Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan Program KIA adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi
ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan
anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia
seutuhnya. Untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan
dilakukan evaluasi. Salah satu tujuan dari evaluasi Program KIA
adalah untuk memantau perkembangan pelayanan KIA ditempat
pelayanan.
Evaluasi hasil program KIA di Puskesmas dilakukan
berdasarkan laporan
bulanan KIA yang terdiri dari PWS KIA, ANC Terpadu, Ibu Hamil
Risiko Tinggi, PPIA, Rekap BPM, buku KIA, IVA, kematian
maternal, SIK ibu, SIK anak , kematian neonatal dan perinatal,
kematian bayi, kematian balita, MTBS, pendampingan ibu hamil
dan ibu nifas, serta KB
Kesulitan evaluasi Program KIA sangat berkaitan dengan
fungsi manajemen dalam hal monitoring dan evaluasi.
Manajemen pelayanan kesehatan di seluruh tingkat fasilitas
pelayanan memerlukan informasi yang adekuat sehingga bisa
melakukan fungsi manajemennya, dimana salah satu fungsi
tersebut adalah monitoring dan evaluasi. Kegiatan ini bergantung
pada sistem informasi yang berjalan dimana salah satu aktifitas
sistem tersebut adalah pencatatan dan pelaporan. Sistem
monitoring dan evaluasi adalah factor yang sangat penting dalam
pelaksanaan fungsi manajemen untuk memantau jalannya
pelayanan kesehatan.
Berdasarkan permasalahan tersebut diketahui bahwa data
dan informasi yang di himpun dan dicatat oleh bidan masih
manual yang berakibat laporan yang dibuat terlambat dan tidak
akurat serta belum adanya basis data mengakibatkan sulitnya

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor.
mencari data yang dibutuhkan terutama untuk kebutuhan
evaluasi kegiatan program di Puskesmas meliputi ketersediaan
data dan informasi yang relevan sesuai kebutuhan organisasi.

B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak agar tercapai
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
serta meningkatkan derajat kesehatan anak untuk menjamin
proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan khusus
a. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan kemampuan ibu
(pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan
teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan
keluarga, dasa wisma, Posyandu dan sebagainya.
b. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan upaya pembinaan
kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di
dalam lingkungan keluarga, dasa wisma , Posyandu, dan
Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau
TK.
c. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan jangkauan
pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
d. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
e. Sebagai pedoman dalam Meningkatkan kemampuan dan
peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
2
C. Ruang Lingkup
Pengelolaan Program KIA bertujuan memantapkan dan
meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA-KB secara
efektif dan efisien.
Pematapan Pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan
pokok sebagai berikut:
1. Pelayanan peningkatan antenatal sesuai standar bagi seluruh
ibu hamil di seluruh fasilitas kesehatan
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar
disemua fasilitas kesehatan
4. Peningkatan palayanan bagi seluruh neonatus sesuai standar
disemua fasilitas kesehatan
5. Peningkatan deteksi dini factor resiko dan komplikasi
kebidanan dan neonatus oleh tenaga kesehatan maupun
masyarakat
6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonatus
secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh
tenaga kesehatan
7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai
standar disemua fasilitas kesehatan
8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita
sesuai standar disemua fasilitas kesehatan
9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK).
2. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
3
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca
bersalin oleh tenaga kesehatan.
3. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0
sampai dengan 28 hari setelah lahir,
4. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan
neonatus
oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat. Deteksi dini
kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai
faktor risiko dan komplikasi kebidanan.
5. Penanganan Komplikasi Kebidanan
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat
penanganan definitif 13 sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
6. Pelayanan neonatus dengan komplikasi
Pelayanan Neonatus dengan komplikasi adalah penanganan
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian oleh
dokter/bidan/perawat terlatih di BPM, puskesmas,
puskesmas PONED, rumah bersalin dan rumah sakit
pemerintah/swasta.
7. Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11
bulan setelah lahir.
8. Pelayanan kesehatan anak balita
Upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak usia dini menjadi sangat penting
agar dapat dikoreksi sedini mungkin dan atau mencegah
gangguan ke arah yang lebih berat .
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
4
9. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai
standar denganmenghormati hak individu dalam
merencanakan kehamilan

E. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009
2. PERMENKES No 75 tahun 2014

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Bidan Puskesmas, Petugas Penyuluh kesehatan

B. Distribusi Ketenagaan
No. SDM Distribusi Keterangan
1. Bidan  Pelacakan kasus Pelaksanaan kegiatan
Puskesmas kematian maternal sesuai dengan jadwal
dan neonatal yang ada
 Kunjungan nifas (TIM
DO )
 Kunjungan
neonatus DO
 Pemantauan
neonatal/bayi risti
 Pemantauan balita
risti
 Kelas ibu hamil
 Pemantauan
bumil risti
 SDIDTK
 Supervisi fasilitatif
BPM
 Pertemuan BPM
 Pelatihan deteksi
dini bagi kader
2. Petugas  Kelas ibu hamil Pelaksanaan kegiatan
Promkes sesuai dengan jadwal
yang ada (TIM)
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
6
C. Jadwal Kegiatan Program KIA

NO JENIS KEGIATAN LOKASI WAKTU PELAKSANA

Februari,
Maret, April, Bidan,
1. Kelas Ibu Hamil 5 Kelurahan Agustus, Petugas
September, Promkes
Oktober 2016

Pemantauan Ibu Hamil


2. 5 Kelurahan Tentatif Bidan
Resiko Tinggi

Kunjungan Balita Resti Bidan


3. 5 Kelurahan Tentatif

5 Kelurahan
September
4. SDIDTK dan 20 TK- Bidan
2016
PAUD
Pelacakan Kematian Ibu Bidan
5. 5 Kelurahan Tentatif
( OVM )
Pelacakan Kematian Bidan
6. 5 Kelurahan Tentatif
Perinatal ( OVP )

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Peta Sasaran

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
8
B. Standart Fasilitas
No Kriteria Perlengkapan

1. Ada ruang Verifikasi apakah ada:


untuk • Ventilasi yang baik (jendela
pendidikan/ terbuka, kipas angin)
penyuluhan • Penerangan yang baik
kesehatan • Tersedia kursi
untuk • Meja
kelompok • Lemari/rak untuk menyimpan
kecil klien materi KIE
• Lembar balik/materi penyuluhan

2. Tersedia Poster pendidikan kesehatan / brosur/leaflet


semua berikut tersedia:
materi • Tentang gizi ibu hamil, bayi balita
penyuluhan • Immunisasi WUS
yang • Keluarga Berencana
dibutuhkan • Menyusui bayi dan ASI eksklusif
• Asuhan Antenatal dan Postnatal
• Kebersihan diri/Cuci tangan dan kebersihan
lingkungan rumah/ air bersih dan jamban
keluarga
• HIV/AIDS, Hepatitis pada ibu hamil

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
9
3. Dokumen di • Kohort ibu hamil
Puskesmas • Catatan vaksinasi ibu hamil
• Formulir Laporan ke Dinas kesehatan
 Buku catatan kunjungan KIA (ANC, PNC, Bayi
dan anak)
 Catatan rujukan ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi balita

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, Dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam standar pelayanan kebidanan.
Pelayanan ANC standar meliputi: anamnesis, pemeriksaan
fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laborat rutin dan
khusus serta intervensi umum dan khusus (sesuai resiko yang
ditemukan dalam pemeriksaan).
Dalam penerapannya terdiri atas:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus toksoid apabila diperlukan
7. Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tata laksana kasus
10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan
dan pencegahan komplikasi (P4K), KB pasca persalinan

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
10
a. Pemeriksaan laborat rutin mencakup pemeriksaan:
golongan darah, haemoglobin, protein urin .
b. Pemeriksaan khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi
dan atau kelompok beresiko, pemeriksaaan yang dilakukan
adalah: hepatitis B, HIV, sifilis, malaria, TBC, cacingan dan
thalasemia.
c. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan ANC adalah
minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu
sebagai berikut:
1) Minimal 1 kali pada triwulan pertama
2) Minimal 1 kali pada triwulan kedua
3) Minimal 2 kali pada triwulan ketiga
B. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca
bersalin oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi
pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu
nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3
kali dengan ketentuan waktu:
1. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai dengan
3 hari setelah persalinan.
2. Kunjungan nifas kedua dalam waktu 2 minggu setelah
persalinan (8-14 hari)
3. Kunjungan nifas ketiga dalam waktu 6 minggu setelah
persalinan (36-42 hari)
Pelayanan yang diberikan adalah:
1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
2. Pemeriksaan tinggi fundus uteri (involusi uterus )
3. Pemeriksaan lokea dan pengeluaran pervaginam lain nya
4. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI
eksklusif
5. Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali
6. Pelayanan KB pasca bersalin
Tenaga yang dapat memberikan pelayanan ibu nifas adalah
dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
11
C. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar yang diberikan oleh petugas kesehatan yang
kompeten kepada neonates sedikitnya 3 kali selama periode 0-28
hari setelah lahir baik di fasilitas kesehatan maupun melalui
kujungan rumah
Pelaksanaan Pelayanan kesehatan neonatus:
1. Kunjungan neonatal pertama (KN 1) : kurun waktu 6-48
jam setelah lahir
2. Kunjungan neonatal kedua (KN 2) : kurun waktu 3-7 hari
setelah lahir
3. Kunjungan neonatal ketiga (KN 3) : kurun waktu 8-28 hari
setelah lahir
Pelayanan kesehatan neonatus dasar dilakukan secara
komprehensif dengan melakukan pemeriksaaan dan perawatan
bayi baru lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan
Menejemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi
dalam keadaan sehat, yang meliputi:
1. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir:
a. Perawatan tali pusat
b. ASI eksklusif
c. Injeksi vitamin K 1mg
d. Salep mata antibiotic
e. Imunisasi HB 0
2. Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi,
ikterus, diare, berat badan rendah dan masalahpemberian
ASI.
b. Pemberian imunisasi Hb 0 bila belum diberikan pada
waktu perawatan bayi baru lahir
c. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan
ASI eksklusif, pencegahan dan hipotermi dan
melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan
menggunakan Buku KIA
d. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
12
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan neonatus adalah: dokter, bidan dan perawat.

D. Deteksi Dini Faktor Dan Komplikasi Kebidanan Dan Neonatus


Oleh Tenaga Kesehatan Maupun Masyarakat
Deteksi dini kehamilan dengan factor risiko adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai
factor risiko dan komlikasi kebidanan.
Factor risiko pada ibu hamil adalah:
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Anak lebih dari 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari
2 tahun
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas
kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9kg
selama masa kehamilan
5. Anemia dengan haemoglobin <11 g/dl
6. Tinggi badan < 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain: TBC,
kelainan jantung,ginjal,hati, psikiosis,kelainan endokrin (DM,
sistemik lupus eritematosus,dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan
ektopik terganggu, molahidatidosa. KPD, bayi dengan cacat
konginetal
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi: SC, Vacum/forsep
11. Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca
persalinan, infeksi masa nifas, psikosis post partum
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis,
hipertensi,dan riwayat cacat congenital
13. Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, janin, janin
dampit, monster
14. Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin
besar
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
13
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang
pada usia kehamilan > 32 mgg
Penambahan berat badan ibu hamil normal adalah 9-12kg masa
kehamilan
Komplikasi pada hamil, bersalin, dan nifas antara lain:
1. KPD
2. Perdarahan pervaginan
a. Ante partum : keguguran, plasenta previa, solusio plasenta
b. Intra partum : robekan jalan lahir
c. Post partum : atonia uteri, retplas, solusio plasenta,
plasenta inkarserata, kelainan pembekuan darah,
subinvolusi uteri
3. Hipertensi dalam kehamilan: tekanan darah tinggi (sistolik >
140 mmHg, diastolic >90 mmHg) dengan atau tanpa edema
pre-tibial
4. Ancaman persalinan premature
5. Infeksi berat dalam kehamilan: demaam berdarah, tifus
abdominalis, sepsis
6. Distosia: persalinan macet, persalinan tak maju
7. Infeksi masa nifas

Faktor risiko pada neonatus sama dengan faktor risiko


pada ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor risiko akan akan
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pada neonatus.
Tanda-tanda komplikasi pada neonatus:
1. Tidak mau menyusu
2. Riwayat kejang
3. Bergerak jika hanya dirangsang
4. Frekuensi napas < 35,5 C dan > 37,5 C
5. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat
6. Merintih
7. Ada pustule kulit
8. Nanah banyak di mulut
9. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
10. Mata cekung dan cubitan kulit kembali sangat lamban
11. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
14
12. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah
pemberian ASI
13. BBLR = <2500gr
14. Kelainan congenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit
Komplikasi pada neonatus antara lain:
1. Premature dan BBLR (< 2500gr)
2. Asfiksia
3. Infeksi bakteri
4. Kejang
5. Ikterus
6. Diare
7. Hipotermi
8. Tetanus neonatorum
9. Masalah pemberian ASI
10. Trauma lahir, sindroma gangguanpernafasan, kelainan
konginetal, dll..

E. Penanganan Komplikasi Kebidanan


Penanganan Komplikasi Kebidanan adalah pelayanan kepada
ibu dengan komplikasi untuk mendapat penanganan definitive
sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di Puskesmas mampu
PONED meliputi:
1. Pelayanan obstetri:
a. Penanganan perdarahan pada kehamilan, persalinan
dan nifas
b. Pencegahan dan penanganan hipertensi dalam
kehamilan
c. Pencegahan dan penanganan infeksi
d. Penanganan partus lama
e. Penanganan abortus
f. Stabilisasi komplikasi obstetric untuk dirujuk dan
transportasi rujukan
2. Pelayanan neonates:
a. Pencegahan dan penanganan asfiksi
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
15
b. Pencegahan dan penanganan hipotermi
c. Penanganan bayi BBLR
d. Pencegahan dan penanganan infeksi neonates, kejang,
neonates, ikterus ringan-sedang
e. Pencegahan dan penanganan gangguan minum
g. Stabilisasi komplikasi neonatus untuk dirujuk dan
transportasi rujukan.

F. Pelayanan Neonatus Dengan Komplikasi


Pelayanan neonates dengan komplikasi adalah penanganan
neonatus dengan penyakit dan kelainan yang dapat
menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian oleh
dokter/bidan/perawat terlatih di polindes, puskesmas,
puskesmas PONED, RB, RS. Dalam peningkatan akses dan
kualitas penanganan komplikasi neonates tersebut antara lain
penyediaan puskesmas mampu PONED dengan target setiap
Kabupaten mempunyai minimal 4 Puskesmas PONED.
Puskesmas PONED adalah puskesmasrawat inap yang
memiliki kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk
memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas
serta kegawatdaruratan bayi baru lahir.

G. Pelayanan Kesehatan Bayi


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan bayi sedikitnya 4
kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
1. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 29 hari – 2 bulan
2. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 3 – 5 bulan
3. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 6 - 8 bulan
4. Kunjungan bayi 1 kali pada umur 9 - 11 bulan
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi
terhadap pelayanan kesehatan dasar.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi:
1. Pemberian imunisasi dasar lengkap
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
16
2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi
3. Pemberian vitamin A 100.000 IU 96-11 bulan)
4. Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan
pendamping ASI,
5. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan bayi: dokter spesialis anak, dokter, bidan dan perawat.

H. Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Lima tahun pertama kehidupan, pertumbuhan mental dan
intelektual berkembang pesat. Masa ini merupakan masa
keemasan atau golden periode dimana terbentuk dasar-dasar
kemampuan keindahan, berfikir, berbicara serta pertumbuhan
mental intelektual yang intensif dan awal pertumbuhan moral.
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter
derajat kesejahteraan suatu Negara.

I. Pelayanan KB Berkualitas
Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar
dengan menghormati hak individu dalam merencanakan
kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam
menurunkan angka kematian ibu dan menurunkan tingkat
fertilitas bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak
lebih baik) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin
mempunyai anak.
Pelayanan KB bertujuan untuk menunda (merencanakan)
kehamilan. Bagi PUS yang ingin menjarangkan kehamilan, dapat
menggunakan metode kontrasepsi yang meliputi:
1. KB alamiah (system kalender, metode amenore laktasi, coitus
interuptus)
2. Metode KB hormonal (pil, suntik, susuk)
3. Metode KB non hormonal (kondom, AKDR/IUD, vasektomi da
tubektomi)

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
17
Disamping itu pengelola KB juga perlu memfokuskan sasaran
pada kategori PUS dengan “4 terlalu” (terlalu muda, tua, sering,
dan banyak).
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan KB
kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter,
bidan dan perawat.

BAB V
LOGISTIK

Perlengkapan yang harus ada di ruang UKM KIA-KB:

1. Ruang untuk lemari atau rak untuk menyimpan dokumen


KIA-KB
2. Kursi
3. Meja
4. Kohort ibu hamil, bayi balita
5. Formulir Laporan ke Dinas kesehatan
6. Buku rujukan

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
18
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


UKM KIA-KB perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinana
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan:
A. Kunjungan neonatus dan nifas DO
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikis ibu
nifas karena malu dikunjungi oleh petugas. Antisipasi yang
dapat dilakukan adalah pendekatan psikis secara perlahan
dengan menjelaskan pada ibu hamil bahwa kunjungan ini
sangat bermanfaat untuk ibu dan bayinya.
B. Kelas ibu hamil
Resiko yang mungkin terjadi pada saat senam hamil terjadi
cedera tulang belakang pada ibu hamil jika tidak dilakukan
dengan teknik yang tepat. Antisipasi saat senam hamil
adalah pemberitahuan dahulu sebelum senam hamil dan
dilakukan dengan teknik yang benar
C. Pemantauan neonatal/ bayi risti
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikis ibu
karena malu dikunjungi oleh petugas. Antisipasi yang
dapat dilakukan adalah pendekatan psikis secara perlahan
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
19
dengan menjelaskan pada ibu bahwa kunjungan ini sangat
bermanfaat untuk ibu dan bayinya.
D. Pemantauan balita risti
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikis ibu
karena malu dikunjungi oleh petugas. Antisipasi yang
dapat dilakukan adalah pendekatan psikis secara perlahan
dengan menjelaskan pada ibu bahwa kunjungan ini sangat
bermanfaat untuk ibu dan balitanya
E. Supervisi fasilitatif BPM
Resiko yang mungkin terjadi adalah BPM kadang bila tidak
diberitahu lebih dahulu tidak ada di tempat,yang ada
hanya asistennya saja,sehingga hasilnya kurang maksimal.
Timbulnya kesalahpahaman bila tidak dijelaskan lebih
dahulu maksud dan tujuan dari supervisi ini.
F. Pemantauan ibu hamil resiko tinggi
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis
ibu hamil karena malu dikunjungi oleh petugas. Antisipasi
yang dapat dilakukan adalah pendekatan psikis secara
perlahan dengan menjelaskan pada ibu hamil bahwa
kunjungan ini sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi dalam
kandungan sehingga dapat meminimalkan resiko yang
mungkin terjadi.
G. Pelacakan ke rumah kasus kematian maternal/neonatal
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis
keluarga karena dengan kedatangan petugas akan
mengingatkan kembali kejadian kematian ibu/bayi.
Antisipasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan
kepada keluarga bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat
untuk data kesehatan sehingga bisa untuk mengantisipasi
tidak terulangnya kejadian yang sama pada keluarga yang
lain.
H. Pertemuan BPM
Resiko yang mungkin terjadi adalah terjadinya
kesalahpahaman bila ada data yang tidak sama, sehingga
perlu dijelaskan bahwa tujuan pertemuan ini adalah
persamaan persepsi untuk perbaikan data yang valid
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
20
I. SDIDTK
Resiko yang mungkin terjadi adalah saat pemeriksaan
berlangsung misalanya saat penimbangan bayi/balita
terjatuh, kemudian saat pengukuran tinggi badan
bayi/balita bisa tertimpa alat pengukur TB.
J. Pelatihan deteksi dini bagi kader
Resiko yang mungkin terjadi adalah karena pengetahuan
antara kader satu dan yang lain tidak sama sehingga
pemahaman antar kader akan berbeda

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan


UKM KIA-KB perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan
puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinana yang dapat
terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap karyawan puskesmas dan
lintas sektor terkait harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan:
A. Kunjungan neonatus dan nifas DO
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas
dan lintas sektor terkait adalah kemungkinan jatuhnya
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
perjalanan menuju lokasi maka harus diantisipasi supaya
savety dalam berkendara.
B. Kelas ibu hamil
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas
dan lintas sektor terkait saat senam hamil terjadi cedera
tulang belakang pada petugas saat melatih senam hamil.
Antisipasi yang dapat dilakukan adalah agar lebih
memahami teknik yang benar pada senam hamil
C. Pemantauan neonatal/ bayi risti
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
21
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikis
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait karena tidak
berkenan nya keluarga ibu untuk dikunjungi oleh
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkai.
D. Pemantauan neonatal/ bayi risti
Resiko yang mungkin terjadi yaitu terganggunya psikis
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait karena tidak
berkenan nya keluarga ibu untuk dikunjungi oleh
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait.

E. Supervisi fasilitatif BPM


Resiko yang terjadi adalah kemungkinan terjadinya
kesalahpahaman informasi antara karyawan puskesmas
dan lintas sektor terkait dengan BPM bila tidak ada
pemberitahuan lebih dahulu. Antisipasinya adalah
memberitahukan dulu jadwal kunjungan ke BPM.
F. Pertemuan BPM
Resiko yang mungkin terjadi adalah kesalahan
penghitungan target sasaran yang dilakukan oleh karyawan
puskesmas atau lintas sektor terkait. Antisipasi yang dapat
dilakukan adalah validasi data ulang target sasaran.
G. Pemantauan ibu hamil resiko tinggi
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait akibat tidak
berkenan nya ibu hamil atas kunjungan yang dilakukan
petugas. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah
pendekatan psikis secara perlahan dengan menjelaskan
pada ibu hamil bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat
untuk ibu dan bayi dalam kandungan sehingga dapat
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
H. Pelacakan ke rumah kasus kematian maternal/neonatal
Resiko yang mungkin terjadi adalah terganggunya psikis
terganggunya psikis karyawan puskesmas dan lintas sektor
terkait akibat tidak berkenan nya keluarga/ibu itu sendiri

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
22
atas kunjungan yang dilakukan petugas yang bisa saja
mengingatkan kejadian kronologi kematian ibu/bayi.
Antisipasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan
kepada keluarga bahwa kunjungan ini sangat bermanfaat
untuk data kesehatan sehingga bisa untuk mengantisipasi
tidak terulangnya kejadian yang sama pada keluarga yang
lain.
I. SDIDTK
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas
dan lintas sektor terkait adalah kemungkinan jatuhnya
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
perjalanan menuju lokasi maka harus diantisipasi supaya
safety dalam berkendara.
J. Pelatihan deteksi dini bagi kader
Resiko yang mungkin terjadi pada karyawan puskesmas
dan lintas sektor terkait adalah kemungkinan jatuhnya
karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam
perjalanan menuju lokasi maka harus diantisipasi supaya
savety dalam berkendara

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah proses deteksi atau koreksi


adanya penyimpangan atau perubahan segera setelah terjadi,
sehingga mutu dapat dipertahankan.
Kinerja pelaksanaan pemberdayaan KIA-KB dimonitor dan
evaluasi dengan menggunakan indicator sebagai berikut:
A. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
B. Ketepatan metoda yang digunakan
C. Tercapainya indikator KIA-KB
D. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini
tiap bulan

Indicator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS KIA


meliputi:
1. Indikator Pemantauan
Indikator pemantauan program KIA yang dipakai untuk PWS
KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan
kegiatan pokok dalam program KIA.
Sasaran yang digunakan PWS KIA berdasarkan kurun waktu
satu tahun dengan prinsip konsep wilayah.
a. Akses pelayanan antenatal (cakupan KI)
Adalah cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat
pelayanan antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
24
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Rumus yang
dipakai untuk penghitungaan nya adalah:
Rumus yang digunakan:
Jumlah ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan ANC
oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu X100
Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun

Jumlah sasaran ibu hail dalam satu tahun dapat diperoleh


melalui proyeksi dihitung berdasarkan perkiraan jumlah iu
hamil dengan menggunakan rumus :
1,10 X angka kelahiran kasar (CBR) X Jumlah penduduk

b. Cakupan Pelayanan ibu hamil (cakupan K4)


Adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh
pelayanan ANC sesuai standar, paling sedikit 4x dengan
distribusi waktu 1 kali dalam trimester satu, 1 kali dalam
trimester dua, dan 2 kali dalam trimester tiga disuatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumus yang digunakan adalah:
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC minimal
4Xsesuai standar oleh tenaga kesehatan oleh suatu wilayah
tertentu X100
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah dalam 1 tahun

c. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (Pn)


Adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan tiga disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Rumus yang digunakan adalah:
Jumlah pesalinan yang ditolong oleh petugas kesehatan
kompeten disuatu wilayah kerja tertentu
X100
Jumlah sasaran ibu hamil disuatu wilayah dalam 1 tahun
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
25
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam satu tahun dihitung
dengan menggunakan rumus :
1,05 X angka angka kelahiran kasar (CBR) X Jumlah
penduduk

d. Cakupan Pelayanan Nifas Oleh Tenaga Kesehatan (Kf 3)


Adalah cakupan pelayanan ibu pada masa 6 jam - 42 hari
pasca bersalin sesuai standar, peling sedikit 3 X dengan
distribusi waktu 6 jam - 3 hari, 8 – 14 hari, dan 36 – 42
hari setelah bersalin disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh 3 X pelayanan nifas
sesuai standar oleh petugas kesehatan disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu X 100
jumlah sasaran ibu nifas disuatu wilayah dalam kurun 1
tahun
e. Cakupan Pelayanan Neonatus Pertama ( Kn 1)
Adalah cakupan Neonatus yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar pada 6 – 48 jam setelah lahir di suatu
wilaya kerja pada kurun waktu tertentu
Rumus yang digunakan adalah:
Jumlah neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar pada 6 – 48 jam setelah lahir di suatu wilaya kerja
pada kurun waktu tertentu X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun

Jumlah sasaran bayi bisa diperoleh dari perhitungan berdasar


jumlah perkiraan (angka proyeksi) bayi dalam suatu wilayah
tertentu dengan rumus:
Jumlah sasaran bayi = Crude birth rate (CBR) X jumlah
penduduk

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
26
f. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 Hari (Kn
Lengkap)
Adalah cakupan neonates yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar paling sedikit 3 kali dengan distribusi
waktu 1 kali pada 6-48 jam, 1 kali pada hari ke 3-7, 1 kali
pada hari ke 8-28 setelah lahir di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.

Rumus yang digunakan adalah:


Jumlah neontaus yang telah memperoleh 3 kali pelayanan
kunjungan neonates sesuai standar di suatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu X 100
Jumlah seluruh sasaran bayi disuatu wilayah kerja dalam 1
tahun

g. Deteksi Faktor Resiko Dan Komplikasi Oleh


Masyarakat
Adalah cakupan ib hamil dengan factor risiko tau
komplikasi yang ditemukan oleh kader atau dukun bayi
atau masyarakat serta dirujuk ke tenaga kesehatan di
suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu.
Masyarakat disii bisa keluarga ataupun ibu hamil,
bersalin, nifas itu sendiri.

Rumus yang dipergunakan:


Jumlah ibu hamil yang berisiko yang ditemukan oleh kader
atau dukun bayi atau masyarakat disuatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu X100
20% X jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam
1 tahun

h. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri (Pk)


Adalah cakupan ibu dengan komplikasi kebidanan di
suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu yang
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
27
ditangani secara definitive sesuai dengan standar oleh
tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan.
Rumus yang dipergunakan:
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan
definitive disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
X 100
20% X jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja dalam
1 tahun

i. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus


Adalah cakupan neonatusdengan komplikasi yang
ditangani secara definitive oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan di
suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu
Rumus yang dipergunakan:
Jumlah neonates dengan komplikasi yang mendapatkan
penanganan definitive disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu X 100
15% X jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun
j. Cakupan Pelayanan Bayi 29 hari – 12 bulan
(Kunjungan Bayi)
Adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan
paripurna minimal 2 kali yaitu 1 kali pada umur 29 hari –
2 bulan, 1 kali pada umur 3-5bulan, dan 1 kali pada
umur 6-8 bulan dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai
standar disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Rumus yang dipergunakan:


Jumlah bayi yang telah memperoleh 4 kali pelayanan
kesehatan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu X 100
jumlah sasaran bayi di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
k. Cakupan Pelayana Anak Balita (12-59 Bulan)

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
28
Adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang
memperoleh pelayanan standar, meliputi pemantauan
pertumbuhan minimal 8x setahun, pemantauan
perkembangan minimal 2 x setahun, pemberian vitamin A
2 x setahun
Rumus yang dipergunakan:
Jumlah anak balita yang telah memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu X 100
jumlah seluruh anak balita di suatu wilayah kerja dalam 1
tahun

l. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Sakit Yang


Dlayani Dengan MTBS
Adalah cakupan anak balita (umur 12-59 bulan) yang berobat
ke Puskesmas dan mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar (MTBS) di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
Rumus yang dipergunakan:
Jumlah anak balita sakit yang telah memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu X 100
jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke
Puskesmas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun

m. Cakupan Peserta KB Aktif (Contraceptive Prevalence


Rate)
Adalah cakupan dari peserta KB yang baru dan lama yang
masih aktif menggunakan alat dan obat kontrasepsi
(alkon) dibandingkan dengan jumlah pasangan usia subur
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Rumus yang dipergunakan:


Jumlah peserta KB aktif disuatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu x 100
Jumlah seluruh PUS di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
29
BAB IX
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pedoman Pemberdayaan UKM KIA-KB dapat digunakan
oleh petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
ibu dan anak agar tercapai kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS), meningkatkan derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya, sebagai
pedoman dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, bayi dan anak
balita.serta sebagai pedoman dalam meningkatkan kemampuan
dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.

E. Saran
Untuk mencapai tujuan Pedoman Pemberdayaan UKM KIA-
KB harus melaksanakan kegiatan sesuai pedoman yang ada.
Selain dengan menggunakan pedoman pelayanan KIA, petugas

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
30
kesehatan juga harus memberdayakan masyarakat agar
masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan.

© Peringatan: Dilarang menggandakan dokumen ini sebagian maupun seluruhnya tanpa ijin
Kepala Puskesmas Bulu Lor
31

Anda mungkin juga menyukai