Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BANDAR KHALIPAH
Jln. Puskesmas Desa Bandar khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kode Pos 20371
Email: puskbandarkhalipah@yahoo..com

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN


PENURUNAN JUMLAH KEMATIAN
DAN JUMLAH KEMATIAN BAYI

A. PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dari derajat
kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak
termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa
nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000
kelahiran hidup. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan
kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan
Kesehatan menjadikannya indicator keberhasilan pembangunan sector Kesehatan.

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah penduduk yang meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Usia bayi merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian.

Angka kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan
pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.

Saat ini status kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih jauh dari harapan, ditandai
dengan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI,2012). Kondisi angka kematian bayi (AKB) tidak jauh berbeda, saat ini di Indonesia
kematian bayi sebesar 32 per 1000 kehairan hidup (SDKI, 2012). Sedangkan Angka
Kematian Neonatal (AKN) periode 5 tahun terakhir mengalami stagnasi. Berdasarkan laporan
SDKI 2007 dan 2012 diestimasikan sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Kematian neonatal
menyumbag lebih dari setengahnya kematian bayi (59,4%), sedangkan jika dibandingkan
dengan angka kematian balita, kematian neonatal menyumbangkan 47,5%.

Terdapat tiga jenis area intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka
kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu :

(1)Peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko
tinggi secara memadai, (2) pertolongan persalinan yang ersih dan aman oleh tenaga
Kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran, serta (3) pelayanan
emergensi kebidanan dan neonatal dasar (PONED) dan komprehesif (PONEK) yang dapat
dijangkau.

B. LATAR BELAKANG
Beberapa program penurunan AKI dan AKN di Indonesia telah dilakukan melalui
kebijakan Making Pregnancy Safer (MPS). Salah satunya adalah dengan meningkatkan mutu
dan menjaga kesinambungan pelayanan Kesehatan ibu serta neonatal di tingkat pelayanan
dasar dan pelayanan rujukan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan konsep
Audit Maternal Perinatal/Neonatal (AMP) tingkat Kabupaten/Kota. Ruang lingkup AMP yang
dikembangkan dalam pedoman ini mencakup audit untuk ibu, bayi pada masa perinatal,
hingga neonatal.

AMP dapat dimanfaatkan untuk menggali permasalahan yang berperan atas kejadian
morbiditas maupun mortalitas yang berakar pada pasien/ keluarga, petugas kesehatan,
manajemen pelayanan, serta kebijakan pelayanan. Melalui kegiatan ini diharapkan para
pengelola program KIA di Kabupaten/Kota dan para pemberi pelayanan di tingkat pelayanan
dasar ( puskesmas dan jajarannya) dan di tingkat pelayanan rujukan (RS Kabupaten/Kota)
dapat menetapkan prioritas untuk mengatasi factor-faktor yang berpengaruh tersebut.

Data dari AMP di tingkat Kabupaten/Kota diharapkan akan dapat digunakan untuk
proses audit di tingkat provinsi untuk menghasilkan kebijakan tingkat tinggi melalui
mekanisme Confidential Enquiries Into Maternal (& Neonatal) Deaths (CEMD). Pada tingkat
ini, dapat dilibatkan pakar dari berbagai macam bidang (misalnya terkait transportasi, dan
lain-lain) untuk menghasilkan intervensi yang berbasis bukti dan diharapkan dapat
memperbaiki kualitas pelayanan maternal dan perinatal/neonatal. Dalam kaitannya dengan
kegiatan CEMD di tingkat provinsi, Dnas Kesehatan Provinsi berkepentingan untuk
mengumpulkan data AMP dari seluruh Kabupaten/Kota di Wilayahnya. Selain itu, Dinas
Kesehatan provinsi diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan AMP di Kabupaten/Kota dalam
hal bila terjadi kematian lintas batas dan menyediakan pengkaji ekternal bagi
Kabupaten/Kota yang memerlukannya.

C. TUJUAN
a. Tujuan umum
Mendapatkan data kematian ibu dan bayi unuk meningkatkan mutu pelayanan KIA di
seluruh wilayah kerja UPT Puskesmas Puskesmas Bandar Khalipah dalam rangka
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal.

b. Tujuan khusus
1. Menerapkan pembahasan analitik mengenai kasus kebidanan dan perinatal secara
teratur dan berkesinambungan di wilayah kerja puskesmas.
2. Menentukan intervensi dan pembinaan untuk masing-masing pihak yag di perlukan
untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam pembahasan kasus.
3. Mengembangkan mekanisme koordinasi antara dinas Kesehatan kabupaten/kota,
rumah sakit pemerintahan/swasta, puskesmas, rumah sakit bersalin dan BPS dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang
disepakati.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
Pelacakan Kasus Kematian Pembentukan tim AMP
Ibu/Bayi Penyebarluasan informasi dan petunjuk
teknis pelaksanaan AMP
Menyusun rencana (POA) AMP
Orientasi pengelola program KIA dalam
pelaksanaan AMP
Pelaksanaan Kegiatan AMP
Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap
temuan dari kagiatan
Pemantauan dan Evaluasi

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan
kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP.
2. Melakukan koordinasi dengan kader setempat untuk lapor ke puskesmas jika ada kasus
kematian ibu/bayi.
3. Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan
penanganan atau rujukannya, untuk kemudan dilaporkan ke dinas Kesehatan
kabupaten/kota
4. Melakukan pelacakan sebab kematian ibu.perinatal (otopsi verbal) selambat-lambatnya
7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas Kesehatan
kabupaten/kota selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan. Temuan otpsi verbal
dibicarakan dalam pertemuan audit di kabupaten/kota
5. Mengikuti /melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA, sebagai tindak
lanjut dari kegiatan audit.
6. Membahas hasil tidak lanjut MP non medis dengan lintas sektor terkait.

F. SASARAN
Kader, tokoh masyarakat, Lembaga swadaya masyarakat, dan/atau sasaran
masyarakat yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Bandar Khalipah.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN (Terlampir)
2023
Kegiatan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12
0
Pembentukan tim AMP
Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis
pelaksanaan AMP
Menyusun rencana (POA) AMP
Orientasi pengelola program KIA dalam
pelaksanaan AMP
Pelaksanaan Kegiatan AMP
Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap
temuan dari kagiatan
Pemantauan dan Evaluasi

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pengelola program dan pelaksana program pelacakan kasus ibu/bayi memahami
pelaksanaan kegiatan program dan dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan acuan
yang ada.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Dilakukan Pecatatan dan pelaporan program pelacakan kasus kematian ibu/bayi dari tip
anggota tim dan bidan desa setempat
2. Mengevaluasi hasil kegiatan pelacakan kasus kematian ibu/bayi setiap bulannya.

Anda mungkin juga menyukai