SOP No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr.Lolita Riamawati.M.Kes UPTD PUSKESMAS Pembina Utama Muda/IVC MANUKAN KULON NIP. 196908262002122004 Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Kasus gawat darurat obstetric adalah kasus obstetric yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kegawat daruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis (≤ usia 28 hari), serta membutuhka pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bias saja timbul sewaktu-waktu. 1. Pengertian Terdapat banyak kasus kegawatdaruratan atau komplikasi yang dapat dialami oleh ibu selama masa kehamilan, persalinan, maupun postpartum dan juga pada 0 – 30 hari pada bayi baru lahir di antaranya (a) perdarahan obstetri, (b) eklampsia, (c) emboli paru, (d) emboli air ketuban, (e) prolapsus talipusat,(f) retensio plasenta, (g) distosia bahu, (h) inversio uteri, (i) ruptura uteri, (j) asfiksia neonatorum,(k) ikterus neonatorum, (l) hipotermi dan hipertermi pada bayi baru lahir, (m) kejang pada bayi baru lahir, dan lain sebagainya. Berikut akan dijelaskan menganai satu dari sekian kasus kegawatan maternal dan satu kasus kegawatan neonatal a. Memberikan pelayanan yang optimal
2. Tujuan b. Mencegah angka kematian ibu dan bayi
c. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Manukan Kulon Nomor
3. Kebijakan 440/ /436.6.3.4/2022 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis di
UPTD Puskesmas Manukan Kulon a. Permenkes RI nomor 5 tahun 2014, Kemenkes RI.
4. Referensi b. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016. Asuhan
Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal : Jakarta 5. Prosedur 1. Menentukan jumlah sasaran yaitu dengan menghitung sasaran berdasarkan rata-rata kunjungan setiap bulan selama 1 tahun, sasaran terdiri dari bayi, ibu hamil serta sasaran lain sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan 2. Menghitung indek pemakaian vaksin yaitu dosis riil setiap kemasan vaksin dihitung berdasarkan jumlah cakupan dibagi dengan jumlah vaksin yang terpakai IP vaksin = Jumlah Suntikan (Cakupan) yang dicapai Jumlah vaksin yang terpakai
3. Menghitung kebutuhan vaksin dengan rumus :
Jumlah Sasaran x Jumlah Pemberian Vaksin = Indek Pemakaian Vaksin
4. Membuat rencana kebutuhan vaksin untuk keperluan 1
bulan pelayanan ditambah 25% sebagai cadangan. 5. Mendokumentasikan perencanaan kebutuhan vaksin pada buku stok vaksin
Menentukan jumlah sasaran yaitu
6. Bagan Alur dengan menghitung sasaran
berdasarkan rata-rata kunjungan setiap bulan selama 1 tahun, sasaran terdiri dari bayi, ibu hamil serta sasaran lain sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
Petugas memeriksa steker listrik dengan menarik keluar
dari stop kontak
Petugas memeriksa bagian pin steker kontak listrik, bila
ada tanda hangus terbakar ganti dengan yang baru Petugas mendokumentasikan perawatan mingguan Lemari Es Top Opening Setelah steker Ice Lined listrik Refrigerator ditarik, (ILR) 5 menit tunggu minimal pada Daftar tilik perawatan lemari es untuk mengembalikan ke stop kontak. Top Opening Ice Lined Refrigerator (ILR) 7. Hal – hal yang perlu Suhu lemari es diperhatikan 8. Unit Terkait Ruangan vaksin imunisasi