Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPT BLUD Puskesmas PuyungKabupaten
Lombok Tengah pada Tahun 2020 ini dapat menyusun Pedoman Pelayanan Poli Anak dan
Remaja.
Pedoman Pelayanan Poli Anak dan Remaja ini disusun dalam rangka memberikan
acuan bagi semua jajaran di UPT BLUD Puskesmas Puyung dalam memberikan pelayanan
bagi pasien. Melalui pedoman ini diharapkan semua tenaga profesional pemberi asuhan serta
tenaga terkait lainnya dapat memahami berbagai hal yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan anak dan remaja di UPT BLUD Puskesmas Puyung Kabupaten Lombok Tengah.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan dan penerbitan pedoman ini. Semoga keinginan untuk dapat lebih meningkatkan
mutu dan keselamatan pasien dapat tercapai, seiring dengan pemberdayaan para
pelaksananya.
Pedoman ini tentu saja masih belum dapat memuat semua prosedur pelayanan
kesehatan anak dan remaja yang dibutuhkan karena keterbatasan ilmu dan referensi yang ada
pada kami. Oleh karena itu permohonan maaf perlu kami haturkan apabila dalam penyusunan
pedoman ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Meskipun
demikian semoga Pedoman Pelayanan Poli Anak dan Remaja ini dapat memberkan manfaat
bagi semua pihak yang terkait
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Seperti yang diketahui pada awal tahun 2020 terdapat virus yang menyebar ke
seluruh dunia termasuk di Indonesia. COVID-19 telah dinyatakan sebagai pandemi dunia
oleh WHO (WHO, 2020) dan juga telah dinyatakan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana melalui Keputusan Nomor 9 A Tahun 2020 diperpanjang
melalui Keputusan Nomor 13 A tahun 2020 sebagai Status Keadaan Tertentu Darurat
Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia. Selanjutnya dikarenakan
peningkatan kasus dan meluas antar wilayah, Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Nasional Berskala Besar dalam
Rangka percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), dan Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 yang menetapkan Status Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat, kemudian diperbaharui dengan Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020
tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) Sebagai Bencana Nasional. Pada masa pandemi ini, Pemerintah harus mencegah
penyebaran COVID-19 di sisi lain untuk tetap memperhatikan upaya-upaya menurunkan
Angka Kematian Bayi. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan
pelayanan kesehatan anak yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Upaya Kesehatan Anak, Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan NSPK terkait lainnya. Pelayanan kesehatan
balita meliputi pemantauan pertumbuhan, perkembangan, pemberian imunisasi dasar dan
lanjutan, kapsul vitamin A dan tata laksana balita sakit jika diperlukan, serta program
pencegahan penyakit, seperti pemberian massal obat kecacingan dan triple eliminasi.
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Pedoman Pelayanan Poli Anak dan Remaja adalah Dokter, Perawat dan Bidan di
Poli Anak dan Remaja di UPT BLUD Puskesmas Puyung.
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan fokus kepada kesehatan anak berusia 0-59 bulan secara menyeluruh di unit
rawat jalan fasilitas pelayanan kesehatan dasar (Permenkes No. 25 Th.2014)
2. Pelayanan Kesehatan Anak
Merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan anak
dalam bentuk pencegahan penyakit, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan.
3. Pelayanan Kesehatan Remaja
Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan pada usia remaja yakni menurut
Permenkes No. 25 th. 2014 adalah antara 10 tahun sampai dengan 18 tahun
F. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang
Upaya Kesehatan Anak
2. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3 Bidan D3 Kebidanan 1
Untuk pembagian kerja masing masing petugas berdasarkan tupoksi yang sesuai
kompetensinya.
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI
POLI ANAK DAN REMAJA
C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Poli Anak dan Remaja buka setiap hari kerja sesuai jam pelayanan sebagai
berikut :
- Senin s/d Kamis : 08.00 – 12.00 WITA
- Jumat : 08.00 – 10.30 WITA
- Sabtu : 08.00 – 11.30 WITA
BAB III
STANDAR FASILITAS
Sarana adalah suatu tempat, fasilitas dan peralatan yang langsung terkait dengan
Pelayanan klinis. Sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang secara tidak
langsung mendukung pelayanan kesehatan. Dalam upaya mendukung Pelayanan Puskesmas
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.
T B
KETERANGAN :
a. = Meja periksa dan komputer
b. = Tempat tidur periksa
c. = Kursi
d. = Troli
e. = Pintu Keluar/masuk
f. = Wastafel
g. Luas ruangan 4 x 4 m²
h. Ruangan kering dan tidak lembab
i. Memiliki ventilasi yang cukup
j. Memiliki cahaya yang cukup
k. Lantai terbuat dari keramik
l. Memiliki wastafel
B. STANDAR FASILITAS
1. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
a. Alat pengukur panjang bayi
b. Pengukur tinggi badan anak
c. Sphygmomanometer dan manset anak
d. Steteskop Pediatric
e. Termometer anak
f. Timbangan anak
g. Timbangan bayi
h. Spatula lidah
i. Timer
j. Meteran
k. Pen light
B. Perlengkapan lain
1. Tempat sampah tertutup yang dilengkapi dengan injakan pembuka penutup
C. Meubelair
1. Kursi kerja
2. Kursi pasien
3. Rak buku
4. Meja tulis
5. Tempat tidur periksa
A. LINGKUP KEGIATAN
1. Petugas Penanggung Jawab
Pelaksana harian di Poli Anak dan Remaja antara lain
a. Ns. Gadis Febriyanthi Pradipta, S.Kep
b. Huniza Fitriana, A.Md.Keb
c. Ita Ristia Astuti, A.Md.Kep
2. Perangkat Kerja :
a. Status Medis
b. Timbangan
c. Alat pengukur tinggi badan/panjang badan
d. Form mtbs/mtbm
e. Buku Bagan MTBS
3. Kegiatan yang dilakukan meliputi
a. Kegiatan Promotif
Melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada ibu dan keluarga
pasien tentang kesehatan anak, tumbuh kembang bayi dan balita
b. Kegiatan Preventif
Melakukan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang dengan metode DDTK
(Deteksi Dini Tumbuh Kembang) untuk mengetahui kelainan perkembangan
secara dini, dan mencegah disabilitas lebih lanjut
c. Kegiatan Kuratif
Melakukan pengobatan pada anak sakit dengan panduan MTBS untuk balita dan
pedoman pelayanan klinis untuk penyakit lainnya, dan untuk pasien diatas usia 5
tahun
d. Kegiatan Rehabilitatif
Melakukan koordinasi dengan unit lainnya untuk rehabilitasi anak dengan
disabilitas serta koordinasi dengan fasilitas kesehatan yang lebih tinggi dalam
proses rujukan bila diperlukan (fisioterapi anak)
4. Prosedur Pelayanan Kesehatan Anak dan Remaja
a. Menerima status rekam medis pasien yang diantarkan oleh petugas loket
b. Memanggil pasien sesuai urutan status rekam medis dengan nama yang
tercantum pada rekam medis
c. Melakukan penimbangan anak (skrining balita dengan BGM) dan pengukuran
panjang badan atau tinggi badan
d. Melakukan anamnesa
e. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai indikasi pasien (pemeriksaan fisik wajib :
temperature untuk pasien demam, menghitung respirasi untuk pasien dengan
keluhan batuk dan susah bernapas)
f. Memberikan pengantar untuk melakukan pemeriksaan laboratorium (jika
diperlukan)
g. Menentukan diagnosa pasien
h. Menulis resep (untuk pemberian antibiotik, analgetik dan obat-obatan yang
memilikikecenderungan menimbulkan alergi wajib ditanyakan sebelumnya
terkait riwayat alergi obat)
i. Memberikan resep kepada pasien atau keluarga sambil memberikan
penyuluhan/KIE tentang penyakit yang diderita serta informasi efek
samping obat.
j. Petugas (dokter/perawat) yang melayani pasien wajib menulis dengan lengkap :
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (jika ada),
diagnose (kode simpus), penyuluhan serta informasi efek samping obat
pada status rekam medis, serta menuliskan dengan jelas nama petugas yang
memberi pelayanan.
k. Merujuk pasien ke unit pelayanan yang lain jika diperlukan (ruang gizi, UGD)
atau ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (rumah sakit)
l. Menuliskan data pasien pada buku register
Petugas pendaftaran
Petugas memanggil Pasien
mengantar rekam medik
pasien
Petugas melakukan identifikasi Pasien
Rujukan Eksternal
Farmasi Faskes Lain
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong
perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.
Keselamatan Pasien ( Patient Safety ) merupakan suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Untuk keamanan dan kenyamanan bagi setiap petugas yang memberikan pelayanan
kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit, maka petugas dalam melaksanakan
pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan menerapkan prinsip PPI.
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi lebih
tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak berusia kurang
dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari keseluruhan
kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum mampu
menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus yang
sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung
ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan dimasyarakat cukup
tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung, pelayanan kesehatan yang
belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui tindakan
pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka
kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun 1998 dan angka
kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit
ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Selain itu dalam menghadapi masa pandemi COVID-19, masyarakat diharuskan untuk
disiplin menghindari keluar rumah, menjaga jarak fisik dengan orang lain, memakai masker
dan menerapkan perilaku hidup bersih sehat.
3. Gaun Pelindung
Gaun pelindung merupakan salah satu jenis pakaian kerja. Jenis bahan sedapat
mungkin tidak tembus cairan. Tujuan pemakaian gaun pelindung adalah untuk
melindungi petugas dari kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan
tubuh lain. Gaun pelindung harus dipakai apabila ada indikasi seperti halnya pada
saat membersihkan luka, melakukan irigasi, melakukan tindakan drainase,
menuangkan cairan terkontaminasi kedalam wc, mengganti pembalut, menangani
pasien dengan perdarahan masif. Sebaiknya setiap kali dinas selalu memakai
pakaian kerja yang bersih,termasuk gaun pelindung. Gaun pelindung harus segera
diganti bila terkena kotoran, darah atau cairan tubuh.
1. Tenaga kesehatan, pasien anak dan pengantar menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang sesuai.
2. Memastikan akses tenaga kesehatan dan pasien terhadap fasilitas cuci tangan (sabun
dan air bersih, atau hand sanitizer dengan kandungan alkohol 70%) selama
pemeriksaan. Jaga jarak pelayanan minimal 1 meter, mulai dari pendaftaran, ruang
tunggu dan ruang pemeriksaan. Pastikan ventilasi memadai untuk sirkulasi udara
keluar masuk.
Pedoman Pelayanan Poli Anak dan Remaja UPT BLUD Puskesmas Puyung ini
digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan di Poli Anak dan Remaja. Untuk
keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pelayanan ini diperlukan komitmen dan kerja sama semua
pihak.
Hal tersebut akan menjadikan pelayanan semakin optimal dan dapat dirasakan
manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra
puskesmas dan kepuasan terhadap proses pelayanan kepada pasien maupun masyarakat.