Anda di halaman 1dari 13

DISUSUN DIPERIKSA DISAHKAN

PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF


PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman Bidan WMM Kepala
koordinator Puskesmas
Pedoman 00 28/03/ 1 dari 13
/UKM 2016
/13/16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak tahun 1989 kebijakan penempatan bidan di desa merupakan salah satu upaya
terobosan Kementerian Kesehatan untuk mempercepat angka kematian ibu (AKI) dan
angka kematia bayi (AKB). Melalui kebijakan tersebut, sekitar 74.644 bidan (laporan
rutin data KIA tahun 2014) telah ditugaskan di desa, tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Kebijakan ini membuat bidan di desa sebagai ujung tombak tenaga
kesehatan yang memberi pelayanan dasar melalui fasilitas Pos bersalin desa (Polindes)
atau kemudian sebagian menjadi Pos kesehatan desa (Poskesdes) maupun sebagai
Bidan Praktek Mandiri (BPM).

Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan beberapa indikator status
kesehatan masyarakat. Dewasa ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per
1.000 kelahiran hidup, AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup, AKABA 44 per 1.000
kelahiran hidup.

AKI menurut SDKI 1997 adalah sebesar 390 per 100.000 KH menurun menjadi 359
kematian per 100.000 KH (SDKI, 2012). AKI merupakan salah satu indikator Millenium
Devwlopment Goals (MDGs) yang harus diturunkan menjadi 102 per 100.000 KH pada
tahun 2015.

Penyebab kematian ibu berdasar hasil analisis sensus penduduk tahun 2010 :
hipertensi dalam kehamilan (32%), komplikasi puerperium (31%), perdarahan post
partum (20%), penyebab lain-lain (7%), abortus (4%), perdarahan antepartum 3%),
kelainan amnion (2%), dan partus lama (1%).

Menurut RISKESDAS 2007, penyebab kematian neonatal 0 6 hari adalah gangguan


pernafasan (37%), prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), kelainan
darah/ikterus (6%), postmatur (3%) dan kelainan kongenital (1%). Penyebab kematian
neonatal 7 28 hari adalah sepsis (20,5%), kelainan kongenital (19%), pneumonia (17%),
Respiratori Distress Syndrome/RDS (14%), prematuritas (14%), ikterus (3%), cedera
lahir (3%), tetanus (3%), defisiensi nutrisi (3%) dan Suddenly Infant Death
Syndrome/SIDS (3%). Penyebab kematian bayi(29 hari 1 tahun) adalah diare (42%),
pneumonia (24%), meningitis/ensefalitis (9%), kelainan saluran cerna (7%), kelainan
jantung kongenital dan hidrosefalus (6%), sepsis (4%), tetanus (3%) dan lainlain (5%).
Penyebab kematian balita (1 4 tahun) adalah diare (25,2%), pneumonia (15,5%),
Necrotizing Enterocolitis E.Coli/NEC (10,7%), meningitis/ensefalitis (8,8%), DBD
(6,8%), campak (5,8%), tenggelam (4,9%) dan lain-lain (9,7%).

1
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 2 dari 13

Upaya percepatan penurunan AKI dan AKB menuntut peningkatan kualitas kerja bidan
di desa dan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Untuk itu, diperlukan suatu
model peningkatan kualitas berupa pendekatan Penyeliaan Fasilitatif Kesehatan Ibu
dan Anak. Pendekatan Penyeliaan Fasilitatif KIA merupakan suatu pendekatan yang
berbasis kendali manajemen yaitu pada aspek supervisi dengan asumsi bahwa jika
fokus perubahan kualitas pada aspek supervisi yang memuat standar komponen input
dan proses, maka dapat dijamin 85% output akan tercapai. Adapun instrumen kendali
manajemen lainnya adalah pemantauan (monitoring) dan evaluasi.

Pengembangan model peningkatan kualitas berbasis supervisi ini melengkapi


pendekatan kendali manajemen lainnya yang terlebih dahulu telah dikembangkan di
pelayanan KIA. Penguatan aspek supervisi ini, merupakan langkah strategis mengingat
pada aspek pemantauan (monitoring), program KIA sudah menerapkan instrumen
Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) dan pada aspek evaluasi telah juga
menggunakan instrumen Audit Maternal Perinatal (AMP). Pemanfaatan hasil kendali
manajemen secara keseluruhan menjadikan program KIA mempunyai landasan basis
bukti dalam pelaksanaan program – penyeliaan (supervisi) – pemantauan (monitoring)
– dan evaluasi program yang berguna dalam proses perencanaan program.

Pelaksanaan pendekatan Penyeliaan Fasilitatif – KIA bertumpu pada Tim Penyeliaan


Fasilitatif – KIA di Kabupaten / Kota dan Tim Penyeliaan Fasilitatif – KIA di tingkat
Puskesmas. Tim ini berfungsi sebagai penggerak dan koordinator manajemen
pendekatan Penyeliaan Fasilitatif – KIA wilayah kerjanya sekaligus berfungsi sebagai
tim penyelia secara teknis. Tim penyeliaan Fasilitatif – KIA Kabupaten / Kota menyelia
Puskesmas Perawatan, sedangkan Tim Penyeliaan Fasilitatif - KIA Puskesmas
menyelia Polindes/ Poskesdes atau BPM.

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :
Pedoman ini disusun sebagai acuan untuk Tim Penyeliaan Fasilitatif Kesehatan Ibu
dan Anak (Penyeliaan Fasilitatif KIA) agar dapat menjalankan tugas pokok dan
fungsinya dalam penyeliaan dengan baik. Tim Penyeliaan Fasilitatif – KIA tingkat
Puskesmas ini menyelia Polindes, Poskesdes dan Bidan Praktek Mandiri (BPM).

2. Tujuan Khusus :
1. Acuan bagi Tim Penyeliaan Fasilitatif – KIA dalam memberikan orientasi,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi penyeliaan fasilitatif di wilayah kerjanya.
2. Acuan bagi Pengelola Program KIA dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan
penyeliaan fasilitatif KIA secara khusus dan program KIA secara menyeluruh.
3. Acuan bagi kelompok Profesi dab kelompok mitra dengan Dinas Kesehatan
setempat dalam Program KIA.

2
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 3 dari 13

C. RUANG LINGKUP PEDOMAN

Ruang lingkup pedoman ini diperuntukan bagi :

1. Tim Penyelia Fasilitatif – KIA Puskesmas


2. Pengelola program pelayanan kesehatan yang terkait di Puskesmas
3. Bidan di Desa yang bertugas di Polindes, Poskesdes dan Bidan Praktek
Mandirir
4. Organisasi Profesi terkait (POGI, IBI, PPNI, dan lain-lain) dan mitra program KIA
lainnya.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Penyeliaan Fasilitatif Kesehatan Ibu dan Anak
Adalah suatu model peningkatan kualitas pelayanan dasar KIA yang fokus pada
pemenuhan standar input dan proses dengan memuat proses bimbingan, pelatihan,
perbantuan, penyuluhan dan peningkatan motivasi petugas kesehatan di lapangan.
2. Tim Penyeliaan Fasilitatif – KIA
Adalah sekelompok tenaga profesi di puskesmas atau di Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota yang karena tugas pokok dan fungsinya mendapat tanggung
jawab membina bidan atau institusi di wilayah kerjanya baik secara perorangan
maupun berkelompok yang ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota.
3. Standar Pelayanan KIA
Adalah acuan yang dijadikan sebagai dasar penilaan dalam memberikan pelayanan
Imunisasi, ISPA, Diare, ANC, Pelayanan Nifas, KB, Kesehatan Bayi dan Balita serta
Gizi.
4. Standar Pelayanan Persalinan
Adalah acuan yang dijadikan sebagai dasar penilaian dalam memberikan
pelayanan Persalinan, Asuhan Bayi Baru Lahir, Bayi dengan BBLR, Bayi dengan
Asfiksisa dan Pencegahan Infeksi.
5. Pertemuan Bulanan
Adalah kegiatan pertemuan lintas sektoral yang dilakukan secara rutin setiap bulan.
6. Orientasi Daftar Tilik
Adalah sosialisi pada bidan desa tentang pengetahuan, prinsip, metode dan
pelaksanaan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif dan cara pengisian – penilaian –
rekapitulasi daftar tilik.
7. Daftar Tilik
Adalah format list yang menjadi standar dalam menilai pelayanan KIA.
8. Kajian Mandiri
Adalah kegiatan penilaian sendiri yang dilakukan oleh objek selia terhadap fasilitas
yang dimiliki dengan menggunakan daftar tilik yang sesuai.
9. Verifikasi
Adalah kegiatan penilaian ulang pada kunjungan ke fasilitas objek selia.

3
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 4 dari 13

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
3. Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2001 tentang Kewenangan Penyelenggaraan
Dekonsentrasi
5. Inpres No. 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan PrioritasPembangunan
Nasional tahun 2010
6. Inpres No. 3 tahun 2010 tentang percepatan Program Pembangunan yang
Berkeadilan
7. Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan masa sebelum hamil,
masa kehamilan, persalinan, dan masa sesudah melahirkan, penyelenggaraan
Pelayanan Kontrasepsi, serta pelayanan kesehatan seksual
8. Permenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenkes
9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1464 tahun 2010 tentang ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
10. SK Menkes No. 836/Menkes/SK/VI/2005 tentang Pedoman Pengembangan
Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan (PMK).

4
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 5 dari 13

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Kualifikasi sumber daya manusia yang dijadikan sebagai Tim Penyeliaan Fasilitatif –
KIA tingkat Puskesmas adalah tenaga kesehatan yang mempunyai kualifikasi yang
sesuai dengan tupoksinya dan kompeten dalam hal klinis profesi atau menguasai
manajemen program KIA dan pendekatan Penyeliaan Fasilitatid. Tim Penyeliaan
Fasilitatif KIA Puskesmas paling tidak beranggotakan dokter Kepala Puskesmas,
Bidan Koordinator dan Pengelola Program KIA. Bidan Koordinator diharapkan bidan
yang bertugas di tempat kerjanya dan berpendidikan D-3 Kebidanan.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah


1 Dokter S1 Kedokteran 2
2 Bidan D 4 Kebidanan 1
3 Bidan D 3 Kebidanan 4
4 Perawat S 1 Keperawatan 1
5 Perawat D 3 Keperawatan 4
6 Survailance D 3 Keperawatan 1
7 Analis D 3 Analis 1
8 Petugas Gizi D 3 GIzi 1
9 Administrasi SLTA 1

C. JADUAL KEGIATAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif - KIA disepakati dan disusun


bersama dengan sektor terkait dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektoral
setiap dua kali dalam setahun.

5
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 6 dari 13

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN

Pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif – KIA dilaksanakan di lapangan. Namun untuk


pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi atau sosialiasi Penyeliaan Fasilitatif KIA
dilaksanakan di ruang aula Puskesmas Ciparay DTP.

B. STANDAR FASILITAS

Standar fasilitas yang harus ada dalam melakukan Penyeliaan Fasilitatif – KIA
meliputi :

1. Daftar Tilik Polindes/ Poskesdes/ BPM


2. Bukti SK-Tim Penyeliaan Fasilitatif – Puskesmas
3. SPPD
4. Kendaraan Operasional
5. Alat Tulis.

6
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 7 dari 13

BAB IV

TATALAKSANA PENYELIAAN FASILITATIF - KIA

Tatalaksana supervisi fasilitatif atau Penyeliaan Fasilitatif – KIA dimulai dari kegiatan
sosialisasi atau orientasi daftar tilik di pertemuan bulanan Puskesmas. Tim Penyeliaan
Fasilitatif – KIA Puskesmas menberikan orientasi kepada bidan di desa tentang
pengetahuan, prinsip – metode dan pelaksanaan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif dan
cara pengisian – penilaian – rekapitulasi daftar tilik. Untuk transformasi keterampilan
pengisian daftar tilik dilakukan metode simulasi dalam permainan peran meniru
keadaan yang sesungguhnya di lapangan.

Pemahaman tentang item yang ada dalam daftar tilik dan cara pengisian dengan
menggunakan teknik pemberian tanda rumput (V) pada kolom ya (Y) atau tidak (T)
dilakukan secara perlahan-lahan. Perlunya pemahaman kegunaan kolom keterangan
yang terkait dengan item-item yang tidak relevan (misalnya item obat Malaria di daerah
bukan daerah endemik Malaria). Perlu dijelaskan juga mengenai pemahaman arti nilai
harapan dan nilai aktual. Pada akhir kegiatan orientasi daftar tilik, perlu dibuat
kesepakatan bersama dengan objek selia, berapa lama kajian mandiri akan dilakukan
dan kapan jadwal kunjungan Tim Penyeliaan Fasilitatif – KIA Puskesmas ke fasilitas
bidan di desa untuk melakukan kajian mandiri.

Kajian mandiri adalah kegiatan penilaian sendiri yang dilakukan oleh objek selia
terhadap fasilitas yang dimiliki dengan menggunakan daftar tilik yang sesuai. Pengisian
daftar tilik dilakukan dengan kondisi sesungguhnya dan jujur. Daftar tilik KIA diisi oleh
pengelola program KIA, dan daftar tilik dengan komponen asuhan persalinan diisi oleh
Bidan Koordinator.

Setelah melakukan kajian mandiri, selanjutnya petugas Penyelia Fasilitatif melakukan


verifikasi. Verifikasi merupakan kegiatan penilaian ulang pada kunjungan ke fasilitas
objek selia. Verifikasi dilakukan atas isian penilaian daftar tilik Polindes/ Poskesdes/
BPM. Verifikasi dilakukan untuk menetapkan kebenaran dan kelengkapan pengisian
daftar tilik. Proses verifikasi dilakukan dengan pengamatan langsung, telaah dokumen
atau wawancara.

Setelah melakukan verifikasi, selanjutnya petugas Penyelia Fasilitatif membuat Matriks


Rencana Aksi Koreksi. Barulah kemudian petugas Penyelia Fasilitatif mengadakan
pertemuan bulanan setelah verifikasi untuk melakukan evaluasi dan tindak lanjut
bersama Bidan Desa atau BPM.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tatalaksana kegiatan Penyeliaan Fasilitatif
KIA meliputi langkah sebagai berikut :

1. Petugas Penyelia Fasilitatif - KIA melakukan sosialisasi atau orientasi daftar tilik
pada bidan desa atau BPM dalam pertemuan bulanan
2. Petugas Penyelia Fasilitatif – KIA membagikan daftar tilik pada bidan desa atau BPM
3. Petugas Penyelia Fasilitatif – KIA bersama dengan bidan desa atau BPM
menentukan waktu untuk melakukan kajian mandiri
4. Bidan Desa atau BPM mengisi daftar tilik secara mandiri (kajian mandiri) dan
menyerahkan daftar tilik pada Petugas Penyelia Fasilitatif – KIA

7
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 8 dari 13

5. Petugas Penyelia Fasilitatif – KIA melakukan verifikasi pada fasilitas pelayanan


kesehatan seperti Polindes, Poskesdes atau BPM pada waktu yang telah disepakati
atau sesuai jadwal
6. Petugas Penyelia Fasilitatif – KIA membuat Matriks Rencana Aksi Koreksi
7. Petugas Penyelia Fasilitatif – KIA mengadakan pertemuan bulanan setelah kegiatan
verifikasi untuk melakukan Evaluasi dan Tindak Lanjut.

8
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 9 dari 13

BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif - KIA
direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan tahapan
kegiatan dan metode pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan.

9
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 10 dari 13

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif - KIA


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Upaya
pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap–tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan

10
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 11 dari 13

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan Penyeliaan Fasilitatif - KIA perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap keselamatan kerja
harus dilakukan tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

11
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 12 dari 13

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif - KIA dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Ada SK Kadinkes Kabupaten Bandung tentang Tim Penyeliaan Fasilitatif – KIA


Puskesmas
2. Proporsi jumlah Polindes/ Poskesdes/ BPM mendapat orientasi DT
3. Proporsi jumlah Polindes/ Poskesdes/ BPM melaksanakan Kajian Mandiri
4. Proporsi jumlah Polindes/ Poskesdes/ BPM telah diverifikasi
5. Proporsi jumlah Polindes/ Poskesdes/ BPM mempunyai rencana aksi koreksi
6. Tingkat kepatuhan Total menurut Polindes/ Poskesdes/ BPM di wilayah kerja
7. Tingkat kepatuhan menurut komponen per Puskesmas
8. Matriks Rencana Aksi Koreksi per Polindes/ Poskesdes/ BPM
9. Tabel Masalah Umum Pelayanan Dasar KIA di Polindes/ Poskesdes/ BPM.

12
PEDOMAN SUPERVISI FASILITATIF
PUSKESMAS CIPARAY DTP
Nomor Revisi Tanggal Halaman
Pedoman/UKM/13/16 00 28 Maret 2016 13 dari 13

BAB IX

PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi Tim Penyeliaan Fasilitatif dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan dan pembinaan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif - KIA dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.

Keberhasilan kegiatan Penyeliaan Fasilitatif - KIA tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan KIA.

13

Anda mungkin juga menyukai