Anda di halaman 1dari 2

KEGAWATDARURATAN MEDIK

MATERNAL DAN NEONATAL


No. :
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :
Dinkes Kab Toba Puskesmas Ajibata

UPT PUSKESMAS Tiurminta


Hutagaol,SKM,M.Kes
AJIBATA
NIP. 19730330
199303 2 004

1. Pengertian Kegawatdaruratan adalah kejadian kejadian yang tidak


diduga atau terjadi terjadi secara tiba-tiba, seringkali
merupakan kejadian yang berbahaya Terdapat banyak
kasus kegawatdaruratan atau komplikasi yang dapat
dialami oleh ibu selama masa kehamilan, persalinan,
maupun postpartum dan juga pada 0 – 30 hari 30 hari
pada bayi baru lahir baru lahir di antaranya antaranya
(a) perdarahan obstetri, (b) eklampsia, (c) emboli paru,
(d) emboli air ketuban, (e) prolapsus talipusat,(f)
retensio plasenta, (g) distosia bahu, (h) inversio uteri, (i)
ruptura uteri, (j) asfiksia neonatorum,(k) ikterus
neonatorum, (l) hipotermi dan hipertermi pada bayi baru
lahir, (m) kejang pada bayi baru lahir, dan lain
sebagainya. Berikut akan dijelaskan menganai satu dari
sekian kasus kegawatan maternal dan satu kasus
kegawatan neonatal.

2. Tujuan 1. Mencegah Mencegah angka kematian kematian ibu dan


bayi
2. Mencegah Mencegah terjadinya terjadinya infeksi infeksi
dan komplikasi

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Ajibata


4. Referensi 1. Permenkes RI nomor 5 tahun 2014, Kemenkes RI.
5. Prosedur/Langkah - 1. Penilaian Awal untuk mendapatkan informasi yang
langkah sangat penting berkaitan dengan kasus
2. Pastikan jalan nafas bebas
3. Pemberian oksigen dengan kecepatan 6-8 liter /
menit. Intubasi maupun ventilasi tekanan positif
hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas
4. Pemberian cairan intavena
5. Pasang kateter kandungkemih jika diperlukan
6. Pemberian obat-obatan emergensi sesuai indikasi
7. Penanganan m Penanganan masalah u asalah
utama Penyebab u Penyebab utama kasus
kegawatdaruratan kasus harus ditentukan
diagnosisnya dan ditangani sampai tuntas
secepatnya setelah kondisi pasien memungkinkan
untuk segera ditindak.
8. Rujukan apabila apabila tidak memadai memadai
untuk menyelesaikan kasus dengan tindakan klinik
yang adekuat, maka kasus harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan lain yang lebih lengkap. Sebaiknya
sebelum pasien dirujuk, fasilitas kesehatan yang
akan menerima rujukan dihubungi dan diberitahu
terlebih dahulu sehingga persiapan penanganan
ataupun perawatan inap telah dilakukan dan diyakini
rujukan kasusa tidak akan ditolak.

6. Unit Terkait 1. KIA


2. PONED
3. Laboratorium
7. Rekeman Historis

Anda mungkin juga menyukai