DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Jln. Bougenville Sumber Makmur Kec.Timpeh 27678
Email:puskesmastimpehoke@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Program KIA merupakan salah satu dar 5 upaya Kesehatan Masyarakat esensial
yang memberikan perhatian khusus kematian ibu, neonatal bayi dan balita/autopsy
verbal maternal dan balita.
Angka kematian merupakan indicator yang penting dalam mengukur
keberhasilan Pembangunan Khusus nya dibidang Kesehatan. Mengingat kematian
merupakan data statistic yang dapat digunakan untuk menentukan masalah-masalah
Kesehatan, menentukan prioritas masalah, sehingga dapat juga digunakan untuk
menentukan seberapa jauh dan bagaimana intervensi dalam bidang Kesehatan
Masyarakat sebagai penyelesaiannya(Depkes,2010) sistim registrasi kematian
Indonesian merupakan projek sistim pencatatan dan pelaporan data kematian terpadu
yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mendapatkan data kematian dan sebab
kematian di Indonesia, dikembangkan sistim pencatatan kematian melalui Autopsi
Verbal (AV) Autopsi Verbal adalah suatu penelusuran rangkaian peristiwa, keadaan ,
gejala dan tanda penyakit yang mengarah pada kematian ibu melalui wawancara dengan
keluarga.
Menurut peraturan Bersama mentri dalam negri dan mentri keshatan nomor 15
tahun 2010 dan nomor 162/MENKES/PB/I/2010 tentang pelaporan dan penyebab
kematian, Autopsi verbal adalah suatu penelusuran rangkaian peristiwa, keadaan, gejala
dan tanda penyakit yang mengarah pada kematian melalui wawancara dengan keluarga
atau pihak lain yang mengetahui kondisi sakit almarhum/ah. Autopsi Verbal telah
digunakan dalam survei kematian yang berbasis Masyarakat dan dalam penelitian.
Penggunaan autopsy verbal ini diyakini dapat memperkirakan penyebab kematian
secara valid di beberapa tempat, bahkan metode ini telah ini telah diitegrasikan menjadi
funfsi rutin di pelayanan Kesehatan dasar di Indonesia.
II. LATAR BELAKANG
Beberapa program penurunan AKI dan AKN di Indonesia telah dilakukan
melalui kebijakan making Pregnancy safer (MPS) Salah satu nya adalah dengan
meningkatkan mutu dan menjaga kesinambungan pelayanan Kesehatan ibu serta
neonatal di tingkatkan pelayanan dasra dan pelayanan rujukan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengembangkan konsep Audit maternal Perinatal/Neonatal (AMP)
tingkat Kabupaten/Kota. Ruang lingkup AMP yang dikembangkan dalam pedoman ini
mencakup audit untuk ibu, bayi pada masa perinatal hinggal neonatal.
AMP dapat dimamfaatkan untuk menggali permasalahan yang berperan atau
kejadian morbiditas yang berakar pada pasien/keluarga, petugas kesehatan, manajemen
pelayanan, serta kebijakan pelayanan. Melalui kegiatan ini diharapkan para penelolah
program KIA di kabupaten/kota dan para pemberi pelayan ditingkat pelayanan dasar
(Puskesmas dan jajarannya) dan ditingkat pelayanan rujukan (RS Kabupaten/kota)
dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi factor-faktor yang berpengaruh tersebut.
Data dari AMP ditingkat kabupaten/kota diharapkan akan dapat digunakan
untuk proses audit ditingkat provinsi untuk menghasilkan kebijakan tingkat tinggi
melalui mekanisme Confidential Enquiries into maternal & neonatal. (CEMD). Pada
tingkat ini dapat dilibatkan pakar dari berbagai macam bidang (misalnya terkait
transportasi dan lain-lain. Untuk menghasilkan intervensi ang berbasis bukti dan
diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan maternal dan perinatal/Neonatal.
Dalam kaitan nya dengan kegiatan CEMD di tingkat provinsi. Dinas Kesehatan
provinsi kepentingan untuk mengumpulkan data AMP dari seluruh Kabupaten/kota
diwilayah nya. Selain itu dinas keshatan provinsi diharapkan dapat memfasilitasi
kegiatan AMP di kabupaten/kota dalam hal bila terjadi kematian lintas batas dan
menyedian kan pengkaji eksternal bagi kabupaten/kota yang memerlukannya.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mendapatkan data kematian ibu dan bayi untuk meningkatkan mutu
pelayanan kia diseluruh wilayah kerja puskesmas tempeh dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
B. Tujuan khusus
1. Menerapkan Pembahasan analitik mengenai kasusu kebidanan dan
perinatal secara teratur dan berkesinambungan di wilayah kerja
puskesmas tempeh.
2. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak
yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan
dalam pembahasan kasus.
3. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas Kesehatan kota,
rumah sakit pemerintah/swast, puskesmas, rumah sakit bersalin dan
BPS dalam perencanaan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
terhadap intervensi yang disepakati
VI. SASARAN
Keluarga, kader, tokoh masyarakat, Lembaga swadaya Masyarakat dan sasaran
Masyarakat yang berada diwilayah kerja puskesmas timpeh.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan 2023
jan feb mar apr mei jun juli Ags sep okt nov des
1 Pembentukan tim V
2 Penyebarluas Informasi V
dan petunjuk teknis
pelaksanaan AMP
3 Menyusun rencana V
(POA) AMP
4 Orientasi pengelolah V
program kia dalam
pelaksanaan AMP
5 Pelaksanaan kegiatan V V V V V V V V V V V
AMP
6 Penyusunan rencana V V V V V V V V V V V
tindak lanjut terhadap
temuan dari kegiatan
7 Pemantauan dan V
evaluasi
I. PENDAHULUAN
Di Indonesia Angka Kematian (AKB) masih tinggi sekitar 56% kematian terjadi
pada periode yang sangat dini yaitu dimasaneonatal. Sebagian besar kematian neonatal
terjadi pada 0-6 hari (78.5%) dan prematuritas merupakan salah satu penyebab utama
kematian. Target MDG 2015 adalah menurunkan angka kematian Bayi (AKB) kelahiran
hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil survei hidup Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKB masih 34/1.000 kelahiran hidup. Untuk
mencapai penurunan AKB diatas dalam Renstra Depkes terdapat 4 strategis utama yaitu
meningkatkan akses pelayanan Kesehatan yang berkualitas. Meningkatkan keterampilan
petugas Kesehatan, meningkatkan pemberdayaan Masyarakat dan meningkatkan
pembiayaan Kesehatan Masyarakat.
Sebagai salah satu Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi perlu dilakukan
penuatan sistim Kesehatan yang mendukung Kesehatan ibu dan anak(KIA) dari segala
elemen, termasuk dalam hal penuatan system informasi. System pendektesian kasus risiko
dapat berpotensi untuk mencegah terjadinya kasus-kasus kematian ibu, penelaahan
tersebut juga menunjukan fungsi rujukan maternal-neonatal yang masih belum terpenuhi
dalam hal tatacara merujuk pasien, selain itu juga kurang optimalnya tindak lanjut yang
diwujudkan dari hasil rekomendasi AMP.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Menekan angka kematian bayi baru lahir
B. Tujuan Khusus:
Menurunkan angka kejadian BBLR
VI. SASARAN
Ibu hamil dan Bayi dengan berat badan lahir rendah
Mengetahui,
Kepala UPT PuskesmasTimpeh Penanggung jawab Program
Email:puskesmastimpehoke@gmail.com
I. PENDAHULUAN
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu
maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Ibu hamil yang mengalami gangguan medis
atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga
kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar. Adapun dampak
yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi sendiri dapat berdampak
antara lainkeguguran, partus macet, perdarahan antepartum, janin mati dalam kandungan
(Intra Uterine Fetal Death), keracunan dalam kehamilan, bayi lahir belum cukup bulan,
dan bayi berat lahir rendah.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Agar semua ibu hamil dapat memahami konsep dasar dari kehamilan resiko tinggi.
B. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologis Kehamilan.
2. Mengidentifikasi faktor resiko tinggi pada Ibu hamil.
3. Meningkatkan penanganan komplikasi ibu hamil resiko tinggi secara adekuat.
4. Mencegah sedini mungkin komplikasi ibu hamil resiko tinggi
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kunjungan rumah ibu hamil resti yang dilakukan Bidan pembina wilayah dan
bidan pengelola KIA. Kegiatan di luar Gedung dilaksanakan pada waktu yang telah
ditentukan di masing-masing kelurahan , untuk mendeteksi Ibu Hamil resti.
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat diperoleh dari dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK).
VI. SASARAN
Kunjungan rumah dilakukan untuk ibu hamil yang tidak pernah memeriksakan
kehamilan nya dan ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi. Yang termasuk kehamilan
resiko tinggi menurut poedjo rochyati sebagai berikut;
1. Kunjungan rumah ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
ibu hamil resti
Setiap akhir bulan bidan desa menghitung kunjungan rumah yang dilakukan.
Semua bumil, bulin dan bufas yang beresiko tinggi dan tidak pernah memeriksakan
kehamilannya, bisa terpantuan dengan baik sehingga ibu dan janin sehat.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan format laporan dan
di dokumentasikan. Pelaporan diserahkan setiap akhir kegiatan dan Pelaporan diserahkan
kepada yang bertangguang jawab kegiatan/ pemegang program.
I. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
masih tinggi. Dalam upaya menurunkan AKI dan AKB,Indonesia masih menghadapi
berbagai tantangan seperti masalah akses,kualitas, dan disparitas dalam pelayanan
kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh penyebab langsung yaitu perdarahan,
infeksi, dan hipertensi dalam kehamilan. Sedangkan status gizi yang buruk dan
penyakit yag diderita ibumerupakan penyebab tidak langsung kematian ibu.
Dewasa ini, masalah kesehatan reproduksi dan seksual pada remaja belum
ditangani sepenuhnya.Hal ini terlihat dengan masih tingginya perkawinan usia dini
dan masih tingginya kelahiran pada usia remaja. Pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi dan seksual juga masih rendah dan kejadian kehamilan pada
usia remaja masih tinggi. Melihat kenyataan ini maka selain pada kelompok
remaja,pemberian pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual perlu
diberikan kepada usia dewasa muda/calon pengantin yang akan memasuki gerbang
pernikahan melalui Konseling.Imformasi,dan Edukasi (KIE) kesehatan reproduksi
dan seksual, diharapkan calon pengantin dapat mempersiapkan diri menjalani
kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan kehamilan yang sehat sehingga
dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.
III. TUJUAN
1.TujuanUmum :
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi
calon pengantin.
2.Tujuan Khusus :
a. Petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringannya dapat memberikan KIE
kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.
VI. SASARAN
1. Penyuluhan diluar gedung dilaksanakan 2 kali dalam setahun.
2. Penyuluhan di dalam gedung dilaksanakan setiap hari kerja pada saat ada catin
yang ingin mendapatkan layanan kesehatan bagi catin
2023
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyuluhan kespro x x x x x x x x x X x
dan seksual bagi
1. catin(penyuluhan
kelompok) diluar
gedung
Penyuluhan kespro
dan seksual bagi
2. catin didalam x x x x x x x X x x x x
gedung(penyuluhan
perpasangan catin)
I. PENDAHULUAN
Kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak berusia
antara 0-5 tahun secara bersama sama berdiskusi. Bertukar pendapat, tukar pengalaman
akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
dibimbing oleh bidan dengan menggunakan buku kia. Secara umum buku kia telah
meperlihatkan hasil yang berarti dengan meningkatkan pemahaman ibu terhadap
kesehatan anak. Untuk meningkatkan pemafaatan buku kia tersebu perlu diadakan
kegiatan yang disebut kelas ibu balia.
Mengetahui,
Kepala UPT PuskesmasTimpeh Penanggung jawab Program
I. PENDAHULUAN
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada
kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa
perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).
Penggunaan Buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak serta gizi sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan
nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat tercapai. Penyebarluasan penggunaan
Buku KIA dilakukan melalui Puskesmas, Rumah Sakit, kegiatan Posyandu dan lain-
lain dengan tujuan agar terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para
petugas Kesehatan serta adanya peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu Buku KIA
dapat pula dipakai sebagai alat pemantau kesehatan Ibu dan Anak, serta pendidikan
dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat khususnya ibu-ibu.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular dan akte kelahiran.
Dewasa ini penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak
dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada
waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan
penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun
memiliki kelemahan antara lain:
B. Alasan Kegiatan
1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu
hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a) kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan
anemia.
b) perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan
P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
c) persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
d) perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
ekslusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
e) KB pasca persalinan.
f) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1 injeksi,
tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
h) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan da
penanganan malaria pada ibu hamil).
i) Akte kelahiran.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kebutuhan dalam masyarakat/di tempat, Memilih materi yang dibutuhkan :
✓ Pertemuan persiapan
✓ Bentuk tim
✓ Sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada masyarakat
✓ Persiapan
✓ Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
✓ Pelaporan
✓ Monitoring
✓ Evaluasi
a. Waktu pelaksanaan
b. Jumlah peserta
c. Proses pertemuan
d. Masalah dan hasil capaian
pelaksanaan
e. Hasil evaluasi
8 Monitoring Monitoring dilakukan dalam rangka melihat
perkembangan dan pencapaian, serta masalah
dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil
monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk
perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil
selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan
secara berkala dan berjenjang mulai dari
tingkat Desa , Kecamatan, Kabupaten/ Kota
dan Provinsi.
Hal-hal yang perlu dimonitor :
VI. SASARAN
Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskeksmas Timpeh
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya
dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai
dokumen, sehingga dapat dijadikakn sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai
melaksanakan kelas ibu hamil. Isi laporan minimal memuat tentang :
a. Waktu pelaksanaan
b. Jumlah peserta
c. Proses pertemuan
d. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
e. Hasil evaluasi
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan
pelaksana kelas ibu hamil ke Puskesmas – Dinas Kesehatan Kabupaten – Dinas
Kesehatan Provinsi – Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana
pertemuan kelas ibu hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan
pelaksanaan kelas ibu hamil, Kabupaten dan Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga)
bulan sekali dan laporan tahunan.
Timpeh, Januari 2023
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Timpeh Penanggung jawab Program
I. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan salah satu tujuan pembangunan milenium atau Millenium
Development Goals (MDGs), Indonesia berupaya untuk menurunkan angka kematian Ibu
dan Anak. Anak-anak terutama neonatal sangat rentan terhadap penyakit yang berujung
pada kematian.Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator status keschatan masyarakat.
Kematian ibu adalah kematian perempuan selama msa kehamilan atau dalam 42
hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan atau diperburuk oleh
kehamilan serta penanganannya tetapi bukan karena kecelakaan. Angka kematian ibu
(AKI) menurut survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) masih cukup tinggi yaitu
390 per 100.000 kehamilan. Penyebab kematian ibu terbesar sekitar (38,1%) adalah
pendarahan dan eklamsia. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan yang memadai. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor
yang memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu yaitu terlalu muda, terlalu tua,
terlalu sering sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kehamilan yang mempersulit
proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti tiga terlambat
yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusun ,terlambat mencapai
fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawat daruratan.
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk memantau ibu nifas yang ada diwilayah kerja puskesmas Timpeh
dengan melakukan kunjungan rumah ibu nifas sehingga ibu nifas dapat
mengetahui kebutuhannya selama masa nifas untuk kesehatan diri dan bayinya.
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu.
2. Sebagai promotor hubungn ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dan meningkatkan rasa nyaman.
4. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
5. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi tetap bain,dan
kebersihan yang aman.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN :
No Kegiatan pokok Rincian kegiatan
1 Pemantauan ✓ Kondisi ibu secara umur
✓ TD,Suhu,Respirasi dan Nadi
✓ Perdarahan Pervagina
✓ Kondisi perineum
✓ Tanda Infeksi
✓ Kontraksi uterus
✓ Tinggi fundus uteri
✓ Lokhia
✓ Pemeriksaan jalan lahir
✓ Pemeriksaan payudara
✓ Produksi ASI
✓ Pemberian Kapsul Vit.A
✓ Pelayana kontrasepsi pascapersalinan-Penanganan
resiko tinggi dan komplikasipada nifas
✓ Buang Air Besar
✓ Buang Air Kecil
2 Memberikan • Makanan yang beragam yang mengandung
Nasehat karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran dan
buah-buahan.
• Kebutuhan air minum pada ibu yang menyusui pada
6 bulan pertama adalah 14 gelas sehari dan 6 bulan
kedua 12 gelas perhari.
• Menjaga kebersihan diri, termasuk daerah kemaluan,
ganti pembalut sesering mungkin.
• Istirahat cukup,saat bayi tidur ibu istirahat.
• Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar
maka harus menjaga kebersihan luka bekas operasi.
• Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI
saja (ASI EKLUSIF) selama 6 bulan
• Perawatan bayi yang benar : Jangan membiarkan
bayi menanggis terlalu lama, karena akan membuat
bayi stress. Lakukan stimulasi komunikasi dengan
bayi sedini mungkin bersama suami dan keluarga.
• Konsultasi ke tenaga kesehatan untuk pelayanan KB
setelah persalinan.
VI. SASARAN
Semua Ibu nifas yang berada diwilayah kerja Puskesmas Timpeh.
2023
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Kunjungan Nifas ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Setiap akhir bulan, Bidan pembina wilayah menghitung jumlah kunjungan nifas
sesuai dengan jumlah persalinan yang ada.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Timpeh Penanggung jawab Program
I. PENDAHULUAN
Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan,
dengan mendengarkan apa yang di sampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan
informasi apa saja yang di butuhkan oleh setiap klien.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien.
b. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
c. Membahas metode yang di ingini klien.
d. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk berupa review materi yang
disampaikan kepada peserta kegiatan penyuluhan atau konseling yang dilakukan
dilakukan oleh penanggung jawab program
Evaluasi dilakukan setiap akhir kegiatan oleh penanggung jawab program dan
ditujukan kepada kepala puskesmas dengan tembusan Dinas Kesehatan.
Penanggung jawab program harus membuat laporan tiap kegiatan paling lambat 1
bulan setelah pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Puskesmas dan evaluasi akhir kegiatan
paling lambat 1 bulan setelah keseluruhan kegiatan selesai di lakukan.
Mengetahui,
I. PENDAHULUAN
III. TUJUAN
1. Tujuan umum
1. Menurunkan salah satu komponen EMPAT TERLALU (terlalu dekat) → menjaga
jarak kehamilan sehingga berkontribusi terhadap penurunan Angka kematian ibu
maupun bayi.
2. Berkontribusi secara tidak langsung terhadap pengendalian pertumbuhan
penduduk beserta dampaknya.
2. Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran dalam kesempatan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi baru lahir melalui program kb pasca persalinan
V. SASARAN
Ibu Nifas diwilayah kerja Puskesmas Timpeh
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
KB
Pasca X X X X X X X X X X X X
Salin
Dilaksanakan dari bulan Januari 2023 sampai Desember 2023, yang sudah jalan bulan januari
sampai September 2023
Dari bulan januari 2023 sampai dengan bulan September Ibu Pasca salin yang
menggunakan KB suntik 3 bulan ada 20 Akseptor, Akseptor KB Pil ada 8 orang, KB
Implant Ada 28 Akseptor dan menggunakan akseptor KB IUD 15 orang.
VIII. EVALUASI
Dari bulan januari sampai bulan september sudah dilaksanakan kegiatan KB pasca
Salin ada 71 Akseptor yang menggunakan masih kurangnya cakupan KB Kontrasepsi
Jangka Panjang(MK.JP) dari Januari sampai bulan September 2023 hanya ada 52
Akseptor yang menggunakan KB Impant(MKJP), dengan alasan takut sehingga perlunya
pendekatan konseling tentang Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kepada ibu-ibu pasca
salin.