A.Pendahuluan
Deteksi dini kelainan bawaan melalui Skrining Bayi Baru Lahir (SBBL)
merupakan salah satu upaya mendapatkan generasi yang lebih baik. Skrining
atau uji saring pada bayi baru lahir (neonatal skrining) adalah tes yang dilakukan
pada saat berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang memiliki kelainan
congenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya
gangguan kongenital sedini mungkin,sehingga bila ditemukan dapat segera
dilakukan intervensi secepatnya.
B.Latar Belakang
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heel
prick). Teknik ini adalah cara yang sangat dianjurkan dan paling banyak
dilakukan di seluruh dunia. Darah yang dikeluarkan diteteskan kepada kertas
saring khusus sampai bulatan kertas penuh terisi darah, kemudian setelah
kering di kirim ke laboratorium SHK. Perlu diperhastikan dengan seksama,
pengambilan specimen dari tumit bayi harus dilakukan sesuai dengan tata cara
pengambilan specimen tetes darah kering. Petugas kesehatan yang bias
mengambil darah adalah dokter, bidan dan perawat terlatih yang memberikan
pelayanan pada bayi baru lahir dan analis kesehatan.
1. Persiapan
a. Berikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada
orang tua bayi
b. Bayi baru lahir sehat yang berumur 48 jam sampai 72 jam
2. Pelaksanaan
a. Pengambilan spesimen darah
1) Posisikan bayi terlentang dengan kaki lebih rendah agar aliran darah
lebih lancer
2) Hangatkan tumit
3) Tentukan area penusukan yaitu bagian lateral atau medial tumit
4) Bersihakan darah yang akan ditusuk dengan antiseptik alkohol swab/
kapas alkohol 70%
5) Tusuk tumit dengan lancet steril sekali pakai dengan ukuran 2 mm
6) Setelah tumit ditusuk, usap tetes darah pertama dengan kain kasa steril
7) Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang cukup
besar. Hindarkan gerakan memeras karena akan mengakibatkan
hemolisis atau darah tercampur cairan jaringan
8) Selanjutnya teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai
bulatan terisi penuh dan tembus kedua sisi. Hindarkan tetesan darah
yang berlapis - lapis (layering). Ulangi menetesi darah ke atas bulatan
lain, bila darah tidak cukup, lakukan tusukan di tempat terpisah dengan
menggunakan lancet baru.
9) Sesudah kedua bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas tusukan
dengan kasa/ kapas steril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada
diatas kepala bayi. Bekas tusukan tidak perlu diberi plester ataupun
pembalut.
10) Cuci tangan
Mengetahui,
Koordinator Pogram Anak Kepala UPTD Puskesmas Sungai Sariak