Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL (SHK)

UPTD PUSKESMAS SUNGAI SARIAK TAHUN 2023

A.Pendahuluan

Pembangunan kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan kualitas


sumber daya manusia. Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) dinyatakan bahwa
dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, maka
kesehatan bersama-sama dengan pendidikan peningkatan daya beli keluarga /
masyarakat adalah tiga pilar utama untuk meningkatkan sumberdaya manusia
dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.

Deteksi dini kelainan bawaan melalui Skrining Bayi Baru Lahir (SBBL)
merupakan salah satu upaya mendapatkan generasi yang lebih baik. Skrining
atau uji saring pada bayi baru lahir (neonatal skrining) adalah tes yang dilakukan
pada saat berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang memiliki kelainan
congenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya
gangguan kongenital sedini mungkin,sehingga bila ditemukan dapat segera
dilakukan intervensi secepatnya.

B.Latar Belakang

Di Indonesia, diantara penyakit-penyakit yang dapat di deteksi dengan


skrining pada bayi baru lahir, Hipotryroid Kongenital (HK) merupakan penyakit
yang cukup banyak ditemukan. Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK
adalah dengan deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan
sebelum anak berumur 1 bulan. HK sendiri sangat jarang memperlihatkan gejala
klinis pada awal kehidupan.

Dalam upaya menyediakan pelayanan Sriking Hipotiroid Kongenital (SHK)


dan laboratorium yang dapat di jangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, maka
perlu disusun kebijakan penyelenggaraan program SHK dan standarisasi
laboratorium SHK.

C. Tujuan umum dan tujuan khusus

1. Tujuan Umum

Seluruh bayi baru lahir di indonesi mendapatkan pelayanan skrining

2. Tujuan Khusus

a. Tersedianya pedoman penyelenggaraan pelayanan SHK

b. Meningkatkan akses cakupan serta kualitas pelayanan SHK

D. Kegiatan Pokok dan Rinclan Keglatan

Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heel
prick). Teknik ini adalah cara yang sangat dianjurkan dan paling banyak
dilakukan di seluruh dunia. Darah yang dikeluarkan diteteskan kepada kertas
saring khusus sampai bulatan kertas penuh terisi darah, kemudian setelah
kering di kirim ke laboratorium SHK. Perlu diperhastikan dengan seksama,
pengambilan specimen dari tumit bayi harus dilakukan sesuai dengan tata cara
pengambilan specimen tetes darah kering. Petugas kesehatan yang bias
mengambil darah adalah dokter, bidan dan perawat terlatih yang memberikan
pelayanan pada bayi baru lahir dan analis kesehatan.

E. Cara melaksanakan kegiatan

1. Persiapan
a. Berikan penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan kepada
orang tua bayi
b. Bayi baru lahir sehat yang berumur 48 jam sampai 72 jam
2. Pelaksanaan
a. Pengambilan spesimen darah
1) Posisikan bayi terlentang dengan kaki lebih rendah agar aliran darah
lebih lancer
2) Hangatkan tumit
3) Tentukan area penusukan yaitu bagian lateral atau medial tumit
4) Bersihakan darah yang akan ditusuk dengan antiseptik alkohol swab/
kapas alkohol 70%
5) Tusuk tumit dengan lancet steril sekali pakai dengan ukuran 2 mm
6) Setelah tumit ditusuk, usap tetes darah pertama dengan kain kasa steril
7) Lakukan pijatan lembut sehingga terbentuk tetes darah yang cukup
besar. Hindarkan gerakan memeras karena akan mengakibatkan
hemolisis atau darah tercampur cairan jaringan
8) Selanjutnya teteskan darah ke tengah bulatan kertas saring sampai
bulatan terisi penuh dan tembus kedua sisi. Hindarkan tetesan darah
yang berlapis - lapis (layering). Ulangi menetesi darah ke atas bulatan
lain, bila darah tidak cukup, lakukan tusukan di tempat terpisah dengan
menggunakan lancet baru.
9) Sesudah kedua bulatan kertas saring terisi penuh, tekan bekas tusukan
dengan kasa/ kapas steril sambil mengangkat tumit bayi sampai berada
diatas kepala bayi. Bekas tusukan tidak perlu diberi plester ataupun
pembalut.
10) Cuci tangan

b. Metode Pengeringan Sampel SHK


1) Letakkan di atas permukaan datar yang kering dan tidak menyerap
2) Biarkan spesimen mengering (wama darah merah gelap).
3) Jangan menyimpan spesimen didalam laci dan kena panas atau sinar
matahari langsung atau dikeringkan dengan pengering
4) Jangan meletakkan pengering berdekatan dengan bahan- bahan yang
mengeluarkan uap seperti cat, aerosol dan insektisida

c. Pengiriman Sampel SHK


1) Susun kertas spesimen berselang seling untuk menghindari agar bercak
darah tidak bersinggungan, atau taruh kertas diantara bercak darah atau
setiap spesimen ditaruh dalam kantong khusus
2) Pengiriman tidak boleh lebih dari 7 hari
3) Pengiriman dilakukan secara kolektif oleh DKK kepada laboratorium
rujukan
3. Sasaran
Bayi Baru Lahir yang berumur 48-72 jam di Wilayah Kerja Pukesmas Sungai
Sariak

4. Jadwal pelaksanaan kegiatan


a. Waktu
SHK dilakukan pada setiap bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas
Sungai Sariak bulan Januari-Desember 2023.
b. Tempat
Pemeriksaan SHK dilakukan di rumah pasien pada saat kunjungan
rumah neonatal maupun di Puskesmas.
5. Evaluasi pelaksanaaan kegiatan dan pelaporan
Evaluasi dan pelaporan dilaksanakan setiap setelah selesai kegiatan.
setelah selesai kegiatan.
6. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan,dan pelaporan Kegiatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
dilakukan setiap hari kunjungan dan dilaporkan setiap bulannya.

Mengetahui,
Koordinator Pogram Anak Kepala UPTD Puskesmas Sungai Sariak

dr.Hj. Fatmawati Sridewi


NIP.197809062008012001

Anda mungkin juga menyukai