Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK & KB

UPTD PUSKESMAS PANGKALBALAM


Jl. RE.Martadinata No.21 Pangkalpinang
Telp. (0717) 439506 . email: puskesmaspangkalbalampkp@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


SHK ( Skrining Hipotiroid Kongenital )
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANGKALBALAM
TAHUN 2019

A. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan


kualitas sumber daya manusia.Dalam Undang undang nomor 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP–N) dinyatakan bahwa
dalam rangka mewujudkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing,maka
kesehatan bersama sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli
keluarga/masyarakat adalah tiga pilar utama untuk menigkatkan kualitas sumber
daya manusia dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.
Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrinig bayi baru lahir (SBBL)
merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan generasi yang lebih baik.Skrining
atau uji saring pada bayi baru lahir(Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan
pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang sehat.Skrining bayi
baru lahir dapat mendeteksi adanya gangguan kongenital sedini mungkin,sehingga
bila ditemukan dapat segera dilakukan intervensi secepatnya.
Di Indonesia,diantara penyakit penyakit yang bias dideteksi dengan
skrining pada bayi baru lahir,Hipotiroid Kongenital (HK) merupakan penyakit yang
cukup banyak ditemui.Kunci keberhasilan pengobatan anak dengan HK adalah
dengan deteksi dini melalui pemeriksaan laboratorium dan pengobatan sebelum
anak berumur 1 bulan.HK sendiri sangat jarang memperlihatkan gejala klinis pada
awal kehidupan.Pada kasus dengan keterlambatan penemuan pengobatan
dini,anak akan mengalami keterbelakangan mental dengan kemampuan IQ di
bawah 70.Hal ini akan berdampak serius pada masalah sosial anak.Anak tidak
mampu beradaptasi di sekolah formal dan menimbulkan beban ganda bagi keluarga
dalam pengasuhannya.Bahkan Negara akan mengalami kerugian dengan
berkurangnya jumlah dan kualitas SDM pembangunan akibat masalah HK yang
tidak tertangani secara dini pada bayi baru lahir.
Dengan demikian, deteksi dini sangat penting dalam mencegah terjadinya
keterlambatan pengobatan.Oleh kaena itu peran laboratorium diperlukan dalam
skrining dan penegakan diagnosis.

B. Latar Belakang
SHK merupakan bagian dari arah kebijakan program kesehatan anak secara
umum.Mewujudkan anak yang sehat sebagai modal dasar SDM yang berkualitas melalui
upaya penigkatan derajat kesehatan anak secara optimal.Kebijakan ini diwujudkan melalui
upaya peningkatan kelangsungan hidup dan kualitas hidup anak.Skrining Hipotiroid
Kongenital merupakan bagian dari upaya penigkatan kualitas hidup anak.

C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Seluruh bayi baru lahir di wilayah kerja puskesmas mendapatkan
pelayanan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK ) sesuai standar.

b. Tujuan Khusus
 Tersedianya pedoman penyelenggaraan pelayanan SHK.
 Meningkatnya Akses,cakupan serta kualitas pelayanan SHK

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan SHK terdiri dari :
1. Persiapan

a.Persiapan bayi dan keluarga

b.Persetujuan / Penolakan

c.Persiapan alat

d.Persiapan diri

2. Pengambilan specimen

a.Waktu

b.Data / Identitas bayi

c.Metode dan pengambilan darah

3. Tata laksana specimen


4. Skrining bayi baru lahir

E. Cara Melaksanakan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan dengan cara sebagai berikut :
1. Persiapan
a.persiapan bayi dan keluarga
memotivasi kelurga,ayah/ibu baru lahir sangat penting.penjelasan kepada orang tua
tentang skrining pada bayi baru lahir dan keuntungan skrining ini bagi masa depan
bayi akan mendorong orangtua untuk mau melakukan SHK.
b.Persetujuan / Penolakan
Persetujuan ( inform cocent )
Sebelum melakukan tindakan selalu meminta persetujuan di sertai tanda tangan
orang tua bayi.

Penolakan ( dissent consent / refusal concent )

Bila tindakan pengambilan sampel darah pada BBL ditolak maka orang tua harus
menandatangani formulir penolakan.Hal ini dilakukan agar jika dikemudian hari
didapati bayi yang bersangkutan menderita HK.orang tua tidak menuntut atau
menyalahkan tenaga kesehatan.
2. Pengambilan specimen
a.Waktu
pengambilan specimen darah yang paling ideal aalah ketika umur bayi 48 – 72
jam.sebaiknya darah tidak diambil dalam 24 jam pertama setelah lahir karena pada
saat itu kadar TSH masih tinggi,sehingga akan memberikan sejumlah hasil tinggi /
positif palsu.
b.Data /Identitas bayi
Isi identitas bayi dengan lengkap dan benar dalam kertas saring.data ditulis lengkap
dan hindari kesalahan menulis data.gunakan huruf capital.
c.Metode dan Pengambilan darah
Teknik pengambilan darah yang digunakan adalah melalui tumit bayi (heelpick) darah
yang keluar ditetesksn pada kertas saring khusus sampai bulatan kertas penuh terisi
darah,kemudian setelah kering dikirim ke laboratorium SHK.
d.Tata laksana specimen
Metode specimen
Setelah mendapat specimen: segera letakkan di rak pengering dengan posisi
horizontal atau diletakkan diatas permukaan datar yang kering tidak menyerap
.biarkan specimen mengering (warna darah gelap)sebaiknya biarkan specimen diatas
rak pengering sebelum dikirim kelaboratorium.
Pengiriman / Transportasi specimen
Setelah kering specimen siap dikirim.ketika specimen dikirim,masukkan ke dalam
kantong plastic zip lock.Satu lembar kertas saring di masukan ke dalam satu plastic
dapat juga dengan menyusun kertas saring dengan menyusun kertas saring secara
selang seling untuk menghindari agar bercak darah tidak saling bersinggungan.
Masukan ke amplop dan sertakan daftar specimen dan masukkan kedalam kantong
plastic agar tidak tertembus cairan/kontaminan sepanjang perjalanan.spesimen dikirim
ke laboratorium SHK yang telah ditunjuk oleh kementrian kesehatan.

F. Sasaran
Semua Bayi Baru Lahir berumur 48 – 72 jam harus mendapat pengambilan skrining
hipotiroid kongenital,sehingga apabila terdeteksi dapat diobati sedini mungkin.

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Jadwal rutin pelaksanaan SHK sebagai berikut :

Identifikasi program KIA Bulan ke


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mela kukan pengambilan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sampel SHK
Pencatatan dan Laporan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

H. Biaya Kegiatan

Dibebankan pada Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2019.

I. Pelaksana Kegiatan
Petugas yang melaksanakan kegiatan SHK terdiri dari 2 orang bidan PNS yang bertugas
di Puskesmas Pangkalbalam.

J. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Monitoring dan evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala setiap triwulan setelah
kegiatan, sedangkan pelaporan dilaksanakan segera setelah kegiatan dilaksanakan

K. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Pencatatan dan pelaporan kegiatan didokumentasikan pada formulir hasil SHK dan
formulir laporan bulanan SHK yang akan dievaluasi pada setiap triwulan dan akhir tahun.

Pangkalpinang, Januari 2019

Kepala UPTD Puskesmas Pengelola Program,

Pangkalbalam,

dr.Hj Tri Wahyuni Masrohani Yurnelis, AmKeb


NIP 19760615 201001 2 010 NIP 19840405 201001 2 029

Anda mungkin juga menyukai