Anda di halaman 1dari 11

Asuhan kehamilan kunjungan awal

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Antenatal Care/asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).

Pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan
fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan laktasi dan kembalinya
kesehatan reproduksi.

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa
kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 14 T yaitu timbang
berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet
selama kehamilan, pemberian imunisasi TT, pemeriksaan Hb, pemeriksaan VDRL, perawatan payudara,
senam payudara dan pijat tekan payudara, pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil, temu
wicara dalam rangka persiapan rujukan, pemeriksaan protein urine atas indikasi, pemeriksaan reduksi
urine atas indikasi, pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok, pemberian terapi
anti malaria untuk daerah endemis malaria.

Karena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan
antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Sehingga penulis membuat makalah ini bertujuan agar
pembaca dapat memahami pentingnya kunjungan yang dilakukan.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yakni sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan kunjungan awal?

2. Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?

C. TUJUAN

Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kunjungan awal.

2. Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal.

D. MANFAAT

Adapun manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kunjungan awal.

2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal.

BAB II

PEMBAHASAN

A. ASUHAN KEHAMILAN KUNJUNGAN AWAL

1. Pengertian

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan pada
trimester pertama yaitu pada minggu pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-24.

2. Tujuan Kunjungan Awal

Tujuan dari kunjungan awal yakni sebagai berikut.

a. Mendapatkan perawatan kehamilan.

b. Memperoleh rujukan konseling genetic.

c. Menentukan apakah kehamilan akan dilanjutkan atau tidak.

d. Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan.

e. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.

f. Menentukan status kesehatan ibu dan janin.

g. Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/tidaknya factor resiko kehamilan.

h. Menetukan rencana pemeriksaan/penatalaksaan selanjutnya.

3. Pengkajian Data
Sebelum menganamnesa klien, bidan terlebih dahulu menyambut klien dengan seseorang yang
menemani klien dan memperkenalkan diri kepada klien. Setelah hal-hal diatas dilakukan selanjutnya
bidan mulai melakukan pengambilan data yaitu dengan cara menganamnesa klien.

1) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta
penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.

1) Sosial

a) Kumpulan keluarga

Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal
bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam
memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini
menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri
menghadapi semua keadaan saat ia hamil.

b) Situasi tempat tinggal

Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah
individu, keamanan lingkungan, daan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam
rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber
penyakit.

c) Pekerjaan

Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh
dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang
dapat merusak janin.

d) Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan

Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging.
Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan
baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas,
membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi.
Materi yang digunakan dalam kegiatan seni dan kerajinan tangan dapat mengandung silicon, talek,
pelarut, dan logam berat, semua ini berpotensi membahayakan.

e) Pilihan agama

Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi. Informasi ini
dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan
dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa
kasus, penggunaan produk darah.

f) Hewan peliharaan

Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien. Hewan peliharaan yang berpotensi
menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.

g) Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan

Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan. Pada saat tertentu wanita
mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering
serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber
komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan
ini direncanakan atau tidak.

h) Sumber stress

Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan
anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber
utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi
kehidupan dan kehamilan klien.

i) Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan

Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan
kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :

v Merokok

Kebanyakan wanita mengetahui bahwa mereka tidak boleh merokok pada masa kehamilan meskipun
mereka tidak mengetahui bahaya yang sebenarnya. Wanita yang merokok pada masa kehamilan pertama
dan melahirkan bayi sehat mungkin tidak percaya bahwa merokok membawa resiko.

v Alkohol

Masalah signifikan yang ditimbulkan oleh anak-anak yang mengalami sindrom alcohol janin dan ganguan
perkembangan saraf terkait-alkohol membuat klinis wajib menanyakan asupan alcohol dan
mengingatkan wanita efek potensial alcohol jangka panging pada bayi yang dikandungnya.

v Obat terlarang dan obat rekreasional

Mengidentifikasi penggunaanobat pada masa hamil sangat penting, paling tidak untuk tiga alasan
berikut : membantu wanita yang inin berhenti merokok, mengidentifikasi janin dan bayi beresiko, dan
mengidentifikasi janin dan bayi berisiko, dan mengidentifikasi wnita beresiko terinfeksi HIV. Wanita yang
menggunakan obat-obatan tidak akan tertolong, kecuali mereka diidentifikasi sejak awal. Identifikasi
pemakaian obat dan alcohol pada wanita hamil dapat mengubah hidup mereaka, hal ini berarti member
suatu kehidupan yang utuh bagi ibu dan bayinya dan mencegah bayi mengalami keterlambatan
perkembangan, retadasi, atau bahkan kematian.

2) Riwayat Kebidanan

a) Riwayat menstruasi

Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan
kelahiran (estimated date of delivery- EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan
dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan
dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.

Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari. Informasi tambahan tentang siklus
menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan. Jika menstruasi lebih
pendek atau lebih panging daripada normal, kemungkinan wanita tersebut telah hamil saat terjadi
pendarahan. Dan tentang haid meliputi :menrache, haid teratur atau tidak dan sikulus, lamanya haid,
banyaknya darah, sifatnya darah( cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya), serta haid nyeri atau tidak
dan kapan haid terakhir.

b) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu,

v Kehamilan

Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.

v Persalinan

Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).

v Nifas

Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.

v Anak

Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan
waktu lahir.

c) Riwayat kontrasepsi

Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan
karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita
menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami
disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang.
Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak. Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik
selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.

Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang


meningkatkan aborsi septic pada pertengahan trimester. Riwayat pengunaan IUD terdahulu
meningkatkan resiko kehamilan ektopik. Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi
dan jenis kontrasepsi yang digunakan.

d) Riwayat obstetric

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut
berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah
sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan
komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara
aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.

Adakah riwayat kehamilan atau persalinan atau abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode
GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah anak hidup.

Ada atau tidaknya masalah-masalah pada kehamilan atau persalinan sebelumnya seperti
prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu,
cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih
ingat. Riwayat kehamilan, persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu,Riwayat hasil kehamilan ,
jumlah anak , usia dan gender, menentukan status kehamilan sekarang.

e) Riwayat ginekologi

Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan
penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila penderita pernah diperiksa oleh dokter lain,
tanyakan juga hasil- hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu. Tidak jarang wanita di Indonesia pernah
memeriksakan dirinya diluar negri, dan membawa pulang hasil- hasil pemeriksaan. Dan tanyakan apa
pasien biasa mengalami keputihan atau amnorhea dll.

f) Riwayat seksual

Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi
medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :

a) Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual

b) Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan dan menghilangkan mitos

c) Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual

d) Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalah emosional.

3) Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita
penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang
menderita penyakit genetik. Informasi ini juga dapat mengidentifikasi latar belakang rasa tau etnik yang
diperlukan untuk melakukan pendekatan berdasarkan pertimbangan budaya atau untuk mengetahui
penyakit organic yang memiliki komponen herediter.

Tenaga kesehatan juga harus menentukan apakah :

a) Terdapat riwayat penyakit psikiatri (termasuk depresi) atau penyalahgunaan obat dan alcohol.

b) Ibu atau saudara perempuan klien pernah mengalami pre-eklampsia.

c) Ibu klien mengonsumsi DES saat klien berada dalam kandungan.

v Latar belakang etnis

Ras, etnis dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya
kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan
insiden yang tinggi pada populasi tertentu. Jika kondisi yang demikian diidentifikasi, wanita tersebut
diwajibkan menjalani skring genetik.

v Kepekaan budaya

Kepekaan budaya dimulai dari hati tenaga kesehatan yang mudah-mudahan menghargai kebiasaan,
perspektif, dan pendekatan kehidupan wanita dengan tradisi yang berbeda-beda.

v Dukungan dari keluarga

Kehamilan yang direncanakan atau tidak.

4) Penyakit

a) Penyakit Organik

Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting
juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga
memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti
hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia,
pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).

b) Human Papilloma Virus (HPV)

Adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang
disebut kutil venereal. Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus
dan alat genetalia ekterna. Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu
dengan mengoleskan salep teratogenik. Terapi laser yang digunakan pada wanita tidak hamil dapat
menyebabkan perdarahan hebat pada wanita hamil, untuk itu menanganan yang cepat dapat
menghilangkan resiko kanker serviks walaupun kutil tersebut mungkin tumbuh dari suatu kutil kecil yang
dengan mudah mudah disingkirkan oleh kepala bayi yang keluar saat proses persalinan.

c) Penyakit Radang Panggul

Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko
kehamilan ektopik tujuh kali lipat(Oregon health division, 1995). Setiap kram atau perdarahan pada
wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk
memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.

2) Pemeriksaan Fisik

Pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi
morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan
genetic. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD)
dan nadi, dan pemeriksaan kulit; kelenjar tiroid; jantung; paru; payudara; ekstremitas; dan abdomen,
serta pemeriksaan pelvis.

a) Tinggi Badan

Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak
diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat
kunjungan awal.

b) Berat Badan

Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan
pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat.

c) Tekanan Darah

Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat
membahayakan kehidupan ibu dan bayi. Pada kehamilan normal, TD sedikit menurun sejak minggu ke-8.
Kondisi ini menetap sepanjang trimester kedua dan kemudian mulai kembali ke TD sebelum hamil.
Seluruh tekanan darah pada wanita hamil harus diukur pada posisi duduk. Pengukuran harus dilakukan
pada lengan yang sama terutama lengan kanan untuk memperoleh hasil pengukuran yang konsisten.
Wanita yang tekanan darahnya sedikit meningkat di awal pertengahan kehamilan mungkin mengalami
hipertensi kronis atau, jika wanita tersebut adalah nulipara dengan sistolik lebih dari 120 mmHg, ia
berisiko mengalami preeklampsia.

d) Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit
(dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan
hiperrefleksia yang menyertai.

e) Refleks

Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf.

f) Pemeriksaan Kulit

Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma),
pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya
ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri
perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda
sifilis. Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang,
menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.

g) Pemeriksaan kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap
pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi selama masa hamil karena
banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-
gejala kehamilan.

h) Pemeriksaan Paru

Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal,

napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya
merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.

i) Pemeriksaan Jantung

Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak
hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi
ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna.
Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila
murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia
dana yang cukup.

j) Pemeriksaan Payudara

Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang
dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika
klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara
pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik.

a. Putting Susu yang Datar dan Inversi

“Breast Shell”, alat yang digunakan untuk menarik puting susu yang melesak kedalam, mulai digunakan
pada minggu ke-28 kehamilan. Wanita yang memiliki payudara besar hampir selalu memiliki puting susu
datar dan hal ini disebabkan berat payudara tersebut. Breast shell untuk putting susu yang datar tidak
perlu digunakan pada periode prenatal.

b. Agenesis Mamaria

Salah satu kondisi yang menghalangi proses menyusui ialah agenesis mamaria, yaitu tidak adanya
jaringan payudara. Pada pemriksaan awal, wanita yang mengalami agenesis mamaria disebut “dada
rata”. Palpasi dan pemeriksaan yang saksama akan membantu menegakkkan diagnosis. Wanita yang
mengalami agenesis mamaria akan menghasilkan ssejumlah kecil kolostrum dan air susu, tetapi jumlah
tersebut tidak akan cukup untuk menyusui bayi.

c. Augmentasi dan Reduksi Payudara

Wanita yang menjalani reduksi payudara atau pembedahan augmentasi

payudara akan mengalami masalah menyusui. Prosedur pembedahan reduksi payudara terdahulu
dilakukan melalui penanaman kembali putting sehingga secra anatomi putting tampak pas. Sayangnya,
saraf yang menuju ke areola dan putting sering terpotong sehingga mengganggu pengiriman pesan dari
payudara keotak. Wanita yang pernah menjalani pembedahan semacam ini memprosuksi kolostrum dan
air susu dalam jumlah yang biasanya tidak mencukupi. Penambahan berat badan bayi harus dipantau
ketat. Kemungkinan pemberian makanan tambahan diperlukan untuk dipadukan dengan menyusui.

d. Metode Menyusui dan Pemeriksaan Payudara

Saat melakukan pemeriksaan payudara, klinisi memiliki kesempatan untuk menanyakan apakah wanita
berencana menyusui bayinya. Hanya jika ibu mengonsumsi makanan yang bergizi, air susu, dianggap
makanan yang paling baik bagi bayi. Beberapa wanita merasa tidak nyaman jika harus menyusui karena
mereka menganggap menyusui adalah kegiatan yang membuat mereka merasa malu, nyeri, repot, dan
menghabiskan energi serta waktu. Sedangkan wanita yang lain tidak ingin kehidupannya terkait karena
keberadaan bayi atau menganggap pasangannya akan tidak berpartisipasi dalam perawatan bayi. Apabila
klien pernah gagal menyusui, alasan keengganannya untuk kembali mencoba menyusui lebih mudah
dipahami. Kegagalan tersebut mungkin berhubungan dengan kurangnya dukungan dan bantuan yang ia
dapatkan perawatan.

e. Pemeriksaan Abdomen

Pemeriksaan abdomen di pertengan awal kehamilan harus dilakukan secara menyeluruh jika kondisi
uterus yang membesar memungkinkan. Evaluasi adanya nyeri tekan, massa, hernia, pembesaran hati,
dan kelenjar getah bening. Seiring kemajuan kehamilan, semakin sulit meraba organ lain seklain uterus.
Perhatian khusus pada abdomen wanita hamil meliputi denyut jantung janin, tinggi fundus, dan
presentasi janin.

k) Denyut Jantung Janin

Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar
pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam
kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat
pada kepala.

Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian anak
belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis.

Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah :

1. Dari adanya detak jantung janin:

v Tanda pasti kehamilan

v Anak hidup

2. Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:

v Presentasi anak

v Positio anak(kedudukan punggung)\

v Sikap anak (habitus)

v Adanya anak kembar

Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala, kalau
terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi
jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka
punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap
anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi.

Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan
frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit). Dari sifat bunyi jantung anak: dari sifat bunyi
jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya
teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau
lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen).

Anda mungkin juga menyukai