Anda di halaman 1dari 11

Makalah Asuhan Kebidanan Kehamilan Dalam

Menentukan Kunjungan Awal Sesuai Umur


Kehamilan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) telah terjadi penurunan sekitar 25% menjadi 334/100.000 kelahiran hidup
(SDKI, 1997) dalam dekade 1986-1997. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) menurun cukup tajam
melalui berbagai intervensi namun hasilnya belum sesuai dengan harapan mulai dari(dari 145/1000 kh
pada 1967 menjadi 52/1000 kh pada 1997). Data tersebut menunjukan AKI dan AKB masih tertinggi di
antara negara-negara ASEAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup . Salah satu faktor penting
dalam upaya asuhan antenatal yaitu suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman
dan memuaskan.Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter
spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilannya,sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu timbang berat
badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi TT,ukur tinggi fundus uteri dan
pemberian tablet besi minimal 90 tablet

B. Rumusan Masalah
1.Apa yang dimaksud kunjungan awal?

2.Apa saja yang dikaji dalam kunjungan awal?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa yang dimaksud kunjungan awal


2. Mengetahui apa saja yang dikaji dalam kunjungan awal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal ( K 1 )

Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan
hingga minggu ke-36. Tujuan Kunjungan adalah sebagai berikut:
1. Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2. Mendeteksi masalah yang dapat diobati
3. Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4. Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.

Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil


Riwayat Kesehatan Social, Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit. Riwayat kesehatan
merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang
dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.

1. Sosial
a. Kumpulan keluarga Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir,
orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat
diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien
tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk
sendirimenghadapisemuakeadaansaatiahamil.

b. Situasi tempat tinggal Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti
apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup
makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih

c. Pekerjaan Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam
keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap
bahayalingkungankerja.

d. Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat,
hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan
memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti
melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak,

e. Pilihan agama Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus
diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan
klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga
kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.

f. Hewan peliharaan Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan
peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.

g. Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk
memberinya dukungan. Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian
, kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan
menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan
tanyakanpadaklienpakahkehamilaninidirencanakanatautidak.

h. Sumber stress Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya,
pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga
lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?

i. Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat
untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa
pascapartum, seperti kebiasaan:
1.merokok
2.alkohol
3.obat

j. Keamanan Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling, pelindung dan
apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk
selalu menjaga keselamatan dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu
dan janin.

2. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat menstruasi Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan
tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang sering disebut taksiran partus.
Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau
dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun. Rumus Naegele (h+7 b-
3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh
mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.

b. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan: Adakah gangguan seperti perdarahan,
muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum. Persalinan:Spontan atau buatan, a’terme atau
premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter). Nifas:Adakah panas atau perdarahan,
bagaimana laktasi. Anak:Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya
meninggal, berat badan waktu lahir.

c. Riwayat kontrasepsi Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat


mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan
ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya
akan mengalami disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD
masih terpasang.Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.

Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter
bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan
membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester.Riwayat pengunaan
IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian
alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan.

d. Riwayat obstetric Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun
kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi
vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis
kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20,
bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.
e. Riwayat ginekologi Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi
keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami.

f. Riwayat seksual Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat
ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien .

1. Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual


2. Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos
3. Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
4. Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional.

3. Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit
genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi

4. Penyakit
a. Penyakit Organik Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi
kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap.
Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita
penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru
dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).

b. Human Papilloma Virus (HPV) HPV adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan
kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan
dinding v4g1n4, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna.Selama masa hamil, pengobatan kutil
venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik.

c. Penyakit Radang Panggul Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan
karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon health division, 1995).Setiap
kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan
ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.

d. Penyakit yang Menyertai Kehamilan


1. Kehamilan disertai penyakit jantung Kehamilan yang desertai penyakit jantung selalu saling
mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Keluhan utama yang dikemukakan
a. Cepat merasa lelah
b. Jantung nya berdebar-debar
c. Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan)
d. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
e. Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.

2. Hipertensi Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang telah ada atau
sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai dengan protenuria dan udem maka disebut pre-
eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-ek-lampsia. Penyebab utama hipertensi pada
kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal.

3. Penyakit paru-paru dan kehamilan Sikap bidan dalam mengahadapi kehamilan dengan penyakit
tuberculosis paru sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya. Pada
penyakit batuk menahun/tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan pengawasan hamilsampai
persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma pada kehamilan, kadang- kadang bertambah berat
atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap
kehamilan.

Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering
mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan
gannguan genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan
drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara, ekstremitas dan
abdomen, serta pemeriksaan pelvis.

Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Tinggi badan Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik.Karena tinggi yang
pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi
badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
b. b. Berat badan Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi
penambahan berat badan pada eanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan
berat. Selama bertahun-tahun banyak saran telah diajukan tentang penambahan berat ideal pada
wanita hamil. Salah satu sumber pedoman terbaru dari Institute of Medicine menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT) untuk menentukan penambahan berat yang direkomendasikan. IMT
diperoleh dengan menghubungkan tinggi badan klien dengan berat badannya saat hamil
(Apendiks K)

2. Kepala dan leher


a. Edema di wajah
b. Ikterus pada mata
c. Mulut pucat
d. Bibir pecah-pecah
e. Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid.

3. Tangan dan kaki


a. Edema pada jari tangan
b. Kuku jari pucat
c. Varices vena
d. Refleks.

4. Payudara
a. Ukuran, simetris
b. Puting payudara: masuk/menonjol
c. Keluarnya kolostrum atau cairan lain
d. Retraksi, dimpling
e. Massa

5. Abdomen
a. Luka bekas operasi
b. Tinggi fundus uteri
c. Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu)

6. Genital luar
a. Varices
b. Perdarahan
c. Luka
d. Cairan yang keluar
e. Pengeluaran dari uretra dan skene

7. Genital dalam
a. Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup/membuka
b. V4g1n4 : cairan yang keluar, luka, darah
c. Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, massa (pada TW I)
d. Uterus : ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada TW I)
e. Pemeriksaan Panggul Tanda-tanda menimbulkan perasangka panggul sempit ialah :

1) Pada primigravida kepala belum turun pada bulan terakhir.


2) Pada multipara jika dalam anamnesa, ternyata persalinan-persalinan yang dulu sukar (riwayat obstetric
yang jelek).
3) Jika terdapat kelainan letak hamil tua.
4) Jika badan penderita menunjukkan kelainan seperti kyphose, scoliose, kaki pendek sebelah/pincang,
cebol.
5) Kalau ukuran-ukuran luar sempit. Jika ada prasangka panggul sempit baiknya dikonsulkan

Kita biasanya memeriksa dan mengukur panggul sekali dalam kehamilan ialah dengan toucher karena
ukuran-ukuran dalamlah yang menentukan luasnya jalan lahir. Biasanya dilakukan pada kehamilan 8
bulan, yang diperiksa ialah :
1. Conjugate diagonalis.
2. apakah lineainnominata teraba seluruhnya/hanya sebagian.
3. Keadaan sacrum apakah concaaf dalam arah atas bawah dari kiri k kanan.
4. Keadaan dinding samping panggul apakah lurus/convergent.
5. Apakah spinae ischiadicae menonjol
6. Keadaan os pubis adakah exostose
7.Keadaanarcuspubis.

B. Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan


1. Menurut WHO Kunjungan Waktu Informasi penting
a. Trimester pertama Sebelum minggu ke 16 (pada akhir bulan ke empat)
1) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2) Mendeteksi masalah yang dapat diobati sebelum menjadi bersifat mengancam jiwa
3) Mencegah masalah seperti tetanus neonatorum, anemia defisiensi zat besi, penggunaan praktek
tradisional yang merugikan
4) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang sehat (nutrisi, latihan dan kebersihan, istirahat, dsb).

b. Trimester kedua 24-28 minggu (bulan ke-6 – 7)


Sama seperti diatas, ditambah dengan kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi (tanyakan ibu mengenai
gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, kaji adanya edema dan lakukan pemeriksaan urine).

c. Trimester ketiga 32 minggu (bulan ke-8) Sama seperti diatas ditambah


palpasi abdomen untuk mendeteksi adanya kehamilan ganda Trimester ketiga 36 minggu (bulan ke-9)
sama seperti diatas,ditambah dengan deteksi adanya kelainan letak

2. Jadwal kunjungan menurut Departemen Kesehatan


a. Trimester I kehamilan : 1 kali kunjungan
b. Trimester II kehamilan : 1 kali kunjungan
c. Trimester III kehamilan : 2 kali kunjungan

3. Menurut NICE Antenatal Guideline tahun 2008 Jadwal kunjungan antenatal dapat disesuaikan dengan
keadaan ibu, bagi wanita nulipara dengan kehamilan normal 10 kali pertemuan dianggap sudah cukup
adekuat, bagi wanita multipara normal 7 kali pertemuan dianggap adekuat. Jadwal kunjungan yang
dianjurkan adalah :
a. Kunjungan ke-1/Booking apointment : idealnya pada usia kehamilan 10 minggu
b. Kunjungan ke-2 : pada usia kehamilan 16 minggu
c. Kunjungan ke-3 : pada usia kehamulan 18 – 20 minggu
d. Kunjungan ke-4 : usia kehamilan 25 minggu (pada wanita nulipara)
e. Kunjungan ke-5 : usia kehamilan 28 minggu
f. Kunjungan ke-6 : usia kehamilan 31 minggu (pada wanita nulipara)
g. Kunjungan ke-7 : usia kehamilan 34 minggu
h. Kunjungan ke-8 : usia kehamilan 38 minggu
i. Kunjungan ke-9 : usia kehamilan 40 minggu
j. Kunjungan ke-10 : usia kehamilan 41 minggu

C. Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada Wanita Hamil
1. Aspek menonjol pada wanita hamil
a. Amenorea (= tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal
hari pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan. dan bila persalinan diperkirakan
akan terjadi.

b. Nausea (enek) dan emesis (muntah)


Enek terjadi umumnya pada bulan bulan pertama kehamilan, disertai kadang kadang oleh emesis. Sering
terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas batas
tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
dan disebut hiperemesis gravidarum.

c. Mengidam (mengingini makanan atau minuman tertentu)


Mengidam sering terjadi pada bulan bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin tuanya
kehamilan.

d. Pingsan.
Sering dijumpai bila berada pada tempat tempat ramai. Dianjurkan untuk tidak pergi ke tempat tempat
ramai pada bulan bulan pertama kehamilan. Hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

e. Mammae menjadi tegang dan membesar.


Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di
mamma. Glandula Montgomery tampak lebih jelas.

f. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).


Pada bulan bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makin timbul lagi. Hendaknya dijaga
jangan sampai salah pengertian makan untuk "dua orang", sehingga kenaikan berat badan tidak sesuai
dengan tuanya kehamilan.

g. Sering kencing
terjadi karena kandung kencing pada bulan bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai
membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang olch karena uterus yang membesar keluar
dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul
dan menekan kemball kandung kencing.

h. Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid.
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Pada pipi, hidung dan dahi kadang kadang
tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areolae mammae juga
menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam.
Demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (= linea grisea). Pigmentasi ini
terjadi karena pengaruh darl hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

1. Epulis adalah suatu hipertrofi papilla ginggiva . Sering terjadi pada triwulan pertama.

j. Varises. Sering dijumpai pada triwulan terakhlr. Didapat pada daerah genitalia eksterna, fossa
poplitea, kaki dan betis. Pada multigravida kadang kadang varises ditemukan pada kehamilan yang
terdahulu, timbul kemball pada triwulan pertama

Jadwal Kunjungan Sesuai Dengan Perkembangan Kehamilan / Jadwal kunjungan prenatal yang telah
direkomendasikan :

Nulipara Multipara
Kunjungan pertama 6-8 minggu Kunjungan pertama 6-8 minggu
Kunjungan kedua dalam 4 minggu Kunjungan kedua 14-16 minggu
setelah kunjungan pertama
Kunjungan ketiga 14-16 minggu Kunjungan ketiga 24-28 minggu
Kunjungan keempat, 24-28 minggu Kunjungan keempat 32 minggu
Kunjungan kelima 32 minggu Kunjungan kelima 35 minggu
Kunjungan keenam 36 minggu Kunjungan keenam 39 minggu
Kunjungan ketujuh 18 minggu Kunjungan ketujuh 41. Minggu
Kunjungan kedelapan 40 minggu
Kunjungan kesembilan 41 minggu
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali ibu hamil dari awal kehamilan
hingga minggu ke-36. Sedangkan kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan
setelah kunjungan antenatal pertama sampai persalinan.

B. SARAN

Sebaiknya ibu hamil rajin memeriksakan kehamilannya untuk mendeteksi dini jika terjadi komplikasi
pada kehamilannya, sehingga keselamatannya dan janinnya tidak terancam.
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni. 2010. Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Fitramaya.


Mufdalifah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Mochtar, Rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Pantrikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai