PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
Jeffry Rulyanto M. S
112018067
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan referat ini adalah untuk mengetahui apa
saja cakupan asuhan antenatal atau antenatal care.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah:
1. Mengetahui pentingnya ANC bagi ibu hamil.
2. Mengetahui pemeriksaan ANC pada ibu hamil.
3. Dapat mengedukasi ibu hamil dan keluarganya mengenai
pentingnya ANC.
3
4
BAB II
ANTENATAL CARE
2.1 DEFINISI
Antenatal care (ANC) adalah perawatan yang ditujukan kepada ibu hamil,
bukan saja saat bila ibu sakit dan memerlukan perawatan tetapi juga pengawasan
dan penjagaan wanita hamil agar tidak terjadi kelainan sehingga mendapatkan ibu
dan anak yang sehat. Kegiatan ini merupakan program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) yang berupaya merubah sikap dan perilaku masyarakat kearah keamanan
persalinan.5
ANC adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk
optimalisasi kesehatan maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. ANC juga dapat di definisikan sebagai
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim.6
4
5
ekslusif, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kesehatan bayi
agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan sebaik-baiknya fisik
dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik
akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar :
a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama
sehatnya atau lebih sehat,
b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,
c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat
pulafisik dan mental.
5
6
ANC dilakukan secara rutin minimal empat kali. Bila kehamilan termasuk
risiko tinggi perhatian dan jawal kunjungan harus lebih ketat. Dalam bahasa
program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal ini diberi kode huruf K
yang merupakan singkatan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang lengkap
adalah K1, K2, K3, dan K4. Hal ini berarti minimal dilakukan sekali kunjungan
antenatal hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan selama kehamilan
29-36 minggu dan dua kali kunjungan pada usia kehamilan diatas 36 minggu.
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Dalam pemeriksaan rutin, dilakukan pula pencatatan data klien dan
keluarganya serta pemeriksaan fisik sebagai berikut :
A. Anamnesis
a. Indentifikasi dan Riwayat Kesehatan
- Nama
- Usia
- Alamat
- Pekerjaan ibu/suami
- Lamanya menikah
- Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan
b. Keluhan saat ini
- Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu
6
7
7
8
- Paparan sinar-x/rontgen
h. Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
- Dilatasi dan kuretase
- Reparasi vagina
- Seksio sesaria
- Serviks inkompeten
- Operasi non-ginekologi
i. Riwayat Imunisasi
j. Riwayat Menyusui
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
● Tanda vítal
● Pemeriksaan jantung dan paru
● Pemeriksaan payudara
● Kelainan otot rangka serta neurologik
2. Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi
● Bentuk dan ukuran abdomen
● Parut bekas luka operasi
● Kelainan otot dan rangka serta neurologik
● Gerakan janin
● Varises atau pelebaran vena
● Hernia
● Edema
- Palpasi
● Tinggi fundus uteri
● Punggung bayi
8
9
● Presentasi
● Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas panggul
- Auskultasi
● 10 minggu dengan Doppler
● 20 minggu dengan fetoskop Pinard
- Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada trimester I/II
C. Laboratorium
- Pemeriksaan
● Analisis urin rutin
● Analisis tinja rutin
● Hb, MCV
● Golongan darah
● Hitung jenis sel darah
● Gula darah
● Antigen hepatitis B virus
● HIV/VDRL
- Ultrasonografi : rutin pada kehamilan 18-22 minggu untuk
identifikasi kelainan janin
Dalam pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan
yang berkualitas sesuai standar yang terdiri dari:2,3,6
a) Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Selama kehamilan antara
0,3 – 0,5 kg perminggu. Jika dikaitkan dengan umur kehamilan kenaikan berat
badan selama trimester pertama adalah ± 1 kg, selama trimester kedua dan ketiga
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total
adalah 9-12 kg. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
9
10
10
11
16 minggu ½simpisis-pusat
Taksiran berat janin Berat badan janin secara sederhana dapat diukur
dengan mempergunakan rumus diantaranya rumus Johnson Toshack. Rumus ini
dihitung berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU) yaitu jarak dari bagian atas
tulang kemaluan (simfisis os pubis) ke puncak rahim (Fundus) dalam sentimeter
(cm) dikurangi 11, 12 atau 13, hasilnya dikali 155 didapatkan berat badan bayi
dalam gram. Rumus Johnson Toshack :
BB = (TFU – N) x 155
Keterangan : BB = Berat badan janin dalam gram
TF = Tinggi Fundus Uteri
N = 13 bila kepala belum melewati PAP
N = 12 bila kepala berada di atas spina ischiadika
N = 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika
d) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
11
12
a) Anamnesa
Dalam memberikan pelayanan antenatal terpadu, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan ketika melakukan anamnesa, yaitu:
1. Menanyakan keluhan atau masalah yang dirasakan oleh ibu saat ini.
2. Menanyakan tanda-tanda penting yang terkait dengan masalah kehamilan dan
penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil:
● Muntah berlebihan
● Pusing
● Sakit kepala
● Perdarahan
● Sakit perut hebat
● Demam
● Batuk lama
● Berdebar-debar
● Sesak nafas atau sukar bernafas
● Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan
yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan
riwayat penyakit yang diderita ibu.
● Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi.
● Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti:
antihipertensi,diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat
TB, dan sebagainya.
● Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit
pada pasangannya. Informasi ini penting untuk langkah-langkah
penanggulangan penyakit menular seksual.
● Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi
jumlah,frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan
kandungan gizinya.
13
14
2.5Pemeriksaan
Pemeriksaan Status Present (kondisi saat ini): Keadaan umum, nadi, TD,
Pernafasan, Cyanose, Dyspnoe, suhu, anemis, turgor, berat badan, tinggi badan.
Bila ada tanda-tanda kedaruratan, maka ibu segera dikirim ke ruang rawat inap
untuk penanganan selanjutnya.Pemeriksaan status lokalis : kepala, muka, mulut,
gigi (apakah ada caries), tonsil / faring (apakah ada tonsilitis / faringitis), hal ini
perlu diperhatikan karena merupakan infeksi fokal yang dapat menyebabkan
gangguan pada ibu hamil dan janinnya yang lebih serius, pemeriksaan mata,
kuping, hidung, rambut, dan lain-lain.3
Pemeriksaan presentasi dan posisi janin dilakukan mulai minggu ke 28: Pasien
diminta mengosongkan kandung kemih dan kemudian diminta untuk berbaring
telentang dengan lutut semifleksi.6,8
LEOPOLD I :
- Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.
- Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
- Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau
kosong).
Gambar 1.2 Leopold I
Sumber: jurnal.fk.unand.ac.id
14
15
LEOPOLD II
- Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri
dan kanan umbilikus.
- Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut
jantung janin nantinya.
- Tentukan bagian-bagian kecil janin.
Gambar 1.3 Leopold II
Sumber: jurnal.fk.unand.ac.id
LEOPOLD III
- Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan
perasaan tak nyaman bagi pasien.
- Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
- Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah
sudah mengalami engagement atau belum
15
16
LEOPOLD IV
- Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.
- Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
- Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
16
17
17
18
- Umum
● Tekanan darah
● Respirasi
● Nadi
● Temperatur suhu tubuh
- Abdomen
● Tinggi fundus uteri
● Letak janin (setelah 34 minggu)
● Presentasi janin
● Denyut jantung janin
- Pemeriksaan tambahan
● Proteinuria
● Glukosuria
● Keton
- Menilai kesejahteraan janin
Untuk menilai kesejahteraan janin pada kehamilan risiko tinggi dapat
dilakukan berbagai jenis pemeriksaan atau pengumpulan informasi, baik yang
diperoleh dari ibu hamil maupun pemeriksaan oleh petugas kesehatan.
Berbagai jenis pemeriksaan tersebut adalah :
● Pengukuran tinggi fundus uteri terutama > 20 minggu yang disesuaikan
dengan usia kehamilan saat pemeriksaan dilakukan.
● Gerakan janin.
● Gerakan janin yang menghilang dalam waktu 48 jam dikaitkan dengan
hipoksia berat atau janin meninggal
● Denyut jantung janin
● Ultrasonografi
Bila usia kehamilan memasuki 34 minggu, selain pemeriksaan di atas,
18
19
19
20
Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan usia lanjut atau di atas 20 minggu pada umumnya
disebabkan oleh plasenta previa. Plasenta mulai terbentuk sempurna pada usia kehamilan
14-15 minggu. Perdarahan yang terjadi sangat terkait dengan luas plasenta dan kondisi
segmen bawah rahim yang menjadi implantasi plasenta tersebut.Pada plasenta yang tipis
dan menutupi sebagian jalan lahir, maka umumnya terjadi perdarahan bercak berulang
dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai dengan sedikit penurunan
bagian terbawah janin, maka perdarahan mulai meningkat hingga tingkatan yang dapat
membahayakan keselamatan ibu.Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir
21
22
dapat menimbulkan perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdarahan bercak atau
berulang sebelumnya. Plasenta previa menjadi penyebab dari 25 % kasus perdarahan
antepartum.6
Preeklampsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Data informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan
sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis dengan
preeklampsia. Gejala dan tanda lain adalah:6
- Gangguan penglihatan
- Nyeri epigastrik
- Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas normal
- Edema menyeluruh
Bila hal ini terjadi pada kehamilan trimester kedua atau ketiga dan disertai dengan
riwayat dan tanda-tanda di bawah ini, maka diagnosisnya mengarah pada solusio
plasenta, baik dari jenis yang disertai perdarahan yang keluar (revealed) maupun
tersembunyi (concealed):6
22
23
- Trauma abdomen
- Preeclampsia
BAB III
KESIMPULAN
23
24
BAB IV
24
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Angka Kematian Ibu, hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Diunduh dari www.litbang.depkes.co.id,
2. Data dan Informasi untuk Pimpinan, diunduh dari
http://www.depkes.go.id/downloads/Booklet/Data%20&%20Informasi%20untuk
%20Pimpinan.pdf,
3. Faranti R. Penyebab Rendahnya Kelengkapan Kunjungan Antenatal Care Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Pengambiran. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas. 2015;10(1):101-107.
4. Agustini N, Suryani N, Murdani P. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu
dan Dukungan Keluarga Dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja
Puskesmas Buleleng I. Jurnal Magister Kedokteran Keluarga. 2013;1(1):67-79.
5. Jekti R. Hubungan antara Kepatuhan Antenatal Care dengan Pemilihan Penolong
Persalinan. Jurnal Kesehatan Reproduksi. 2011;1(2):84-91.
6. Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. 2014. Ilmu
Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
7. Reeder; Martin; Koniak-Griffin. 2011. Keperawatan Maternitas: kesehatan
wanita, bayi, dan keluarga volume 1 edisi 18. Jakarta : EGC
8. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. 2003. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas
Kedokteran. Bandung : Universitas Padjadjaran Bandung.
25