaskan oleh petugas mengenai keadaan pasien untuk
dirujuk ke rs guna pemeriksaan lebih lanjut. Perawat/ bidan menisi form rujukan
dengan kelngkapan :asal puskesmas, poli/ rs tujuan, Identitas pasien, keluhan dan
diagnose.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan pemeriksaan
laboratorium , bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi informed consent.
lanjutan. Bila keluarga setuju, jika rujukan perlu tidakan maka harus mengisi inform
consent. Petugas mengisi formulir rujukan antar poli dan pasien diantar ke poli
tujuan
BABV
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
diharapkan.
Puskesmas Pauh kambar wajib menerapkan standar keselamtan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia
kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu
Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan
kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat melalui
melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum aman
peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll). Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya
potensial untuk menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi
dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada
pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat
menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat dikenali
secara klinis karena tidak memberikan gejala. Dengan munculnya penyebaran penyakit
yang bisa melindungi semua pihak daripenyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran
infeksi dikenal melalui “ Kewaspadaan Umum “ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai
sejak dikenalnya infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas
Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II. Tujuan
Precaution”.
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga
Indikator mutu yang digunakan di poli mtbs Puskesmas Pauh Kambar dalam
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien selesai mendaftar sampai
dilayani di poli
diberikan.
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di RUANG ANAK & tumbang
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PELAYANAN POLI MTBS
a. Petugas Penanggung
Jawab
Perawat/ bidan poli
b. Perangkat Kerja
Status Medis
c. Tata Laksana Pelayanan poli mtbs
2. Memanggil pasien sesuai nomer urut
3. Mengukur Berat Badan dan Tinggi badan
4. Melakukan anamnese dan mencatat di rekam medis
5. Pemeriksaan fisik dan vital sign pasien
6. Klasifikasi sesuai umur (< 5 tahun atau > 5 tahun)
7. Jika < 5 tahun klasifikasikan penyakit dan lakukan tindakan sesuai dengan
buku panduan mtbs/ mtbm Dan catat di form mtbs dan mtbm
8. JIka > 5 tahun pengobatan berdasarkan pada buku pengobatan rasional
9. Bila tidak diperlukan tindakan lainnya pasien diberi resep dan bisa langsung
pulang
10. Pasien dianjurkan kontrol kembali sesuai dengan saran petugas
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan
hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh Kesalahan akibat
melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Tujuan penerapan keslamatan paisen adaah terciptanya budaya keselamtan pasien,
meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap apsien dan masyarakat, menurunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program- program
pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
Puskesmas sukomlyo wajib menerapkan standar keselamtan pasien yang meliputi :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program
peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
I. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia
kurang
dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan
kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan
kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke
masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup
tinggi
(misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang belum
aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama
peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka
kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan
angka
kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit
ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan untuk
mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di poli mtbs Puskesmas PAUH KAMBAR dalam
memberikan
pelayanan adalah
1. waktu tunggu poli mtbs ≤ 60 menit
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien selesai mendaftar sampai
dilayani di poli
2. kepuasan pelanggan ≥ 90%
Kepuasan adalh pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang
diberikan.
3. Jam buka pelayanan
Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan di RUANG ANAK & tumbang jam
buka 08.00 s.d 11.30setiap hari
kerja kecuali jumat dan sabtu
BAB IX
PENUTUP
Demikian pedoman penyelenggaraan pelayanan ruang anak & TUMBANG ini
dibuat sebagai acuan
pelayanan bagi petugas di puskesmas Pauh Kambar. Mudah - mudahan dengan
adanya
pedoman pelayanan ini, dapat lebih memudahkan semua pihak yang terkait
dengan
penyelenggaraan kegiatan dan pelayanan internal maupun eksternal