Anda di halaman 1dari 2

TATA LAKSANA

KEGAWATDARURATAN MEDIK
MATERNAL DAN NEONATAL
No.dokumen :800/ /UKP
/2023
SOP No.revisi :
Tanggal terbit :
Halaman : 1-2

UPTD PUKSESMAS Merida, SKM


LANGKAHAN NIP. 19770620 200701 2 002

1. Pengertian Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-
tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya
Terdapat banyak kasus kegawatdaruratan atau komplikasi yang dapat dialami
oleh ibu selama masa kehamilan, persalinan, maupun postpartum dan juga
pada 0 – 30 hari pada bayi baru lahir di antaranya (a) perdarahan obstetri, (b)
eklampsia, (c) emboli paru, (d) emboli air ketuban, (e) prolapsus talipusat,(f)
retensio plasenta, (g) distosia bahu, (h) inversio uteri, (i) ruptura uteri, (j)
asfiksia neonatorum,(k) ikterus neonatorum, (l) hipotermi dan hipertermi pada
bayi baru lahir, (m) kejang pada bayi baru lahir, dan lain sebagainya. Berikut
akan dijelaskan menganai satu dari sekian kasus kegawatan maternal dan satu
kasus kegawatan neonatal.

2. Tujuan 1. Mencegah angka kematian ibu dan bayi


2. Mencegah terjadinya infeksi dan komplikasi
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ngrambe Nomor:
188.4/001/404.102.014/2018 tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi 1.Permenkes RI nomor 5 tahun 2014, Kemenkes RI.
2.Hanifa Wiknjosastro, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal: Jakarta

Prosedur/Langkah-
Langkah
Uraian Kegiatan Bidan Dokter
1. Penilaian Awal untuk mendapatkan informasi
yang sangat penting berkaitan dengan kasus
2. Pastikan jalan nafas bebas
3. Pemberian oksigen dengan kecepatan 6-8
liter / menit. Intubasi maupun ventilasi
tekanan positif hanya dilakukan kalau ada
indikasi yang jelas
4. Pemberian cairan intavena
5. Pasang kateter kandungkemih jika
diperlukan
6. Pemberian obat-obatan emergensi sesuai
indikasi
7. Penanganan masalah utama Penyebab
utama kasus kegawatdaruratan kasus harus
ditentukan diagnosisnya dan ditangani
sampai tuntas secepatnya setelah kondisi
pasien memungkinkan untuk segera ditindak.
8. Rujukan apabila tidak memadai untuk
menyelesaikan kasus dengan tindakan klinik
yang adekuat, maka kasus harus dirujuk ke
fasilitas kesehatan lain yang lebih lengkap.
Sebaiknya sebelum pasien dirujuk, fasilitas
kesehatan yang akan menerima rujukan
dihubungi dan diberitahu terlebih dahulu
sehingga persiapan penanganan ataupun
perawatan inap telah dilakukan dan diyakini
rujukan kasusa tidak akan ditolak.
Unit Terakait UPTD, Pustu, Poskesdes

Anda mungkin juga menyukai