Anda di halaman 1dari 40

PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Jln. Bougenville Sumber Makmur Kec.Timpeh 27678
Email:puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


AUTOPSI VERBAL KEMATIAN
IBU DAN BAYI

I. PENDAHULUAN
Program KIA merupakan salah satu dar 5 upaya Kesehatan Masyarakat esensial
yang memberikan perhatian khusus kematian ibu, neonatal bayi dan balita/autopsy
verbal maternal dan balita.
Angka kematian merupakan indicator yang penting dalam mengukur
keberhasilan Pembangunan Khusus nya dibidang Kesehatan. Mengingat kematian
merupakan data statistic yang dapat digunakan untuk menentukan masalah-masalah
Kesehatan, menentukan prioritas masalah, sehingga dapat juga digunakan untuk
menentukan seberapa jauh dan bagaimana intervensi dalam bidang Kesehatan
Masyarakat sebagai penyelesaiannya(Depkes,2010) sistim registrasi kematian
Indonesian merupakan projek sistim pencatatan dan pelaporan data kematian terpadu
yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mendapatkan data kematian dan sebab
kematian di Indonesia, dikembangkan sistim pencatatan kematian melalui Autopsi
Verbal (AV) Autopsi Verbal adalah suatu penelusuran rangkaian peristiwa, keadaan ,
gejala dan tanda penyakit yang mengarah pada kematian ibu melalui wawancara dengan
keluarga.
Menurut peraturan Bersama mentri dalam negri dan mentri keshatan nomor 15
tahun 2010 dan nomor 162/MENKES/PB/I/2010 tentang pelaporan dan penyebab
kematian, Autopsi verbal adalah suatu penelusuran rangkaian peristiwa, keadaan, gejala
dan tanda penyakit yang mengarah pada kematian melalui wawancara dengan keluarga
atau pihak lain yang mengetahui kondisi sakit almarhum/ah. Autopsi Verbal telah
digunakan dalam survei kematian yang berbasis Masyarakat dan dalam penelitian.
Penggunaan autopsy verbal ini diyakini dapat memperkirakan penyebab kematian
secara valid di beberapa tempat, bahkan metode ini telah ini telah diitegrasikan menjadi
funfsi rutin di pelayanan Kesehatan dasar di Indonesia.
II. LATAR BELAKANG
Beberapa program penurunan AKI dan AKN di Indonesia telah dilakukan
melalui kebijakan making Pregnancy safer (MPS) Salah satu nya adalah dengan
meningkatkan mutu dan menjaga kesinambungan pelayanan Kesehatan ibu serta
neonatal di tingkatkan pelayanan dasra dan pelayanan rujukan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengembangkan konsep Audit maternal Perinatal/Neonatal (AMP)
tingkat Kabupaten/Kota. Ruang lingkup AMP yang dikembangkan dalam pedoman ini
mencakup audit untuk ibu, bayi pada masa perinatal hinggal neonatal.
AMP dapat dimamfaatkan untuk menggali permasalahan yang berperan atau
kejadian morbiditas yang berakar pada pasien/keluarga, petugas kesehatan, manajemen
pelayanan, serta kebijakan pelayanan. Melalui kegiatan ini diharapkan para penelolah
program KIA di kabupaten/kota dan para pemberi pelayan ditingkat pelayanan dasar
(Puskesmas dan jajarannya) dan ditingkat pelayanan rujukan (RS Kabupaten/kota)
dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi factor-faktor yang berpengaruh tersebut.
Data dari AMP ditingkat kabupaten/kota diharapkan akan dapat digunakan
untuk proses audit ditingkat provinsi untuk menghasilkan kebijakan tingkat tinggi
melalui mekanisme Confidential Enquiries into maternal & neonatal. (CEMD). Pada
tingkat ini dapat dilibatkan pakar dari berbagai macam bidang (misalnya terkait
transportasi dan lain-lain. Untuk menghasilkan intervensi ang berbasis bukti dan
diharapkan dapat memperbaiki kualitas pelayanan maternal dan perinatal/Neonatal.
Dalam kaitan nya dengan kegiatan CEMD di tingkat provinsi. Dinas Kesehatan
provinsi kepentingan untuk mengumpulkan data AMP dari seluruh Kabupaten/kota
diwilayah nya. Selain itu dinas keshatan provinsi diharapkan dapat memfasilitasi
kegiatan AMP di kabupaten/kota dalam hal bila terjadi kematian lintas batas dan
menyedian kan pengkaji eksternal bagi kabupaten/kota yang memerlukannya.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mendapatkan data kematian ibu dan bayi untuk meningkatkan mutu
pelayanan kia diseluruh wilayah kerja puskesmas tempeh dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
B. Tujuan khusus
1. Menerapkan Pembahasan analitik mengenai kasusu kebidanan dan
perinatal secara teratur dan berkesinambungan di wilayah kerja
puskesmas tempeh.
2. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak
yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan
dalam pembahasan kasus.
3. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas Kesehatan kota,
rumah sakit pemerintah/swast, puskesmas, rumah sakit bersalin dan
BPS dalam perencanaan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
terhadap intervensi yang disepakati

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO Kegiatan pokok Rincian kegiatan
1. Pelacakan kasus 1. Pembentukan Tim AMP
2. Penyebarluaskan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan
AMP
3. Penyususnan rencana (POA)AMP
4. Oriantasi Program KIA dalam pelaksanaan AMP
2 Kematian ibu dan 1. Pelaksanaan kegiatan AMP
bayi 2.Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan
3.Pemantauan dan evaluasi

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas tempeh mengenai Upaya
peningkatan kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP
2. Melakukan koordinasi dengan kader setempat untuk lapor ke puskesmas jika ada
kasus kematian ibu/bayi
3. Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan
penanganan atau rujukan, untuk kemudian dilaporkan ke dinas Kesehatan kota.
4. Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (Otopsi Verbal) selambat
lambat nya 7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke
dinas Kesehatan kota selambat-lambat nya dalam waktu satu bulan. Temuan otopsi
verbal dibicarakan dalam pertemuan audit di kota
5. Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA sebagai
tindak lanjut dari kegiatan audit.
6. Membahas hasik tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait.
7. Biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat diperoleh dari dana bantuan
operasional Kesehatan (BOK)

VI. SASARAN
Keluarga, kader, tokoh masyarakat, Lembaga swadaya Masyarakat dan sasaran
Masyarakat yang berada diwilayah kerja puskesmas timpeh.
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan 2023

jan feb mar apr mei jun juli Ags sep okt nov des

1 Pembentukan tim V

2 Penyebarluas Informasi V
dan petunjuk teknis
pelaksanaan AMP
3 Menyusun rencana V
(POA) AMP
4 Orientasi pengelolah V
program kia dalam
pelaksanaan AMP
5 Pelaksanaan kegiatan V V V V V V V V V V V
AMP
6 Penyusunan rencana V V V V V V V V V V V
tindak lanjut terhadap
temuan dari kegiatan

7 Pemantauan dan V
evaluasi

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSAAN KEGIATAN


Pengelola program dan pelaksanaan program pelacakan kasusu kematian
ibu/bayi memahami pelaksanaan kegiatan program dan dapat melaksanakan kegiatan
sesuai dengan acuan yang ada.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Dilakukan pencatatan dan pelaporan program pelacakan kasus kematian
ibu/bayi dari tiap anggota Tim dan pembinaan Wilayah serta mengevaluasi hasil
kegiatan pelacakan kasus kematian ibi/bayi setiap bulan.
Timpeh, Januari 2023

Mengetahui, Penanggung jawab Program


Kepala UPT Puskesmas Timpeh

Masniati, S.Tr. Keb Neldati, S. ST


NIP. 19730826NIP.
199302 2002
19790505 20060410 NIP.19730715 199301 2002
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Jln. BougenvilleSumberMakmurKec.Timpeh 27678
Email:puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KUNJUNGAN BBLR

I. PENDAHULUAN
Di Indonesia Angka Kematian (AKB) masih tinggi sekitar 56% kematian terjadi
pada periode yang sangat dini yaitu dimasaneonatal. Sebagian besar kematian neonatal
terjadi pada 0-6 hari (78.5%) dan prematuritas merupakan salah satu penyebab utama
kematian. Target MDG 2015 adalah menurunkan angka kematian Bayi (AKB) kelahiran
hidup menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil survei hidup Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKB masih 34/1.000 kelahiran hidup. Untuk
mencapai penurunan AKB diatas dalam Renstra Depkes terdapat 4 strategis utama yaitu
meningkatkan akses pelayanan Kesehatan yang berkualitas. Meningkatkan keterampilan
petugas Kesehatan, meningkatkan pemberdayaan Masyarakat dan meningkatkan
pembiayaan Kesehatan Masyarakat.
Sebagai salah satu Upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi perlu dilakukan
penuatan sistim Kesehatan yang mendukung Kesehatan ibu dan anak(KIA) dari segala
elemen, termasuk dalam hal penuatan system informasi. System pendektesian kasus risiko
dapat berpotensi untuk mencegah terjadinya kasus-kasus kematian ibu, penelaahan
tersebut juga menunjukan fungsi rujukan maternal-neonatal yang masih belum terpenuhi
dalam hal tatacara merujuk pasien, selain itu juga kurang optimalnya tindak lanjut yang
diwujudkan dari hasil rekomendasi AMP.

II. LATAR BELAKANG


Angka kejadian kasus BBLR dan angka kematian BBLR akibat komplikasi seperti
asfiksia, infeksi, hipotermi, hyperbilirubinemia masih tinggi, diharapkan bidan terutama
bidan di desa sebagai ujung tombak pelayanan yang mungkin menjumpai kasusu bblr
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai sesuai dengan kompetensi dan
fasilitas yang tersedia. Bidan dan perawat yang terampil dan kompeten dalam manajemen
BBLR diharapkan mempunyai solusi untuk menurunkan kasus BBLR, dan mampu
menangani kasus BBLR dengan baok dan benar, serta dapat menyebar pengetahuan
kepada keluarga mengenai penanganan BBLR menggunakan cara mudah sederhana.
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomic dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun
sesudah lahir.
Masalah pada neonates biasa nya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada
massa pernatal, tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan, masalah
ini timbul sebagai akibat buruk nya Kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang
memadai, manajemen persalinan yang tidak tetap dan tidak bersih, kurang nya perawatan
bayi baru lahir.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Menekan angka kematian bayi baru lahir
B. Tujuan Khusus:
Menurunkan angka kejadian BBLR

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. ANC Terpadu
B. Pelaksanaan kelas ibu hamil
C. Kunjungan rumah
D. Konseling khusus ibu hamil K1

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Melaksanakan ANC Terpadu
B. Menetapkan jadwal pelaksanaan ANC Terpadu
C. Melaksanakan kelas ibu hamil di setiap nagari Wilayah kerja puskesmas tempeh
sesuai jadwal yang telah di tentukan.
D. Melaksanakan kunjungan rumah, Melaksanakan kunjungan rumah oleh bidan dan
kader pada ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan secara rutin.
E. Melakukuan konseling khusus secara rutin, Melakukan kesepakatan, pendekatan dan
kerja sama dengan keluarga dan tokoh Masyarakat

VI. SASARAN
Ibu hamil dan Bayi dengan berat badan lahir rendah

VII. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN


Sesuai dengan ada nya kasus di wilayah kerja puskesmas tempeh.
VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan dengan penggunakan perangkat evaluasi atau instrument berupa
daftar isian yang disusun dengan indikator tertentu. Evaluasi oleh pelaksana (Bidan) bidan
koordinator /doketerdan dilakukan pada setiap pertemuan kelas ibu balita.

IX.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pelaporan menggunakan registrasi yang sudah ada seperti kohor ibu kohor bayi dan
kohor balita dan pelaporan menjadi kegiatan stimulasi tumbuh kembang balita.

Timpeh, Januari 2023

Mengetahui,
Kepala UPT PuskesmasTimpeh Penanggung jawab Program

Desri wahyuni, Amd.Keb


NIP. 19790505 20060410 NIP.19871229 201704 2 006
Masniati, STr.Keb
NIP.19730911 199302 2 002
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Jln. Bougenville Sumber Makmur Kec.Timpeh 27678

Email:puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKAN ACUAN KEGIATAN


KUNJUNGAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI

I. PENDAHULUAN

Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih di prioritaskan


pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok umur
yang rentan salah satu kelompok tersebut adalah ibu hamil. Ibu hamil perlu di persiapkan
seoptimal mungkin secara fisik dan mental selama masa kehamilan sehingga di dapatkan
ibu dan bayi yang sehat.

Kehamilan adalah sejak di mulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya


hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ). Kehamilan sebagai
keadaan fisiologis dapat di ikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin.
Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga
kelainan yang dapat di kenal lebih dini. Misalnya perubahan yang terjadi adalah odema
yang terjadi pada tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan fisiologis.
Namun bila di sertai oedema di tubuh bagian atas seperti muka dan lengan terutama bila
di ikuti peningkatan tekanan darah di curigai adanya pre eklamsi.

Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis yaitu tanda


Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang menyebabkan
permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak membahayakan kehamilan
tapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus, kehamilan ektopik atau mola hidatidosa.
Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan optimalisasi
ibu maupun janin pada kehamilan yang di hadapi. Kehamilan resiko tinggi adalah
beberapa situasi dan kondisi serta keadaan umum seorang selama masa kehamilan,
persalinan, nifas akan memberikan ancaman pada kesehatan jiwa ibu maupun janin
yangdikandungnya.
II. LATAR BELAKANG

Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu
maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Ibu hamil yang mengalami gangguan medis
atau masalah kesehatan akan dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga
kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar. Adapun dampak
yang dapat ditimbulkan akibat ibu hamil dengan risiko tinggi sendiri dapat berdampak
antara lainkeguguran, partus macet, perdarahan antepartum, janin mati dalam kandungan
(Intra Uterine Fetal Death), keracunan dalam kehamilan, bayi lahir belum cukup bulan,
dan bayi berat lahir rendah.

Dampak dari kehamilan risiko tinggi ini dapat dicegah melaluipemeriksaan


kehamilan (antenatal care) secara teratur yang bertujuan untuk menjaga ibu agar sehat
selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang di lahirkan
sehat, memantau kemungkinan adanya risiko kehamilan, dan merencanakan
penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Agar semua ibu hamil dapat memahami konsep dasar dari kehamilan resiko tinggi.
B. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang perubahan fisiologis Kehamilan.
2. Mengidentifikasi faktor resiko tinggi pada Ibu hamil.
3. Meningkatkan penanganan komplikasi ibu hamil resiko tinggi secara adekuat.
4. Mencegah sedini mungkin komplikasi ibu hamil resiko tinggi
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rician Kegiatan

1 Deteksi dini kehamilan dengan Melakukan ANC terpadu dengan pelayanan


faktor resiko tinggi sesuai standar

2 Mengunjungi rumah ibu hamil • Memonitor keadaan ibu hamil :


Resti MengukurTanda-tanda vital
(TD,Suhu,nadi,Pernafasan)
• Mengukur BB dan TB
• Mengukur Lila
• Melakukan Palpasi
• Memantau Faktor resiko tinggi yang
dimiliki ibu
• Pemeriksaaan HB bila di perlukan.

3 Pencatatan Hasil pemeriksaan di catat di dalam buku KIA


dan memberi tahu ibu hasil pemerikasaan.
V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Kunjungan rumah ibu hamil resti yang dilakukan Bidan pembina wilayah dan
bidan pengelola KIA. Kegiatan di luar Gedung dilaksanakan pada waktu yang telah
ditentukan di masing-masing kelurahan , untuk mendeteksi Ibu Hamil resti.

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat diperoleh dari dana Bantuan
Operasional Kesehatan (BOK).

VI. SASARAN

Kunjungan rumah dilakukan untuk ibu hamil yang tidak pernah memeriksakan
kehamilan nya dan ibu hamil yang mempunyai resiko tinggi. Yang termasuk kehamilan
resiko tinggi menurut poedjo rochyati sebagai berikut;

• Primipara muda umur < 16 tahun


• primipara tua umur > 35 tahun
• primipara sekunder dengan umur anak kecil > 5 tahun tinggi badan<145 cm
• riwayat kehamilan yang buruk
• pre eklamsi-eklampsia
• gravid serotinus
• kehamilan perdarahan anterpartum
• kehamilan dengan kelainan letak
• kehamilan dengan penyakit yang memyertai ibu Hamil.

VII. JADWAL PELAKSANAAN


No 2023
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1. Kunjungan rumah ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
ibu hamil resti

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Setiap akhir bulan bidan desa menghitung kunjungan rumah yang dilakukan.
Semua bumil, bulin dan bufas yang beresiko tinggi dan tidak pernah memeriksakan
kehamilannya, bisa terpantuan dengan baik sehingga ibu dan janin sehat.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan format laporan dan
di dokumentasikan. Pelaporan diserahkan setiap akhir kegiatan dan Pelaporan diserahkan
kepada yang bertangguang jawab kegiatan/ pemegang program.

Pencatatan dan pelapora KIA ditingkat pelayanan dilaksanakan secara terpadu


dengan program lain. Dilaksanakan sesuai prosedur pelaksanaan pada ibu hamil resti.
Hasil kegiatan ini dapat menggambarkan cakupan indikator ibu hamil resti, dan target
dapat tercapai.

Timpeh, Januari 2023

Mengetahui, Penanggung jawab Program


Kepala UPT Puskesmas Timpeh

Masniati, S.Tr. Keb Neldati, S.ST


NIP. 19790505
NIP19730915 199302 2 00220060410 NIP.19730715 199301 2002
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Alamat: Jl.Bougenvil Sumber Makmur- Kec. Timpeh 27678
Email : Puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI KESEHATAN
REPRODUKSI DAN SEKSUAL BAGI CALON PENGANTIN

I. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia
masih tinggi. Dalam upaya menurunkan AKI dan AKB,Indonesia masih menghadapi
berbagai tantangan seperti masalah akses,kualitas, dan disparitas dalam pelayanan
kesehatan Ibu dan Bayi baru lahir.
Sebagian besar kematian disebabkan oleh penyebab langsung yaitu perdarahan,
infeksi, dan hipertensi dalam kehamilan. Sedangkan status gizi yang buruk dan
penyakit yag diderita ibumerupakan penyebab tidak langsung kematian ibu.
Dewasa ini, masalah kesehatan reproduksi dan seksual pada remaja belum
ditangani sepenuhnya.Hal ini terlihat dengan masih tingginya perkawinan usia dini
dan masih tingginya kelahiran pada usia remaja. Pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi dan seksual juga masih rendah dan kejadian kehamilan pada
usia remaja masih tinggi. Melihat kenyataan ini maka selain pada kelompok
remaja,pemberian pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual perlu
diberikan kepada usia dewasa muda/calon pengantin yang akan memasuki gerbang
pernikahan melalui Konseling.Imformasi,dan Edukasi (KIE) kesehatan reproduksi
dan seksual, diharapkan calon pengantin dapat mempersiapkan diri menjalani
kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan kehamilan yang sehat sehingga
dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

II. LATAR BELAKANG


Sebelum terjadinya suatu pernikahan terlebih dahulu kedua belah pihak yang
akan melangsungkan pernikahan memepersiapkan diri secara mental dan spiritual
,disamping itu juga perlu melakukan pemeriksaan kesehatan agar kedua pasangan
betul betul dalam keadaan yang sehat.
Melalui pemberian Konseling,Informasi dan Edukasi Kesehatan Reproduksi dan
seksual bagi calon Pengantin diharapkan calon pengantin
dapat mempersiapkan diri menjalani kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan
kehamilan yang sehat sehngga dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas.

III. TUJUAN
1.TujuanUmum :
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual bagi
calon pengantin.

2.Tujuan Khusus :
a. Petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringannya dapat memberikan KIE
kesehatan reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.

b. Petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringannya dapat berkoordinir dengan


lembaga keagamaan maupun instansi terkait dlam memberikan KIE kesehatan
reproduksi dan seksual bagi calon pengantin.
c. Terlaksananya pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin termasuk
pemberian pelayanan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada calon pengantin
perempuan

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN


POKOK

1 KIE Kespro 1.penyuluhan kespro dan seksual di luar gedung


dan seksual
bagi catin
2.penyuluhan kespro dan seksual dalam gedung

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO Rincian kegiatan Cara melaksanakan Kegiatan

1 Penyuluhan Kespro penyuluhan langsung kepada beberapa orang


dan seksual bagi catin pasangan catin di KUA
di luar
gedung(penyuluhan
kelompok)
2 Penyuluhan Kespro Penyuluhan langsung kepada satu pasangan catin
dan seksual bagi catin di Puskesmas
di dalam Gedung

VI. SASARAN
1. Penyuluhan diluar gedung dilaksanakan 2 kali dalam setahun.

2. Penyuluhan di dalam gedung dilaksanakan setiap hari kerja pada saat ada catin
yang ingin mendapatkan layanan kesehatan bagi catin

VII. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR

a. Peran Lintas Program Terkait

NO Lintas Program Peran


Terkait

1 KIA Berkoordinasi dalam hal penyuluhan kespro dan


seksual bagi pasangan catin dan
pemeriksaan fisik(pemeriksaan Tekanan
Darah,tinggi badan dan berat badan)bagi
kedua pasangan catin

2 Imunisasi Berkoordinasi dalam hal pemberian imunisasi Td


bagi catin wanita

3 Laboratorium Berkoordinasi dalam hal pemeriksaan Golongan


Darah bagi kedua pasangan catin dan
pemeriksaan HB bagi catin wanita

b. Peran Lintas Sektor Terkait

NO Lintas sektor terkait Peran

1 Kemenag Berkoordinasi dengan semua lintas keagamaan


dalam hal penting nya KIE kespro dan seksual bagi
catin

2 KUA Berkoordinasi dalam hal pelaksanaan


penyuluhan kelompok bagi catin

VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

2023
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Penyuluhan kespro x x x x x x x x x X x
dan seksual bagi
1. catin(penyuluhan
kelompok) diluar
gedung
Penyuluhan kespro
dan seksual bagi
2. catin didalam x x x x x x x X x x x x
gedung(penyuluhan
perpasangan catin)

XI. EVALUASI DAN PELAKSAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk diluar gedung dilaksanakan 2 kali
dalam setahun sesuai dengan jadwal kegiatan. Sedangkan untuk kegiatan di dalam
gedung dilaksanakan setiap hari kerja bila ada kunjungan
pasangan catin ke Puskesmas dan apabila ada perubahan jadwal kegiatan diluar
gedung segera di koordinasikan kepada penanggung jawab UKM untuk
selanjutnya di komunikasikan kepada sasaran

X. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan Pelaporan dilakukan setiap bulannya dengan memakai
format pelaporan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Dharmasraya.
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap bulan oleh pelaksana kegiatan dengan
penanggung jawab UKM.

Mengetahui : Penanggung jawab KB


Kepala UPT Puskesmas Timpeh

Masniati, STr.Keb Marya Elfaya Shinta, Amd. Keb


NIP. 19730915 199302 2002 NIP. 19871120 201704 2006
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Jln. BougenvilleSumberMakmurKec.Timpeh 27678
Email:puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KELAS IBU BALITA

I. PENDAHULUAN
Kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak berusia
antara 0-5 tahun secara bersama sama berdiskusi. Bertukar pendapat, tukar pengalaman
akan pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
dibimbing oleh bidan dengan menggunakan buku kia. Secara umum buku kia telah
meperlihatkan hasil yang berarti dengan meningkatkan pemahaman ibu terhadap
kesehatan anak. Untuk meningkatkan pemafaatan buku kia tersebu perlu diadakan
kegiatan yang disebut kelas ibu balia.

II. LATAR BELAKANG


Anak balita merupakan salah satu populasi paling beresiko terkena bermacam
penyakit gangguan kesehatan, oleh karna itu Depkes telah meluncurkan berbagai program
kesehatan untuk menanggulangi hal ini. Ada banyak program kesehatan yang telah
diimplementasikan Deprtemen kesehatan mulai dari pusat. Provinsi hingga kabupaten,
misalnya Buku KIA Manajemen terpadu balita sakit (MTBS), Pengendalian penyakit
menular maupun tidak menular. Salah satu program yang diharapkan dapt turut berperan
aktif dalam menurunkan angka kesakitan pada anak balita adalah Buku kesehatan ibu dan
anak (buku KIA) yaitu suatu buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai kehamilan
hingga anak berusia 5 tahun. Namun tidak semua ibu mau/dapat membaca buku kia
karena berbagai sebab atau alasan, misalnya malas membaca, tidak punya waktu
membaca sulit mengerti atu memang mengalami buta aksara. Berdasarkan pertimbangan
ini maka sangat perlu mengajari ibu-ibu tentang isi buku kia dan cara menggunakan buku
kia salah satu solusinya yaitu melalui penyelenggaraan kelas ibu balita. Kelas ibu balita
ditunjukan bagi ibu yang mempunyai anak balita 0- 59 bulan
III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dengan menggunakan bubu kia
dalam mewujudkan tumbuh kembang balita yang optimal.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kesadaran tentang pemberian ASI Eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan ibu tenatng pemberian MP-ASI dan pengolahan nya.
3. Meningkatkan kesadaran dan penting nya imunisasi bagi anak
4. Mengetahui penyakit apa saja yang sering dialami oleh anak
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Meningkatkan kesadran pemberian ASI secara eksklusif
2. Meningkatkan pengetahuan ibu akan pentingnya Imunisasi pada bayi
3. Meningkatkan keterampilan ibu dalam pemberian MP-ASI dan Gizi seimbang kepada
balita.
4. Meningkatakn kemampuan ibu memantau pertumbuhan dan melaksanakan Stimulasi
perkembangan balita.
5. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara perawatan gigi baliata dan mencuci
tangan yang benar.
6. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit terbanyak, cara pecegahan dan
perawatan balita.
V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN
a. Kelas ibu baliat dilaksanakan sekali setahun dengan kelas yang berbeda
b. Petemuan diadakan 3 (tiga) kali pertemuan untuk satu kelas
VI. SASARAN
Sasaran peserta kelas ibu balita adalah kelompok ibi ibu yang mempunyai anatar antara
usia 0-5 tahun. Dengan jumlah perkelas 15 orang Pengelompokan:
1. kelompok 0-1 tahun
2. kelompok 1- 2 tahun
3. kelompok 2-5 tahun.
VII. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksanaan kelas ibu balita terbagi dalam 3 kelompok berdasarkan umur
Umur 0-1 tahun Umur 1-2 tahun Umur 2-5 tahun
• Pemberian ASI • Perawatan gigi • Tumbang anak
• Pemberian imunisasi • Pemberian MP-ASI • Pencegahan
• Pemberian MP-ASI • Tumbang anak kecelakaan
usia 6-12 bulan • Penyakit pada anak • Gizi seimbang
• Tumbang bayi • Permainan anak • Penyakit pada anak
• Penyakit terbanyak • Obat pertolongan
pada anak pertama
• PHBS

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan dengan penggunakan perangkat evaluasi atau instrument berupa
daftar isian yang disusun dengan indikator tertentu. Evaluasi oleh pelaksana (Bidan) bidan
koordinator /doketerdan dilakukan pada setiap pertemuan kelas ibu balita.
IX.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaporan menggunakan registrasi yang sudah ada seperti kohor ibu kohor bayi dan
kohor balita dan pelaporan menjadi kegiatan stimulasi tumbuh kembang balita.

Timpeh, Januari 2023

Mengetahui,
Kepala UPT PuskesmasTimpeh Penanggung jawab Program

Masniati, STr.Keb Desri wahyuni, Amd.Keb


NIP.19730911
NIP.199302
19790505220060410
002 NIP.19871229 201704 2 006
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Jln. Bougenville Sumber Makmur Kec.Timpeh 27678
Email:puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


KELAS IBU HAMIL

I. PENDAHULUAN
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama pada
kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa
perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB).
Penggunaan Buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak serta gizi sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan
nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat tercapai. Penyebarluasan penggunaan
Buku KIA dilakukan melalui Puskesmas, Rumah Sakit, kegiatan Posyandu dan lain-
lain dengan tujuan agar terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para
petugas Kesehatan serta adanya peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu Buku KIA
dapat pula dipakai sebagai alat pemantau kesehatan Ibu dan Anak, serta pendidikan
dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat khususnya ibu-ibu.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular dan akte kelahiran.
Dewasa ini penyuluhan kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak
dilakukan melalui konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada
waktu ibu memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan
penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun
memiliki kelemahan antara lain:

1. Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan


yang dialami saat konsultasi
2. Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang
diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas
saja.
3. Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau
pembinaan secara lintas sektor dan lintas program.
4. Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode
pembelajaran kelas ibu hamil.

Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan materi Buku KIA dalam


bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi dan tukar pengalaman antara
ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini diberi nama
KELAS IBU HAMIL.

II. LATAR BELAKANG


A. Dasar Hukum
1. Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil,Persalinan, dan Masa, Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan
Seksual.
2. Permenkes RI Nomor 97 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

B. Alasan Kegiatan

Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil adalah:


1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan
pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan,persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos,
penyakit menular seksual dan akte kelahiran.
2. Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas
sebelum penyajian materi.
3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai
topik tertentu.
4. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi

terstruktur dengan baik.


5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim
pembelajaran.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami
tentang Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan,
kehamilan, persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru
lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2. Tujuan Khusus

1. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu
hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a) kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan (apakah kehamilan itu?,
perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan
anemia.
b) perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan,
hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi oleh ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, dan
P4K(perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi).
c) persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses
persalinan).
d) perawatan Nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
ekslusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan
penyakit ibu nifas).
e) KB pasca persalinan.
f) Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian k1 injeksi,
tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan
pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g) Mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
h) Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan da
penanganan malaria pada ibu hamil).
i) Akte kelahiran.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kebutuhan dalam masyarakat/di tempat, Memilih materi yang dibutuhkan :
✓ Pertemuan persiapan
✓ Bentuk tim
✓ Sosialisasi Kelas Ibu Hamil kepada masyarakat
✓ Persiapan
✓ Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
✓ Pelaporan
✓ Monitoring
✓ Evaluasi

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Analisa Kebutuhan dalam Melakukan analisa kebutuhan sebelum
masyarakat/ di tempat dan melaksanakan kelas ibu hamil bertujuan untuk
Memilih materi yang mengetahui kebutuhan apa yang diperlukan
dibutuhkan untuk menunjang kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan kegiatan
kelas ibu hamil.
2 Pertemuan persiapan Pertemuan persiapan ini diisi dengan sosialisasi
kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh
masyarakat dan stakeholder sebelum kelas ibu
hamil dilaksanakan sangat penting. Melalui
kegiatan sosialisasi ini diharapkan semua unsur
masyarakat dapat memberikan respon dan
dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat
dikembangkan dan berjalan sesuai
dengan yang diharapkan

3 Bentuk Tim Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu


siapa saja fasilitatornya dan narasumber jika
diperlukan.
4 Sosialisasi Kelas Ibu Hamil memberikan informasi tentang kelas ibu hamil
Kepada Masyarakat pada masyarakat khususnya keluarga ibu hamil
atau memberikan dukungan fasilitas bagi kelas
ibu hamil dan lain-lain.

5 Persiapan a. Mempersiapkan tempat dan sarana


pelaksanaan kelas ibu hamil,
misalnya tempat di Puskesmas atau Polindes,
Kantor Desa/Balai Pertemuan, Posyandu atau
di rumah salah seorang warga masyarakat.
Sarana belajar menggunakan, tikar/karpet,
bantal dan lain-lain jika tersedia.
b. Mempersiapkan materi, alat bantu
penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas
ibu hamil serta mempelajari materi yang
akan disampaikan.
c. Persiapan peserta kelas ibu hamil,
mengundang ibu hamil umur kehamilan
antara 4 sampai 36 Minggu
6 Pelaksanaan Kelas Ibu Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali
Hamil
pertemuan selama hamil atau sesuai dengan
hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta.
Pada setiap pertemuan, materi kelas ibu hamil
yang akan disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap
mengutamakan materi
pokok.
Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam
ibu hamil. Senam ibu hamil merupakan
kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika
dilaksanakan, setelah sampai di rumah
diharapkan dapat dipraktekkan.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan
ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore
hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit termasuk senam

7 Pelaporan Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan


kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya dibuatkan
laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu
hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga
dapat dijadikakn sebagai bahan informasi dan
pembelajaran bagi pihak- pihak yang
berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap
selesai melaksanakan kelas ibu hamil.
Isi laporan minimal memuat tentang

a. Waktu pelaksanaan
b. Jumlah peserta
c. Proses pertemuan
d. Masalah dan hasil capaian
pelaksanaan
e. Hasil evaluasi
8 Monitoring Monitoring dilakukan dalam rangka melihat
perkembangan dan pencapaian, serta masalah
dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil
monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk
perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil
selanjutnya. Kegiatan monitoring dilakukan
secara berkala dan berjenjang mulai dari
tingkat Desa , Kecamatan, Kabupaten/ Kota
dan Provinsi.
Hal-hal yang perlu dimonitor :

a. Peserta(keadaan dan minat peserta,


kehadiran peserta, keaktifan bertanya)
b. Sarana prasarana (tempat, fasilitas
belajar)
c. Fasilitator(persiapan, penyampaian materi,
penggunaan alat bantu, membangun suasana
belajar aktif)
d. Waktu (mulai tepat waktu, efektif )
9 Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan
dampak baik positif maupun negatif
pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan
indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna
melakukan perbaikan dan pengembangan kelas
ibu hamil berikutnya
Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/ koordinator
bidan) dilakukan pada
setiap selesai pertemuan kelas ibu.

VI. SASARAN
Ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskeksmas Timpeh

VII. JADWAL KEGIATAN


Pelaksanaan pertemuan kelas ibu hamil dilakukan sesuai dengan kesepakatan
antar bidan/petugas kesehatan dengan peserta/ibu hamil, dengan tahapan pelaksanaan.

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi
tersebut bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan
pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana
(Bidan/koordinator bidan) dilakukan pada setiap selesai pertemuan kelas ibu.
IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya
dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai
dokumen, sehingga dapat dijadikakn sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi
pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai
melaksanakan kelas ibu hamil. Isi laporan minimal memuat tentang :
a. Waktu pelaksanaan
b. Jumlah peserta
c. Proses pertemuan
d. Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
e. Hasil evaluasi
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan
pelaksana kelas ibu hamil ke Puskesmas – Dinas Kesehatan Kabupaten – Dinas
Kesehatan Provinsi – Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana
pertemuan kelas ibu hamil dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan
pelaksanaan kelas ibu hamil, Kabupaten dan Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga)
bulan sekali dan laporan tahunan.
Timpeh, Januari 2023

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Timpeh Penanggung jawab Program

Masniati, S.Tr. Keb Neldati, S.ST


NIP. 19730826
NIP.199302 2002
19790505 20060410 NIP.19730715 199301 2002
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Jln. Bougenville Sumber Makmur Kec.Timpeh 27678
Email:puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKAN ACUAN KEGIATAN


KUNJUNGAN NIFAS

I. PENDAHULUAN
Sehubungan dengan salah satu tujuan pembangunan milenium atau Millenium
Development Goals (MDGs), Indonesia berupaya untuk menurunkan angka kematian Ibu
dan Anak. Anak-anak terutama neonatal sangat rentan terhadap penyakit yang berujung
pada kematian.Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator status keschatan masyarakat.
Kematian ibu adalah kematian perempuan selama msa kehamilan atau dalam 42
hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan atau diperburuk oleh
kehamilan serta penanganannya tetapi bukan karena kecelakaan. Angka kematian ibu
(AKI) menurut survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) masih cukup tinggi yaitu
390 per 100.000 kehamilan. Penyebab kematian ibu terbesar sekitar (38,1%) adalah
pendarahan dan eklamsia. Kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan
kehamilan yang memadai. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor
yang memperberat keadaan ibu hamil seperti empat terlalu yaitu terlalu muda, terlalu tua,
terlalu sering sering melahirkan dan terlalu dekat jarak kehamilan yang mempersulit
proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti tiga terlambat
yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusun ,terlambat mencapai
fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawat daruratan.

II. LATAR BELAKANG


Pelayanan Nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Asuhan masa Nifas di perlukan
dalam periode ini karena merupakan masa krisis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. Masa neonatus merupakan masa krisis dari
kehidupan bayi, dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan
60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.
Bidan dapat memberikan asuhan kebidanan selama masa nifas melalui kunjungan
rumah, yang dapat dilakukan pada 6 jam-3 hari, 4hari-28 hari dan 29-42 hari setelah
persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan kondisi
bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada
masa nifas, serta memberikan penjelasan mengenai masalah kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
Imunisasi dan KB. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa
nifas dapat mencegah beberapa kematian ibu.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Untuk memantau ibu nifas yang ada diwilayah kerja puskesmas Timpeh
dengan melakukan kunjungan rumah ibu nifas sehingga ibu nifas dapat
mengetahui kebutuhannya selama masa nifas untuk kesehatan diri dan bayinya.
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas
sesuai dengan kebutuhan ibu.
2. Sebagai promotor hubungn ibu dan bayi serta keluarga.
3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dan meningkatkan rasa nyaman.
4. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
5. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi tetap bain,dan
kebersihan yang aman.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN :
No Kegiatan pokok Rincian kegiatan
1 Pemantauan ✓ Kondisi ibu secara umur
✓ TD,Suhu,Respirasi dan Nadi
✓ Perdarahan Pervagina
✓ Kondisi perineum
✓ Tanda Infeksi
✓ Kontraksi uterus
✓ Tinggi fundus uteri
✓ Lokhia
✓ Pemeriksaan jalan lahir
✓ Pemeriksaan payudara
✓ Produksi ASI
✓ Pemberian Kapsul Vit.A
✓ Pelayana kontrasepsi pascapersalinan-Penanganan
resiko tinggi dan komplikasipada nifas
✓ Buang Air Besar
✓ Buang Air Kecil
2 Memberikan • Makanan yang beragam yang mengandung
Nasehat karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran dan
buah-buahan.
• Kebutuhan air minum pada ibu yang menyusui pada
6 bulan pertama adalah 14 gelas sehari dan 6 bulan
kedua 12 gelas perhari.
• Menjaga kebersihan diri, termasuk daerah kemaluan,
ganti pembalut sesering mungkin.
• Istirahat cukup,saat bayi tidur ibu istirahat.
• Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar
maka harus menjaga kebersihan luka bekas operasi.
• Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI
saja (ASI EKLUSIF) selama 6 bulan
• Perawatan bayi yang benar : Jangan membiarkan
bayi menanggis terlalu lama, karena akan membuat
bayi stress. Lakukan stimulasi komunikasi dengan
bayi sedini mungkin bersama suami dan keluarga.
• Konsultasi ke tenaga kesehatan untuk pelayanan KB
setelah persalinan.

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


Bidan melakukan kunjungan rumah ibu nifas yang berada di wilayah kerja
puskemas Timpeh dengan memberikan pelayanan dan pemantauan serta memberikan
nasehat kepada ibu nifas sebanyak 3 kali selama masa nifas (6jam-42 hari).
Biaya untuk pelaksanaan kegiatan ini dapat diperoleh dari dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).

VI. SASARAN
Semua Ibu nifas yang berada diwilayah kerja Puskesmas Timpeh.

VII. JADWAL PELAKSANAAN

2023
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Kunjungan Nifas ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Setiap akhir bulan, Bidan pembina wilayah menghitung jumlah kunjungan nifas
sesuai dengan jumlah persalinan yang ada.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan format laporan dan
di dokumentasikan. Pelaporan diserahkan setiap akhir kegiatan dan Pelaporan diserahkan
kepada yang bertangguang jawab kegiatan/ pemegang program.

Timpeh, Januari 2023

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Timpeh Penanggung jawab Program

Masniati, S.Tr. Keb Neldati, S.ST


NIP19730915NIP.
199302 2 002
19790505 20060410 NIP.19730715 199301 2002
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Alamat:Jl.BougenvilSumberMakmur- Kec. Timpeh 27678
Email : Puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKA ACUAN PENYULUHAN KB

I. PENDAHULUAN

Penyuluhan KB/Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam


pelayanan keluarga berencana ( KB) dan kesehatan reproduksi dengan melakukan
konseling Karena petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang akan di gunakan sesuai pilihannya. Konseling yang baik juga akan
membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan
keberhasilan KB.Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien
karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada

II. LATAR BELAKANG

Klien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan,
dengan mendengarkan apa yang di sampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan
informasi apa saja yang di butuhkan oleh setiap klien.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum:

Mengubah pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat mengacu pada Pedoman


KB dan sesuai dengan resiko/masalah KB.

2. Tujuan Khusus :
a. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klien.
b. Menghindari pemberian informasi yang berlebihan.
c. Membahas metode yang di ingini klien.
d. Membantu klien untuk mengerti dan mengingat

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Setiap pelayanan KB
2. Kelompok masyarakat terutama PUS
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Penyuluhan
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
VI. SASARAN
1. PUS, kelompok masyarakat
2. PUS yang akan berKB.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan Januari sampai bulan Desember 2023

VIII. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN

Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk berupa review materi yang
disampaikan kepada peserta kegiatan penyuluhan atau konseling yang dilakukan
dilakukan oleh penanggung jawab program

Evaluasi di lakukan oleh penanggung jawab program terhadap ketepatan


pelaksanaan kegiatan apakah sesuai jadwal pada saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan.

Evaluasi dilakukan setiap akhir kegiatan oleh penanggung jawab program dan
ditujukan kepada kepala puskesmas dengan tembusan Dinas Kesehatan.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN KEGIATAN

Penanggung jawab program harus membuat laporan tiap kegiatan paling lambat 1
bulan setelah pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Puskesmas dan evaluasi akhir kegiatan
paling lambat 1 bulan setelah keseluruhan kegiatan selesai di lakukan.

Timpeh, Januari 2023

Mengetahui,

Kepala UPT Puskeskamas Timpeh Koordinator Pelayanan KB

Masniati, S.Tr. Keb Marya Elfaya Shinta, Amd.Keb


NIP. 19730826 199302 2 002 NIP. 19871120 201704 2006
PEMERINTAH KABUPATEN DHARMASRAYA
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS TIMPEH
Alamat:Jl.BougenvilSumberMakmur- Kec. Timpeh 27678
Email : Puskesmastimpehoke@gmail.com

KERANGKA ACUAN KB PASCA SALIN

I. PENDAHULUAN

Empat setengah juta perempuan di Indonesia melahirkan setiap tahunnya. Untuk


kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarganya WHO, meyerankan untuk menunda paling tidak
selama Dua Tahun sebelum hamil. Keluarga Beracana Pasca persalinan dapat membantu
menurunkan kematian Ibu,Bayi dan Balita Kementerian Kesehatan BKKBN dan mitra
pedukung melalui pilihanku (Jhpego,JHU-CCP JSI Avenir-UGM.DKT) beserta BKKBN
dan Dinas Kesehatan mencoba inovasi-inovasi baru mempromosikan KB Pasca
Persalinan.

II. LATAR BELAKANG

Ibu hamil dengan 4 T mempunyai kecenderungan lebih untuk mengalami


komplikasi pada saat hamil, bersalin dan masa nifas yang merupakan faktor resiko bagi
peningkatan Angka kematian ibu (AKI) maupun angka kematian bayi (AKB). Siapa saja
yang termasuk Pasangan usia subur (PUS)/bu hamil dengan 4 T. sbb: PUS/ ibu hamil
dengan usia 20 tahun (Terlalu muda), PUS ibu hamil dengan usia 35 tahun (Terlalu tua),
PUS ibu hamil dimana jarak kehamilannya< 24 bulan (Terlalu dekat). PUS/ ibu hamil
dengan jumlah anak lebih dari 3 orang (Terlalu banyak anak). Sebenarnya semua ibu
bersalin tidak dianjurkan untuk langsung hamil lagi, perlu waktu interval. Dengan ber KB.
Pasangan mengatur jarak kelahiran anak mereka antara 3 sampai 5 tahun sehingga akan
meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan Angka harapan hidup anak-anak & ibunya.
Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk
Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya
penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah
mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi
pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan
tingkat tertentu kesejahteraan rakyat

Salah satu usaha untuk menanggulangi masalah kependudukan tersebut adalah


dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB) yang dimaksudkan untuk
membantu pasangan dan perorangan dalam tujuan kesehatan reproduksi yang berkualitas,
menurunkan tingkat/ angka kematian ibu bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas, dan untuk
mempersiapkan kehidupan dalam mendukung upaya peningkatan kualitas generasi
mendatang terutama (Noviawati, 2011)

III. TUJUAN
1. Tujuan umum
1. Menurunkan salah satu komponen EMPAT TERLALU (terlalu dekat) → menjaga
jarak kehamilan sehingga berkontribusi terhadap penurunan Angka kematian ibu
maupun bayi.
2. Berkontribusi secara tidak langsung terhadap pengendalian pertumbuhan
penduduk beserta dampaknya.
2. Tujuan khusus
1. Meningkatkan kesadaran dalam kesempatan menurunkan angka kematian ibu dan
bayi baru lahir melalui program kb pasca persalinan

IV. Kegiatan Pokok


1. Melakukan kunjungan rumah pada ibu nifas dan pencatatan
2. Memeberikan konseling Tentang KB dan memberikan pelayanan KB pada ibu nifas

V. SASARAN
Ibu Nifas diwilayah kerja Puskesmas Timpeh

VI. Jadwal Pelaksanaaan Kegiatan

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
KB
Pasca X X X X X X X X X X X X
Salin
Dilaksanakan dari bulan Januari 2023 sampai Desember 2023, yang sudah jalan bulan januari
sampai September 2023

VII. PENCATATAN DAN HASIL PELAPORAN

Setelah di lakukan kegiatan KB Pasca salin ibu di berikan pelayanan Konseling


KB, dilaksanakan pada saat kehamilan dan masa nifas. Pelayanan pemasangan
kontrasepsi atau pemilihan metode, diutamakan yang tidak mengganggu produksi ASI

Dari bulan januari 2023 sampai dengan bulan September Ibu Pasca salin yang
menggunakan KB suntik 3 bulan ada 20 Akseptor, Akseptor KB Pil ada 8 orang, KB
Implant Ada 28 Akseptor dan menggunakan akseptor KB IUD 15 orang.

VIII. EVALUASI
Dari bulan januari sampai bulan september sudah dilaksanakan kegiatan KB pasca
Salin ada 71 Akseptor yang menggunakan masih kurangnya cakupan KB Kontrasepsi
Jangka Panjang(MK.JP) dari Januari sampai bulan September 2023 hanya ada 52
Akseptor yang menggunakan KB Impant(MKJP), dengan alasan takut sehingga perlunya
pendekatan konseling tentang Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) kepada ibu-ibu pasca
salin.

Mengetahui, Timpeh, Januari 2023

Kepala UPT Puskesmas Timpeh Koordinator Pelayanan KB

Masniati, S.Tr.Keb Marya Elfaya Shinta, A.Md.Keb


NIP. 19730815 199302 2 002 NIP. 19871120 201704 2006

Anda mungkin juga menyukai