Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS LANGKAHAN
Jln. Irigasi Langkahan Desa. Langkahan Kec. Langkahan Kode Pos 24394
Email. puskesmaslangkahan16@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN/PROGRAM


PELACAKAN KASUS KEMATIAN IBU/BAYI

a. Pendahuluan
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat kesehatan
masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab
kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42
hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan.
Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama
kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan
menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum mencapai
usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi
merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian.
Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan
pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari harapan, ditandai
dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2012). Kondisi Angka Kematian Bayi (AKB) tidak jauh berbeda, saat ini di Indonesia
kematian bayi sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Sedangkan Angka
Kematian Neonatal (AKN) periode 5 tahun terakhir mengalami stagnasi. Berdasarkan
laporan SDKI 2007 dan 2012 diestimasikan sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Kematian
neonatal menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (59,4%), sedangkan jika
dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian neonatal menyumbangkan 47,5%.
Terdapat tiga jenis area intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian
dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui: (1) peningkatan pelayanan antenatal yang
mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai, (2) pertolongan
persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca
persalinan dan kelahiran, serta (3) pelayanan emergensi kebidanan dan neonatal dasar
(PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau.

b. Latar Belakang
Beberapa program penurunan AKI dan AKB di Indonesia telah dilakukan melalui kebijakan
Making Pregnancy Safer (MPS). Salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu dan
menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu serta neonatal di tingkat pelayanan
dasar dan pelayanan rujukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan
konsep Audit Maternal Perinatal/Neonatal (AMP) tingkat Kabupaten/Kota. Ruang lingkup
AMP yang dikembangkan dalam pedoman ini mencakup audit untuk ibu, bayi pada masa
perinatal, hingga neonatal.
AMP dapat dimanfaatkan untuk menggali permasalahan yang berperan atas kejadian
morbiditas maupun mortalitas yang berakar pada pasien/ keluarga, petugas kesehatan,
manajemen pelayanan, serta kebijakan pelayanan. Melalui kegiatan ini diharapkan para
pengelola program KIA di Kabupaten/Kota dan para pemberi pelayanan di tingkat pelayanan
dasar (puskesmas dan jajarannya) dan di tingkat pelayanan rujukan (RS Kabupaten/Kota)
dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi faktor-faktor yang berpengaruh tersebut.
Data dari AMP di tingkat Kabupaten/Kota diharapkan akan dapat digunakan untuk proses
audit di tingkat provinsi untuk menghasilkan kebijakan tingkat tinggi melalui mekanisme
Confidential Enquiries into Maternal (&Neonatal) Deaths (CEMD). Pada tingkat ini, dapat
dilibatkan pakar dari berbagai macam bidang (misalnya terkait transportasi, dan lain-lain)
untuk menghasilkan intervensi yang berbasis bukti dan diharapkan dapat memperbaiki
kualitas pelayanan maternal dan Perinatal/Neonatal. Dalam kaitannya dengan kegiatan
CEMD di tingkat provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi berkepentingan untuk mengumpulkan
data AMP dari seluruh Kabupaten/Kota di wilayahnya. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi
diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan AMP di Kabupaten/Kota dalam hal bila terjadi
kematian lintas batas dan menyediakan pengkaji eksternal bagi Kabupaten/Kota yang
memerlukannya.
UPTD Pukesmas Langkahan melakukan kegiatan pelacakan kasus kematian ibu dan bayi
sesuai dengan kasus yang terjadi, sesegera mungkin dan dilaporkan ke dinas kota serta
ditindaklanjuti.Hal ini sesuai dengan tata nilai UPTD Pukesmas Langkahan yaitu SEHAT
(Santun,Empati,Handal,Amanah,Taat}

c. Tujuan Umum dan tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Mendapatkan data kematian ibu dan bayi untuk meningkatkan mutu pelayanan KIA di
seluruh wilayah kerja UPTD Pukesmas Langkahan dalam rangka mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan perinatal.
2. Tujuan Khusus
a. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara
teratur dn berkesinambungan di wilayah kerja puskesmas.
b. Menetukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yang di perlukan
untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus
c. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas kesehatan kabupaten/kota,
rumah sakit pemerintah/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang
disepakati.

d. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Pelacakan Kasus Kematian Pembentukan Tim AMP
Ibu/Bayi Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis
pelaksanaan AMP
Menyusus rencana (POA) AMP
Orientasi pengelola program KIA dalam
pelaksanaan AMP
Pelaksanaan kegiatan AMP
Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap
temuan dari kegiatan
Pemantauan dan evaluasi

e. Cara Melaksanakan Kegiatan


 Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan
kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP
 Melakukan koordinasi dengan kader setempat untuk lapor ke Puskesmas jika ada kasus
kematian ibu/bayi.
 Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan
penanganan atau rujukannya, untuk kemudian dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten
kota
 Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal) selambat-lambatnya 7
hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten/kota selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan. Temuan otopsi verbal
dibicarakan dalam pertemuan audit di kabupaten/kota .
 Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA, sebagai tindak lanjut
dari kegiatan audit
 Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait.

f. Sasaran
Kader, tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan/atau sasaran masyarakat
yang berada di wilayah kerja UPT Pukesmas Langkahan.

g. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


2023
No. Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Pembentukan tim AMP

2. Penyebarluasan informasi dan


petunjuk teknis pelaksanaan AMP
3. Menyusus rencana (POA) AMP
4. Orientasi pengelola program KIA
dalam pelaksanaan AMP
5. Pelaksanaan kegiatan AMP v v v v v v v v v v v v
6. Penyusunan rencana tindak lanjut
terhadap temuan dari kegiatan
7. Pemantauan dan evaluasi

h. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Laporan


Pengelola Program dan pelaksana program pelacakan kasus kematian ibu/bayi memahami
pelaksanaan kegiatan program dan dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan acuan
yang ada.
i. Pencatatan, Laporan, dan Evaluasi
 Dilakukan pencatatan dan pelaporan Program pelacakan kasus kematian ibu/bayi
 Mengevaluasi hasil kegiatan pelacakan kasus kematian ibu/bayi setiap bulannya.

Mengetahui,
Kepala Pukesmas Langkahan Penanggung Jawab Kegiatan
Pengelola KIA

Merida, Am.Keb.SKM Sri Dahniar, Amd.Keb


NIP. 19770620 200701 2 002

Anda mungkin juga menyukai