Anda di halaman 1dari 23

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SKRINING HIPOTIROID KONGINETAL

A. Pendahuluan
Hipotiroid konginetal adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar
tiroid yang di dapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau
gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisinsi iodium.
Hormon tiroid yaitu tiroksin yang erdiri dari iodotironium ( T3 ) dan Tetra
iodotironin ( T4), merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid ( kelnjar
gondok). Pembentukannya memerlukan mikronutrien iodium. Hormon ini berfungsi
untuk mengatur produksi panas tubuh, metabolisme,pembentukan tulang, keja
jantung, saraf serta pertumbuhan dan perkemangan otak. Dengan demikian hormon i
sangat penting peranannya pada bayi dan anak yang sedang tumbuh. Kekurangan
hormon tiroid pada bayi dan masa awal kehidupan bisamengakibatkan hambatan
pertumbuhan ( cebol/stunted ) dan retardasi mental ( keterbelakangan mental )
B. Latar belakang

Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir ( SBBL) merupakan
salah satu upaya mendapatkan generasi yang lebih baik. Skrining atau uji saring
pada bayi baru lahir ( neonatal skrining ) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi
berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari
bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dpat mendeteksi adanya gangguan
konginetal sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera dilakukan
intervensi segera. Pada kasus dengan keterlambatan penemuan dan pengobatan dini ,
anak akan mengalami keterbelakangan mental dan kemampuan IQ dibawah 70. Hal
ini akan berdampak serius pada maslah sosial pada anak. Anak tidak mampu
beradaptasi di sekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga dalam
pengasuhan nya. Dengan demikian deteksi dini sangat penting dalam mencegah
terjadinya keterlambatan pengobatan .

C. Tujuan Umum dan tujuan khusus

Tujuan Umum :

Seluruh bayi baru lahir di Indonesia mendapatkan pelayanan Skrinng Hipotiroid


Konginetal ( SHK )

Tujuan khusus :

a. Meningkatkan akses , cakupan serta kualitas pelayanan SHK


b. Tersedianya jejaring laboratorum rujukan untuk Skrinng Hipotioid Konginetal
( SHK ) pada bayi baru lahir.

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Persiapan
a. Persiapan bayi dan keluarga
b. Persetujuan /penolakan
c. Persiapan alat
d. Persiapan diri
2. Pengambilan spesimen
a. Waktu
b. Data/identitas bayi
c. Metode dan pengambilan darah
3. Tata laksana spesimen
4. Skrining bayi baru lahir

E. Cara melaksanakan kegiatan


1. Persiapan
a. Persiapan bayi dan keluarga
Memotivasi keluarga, ayah/ibu baru lahir sangat penting. Penjelasan kepada orang
tua tentang skrining pada bayi baru lahir dan keuntungan skrining ini bagi asa
depan bayi akan mendorong orangtua untuk mau melkuka skrining bayinya.
b. Persetujuan /penolakan
Persetujuan ( inform consent )
Sebelum melakukan tindakan selalu meminta persetujuan disertai tanda
tangan orang tua bayi.
Penolakan ( dissent consent/ refusal concent )
Bila tindakan penambilan darah pada BBL ditolak maka orang tua harus
menandatangani formulir penolakan. Hal ini diakukan agar jika dikemudian
hari didapati bayi yang bersangkutan menderita HK, orang tua tidak akan
menuntut atau menyalahkan tenaga kesehatan.
2. Pengambilan spesimen
a. Waktu
Pengambilan specimen darah yang paling ideal adalah ketika umur bayi 48- 72
jam . sebaiknya darah tidak diambil dalam 24 jam pertama setelah lahir karena
pada saat itu kadar TSH masih tinggi, sehingga akan memberikan sejumlah hasil
tinggi/positip palsu
b. Data/identitas bayi
Isi identita bayi dengan lengkap dan benar dalam kertas saring. Data ditulis
lengkap dan dihinari kesalahan menulis data. Gunakan huruf kapital.
c. Metode dan pengambilan darah
Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi ( heelpick)
darah yang keluar diteteskan pada keras saring khusus sampai bulatan kertas
penuh terisi darah, kemudian setelah kering dikirim ke laboratorium SHK
d. Tata laksana spesimen
Metode pengiriman specimen
Setelah mendapatkan specimen : segera letakkan di rak pengering dengan
posisi horisontal atau diletakkan diatas permukaan datar yang kering dan tidak
menyerap. Biarkan specimen mengering ( warna darah merah gelap )
Sebaiknya biarkan specimen diatas rak pengering sebelum dikirim ke
laboratorium.
Pengiriman / transportasi specimen
Setelah kering specimen siap dikirim. Ketika specimen akan dikirim,
masukkan ke dalam kantong plastik zip lock. Satu lembar kertas saring
dimasukkan ke dalam satu plastik dapat juga dengan menyusun kertas saring
secara berselang seling untuk menghindari agar becak darah tidak saling
bersinggungan atau taruh kertas diantara bercak darah.
Masukkan kedalam amplop dan setakan daftarspecimen yang dikirim.
Pengiriman tidak boleh lebih dari 7 hari sejak specimen diambil.perjalanan
pengiriman idak boleh lebih dari 3 hari.

F. Sasaran
Sasaran KIE pada SHK :
1. Ibu / orang tua / keluarga
2. Masyarakat luas
3. Tenaga kesehatan
4. Pemangku kebijakan
Sasaran yang dilakukan SHK adalah bayi umur 48- 72 jam di wilayah puskesmas Jiken

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan


1. Persiapan pelaksanaan : Sosialisasi pelaksanaan SHK di Puskesmas Jiken
a. Hari : Selasa
b. Tanggal : 9 Agustus 2016
c. Tempat : Ruang pertemuan Puskesmas Jiken
2. Pengambilan sampel
Tanggal : 8-8 -2016 sampai dengan 30-9-2016
Tempat : Rumah Bayi baru lahir
H. Monitoring evaluasi dan pelaporan

Monitoring evaluasi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan SHK

I. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan

Pencatatan , pelaporan dan evaluasi kegiatan dilaksanakan setelah kegiatan selesai


dilaksanakan dan dibuat tertulis dan lansung dikirimkan ke dinas kesehatansesuai
dengan ketentuan bahwa pengiriman sample ke dinas tidak boleh lebih dari 7 hari
sejak pengambila

J. Biaya

Kegiatan ini dibebankan pada Anggaran APBD II Kabupaten Blora tahun 2016

K. Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken meliputi :

Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken dalam kegiatan Skrining Hipotiroid Konginetal
meliputi S E H A T I

Santun : Dalam memberikan sosialisasi tentang skrining Hipotiroid


Konginetal dan didapatkan kasusu hipotiroid sejak dini
Edukatif : Skrining Hipotiroid Konginetal diharapkan mampu menambah
wawasan / pengetahuan masyarakat tentang penyakit hipotiroid

Harmonis : Selalu menjaga hubungan / kerja sama yang baik dengan sasaran
kegiatan

Amanah : Melaksanakan amanah / tugas dalam rangka memberikan


sosialisasi tentang penyakit hipotiroid dan meyakinkan ibu bayi sehingga mau
diambil sampel buat SHK

Tanggap : Bereaksi cepat dan memiliki respon yang tepat terhadap


permasalahan yang terjadi

Ikhlas : Tidak mengharapkan imbalan / jasa dalam melaksanakan tugas

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


STIMULASI DETEKSI DINI INTERVENSI TUMBUH KEMBANG

A. Pendahuluan
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya .
Upaya membangun manusia seutuhnya harus dimulai sedini dan seawal mungkin, yakni
sejak manuasia itu berada dalam kandungan dan masa balita
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya,
melakukan pembinaan kesehatan sejak dinimelali kesehatan ibu dan anak. Pembinaan
kesehatan ibu dalam perkawinan, semasa hamil hingga melahirkan , ditijukan untuk
menghasilkan keturunan yang sehatdan berpotensi tangguh. Pembinaan anak usia
dini,sejak masih dalam kandungan hingga usia balita ditujukan untuk melindungi
anakdari ancaman kematian dan kesakitan yang dapat membawa cacat serta membina,
membekali dan memperbesar potensintinya untuk menjadi manusia tangguh

B. Latar belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi pada tiap makhluk. Pada
manusia terutama kanak-kanak, proses tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat,
terutama kanak-kanak , proses tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat, terutama
pada periode tertentu.
Pertumbuhan dan perkembangan setiap anak berlangsung menurut rinsip-prinsip yang
umum, namun demikian setiap aak memiliki ciri khas yang tersendiri.
Proses pertumbuhan dan perkembangan ana terjadi sejak dalam kandungan . setiap organ
dan funsinya mempunyai kecepata tumbuh yang berbeda-beda.
Pertumbuhan yang erjadi pada seseorang tidak hanya melputi apa yang terlihat sepeti
perubahan fisik, tetapi juga peubahan dan perkembanan dalam segi lain seperti berpikir,
berperasaan, bertingkah laku.
Perkembangan yang dialami anak merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu
tahab perkembangan ke tahab pekembangan berikutnya yang berlaku secara umm,
misalnya : anak berdiri dengan satu kaki, berjinjit, berjalan menaiki tangga, berlari dan
seterusnya

C. Tujuan Umum dan tujuan khusus

Tujuan Umum :

Terwujudnya bayi, balita dan pra sekolah yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan usianya secara optimal

Tujuan khusus :

a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan bayi, balita dan anak pra sekolah

b. Menemukan secara dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan bayi , balita dan
anak pra sekolah secara dini, sehingga upaya pencegahan , upaya stimulasi dan upaya
penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas sedini mungkin
pada masa-masa ktitis proses tumbuh kembang.

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


a. Menentukan umur dan jenis kelamin
b. Mengukur Tinggi Badan, dan Berat Badan,
c. Mengukur LKA ( Lingkar Kepala Anak )
d. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan ( KPSP)
e. Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah ( KPAP)
f. Tes Daya Lihat ( TDL ) dan Tes Kesehatan Mata ( TKM ) bagi aanak Pra sekolah
g. Tes Daya Dengar Anak (TDD)

E. Cara melaksanakan kegiatan


a. Menentukan umur dan jenis kelamin
Pelaksanaan SDIDTK dilakukan mulai usia 3 bulan sampai dengan 72 bulan.
Balita yang akan kita periksa ditanyakan tanggal lahir untuk menentukan umur
Yaitu dengan cara : tanggal , bulan dan tahun pelaksanaan SDIDTK dukurangi tanggal,
bulan dan tahun lahir.
b. Mengukur TB dan BB
Bila anak umur 0-24 bulan diukur telentang
Bila anak umur diatas 24 bulan diukur berdiri
c. Mengukur LKA
Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis dan bagian
belakang kepala yang menonojol, dicari ukuran yang terbesar.
Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut jenis kelamin anak
pada Buku KIA
Bila ukuran LKA berada pada garis putus-putus atau di dalam jalur hijau digolongkan
normal
d. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan ( KPSP)
Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada para orang tua dan
digunakan sebagai alat untuk melakukan screening pendahuluan perkembangan anak
usia 3bulan sampai 6 tahun , di dalam kuesioener KPSP terdapat 10 pertanyaan untuk
orang tua
Cara menilai KPSP;
Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab
Hitunglah jumlah jawaban Ya
Apabila jumlah jawaban Ya = 9 atau 10 berarti anak yang diperiksa normal
Apabila jumlah jawaban Ya : kurang dari 9, maka perlu diteliti kembali
mengenai : Cara menghitung usia anak, memilih pertanyaan KPSP sudah
sesuai dengan usia anak dan apakah jawaban orang tua/ pengasuh anak sesai
dengan yang dimaksudkannya.
Apabila jumlah jawaban Ya= 7 atau 8, tentukan jadwal untuk dilakukan
pemeriksaan ulang 1 minggu kemudian
Apabila pada pemeriksaan ulang jumlah jawaban Ya tetep 7 atau 8 , maka anak
tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut/ dirujuk ( TN )
Apabila jumlah jawaban Ya= 6 atau kurang, maka anak tersebut memerlukan
pemeriksaan lebih/dirujuk ( TN )

e. Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah ( KPAP )


Adalah sekumpulan kondisi- kondisi perilaku yang digunakan sebagai alat untuk
mendeteksi secara dini kelainan- kelainan perilaku anak pra sekolah. Akan ditemukan
kelainan perilaku anak secara dini, sehingga tindakan tepat dapat segera dilakukan.
Cara melakukan kuesioner perilaku anak pra sekolah
30 perilaku tercantum ditanyakan satu-persatu kepada orang tua atau pengasuh anak.
Berikan nilai untuk setiap jawaban sesuai dengan data perilaku anak :
Tidak terdapat ( T ) : bernilai 0
Kadang- kadang terdapat ( K ) : bernilai 1
Sering terdapat ( S) : bernilai 2
Jumlahkan nilai jawaban dari data perilaku anak.
Bila jumlah nilai kurang dari 17, maka anak tak perlu dirujuk
Bila junlah nilai adalah 17 atau lebih, maka anak perlu dirujuk.
f. Tes daya lihat dan tes kesehatan mata anak prasekolah
Tes ini untuk memriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada anak
prasekolah umur 3 tahun sampai 6 tahun
Tes Daya lihat
Untuk mendeteksi secara dini kelainan daya lihat pada anak usia
Cara melakukan tes daya lihat :
Pilihlah satu ruangan yang bersih dan tenang, dengan penyinaran yang
baik
Gantungkan kartu E setinggi mata anak pada posisi duduk
Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari kartu E , menghadap ke
arah kartu E letakkan sebuah kursi lainnya disamping kartu E untuk
pelaksana test.
Siapkan guntingan huruf E untuk dipegang anak. Latihlah sehingga
anak dapat menunjukkan arah kaki huruf E dengan guntingan huruf E.
Anak diminta mengarahkan guntingan huruf E yang dipegangnya ke
salah satu dari 4 arah ( atas/bawah/kiri/kanan) sesuai huruf E yang
ditunjuk oleh pelaksana tes. Pujilah setiap kali anak mau
melakukannya.
Anak diminta untuk menutup sebelah matanya dengan buku atau benda
lain.
Dengan menggunakan alat penunujuk , tunjuklah tiap huruf E, mulai
dengan huruf yang terbesar dan bergerak ke bawah ke huruf E yang
terkecil yang masih dapat terlihat. Pujilah setiap kali untuk
menggambarkan arah huruf E yang ditunjuk.
Ulangi pemeriksaan ini pada mata satunya dengan cara yang sama.
Tulislah nomer lajur E terkecil yang masih dapat dilihat pada kertas
yang telah disediakan :
Mata kanan: ................. mata kiri : ........................
Cara melakukan menilai :
Anak umur 3-6 yahun umumnya tidak mengalami kesulitan untuk melihat
sampai baris kedua dari bawah ( baris ketiga ) pada kartu E.
Bila pada pemeriksaan yang berikutnya anak tidak dapat melihat sampai baris
yang sama dengan pemeriksaan terdahulu pada kartu E atau tidak dapat
melihat baris yang sma dengan kedua matanya, maka anak perlu
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut ( dirujuk )
Tes kesehatan mata ( TKM )
Tes kesehatan mata dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang diberikan ,
meliputi pemeriksaan mata atas beberapa kelainan, keluhan anak dan perilaku
anak.
1. Apakah anak mengeluh seperti di bawah ini:
Mata gatal, rasa panas, terasa seperti ada pasir ( mengganjal )
Penglihatan kurang baik
Pusing, sakit kepala atau mual diikuti dengan memejamkan mata
Penglihatan kabur atau penglihatan rangkap
Sering menabrak benda-benda kecil disekitarnya
2. Apakah anak mempunyai perilaku sepeti ini :
Sering menggosok-gosokkan mata
Sering memicingkan mata atau mengerutkan dahi atau menutupi
sebelah matanya
Posisi kepala miring atau dijulurkan kedepan
Kesulitan dalam membaca atau melakukan pekerjaan yang
membutuhkan penglihatan dekat
Sering mengdip-kedipkan matanya atau merasa tidak enak bila
melakukan pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat
Melihat/membaca terlalu dekat
Tidak dapat melihat jauh dengan jelas
3. Apakah ditemukan keadaan kelainan mata seperti dibawah ini :
Mata kering, bercak bitot
Mata juling
Mata merah, belekan atau kelopak mata bengkak
Mata merah,bengkak dan keluar air
Timbul bintil yang berulang
Cara menilai : bila ditemukan satu kelaianan atau lebih pada mata anak
seperti diuraikan dalam tes kesehatan mata , maka anak tersebut perlu
dirujuk

g. Tes daya dengar anak ( TDD )


Jika gangguan daya dengar anak dapat diketahui secara dini berbagai cara dapat
dikerjakan untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan meningkatkan
kemmpuan berbicara pada anak
Cara melakukan tes daya dengar :
Menggunakan pertanyaan pertanyaan yg dipilih sesuai dengan umur anak.
Jawaban yang sesuai dengan hasil tes yaitu :
Ya : anak dapat melakukannya dulu maupun sekarang
Tidak : Anak tidak dapat melakukan dulu maupun sekarang atau anda tidak yakin
bahwa anak dapat melakukan hal tersebut
Tes daya dengar ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh orang tua /
pengasuh anak sesuai kelompok umur :
1. Umur kurang dari 6 bulan
2. Umur lebih dari 6 bulan
3. Umur lebih dari 9 bulan
4. Umur lebih dari 12 bulan
5. Umur lebih dari 24 bulan
6. Umur lebih dari 36 bulan
Tulislah hasil tes daya dengar pada buku KIA
Jawaban Ya berarti tidak ditemukan kelainan pada daya dengar anak (kode N )
Jawaban tidak berarti ada gangguan pada daya dengar anak ( kode TN )

F. SASARAN
Bayi, balita, pra sekolah

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan


2016
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 SDIDTK di V v v v v v v v v v v v
Posyandu

2 SDIDTK di TK V

H. Monitoring evaluasi dan pelaporan

Monitoring evaluasi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan SDIDTK

I. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan

Kegiatan SDIDTK dilakukan di Posyandu 1 anak dan di 15 TK dan diambil 1 anak / TK


Pencatatan , pelaporan dan evaluasi kegiatan dilaksanakan setelah kegiatan selesai
dilaksanakan dan dilaporkan pada bagian Kesga DKK Blora

J. Biaya

Kegiatan ini dibebankan pada Anggaran BOK 2016

K. Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken meliputi :

Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken dalam kegiatan SDIDTK

S E H AT I

Santun : Dalam melaksanakan kegiatan SDIDTK selalu mengedepankan


kesantunan

Edukatif : SDIDTK diharapkan mampu mendeteksi secara dini pekembangan dan


pertumbuhan bayi, balita dan pra sekolah dan segera ditemukan bila terjadi penyimpangan

Harmonis : Selalu menjaga hubungan / kerja sama yang baik dengan sasaran
kegiatan

Amanah : Melaksanakan amanah / tugas dalam rangka melakukan Kegiatan


SDIDTK

Tanggap : Bereaksi cepat dan memiliki respon yang tepat terhadap permasalahan
yang terjadi

Ikhlas : Tidak mengharapkan imbalan / jasa dalam melaksanakan tugas

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PELAYANAN POSYANDU

A. Pendahuluan
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan , guna memperdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi . jumlah
posyandu di wilayah Puskesmas Jiken ada 55 Posyandu.
B. Latar belakang
Dalam rangka mendukung dan mencapai target Milenium Development Goal (MDGs)
dimana hampir 70 % Goals yang ditetapkan dalam kegiatannya adalah ditujukan untuk
peningkatan dan percepatan Kesehatan Ibu dan Anak serta pemberdayaan perempuan,
maka untuk itu seluruh pilar kelembagaan masyarakat yang bergerak di bidang
kesehatan dan pemberdayaan perempuan serta pemberdayaan masyarakat diharapkan
mendapat perhatian lebih luas dan serius untuk kita laksanakan . untuk itu salah satu
pilar upaya yang perlu dikembangkan adalah kegiatan posyandu.
C. Tujuan Umum dan tujuan khusus

Tujuan Umum :

Mengurangi angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak

Tujuan khusus :

a. Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kemtian pada ibu dan anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak
c. Meningkatkan peran serta masyarakat
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat
e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


a. Kesehatan Ibu dan anak
b. KB
c. imunisasi
d. Peningkatan gizi
e. Penanggulangan diare

E. Cara melaksanakan kegiatan


a. Pengerahan sasaran pada H-1 dilakukan kader dan diumumkan juga melalui
pengeras suara
b. Pelaksanaan posyandu dengan menggunakan system 5 meja
Meja 1: pendaftaran bayi, balita, bumil, menyusui dan PUS
Meja 2 : penimbangan balita dan mencatat hasil penimbangan
Meja 3 : mengisi buku KIA/ KMS
Meja 4 : menjelaskan data KIA/ KMS berdasarkan hasil timbang
Menjelaskan data KIA/ KMS berdasarkan hasil timbang
Menilai perkembangan balita sesuai umur berdasarkan buku KIA,
JIKA ditemukan keterlambatan , kader mengajarkan ibu untuk
memberikan rangsangan di rumah
Memberikan penyuluhan sesuai dengan kondisi pada saat itu
Memberikan rujukan ke puskesmas apabila diperlukan
5. Meja 5 : merupakan pelayanan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan, dalam hal ini petugas puskesmas Jiken .
Pelayanan imunisasi
Pelayanan KB
Pemeriksaan kesehatan ibu dan anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan
menyusui
Pemberian tablet tambah darah, vitamin A( kader dapat membantu
pemberiannya

Untuk meja 1-4 dilaksanakan oleh kader kesehatan dan meja 5 dilaksanakan oleh
petugas kesehatan diantaranya dokter, bidan, perawat, juru imunisasi

F. Sasaran
Sasaran umum kegiatan posyandu : bayi,anak balita,ibu hamil, ibu melahirkan, ibu
nifas dan ibu menyusui, PUS

Sasaran kegiatan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN


S : Semua Balita Di Wilayah keja posyandu
K : semua balita yang memiliki KMS
D: balita yang ditimbang
N : balita yang berat badannya naik

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Jadwal Posyandu di wilayah Puskesmas Jiken
NO DESA JUMLAH POS TANGGAL PETUGAS
1 Nglobo 4 9,14,20,23 Bidan desa
2 Cabak 3 10,12,15 Bidan desa
3 Nglebur 5 6,10,11,20,21 Bidan desa
4 Janjang 5 5,10,15,20,24 Bidan desa
5 Bleboh 7 2,8,12,16,18,20,23 Bidan desa
6 Ketringan 6 5,7,15,18,20,23 Bidan desa
7 Singonegoro 3 14,21,22 Bidan desa
8 Genjahan 4 11,12,18,21 Bidan desa
9 Jiken 11 5,8,10,12,16,16,17,19,20,22,23 Bidan desa
10 Jiworejo 3 10,11,12 Bidan desa
11 Bangoan 4 12,16,18,19 Bidan desa

H. Monitoring evaluasi dan pelaporan


Monitoring evaluasi pelaksanaan evaluasi kegiatan dilakukan tiap 3 bulan sekali ,
melipurti hasil kegiatan, jadwal dan tempat kegiatan dan pelporan kegiatan sudah
sesuai jadwal yg sudah ditentukan ataupun belum.
Untuk pelaporan posyandu balita dilaporkan tiap bulan sekali , dijadwalkan
sebelum tanggal 5 sudah melaporkan kegiatan tersebut.
I. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap kali kegiatan tiap akhir bulan
melaporkan
Kepada pemegang program dan masuk dalam pelaporan KIA
J. Biaya
Kegiatan ini dibebankan pada Anggaran BOK tahun 2016
K. Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken meliputi :
Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken dalam kegiatan Posyandu
Santun : Dalam memberikan pelayanan Posyandu
Edukatif : Pelaksanaan Posyandu diharapkan mampu menambah
wawasan / pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan
Harmonis : Selalu menjaga hubungan / kerja sama yang baik dengan sasaran
kegiatan
Amanah : Melaksanakan amanah / tugas dalam rangka memberikan
pelayanan Posyandu dan masyarakat mau berperan aktif dalam pelayanan posyandu
Tanggap : Bereaksi cepat dan memiliki respon yang tepat terhadap
permasalahan yang terjadi
Ikhlas : Tidak mengharapkan imbalan / jasa dalam melaksanakan tugas

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KELAS BALITA

A. Pendahuluan

Kelas balita adalah kelas dimana para ibu mempunyai anak berusia 0-5 tahun secara
bersama-sama berdiskusi , tukar pendapat, tukar pengalaman akan pemenuhan pelayanan
kesehatan , gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangannyta dibimbing oleh
fasilitator, dalam hal ini menggunakan buku KIA
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan terutama untuk kesehatan ibu dan
anak balita, Puskesmas Jiken untuk pertama kalinya memiliki program kelas balita
mendapatkan dukungan dari dana BOK tahun 2016

B. Latar Belakang
Melalui SK No. 248/Menkes/ SK/III/2004 tentang buku KIA sebagai buku pedoman
resmi berisi informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak sejak hamil, melahirkan dan
selama nifas sehingga bayi yang dilahirkan berusia lima tahun
Secara umum buku KIA telah memperlihatkan hasil yang berarti dengan meningkatnya
pemahaman ibu terhadap kesehatan anak, umtuk meningklatkan pemanfaatan buku KIA
tersebut perlu diadakan kegiatan yang disebut kelas ibu balita.

C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan , mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami dalam
menggunakan buku KIA dalam mewujudkan tumbuh kembang balita yang optimal
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pemberian ASI secara Esklusif
b. Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya imunisasi pada bayi
c. Meningkatkan ketrapilan ibu dalam pemberian MP-ASI dan gizi seimbang kepada balita
d. Meningkatkan kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan melaksanakan stimulasi
perkembangan balita
e. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi balita dan mencuci tangan
yang benar
f. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara pencegahan dan
perawatan balita

D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


a. Persiapan
Peserta
Fasilitator
b. Pelaksanaan kelas balita
Identifikasi sasaran
Mempersiapkan tempat dan sarana belajar
Mempersiapkan materi
Mengundang ibu yang mempunyai anak usia 0-5 tahun
Mempersiapkan tim fasilitator
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
a. Pertemuan persiapan
Sebelum kelas ibu balita dilaksanakan para penyelenggara perlu melakukan
pertemuan untuk membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan teknis
pengelolaan kelas .misal : siapa yg bertugas sbg fasilitator, fasilitator pemabntu,
perekam proses.
b. Pelaksanaan kelas ibu balita
Membuat kesan yang menyenangkan
Fasilitator dituntut untuk mampu membuat suasana kelas menyenangkjan bagi
seluruh warga belajar. Untuk itu diperlukan sikap ramah, tabah, dan kemampuan
membuat permainan permainan memcah kebekuan suasana menjadi
menyenangkan
Memilih topik berdasarkan kebituhan
Topik-topik yang dibahas dalam setiap pertemuan disesuaikan dengan kebutuhan
warga belajar. Oleh sebab itu fasilitator perlu mengidentifikasi , baik melalui data
ataupun diskusi dengan warga belajar, materi apa yang dianggap tepat
Menerapkan metode yang sudah ditentukan
Metode menggunakan metode belajar orang dewasa yang menekankan pada
partisipasi warga belajar dan penggunaan pengalaman sebagai sumber belajar.
Fasilitator harus memahami sebaik prosedur, metode dan tehnikmemfasilitasi
orang-orang dewasa dalam belajar
Rekam proses atau pencatatan proses pelaksananakn kelas secara rinci sangat
penting dilaksanakan agar dapat digunakan sebagai evaluasi serta meningkatkan
kualitas kelas pada masa mendatang
Disiplin waktu
Waktu pelaksdanaan untuk setiap sesi yang ideal adalah 45 sampai 60 menit. Ibu-
ibu kehilangan konsentrasi apabila satu sesi menghabiskan waktu lebih dari satu
jam.

F. Sasaran
Kelompok Ibu Yang Mempunyai Anak Usia 0-5 Tahun

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kelas ibu balita dilaksanakan sesuai jadwal berikut :
N KEGIATA 201
O N 6
Ja Pe Ma A Mei Ju Jul Agu Se O No De
n b rt pl ni i st pt kt p s
1 Kelas x x x
balita

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah kegiatan kelas balita
dilakukan .
I. Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap kali kegiatan tiap akhir bulan melaporkan
kepada pemegang program dan masuk dalam pelaporan KIA

J. Anggaran
Kegiatan kelas balita dibebankan pada anggaran BOK tahun 2016

K. Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken meliputi :


Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken dalam kelas balita
Santun : Dalam memberikan pelayanan kelas balita
Edukatif : Pelaksanaan kelas balita diharapkan mampu menambah
wawasan / pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan
Harmonis : Selalu menjaga hubungan / kerja sama yang baik dengan sasaran
kegiatan
Amanah : Melaksanakan amanah / tugas dalam rangka memberikan
pelayanan kel;as balita dan masyarakat mau berperan aktif dalam pelayanan
Tanggap : Bereaksi cepat dan memiliki respon yang tepat terhadap
permasalahan yang terjadi
Ikhlas : Tidak mengharapkan imbalan / jasa dalam melaksanakan tugas
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KELAS IBU HAMIL

A. Pendahuluan

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil , dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan
nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos , penyakit menular . Kelas ibu hamil
adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20- minggu
s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan
belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara
menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan.

B. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa angka kematian ibu dan bayi merupakan salah satu
indicator dalam tujuan pembangunan kesehatan Indonesia. secara tren AKI di
Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari tren 390 per 100.000 ( SDKI th
1990) kelahiran hidup menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup, namun demikian
jika dibandingkan dengan target MDGs pada tahun 2015 sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup masih cukup jauh. Sementara itu AKB berdasarkan SDKI tahun
2012 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup juga masih jauh dari target MDgS yaitu 23
per 1000 kelahiran hidup. Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
membantu mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah melalui pemberdayaan
keluarga dan masyarakat. Upaya dalam meningkatkan kemandirian keluarga dan
masyarkat dalam memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak adalah melalui
penggunaan buku KIA , sehingga perlu diberikan pemahaman tentang buku KIA
salah satunya melalui wadah kelas ibu hamil.

C. Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan , mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin sehat, persalinan aman, nifas
nyaman ibu selamat dan bayi sehat
2. Tujuan khusus
a. meningkatkan interaksi dan berbagai pengalaman antar peserta ( ibu hamil dengan ibu
hamil) dan antar ibu hamil dan petugas kesehatan / bidan
b. meningkatkan pemahaman , sikap dan perilaku tentang perawatan kehamilan ,

D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


a. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja.
b. Mempersiapkan tempat dan saran pelaksanaan kelas ibu hamil
c. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksaan kelas ibu
hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan
d. Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 20-32
Sampai 32 minggu
e. Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil sebagai kegiatan/materi ekstra
f. Menentukan waktu pertemuan , yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bias
dilakukan pada pagi sore dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam
hamil 15-20 menit.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja.
Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya
sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas
yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu , yaitu 1 tahun.
b. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya di
puskesmas, PKD, Pustu, kantor desa/ balai desa, posyandu atau di rumah salah satu
warga.
c. Mempersiapkan materi, alat bantu berupa lembar balik, dan jadwal pelaksanaan kelas
ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.
Materi meliputi :
Materi pertemuan 1
Perubahan tubuh selama kehamilan
Petrawatan kehamilan
Materi pertemuan ke 2
Persalinan
Perawatan nifas
Materi pertemuan ke 3
Perawatan bayi
Mitos
Penyakit menular
Akte kelahiran
d. Persiapan peserta kelas ibu hamil antara 5 sampai 8 bulan
e. Siapkan tim pelaksanan kelas ibu hamil, yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber
jika diperlukan
f. Membuat rencana pelaksanaan kegiatan
g. Akhir pertemuan dilaksanakan senam ibu hamil, sebagai kegiatan /materi ekstra
h. Menentukan waktu pertemuan , yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa
dilakukan pada pagi sore hari , lama pertemuan 120 menit dan senam 30 menit

F. Sasaran
Sasaran kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu ,
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat. Jumlah peserta ibu hamil
maksimal 10 orang setiap kelas, jika diperlukan suami/ keluarga diikutsertakan.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kelas ibu hamil dilaksanakan sesuai jadwal berikut :
N KEGIATA 201
O N 6
Ja Pe Ma A Mei Ju Jul Agu Se O No De
n b rt pl ni i st pt kt p s
1 Kelas ibu x x x
hamil

H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan


Monitoring evaluasi pelaksanaan evaluasi kegiatan dilakukan setahun sekali pada
tribulan ke IV , melipurti hasil kegiatan, jadwal dan tempat kegiatan dan pelporan
kegiatan sudah sesuai jadwal yg sudah ditentukan ataupun belum.
Hambatan dan masalah yg timbul pada pelaksanaan kelas ibu hamil.

I. Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap kali kegiatan tiap akhir bulan melaporkan
Kepada pemegang program dan masuk dalam pelaporan KIA

J. Anggaran
Kegiatan kelas ibu hamil dibebankan pada anggaran BOK tahun 2016

K. Tata Nilai
Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken dalam kelas ibu hamil
Santun : Dalam memberikan pelayanan kelas ibu hamil
Edukatif : Pelaksanaan kelas hamil diharapkan mampu menambah wawasan
/ pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan
Harmonis : Selalu menjaga hubungan / kerja sama yang baik dengan sasaran
kegiatan
Amanah : Melaksanakan amanah / tugas dalam rangka memberikan
pelayanan kelas balita dan masyarakat mau berperan aktif dalam pelayanan
Tanggap : Bereaksi cepat dan memiliki respon yang tepat terhadap
permasalahan yang terjadi
Ikhlas : Tidak mengharapkan imbalan / jasa dalam melaksanakan tugas

KERANGKA ACUAN
AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP) SOSIAL

A. Pendahuluan
Audit Maternal Perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai
informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan
masukan mengenai intervensi paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan
kualitas pelayanan KIA di suatu wilayah, dengan demikian ausit ini berorientasi pada
peningkatan kualitas pelayanan dengan pendekatan pemecahan masalah. Kegiatan ini
untuk menelusuri sebab kematian dan kesakitan ibudan perinatal dengan maksuid
untuk mencegah kesakitan dan kematian di masa akan dating , penelusuran ini
memungkinkan tenaga kesehatan menetukan hubungan antara factor penyebab yang
dapat dicegah dan kesakitan/ kematian terjadi. Dengan kata lain istilah audit maternal
perinatal merupakan kegiatan death and case follow up. Lebih lanjut kegiatan ini
membantu tenaga kesehatan untuk menentukan pengaruh keadaan dan kejadian yang
mendahului kesakitan/ kematian dari kegiatan ini dapat ditentukan :
Sebab dan factor-faktor terkait dalam kesakitan /kematian ibu dan perinatal
Dimana dan mengapa berbagai system program gagal dalam mencegah
kematian
Jenis intervensi dan pembinaan yang diperlukan

B. Latar belakang
Masalah kesehatan ibu, perinatal dan neonatal merupakan masalah nasional yang
mendapatkan prioritas utam karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia
pada generasi mendatang. Tingginya angka kematian ibu ( AKI ) dan anka kematian
bayi ( AKB ) serta lambatnya penurunan kedua angka tersebut menunjukkan bahwa
pelayanan kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) sangat mendesak untuk ditingkatkan dari
segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya. Upaya peningkatan pelayanan KIA
tersebut perlu dilakukan bersama-sama dan berkesinambungan oleh para pelaksana
pelayanan KIA di tingkat pelayanan dasar dan di tingkat rujukan.
AMP sosial merupakan suatu program yang turut berpartisipasi dalam mrenurunkan
AKI dan AKB dengan memberikan informasi penyebab kematian ibu dan bayi baik
secara medis dan sosial. Oleh karena itu , perlu dilaksanakan AMP sosial yang
pesertanya adalah perwakilan dari lintas program dan lintas sektor, sehingga lintas
sektor dan masyarakat mengetahui masalah yang terjadi terkait kesakitan /kematian
ibu dan bayi. Dan diharapkan lintas sektor dan masyarakat pada umumnya ada peran
serta nyata dalam penurunan AKI dan AKB.

C. Tujuan Umum dan tujuan khusus

Tujuan Umum :

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan menuju percepatan penurunan angka


kematian ibu dan perinatal

Tujuan khusus :

a. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang


Diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam
pembahasan kasus
b. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara lintas program dan lintas
Sector dan pelayann di puskesmas dalam perencanaan , pelaksanaan ,
pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Pelaporan kasus dari bidan desa ke jejaring
2. Pelacakan kasus oleh bidan dan tim Puskesmas
3. Menganalisa kasus
4. Menayangkan kasus yang ada di tingkat puskesmas lewat minlok
5. Koordinasi lintas sector untuk penayangan kasus AMP social

E. Cara melaksanakan kegiatan


Kegiatan AMP Sosial dilakukan dengan mengundang lintas sector sekecamatan
Jiken dengan metode penayangan kasus dan tanya jawab

F. Sasaran
1. Semua karyawan Puskesmas Jiken
2. Lintas sektor sewilayah Puskesmas Jiken

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan

Jadwal pelaksanaan AMP Sosial


N KEGIATA 201
O N 6
Ja Pe Ma A Mei Ju Jul Agu Se O No De
n b rt pl ni i st pt kt p s
1 AMP V
Sosial

H. Monitoring evaluasi dan pelaporan

Monitoring evaluasi dilakukan setelah melaksanakan kegiatan AMP social

I. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan

Pencatatan , pelaporan dan evaluasi kegiatan dilaksanakan setelah kegiatan selesai


dilaksanakan . di evaluasi apakah bisa dilakukan tiap 1 tahun sekali atau 6 bulan
sekali. Dan adakah pengaruh positip dan penurunan kesakitan dan kematian ibu dan
bayi.

J. Tata Nilai

Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken dalam AMP sosial

Santun : santun dalam pelaksanaan AMP sosial

Edukatif : Pelaksanaan AMP social diharapkan mampu menambah


wawasan / pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan

Harmonis : Selalu menjaga hubungan / kerja sama yang baik


dengan sasaran kegiatan

Amanah : Melaksanakan amanah / tugas dalam rangka pelaksanaan


AMP Sosial dan masyarakat mau berperan aktif dalam pelayanan

Tanggap : Bereaksi cepat dan memiliki respon yang tepat terhadap


permasalahan yang terjadi

Ikhlas : Tidak mengharapkan imbalan / jasa dalam melaksanakan


tugas
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PROMOSI DAN PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

A. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Mutu
hidup,produktifitas tenaga kerja dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak.
Menurunnya daya kjerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat
langsung atau tidak langsung masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa
salah satu yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori atau
protein . tingginya angka kekurangan gizi .
ASI ( Air Susu Ibu ) adalah merupakan makanan alamiah yang ideal untuk bayi.
Kebutuhan bayi akan gizi sangat tinggi untuk mempertahankan kehidupannya.
Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI Eksklusif pada bayi
selama 6 bulan sejak lahir karena ASI merupakan makanan ideal bagi bayi yang
mengandung semua gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan
yang diperlukan.

B. LATAR BELAKANG

Angka kematian bayi (AKB) khususnya angka kemtian bayi baru lahir masih pada
kisaran 200 per kelahiran hidup. Angka kematian bayi yang tinggi di Indonesia 80 % ,
diketahui bahwa rata-rata bayi di Indonesia hanya mendapatkan ASI selama 1,7 bulan
padahal kajian WHOyang dituangkan dalam Kepmenks no.450 tahun 2004
menganjurkan agar bayi diberi ASI. Turunnya angka itu terkait pengaruh social
budaya di masyarakat , yang menganjurkan supaya bayi diberi makanan tambahan
sebelum berusia 6 bulan .

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umun
Setelah mengikuti promosi dan penyuluhan ASI eksklusif para ibu memahami dan

Menerapkan ASI eksklusif dalam kehidupan sehari-hari.


2. Tujuan Khusus
a. Ibu mengerti apa yang dimaksud dengan ASI Eksklusif
b. Ibu mengerti pentingnya ASI eksklusif
c. Ibu dapat mengetahui kiat sukses pemberian ASI eksklusif
d. Ibu mengerti cara menyimpan ASI Perah

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan promosi dan penyuluhan ASI eksklusif dilaksanakan di wilayah puskesmas
jiken
kegiatannya berupa pemberian penyuluhan ASI Eksklusif yang meliputi:
1. Pengertian ASI Eksklusif
2. Manfaat ASI eksklusif
3. Kiat sukses ASI eksklusif
4. Cara menyimpan ASI perah
5. Masalah yang sering timbul pada ibu menyusui

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Kegiatan dilakukan di 11 desa dengan peserta ibu hamil trimester 3 dan ibu- ibu yang
memiliki anak usia 0-6 bulan
1. Komunikasi dengan bidan desa setempat untuk penentuan jadwal pelaksanaan
sosialisasi dan promosi ASI eksklusif
2. Persiapan materi yang akan disampaikan dengan menggunakan lembar balik
3. Pemberian materi sesuai jadwal yeng sudah ditentukan dengan metode ceramah
dan tanya jawab
F. SASARAN
Sasaran kegiatan promosi dan penyuluhan ASI eksklusif adalah para ibu hamil yang
sudah memasuku trimester 3 dan ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


2016
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
1 promosi dan V V V
penyuluhan ASI
eksklusif

promosi dan penyuluhan ASI eksklusif dilakukan di 11 desa sewilayah Puskesmas


Jiken dengan jadwal Sbb
NO DESA TANGGAL PETUGAS
1 Ketringan 21-3-2016 Bidan
2 Nglobo 25-3-2016 Bidan
3 Jiworejo 26-3-2016 Bidan
4 Nglebur 14-4-2016 Bidan
5 Janjang 16-4-2016 Bidan
6 Cabak 23-4-2016 Bidan
7 Bleboh 28-4-2016 Bidan
8 Genjahan 8-9-2016 Bidan
9 Singonegoro 10-9-2016 Bidan
10 Jiken 14-9-2016 Bidan
11 Bangoan 22-9-2016 Bidan
H. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Monitoring evaluasi pelaksanaan kegiatan promosi dan penyuluhan ASI eksklusif
dilakukan sekali selesai semua desa melaksanakan sosialisasi, meliputi hasil
kegiatan, jadwal dan tempat kegiatan dan pelaporan kegiatan sudah sesuai jadwal yg
sudah ditentukan ataupun belum.

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setiap kali kegiatan

J. BIAYA
Kegiatan promosi dan penyuluhan ASI eksklusif dibebankan pada anggaran BOK
tahun 2016

K. TATA NILAI
Tata nilai UPTD Puskesmas Jiken dalam kegiatan promosi dan penyuluhan ASI eksklusif

Santun : Dalam memberikan promosi dan penyuluhan ASI eksklusif

Edukatif : Pelaksanaan promosi dan penyuluhan ASI eksklusif diharapkan mampu


menambah wawasan / pengetahuan masyarakat terhadap ASI eksklusif

Harmonis : Selalu menjaga hubungan / kerja sama yang baik dengan sasaran
kegiatan

Amanah : Melaksanakan amanah / tugas dalam rangka promosi dan penyuluhan


ASI eksklusif dan masyarakat sadar untuk mau memberikan ASI eksklusif

Tanggap : Bereaksi cepat dan memiliki respon yang tepat terhadap permasalahan
yang terjadi

Ikhlas : Tidak mengharapkan imbalan / jasa dalam melaksanakan tugas

Anda mungkin juga menyukai