Oleh:
Pembimbing:
dr. Setyo Teguh Waluyo, Sp.OG
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi 3
B. Epidemiologi 3
C. Klasifikasi 4
D. Etiologi dan Faktor Risiko 6
E. Fisiologi Pertumbuhan Janin 9
F. Patofisiologi 14
G. Manifestasi Klinis 18
H. Diagnosis 20
I. Penatalaksanaan 27
J. Pencegahan 31
K.Prognosis 31
BAB III PENUTUP 33
DAFTARoPUSTAKA ............................................................................ 34
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Etiologi dari IUGR................................................................... 7
iii
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbedaan tipe IUGR............................................................... 5
iv
BAB I
PENDAHULUAN
(PJT) merupakan suatu masalah dibidang obstetrik yang kompleks dan sering
ditemui. IUGR terjadi pada 10-15% ibu hamil. IUGR didefinisikan sebagai suatu
keadaan berat lahir kurang dari persentil 10 pada usia kehamilan, dalam artian
bayi baru lahir berukuran lebih kecil dibandingkan dengan usia kehamilanya.
IUGR hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting
ditingkat global karena merupakan penyebab utama dari mortalitas dan morbiditas
pada bayi.1
Sekitar 2/3 dari IUGR disebabkan oleh kelompok kehamilan yang berisiko
kehamilan tidak mempunyai risiko. Nutrisi maternal juga berperan penting dalam
Insidensi IUGR bervariasi ditiap- tiap negara. Kejadian IUGR berkisar 4-8%
pada negara maju dan 6-30% di negara berkembang. Menurut WHO pada tahun
sekitar 30%-40%. Dampak yang dihasilkan dari IUGR adalah tingginya risiko
1
2
Bayi yang lahir dengan IUGR sangat rentan terhadap masalah- masalah
terhadap IUGR sangat penting dilakukan untuk dapat menimalkan dampak buruk
A. Definisi
keadaan dimana bayi memiliki berat badan dibawah 10 persentil dari kurva berat
IUGR dengan Lingkar Perut <5 persentil atau Femur Lenght (FL) dibagi
small for date, namun isitilah retardation kirnya kurang tepat. IUGR
mengetahui IUGR, kita harus mengetahui berat dan panjang badan yang
seharusnya pada umur kehamilan tertentu, serta usia kehamilan dengan pasti,
B. Epidemiologi
berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% di negara berkembang.. Insidensi dari
3
4
IUGR enam kali lebih tinggi pada negara yang masih berkembang dan memiliki
kejadian IUGR cukup tinggi, sekitar 75% pada bayi lahir diikuti oleh Afrika 20%,
dan Amerika Latin 5%. Menurut data World Health Organisation (WHO) tahun
Angka pasti insiden IUGR sulit diketahui karena pencatatan tentang usia
riset hanya mempublikasikan angka kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
BBLR dikategorikan IUGR, karena beberapa bayi prematur meskipun berat badan
C. Klasifikasi
a. Tipe Simetris
saat hyperplasia, akan menyebabkan IUGR tipe simetris. Jumlah sel berkurang
jelek.
5
b. Tipe Asimetris
faktor yang menghambat pertumbuhan terjadi pada usia lanjut, saat hipertrofi
asimetris.
c. Tipe Campuran
Terjadi pada kehamilan 20-28 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin
dan ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dengan umur kehamilan. Beberapa faktor
risiko IUGR antara lain lingkungan sosio-ekonomi rendah, adanya riwayat IUGR
dalam keluarga, riwayat obstetri yang buruk, dan berat badan sebelum dan selama
kehamilan yang rendah. Diantara faktor risiko tersebut ada beberapa faktor risiko
yang dapat dideteksi sebelum kehamilan dan selama kehamilan. Faktor risiko
yang dapat dideteksi sebelum kehamilan antara lain ada usia ibu saat hamil
(riwayat IUGR sebelumnya, riwayat penyakit kronis, indeks massa tubuh ibu yang
rendah, dan keadaan hipoksia maternal. Sedangkan faktor risiko yang dapat
Kurang lebih 80-85% IUGR terjadi akibat perfusi plasenta yang menurun
atau insufisiensi utero-plasenta dan 20% akibat karena potensi tumbuh yang
kurang. Potensi tumbuh yang kurang tersebut disebabkan oleh kelainan genetik
atau kerusakan lingkungan. Secara garis besar, penyebab terjadinya IUGR terbagi
pada tiga kategori mayor yaitu pengaruh dari maternal, janin dan plasenta:8
7
a. Faktor maternal
2. Diabetes Melitus
malaria
5. Malnutrisi
diabetes. Hipoksemia ibu kronis akibat penyakit paru, penyakit jantung, penyakit
janin.
banyak diketahui antara lain, infeksi yang disebabkan oleh rubella dan CMV.
dengan merusak endotel pembuluh darah kecil dan juga menurunkan pembelahan
sel.6,8,9
b. Faktor Janin
2. Kelainan kromosom : sindrom turner, trisomi 13, trisomi 18, trisomi 21,
4. Gestasi Multipel
c. Faktor Plasenta
1. Infark Plasenta
2. Solusio Plasenta
3. Plasenta Previa
5. Anomaly cord.
berbagai faktor. Hal ini termasuk interaksi hormon pankreas, kelenjar tiroid,
adrenal, dan hipofisis. Salah satu hormon yang paling signifikan terbukti berperan
mempengaruhi transpor asam amino dan glukosa pada plasenta dan berperan
percabangan halus akson diujung terminalnya. Beberapa faktor lain yang terbukti
IGF-II dan insulin-like growth factor binding protein (IGFBP)-2 dan 3.10
10
Gambar 2.2 Interaksi antara faktor fetus, maternal dan plasenta dalam
pertumbuhan janin11
pertumbuhan janin. Variabel fisiologis termasuk tinggi badan ibu, berat badan,
paritas, etnis, jenis kelamin janin, dan usia kehamilan, diketahui mempengaruhi
pertumbuhan janin. Secara khusus tinggi badan ibu menjadi faktor penentu
ukuran janin. Ibu juga merupakan satu-satunya pemasok oksigen dan nutrisi
penting ke janin melalui plasenta. Diet ibu, asupan kalori, dan fungsi metabolisme
memiliki peran penting dalam memasok nutrisi ke janin. Peningkatan aliran darah
plasenta dan janin. Jumlah volume darah dan curah jantung ibu meningkat sekitar
40% selama kehamilan dan total aliran darah uteroplasenta mengambil sekitar
11
25% dari curah jantung. Laju aliran darah arteri uterina juga meningkat lebih dari
arteri dan penurunan resistensi aliran. Selain meningkatkan aliran darah uterus
diperkirakan akibat peran dari hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dan
IGF-II.12
sel (hiperplasia) selama perkembangan embrio dan janin, diikuti oleh peningkatan
ukuran sel (hipertrofi) yang menjadi dominan setelah kehamilan 32 minggu. Fase
hiperplasia atau yang disebut sebagai fase inisial yang terjadi pada 16 minggu
pertama masa gestasi dan ditandai dengan peningkatan jumlah sel yang cepat.
Fase kedua dimulai pada minggu berikutnya hingga usia kehamilan 32 minggu
minggu massa janin bertambah akibat proses hipertrofi seluler yang lebih
dominan dan selama fase inilah sebagian besar lemak, otot, jaringan ikat dan
glikogen janin terakumulasi. Laju pertumbuhan janin yang sesuai selama tiga fase
tersebut ialah 5 gram/hari pada minggu ke-15 kehamilan, 15-20 gram/hari pada
Taksiran berat janin (TBJ) merupakan salah satu cara menafsir berat janin
ketika masih di dalam uterus. Taksiran berat janin berguna untuk memantau
masa persalinan dan nifas. Pengukuran TBJ dapat dilakukan secara manual
fundus uteri (TFU), yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis
sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus dan nilai
Keterangan:
dkk. disebutkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara taksiran berat janin
menggunakan rumus Johnson dan rumus Risanto dengan berat badan lahir.13
Tinggi fundus uteri normal akan meningkat sekitar 1 cm per minggu pada
minggu 14-32 minggu dan lingkar perut ibu akan meningkat 1 inci per minggu
normal. Penambahan berat badan ibu selama kehamilan juga dapat menjadi
selama kehamilan telah terbukti berkaitan dengan berat lahir bayi. Penelitian oleh
pertambahan berat badan maternal saat hamil akan meningkatkan berat badan
lahir sekitar 7,35 gram dan variasi kenaikan berat badan kehamilan dalam batas
tertentu mempengaruhi berat lahir sekitar 200 gram. Penambahan berat badan ibu
yang tidak adekuat dapat menimbulkan komplikasi pada janin. Berikut ialah
14
F. Patofisiologi
disebabkan oleh faktor maternal, fetal maupun faktor plasenta. Namun pada
sebagian besar kasus, IUGR terjadi akibat disfungsi plasenta. Istilah insufisiensi
oksigen dan nutrisi pada janin kurang optimal dan pertumbuhan janin dapat
aliran darah yang lebih diutamakan ke organ vital (otak, miokardium, dan kelenjar
adrenal) sedangkan organ lain seperti saluran gastrointestinal, kulit, dan lain-lain
adaptif ini mendistribusikan darah menjauh dari pembuluh darah perifer dan
sparing effect. Kondisi ini mendistribusikan aliran darah untuk mendukung otak,
jantung, dan adrenal, dengan mengorbankan usus, ginjal, organ hematologi, dan
pembuluh darah perifer. Secara khas janin dengan hipoksia yang berkepanjangan
dapat mengurangi berat janin secara keseluruhan, tetapi juga mengurangi dengan
ukuran yang asimetris, dimana ukuran kepala relatif normal dengan ukuran tubuh
yang lebih pendek dan kurus. Sementara redistribusi hemodinamik yang bertujuan
upaya untuk melindungi organ vital dari kerusakan akibat hipoksia memberi
dampak buruk pada perkembangan organ janin lainnya. Sebagai contoh adanya
darah janin ini terjadi sebagai akibat langsung dari hipoksia dan dapat terlihat
sebagai perubahan aliran arteri umbilikalis, uterina dan/atau aliran arteri serebri
Akibat adanya resistensi plasenta yang sangat tinggi terkait dengan kondisi
dengan adanya peningkatan serum BNP pada bayi dengan IUGR. Jika terdapat
insufisiensi plasenta, jantung janin juga harus beradaptasi terhadap suplai glukosa
yang berkurang dengan produksi ATP jantung dari glikolisis dan oksidasi laktat.
16
Meskipun demikian, konsumsi glukosa jantung tidak berubah pada IUGR karena
Gangguan apa pun yang menyebabkan gangguan produksi hormon tersebut juga
Growth Factor-I dan -II (IGF-I dan IGF-II) disebutkan memiliki peran yang besar
sintesis protein dan glikogen. Kedua IGF ini terdeteksi pada sirkulasi janin pada
dengan penurunan pertumbuhan janin. IGF-1 juga memiliki peran sentral dalam
dikaitkan dengan peningkatan risiko IUGR, meskipun nilai prediksi biomarker ini
efek nyata pada pertumbuhan janin. Glukokortikoid eksogen dapat diberikan pada
janin karena kelahiran prematur merupakan salah satu komplikasi umum dari
IUGR.12,17
berbeda. Janin yang mengalami IUGR onset dini (<32 minggu) menunjukkan
preeklamsia. Dengan demikian, risiko terjadinya hipoksia janin lebih tinggi dan
janin menunjukkan toleransi yang tinggi terhadap kadar oksigen yang rendah.
Risiko morbiditas dan mortalitas perinatal juga lebih tinggi. Pada IUGR onset
lambat (≥32 minggu), terdapat sedikit defisiensi pada plasenta yang menyebabkan
hipoksia ringan dan membutuhkan lebih sedikit adaptasi kardiovaskular oleh janin
kasus IUGR onset dini, janin tidak dapat mentolerir suplai oksigen yang rendah
ini untuk waktu yang lama. Tantangan utama pada kasus IUGR onset dini adalah
dari segi manajemen, sedangkan masalah yang terkait dengan IUGR onset lambat
adalah diagnosis dini, karena temuan Doppler arteri umbilikalis mungkin masih
G. Manifestasi Klinis
baik pada ibu maupun pada janin yang dikandung. IUGR biasanya akan
pertumbuhan yang menurun dengan taksiran berat janin (TBJ) <10 persentil atau
lebih rendah dari 90% bayi pada usia gestasi yang sama. Bayi yang lahir aterm
gambaran klinis malnutrisi seperti ukuran tubuh yang kecil berdasarkan kurva
sparring effect), ubun-ubun yang lebar, wajah seperti orang tua, abdomen yang
cekung (scaphoid abdomen), tali pusar yang tipis dan kadang terwarnai oleh
mekonium, massa otot skeletal dan jaringan lemak subkutan yang berkurang, kulit
yang kering, mudah terkelupas dan lipatan kulit kendur pada leher, aksila, skapula
dan selangkangan.4,18
19
akibat paparan obat intrauterin, maka dapat ditemukan gambaran klinis anomali
kongenital, wajah dismorfik dan juga gambaran infeksi virus kongenital, terutama
virus TORCH seperti mikrosefali, petekie, lesi kulit blueberry muffin, defek
katarak.18,19
tidak terpengaruh pada bayi IUGR, tetapi skor maturitas fisik tidak dapat dinilai
- Kulit pecah-pecah/terkelupas dan pola lipatan yang matang pada telapak kaki;
- Tulang rawan telinga yang kurang berkembang dan kuncup payudara yang
- Penampilan alat kelamin wanita yang belum matang, yang disebabkan oleh
H. Diagnosis
risiko, dan diikuti oleh USG untuk pertumbuhan janin. Setelah penetapan usia
gestasi yang akurat, identifikasi faktor risiko dengan memperoleh riwayat medis
sangat penting untuk mengidentifikasi IUGR. Sebuah riwayat medis rinci dapat
Diagnosis IUGR dibuat ketika estimasi berat janin <10 persentil untuk usia
fundus uteri (TFU) yang dilakukan secara rutin pada waktu pemeriksaan antenatal
21
sejak umur kehamilan 20 minggu sampai aterm. Taksiran berat janin yang
dihitung menggunakan tinggi fundus uteri kurang baik sensitivitas dan spesifisitas
dipertimbangkan dalam diagnosis banding ketika janin ditemukan kecil untuk usia
kehamilan. Penentuan TFU memiliki nilai terbatas dalam perawatan obstetri rutin,
tetapi tetap menjadi satu-satunya pemeriksaan fisik untuk skrining yang paling
janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Normalnya tinggi fundus uteri
dalam sentimeter pada usia gestasi 20-34 minggu akan sesuai dengan usia
janin dan volume cairan ketuban harus dipertimbangkan setelah 26 minggu jika
gestasi dalam minggu atau ada plateu pada pengukuran tinggi fundus uteri.2,3,5
janin dikategorikan suspek IUGR jika memiliki satu atau lebih tanda-tanda di
bawah ini:3
pertama kali pada kehamilan trimester I untuk konfirmasi usia gestasi dan
HPHT dengan USG >7 hari pada usia <13 minggu atau >10 hari pada usia 14-19
minggu, maka penghitungan usia gestasi mengikuti hasil pemeriksaan USG. Pada
bawaan dan patologi lain. Pemeriksaan USG diulang pada umur kehamilan 28-32
minggu untuk deteksi gangguan pertumbuhan dan ada tidaknya brain sparing
effect yaitu redistribusi aliran darah ke organ vital dengan cara mengurangi aliran
darah ke perifer dan plasenta. Pada wanita tanpa faktor risiko IUGR, pemeriksaan
profil biofisik, biometri janin, volume cairan ketuban, dan studi Doppler arteri
serial untuk mengukur pertumbuhan atau lingkar perut adalah prediktor terbaik
(BPD), lingkar kepala (HC), panjang tulang paha (FL), dan lingkar perut (AC),
berat janin (EFW) dilakukan paling sering menggunakan rumus kurva Hadlock.5
23
femur secara teknis paling mudah sedangkan diameter biparietal dan lingkar
kepala tergantung pada potongan gambar USG dan mungkin juga dipengaruhi
hasil yang lebih bervariasi namun memberikan hasil pemeriksaan paling sesuai
dengan IUGR karena jaringan lunak mendominasi dalam dimensi ini. Penentuan
berat badan janin pada janin dengan biometrik sama efektifnya baik dengan
mengukur dengan lingkar perut saja atau dalam kombinasi dengan ukuran kepala
(diameter biparietal atau lingkar kepala) dan/atau panjang tulang paha untuk
AC saja, Rasio HC/AC, rasio FL/AC, dan indeks ponderal (PI), yang dapat
digunakan untuk mengidentifikasi janin IUGR. Rasio HC/AC dan rasio FL/AC
plasenta.5
ditegakkan apabila estimasi berat janin atau estimated fetal weight (EFW) ≤10
persentil dan lingkaran perut ≤5 persentil atau panjang femur banding lingkar
perut (FL/AC) >24 atau biometri tidak berkembang setelah 2 minggu. Jika
ditemukan adanya estimasi berat janin atau lingkar perut <10 persentil, penyebab
yang mendasari terjadinya IUGR perlu digali lebih lanjut dengan pemeriksaan
USG yang lebih detail untuk meninjau anatomi janin, morfologi plasenta, dan
signifikan berhubungan dengan malformasi janin. Berat lahir <3 persentil terlihat
pada 37% dari kehamilan dengan oligohidramnion, pada 21% dengan volume
cairan amnion diambang batas, dan hanya pada 4% dengan volume normal.
Penelitian metaanalisis terbaru dari 15 studi yang melibatkan lebih dari 35.000
c. Doppler Velocimetry
lanjut janin dengan IUGR. Pada wanita dengan faktor risiko IUGR, pemeriksaan
karena IUGR dan penyakit plasenta. Pemeriksaan Doppler arteri umbilikalis dan
abnormal, pemeriksaan lebih lanjut dari sistem peredaran darah janin dengan
pemeriksaan Doppler dari arteri serebri media, duktus venosus, dan vena
pada IUGR akibat faktor plasenta dapat terdeteksi di pembuluh perifer seperti
terpusat ke otak, jantung, dan adrenal. Hal ini menyebabkan peningkatan aliran
ditandai dengan tidak adanya atau terbaliknya aliran akhir diastolik (end-diastolic
flow) yang terkait dengan kondisi IUGR. Kondisi tersebut yang berlangsung terus
janin. Perubahan lebih lanjut ditandai oleh adanya aliran balik arteri umbilikalis
serta aliran abnormal pada duktus venosus dan aliran keluar aorta dan paru janin.
Bentuk gelombang Doppler dari duktus venosus pada IUGR stadium lanjut dapat
atau terbalik) dapat memprediksi asidemia janin dan peningkatan risiko kematian
perinatal.8
membagi parameter diagnostik menjadi yang bersifat soliter dan kontributif untuk
menjadi salah satu penyebab terjadinya IUGR pada janin. Berdasarkan riwayat
dan penilaian berbasis risiko, pemeriksaan infeksi termasuk serologi untuk IgG
dan IgM ibu untuk CMV, toksoplasmosis, dan HSV dapat dipertimbangkan.
Imunitas terhadap rubella juga harus diuji jika tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium prenatal rutin. Pemeriksaan APS (IgG dan IgM ACA, antikoagulan
lupus, IgG dan IgM beta-2 mikroglobulin) dapat dilakukan sebagai acuan untuk
manajemen kehamilan saat ini dan di masa depan. Setelah diagnosis ditegakkan
dengan USG sebelum usia kehamilan 24 minggu dan penyebabnya IUGR tidak
pada plasenta.5,8
27
I. Penatalaksanaan
onset dini lebih sulit untuk ditangani daripada yang onset lambat. Pada kehamilan
yang dicurigai adanya kelainan pada janin maka diindikasikan untuk melakukan
konseling pasien dan tes diagnostik prenatal. Pedoman dari Royal College of
IUGR mulai dari pengawasan hingga metode persalinan. Jika dicurigai adanya
kehamilan dengan IUGR, penilaian lebih lanjut dapat membantu dalam penegakan
bukti plasenta kecil dan menebal atau morfologi abnormal dan Doppler arteri
uterina harus dipertimbangkan pada 19-23 minggu. Apabila kasus terjadi pada
area pedesaan, tenaga kesehatan perlu memutuskan apakah pasien harus segera
berdasarkan etiologi, maka harus ditentukan tipe IUGR apakah termasuk tipe
penggunaan rokok dan/atau narkotika, dan anjurkan istirahat dalam posisi miring.
Janin yang mengalami IUGR pada usia kehamilan >37 minggu biasanya akan
dilakukan terminasi kehamilan mengingat usia gestasi sudah memasuki usia aterm
dan janin diharapkan sudah siap untuk dapat hidup diluar rahim. Namun jika janin
28
masih berada diusia preterm maka intervensi yang diberikan tergantung dari
kondisi janinnya masing-masing. Jika janin dengan berat badan <500 g ± usia
sampai usia janin dapat hidup diluar kandungan. Jika janin memiliki berat badan
>500 g dan usia gestasi > 24 minggu dapat dilakukan pemeriksaan USG dasar
seperti menghitung estimasi berat janin, volume cairan amnion dan Doppler
persalinan aterm di usia gestasi 38-40 minggu jika tidak didapatkan adanya
masalah lain.5
fluid index (AFI) mulai menurun, serta tonus dan gerakan janin berkurang atau
tidak ada pada usia kehamilan <34 minggu maka pengawasan yang lebih intensif
dapat dilakukan. Wanita dengan usia gestasi antara 24-34 minggu kehamilan
ibu diindikasikan jika ada kemungkinan yang signifikan untuk melahirkan pada
usia kehamilan <34 minggu, karena adanya studi yang menunjukkan pengaruh
umbilikal. Jika ditemukan keadaan seperti ICA < 2,5 persentil dengan Doppler
abnormal maka pasien memerlukan pemanatauan ketat di rumah sakit. Jika pada
29
pasien ditemukan keadaan seperti anhidramnion (tidak ada kantung gestasi) pada
minggu tidak ada pertumbuhan janin dan paru janin sudah matang, dan pada
dan tenaga kesehatan terlatih yang terlibat termasuk dokter kandungan, dokter
anak atau neonatologis yang sesuai, dokter anestesi, dan akses untuk melakukan
venosus. Jika hasil pemeriksaan Doppler arteri umbilikalis, arteri serebri media
dan duktus venosus abnormal disertai pemeriksaan nonstress test (NST) maupun
ditemukan hasil pemeriksaan Doppler abnormal dengan profil biofisik dan NST
normal maka dapat dilanjutkan pemantauan intensif terhadap profil biofisik dan
Doppler umbilikal 2-3 kali per minggu. Persalinan segera dapat dilakukan jika
hasil profil biofisik atau Doppler umbilikal memburuk atau jika Doppler arteri
Jika terjadi plateau atau deselerasi pertumbuhan pada usia gestasi sudah
>34 minggu dan ditemukan hasil pemeriksaan cairan amnion, profil biofisik dan
Doppler yang normal maka dapat dilakukan pengawasan ketat setiap minggu dan
pemeriksaan cairan amnion yang abnormal (volume cairan amnion <5 cm atau
pelvik.5
J. Komplikasi
morbiditas perinatal. Pada berat janin kurang dari persentil ke-10 untuk usia
kehamilan, risiko kematian janin adalah sekitar 1,5% yang merupakan dua kali
lipat dari janin yang pertumbuhanya normal. Bayi yang lahir dengan IUGR
(late).19
kognitif, cerebral palsy, short stature pada masa anak- anak dan munculnya
penyakit pada masa dewasa seperti obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung
K. Pencegahan
faktor seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Langkah preventif
pemberian obat dan perbaikan nutrisi. Pencegahan untuk IUGR pada setiap ibu
plasenta.
dokter.
f. Olahraga teratur
Olahraga seperti senam hamil dapat membuat tubuh bugar, dan mampu
L. Prognosis
IUGR, umur kehamilan dan penyebab dari IUGR. Makin kecil persentil berat
tinggi badan dan berat badan bayi preterm yang IUGR lebih lambat dibandingkan
bayi preterm yang sesuai masa kehamilan dan tidak mengalami IUGR. Secara
umum, prognosis pada IUGR tipe asimetris lebih baik, sedangkan prognosis untuk
PENUTUP
maupun dari janin itu sendiri. Bayi-bayi yang dilahirkan dengan IUGR biasanya
tampak kurus, pucat, dan berkulit keriput. Diagnosis IUGR dapat ditegakkan
(TFU yang tidak sesuai dengan usia kehamilan), dan pemeriksaan penunjang.
Komplikasi tidak hanya terjadi pada saat neonatus dan bayi, namun hingga
screening terhadap IUGR memegang peranan penting. Diagnosis yang cepat dapat
risiko.
33
DAFTAR PUSTAKA
11. Murphy VE, Smith R, Giles WB, Clifton VL. Endocrine regulation of human
fetal growth: the role of the mother, placenta, and fetus. Endocrine Reviews.
2006; 27(2): 155
34
35
14. Fattah ANA, Pratiwi KN, Susilo SA. Indonesian local fetal-weight standard: a
better predictive ability for low Apgar score of small-for-gestational age
neonates. Med J Indones. 2016;25:230
15. Ludwig DS, Currie J. The relationship between pregnancy weight gain and
birth weight: a within family comparison. Lancet. 2011;376(9745):6-7
16. Monte S, Valenti O, Giorgio E, et al. Maternal weight gain during pregnancy
and neonatal birth weight: a review of the literature. J Prenatal Med.
2011;5(2): 28
17. Nardozza LMM, Caetano ACR, Zamarian ACP, et al. Fetal growth
restriction: current knowledge. Arch Gynecol Obstet. 2017: 5-8
20. Gordjin SJ, Beune IM, Thilaganathan B, et al. Consensus definition of fetal
growth restriction: a Delphi procedure. Ultrasound Obstet Gynecol. 2016;48:
338.