Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN

MEDIK MATERNAL DAN NEONATAL


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS Dr. Riris R.H.V Aruan


JATIRAHAYU NIP.196512032000122001

1. Pengertian Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara
tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya

Terdapat banyak kasus kegawatdaruratan atau komplikasi yang dapat


dialami oleh ibu selama masa kehamilan, persalinan, maupun postpartum
dan juga pada 0 – 30 hari pada bayi baru lahir di antaranya (a) perdarahan
obstetri, (b) eklampsia, (c) emboli paru, (d) emboli air ketuban, (e) prolapsus
talipusat,(f) retensio plasenta, (g) distosia bahu, (h) inversio uteri, (i) ruptura
uteri, (j) asfiksia neonatorum,(k) ikterus neonatorum, (l) hipotermi dan
hipertermi pada bayi baru lahir, (m) kejang pada bayi baru lahir, dan lain
sebagainya. Berikut akan dijelaskan menganai satu dari sekian kasus
kegawatan maternal dan satu kasus kegawatan neonatal.

2. Tujuan 1. Mencegah angka kematian ibu dan bayi


2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Jatirahayu:
tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Permenkes RI nomor 5 tahun 2014, Kemenkes RI.
2. Hanifa Wiknjosastro, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal: Jakarta
5. Prosedur Uraian Kegiatan Bidan Dokter
1. Penilaian Awal untuk mendapatkan informasi
yang sangat penting berkaitan dengan kasus

2. Pastikan jalan nafas bebas


3. Pemberian oksigen dengan kecepatan 6-8 liter /
menit. Intubasi maupun ventilasi tekanan positif
hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas

4. Pemberian cairan intavena


5. Pasang kateter kandungkemih jika diperlukan
6. Pemberian obat-obatan emergensi sesuai
indikasi
7. Penanganan masalah utama Penyebab utama
kasus kegawatdaruratan kasus harus
ditentukan

diagnosisnya dan ditangani sampai tuntas


secepatnya setelah kondisi pasien
memungkinkan untuk segera ditindak.

8. Rujukan apabila tidak memadai untuk


menyelesaikan kasus dengan tindakan klinik
yang adekuat, maka kasus harus dirujuk ke
fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap.
Sebaiknya sebelum pasien dirujuk, fasilitas
kesehatan yang akan menerima rujukan
dihubungi dan diberitahu terlebih dahulu
sehingga persiapan penanganan ataupun
perawatan inap telah dilakukan dan diyakini
rujukan kasusa tidak akan ditolak.

6. Unit Terkait 1. KIA


2. PONED
3. Laboratorium
7. Rekaman Histori Perubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan
1.
2.

3.

Anda mungkin juga menyukai