ENDOMETRIOSIS
Disusun oleh:
Aida Tazkiyyatun Nufus 30101206780
Fadhila Nurrahma 30101306938
Fatimatuzzahra 30101306942
Pembimbing:
dr. Yulice Soraya Nur Intan, Sp.OG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi pada perempuan usia reproduksi yang ditandai dengan gejala menoragia
manajemen penatalaksanaan.
secara komprehensif.
PEMBAHASAN
ENDOMETRIOSIS
2.1.Definisi
kelenjar dan stroma berada di luar cavum uteri, terutama di rongga pelvis dan
2.2.Lokasi Endometrosis
Berdasarkan urutan tersering endometrium ditemukan ditempat-tempat
sebagai berikut :
1) Ovarium;
3) Septum rektovaginal;
4) Kanalis inguinalis;
5) Apendiks;
6) Umbilikus;
8) Parut laparotomi;
adalah teori Sampson. Menurut teori ini, endometriosis terjadi karena darah haid
dibuktikan bahwa dalam darah haid didapati sel-sel endometrium yang masih
hidup. Sel – sel endometrium yang masih hidup ini kemudian dapat mengadakan
implatasi di pelvis.
rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom yang dapat mempertahankan
hidupnya di daerah pelvis. Rangsangan ini akan menyebabkan metaplasi dari sel-
2.4.Epidemiologi
25-29 tahun. Tetapi dapat juga terjadi pada wanita yang telah menopause yang
mendapatkan terapi hormonal. Penyakit ini juga dapat ditemukan pada seluruh
adanya implantasi atau penempatan sel endometrial karena adanya obstruksi aliran
adanya siklus menstruasi yang pendek, menstruasi berat dan durasi pengeluaran
dengan perubahan yang terjadi atas dasar perubahan hormonal, imunologi dan
hormon endogen estrogen bisa disebabkan menache yang terlalu dini, menopause
coelom menjadi jaringan endometrium namun teori ini belum didukung oleh hasil
c) Induction theory
endometrium. Namun teori ini baru didukung oleh penelitian terhadap kelinci.
resiko genetik antara ibu dan anak yang dapat mengalami endometriosis sekitar
7.2 persen.
lainnya.
pada implan endometriotik tapi tidak ada pada endometrium normal, meyakinkan
estradiol diketahui tidak bekerja pada jaringan endometrial karena defisiensi 17β
distimulasi oleh PGE2. Reaksi ini menyebabkan produksi lokal dari E2 yang
peningkatan sekresi sitokin seperti TNF alfa yang dapat menyebabkan implantasi
vaskularisasi dan perdarahan dalam sarang endometriosis pada waktu sebelum dan
semasa haid.
karena adanya endometriosis di kavum douglasi. Defekasi yang sukar dan sakit
terutama pada saat haid, disebabkan oleh karena adanya endometriosis pada
dinding rectosigmoid.
gejala kesulitan miksi dan hematuria pada waktu haid. Gangguan haid dan
siklusnya dapat juga terjadi jika fungsi ovarium terganggu akibat adanya
berat
Gambar 6. Stage Endometriosis Pada Pelvic
2.6. Diagnosis
a) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada endometriosis dimulai dengan melakukan inspeksi
atau tidaknya nodul endometriosis. Selain itu dapat ditemukan dengan menarik
serviks yang tertarik ke satu sisi akibat dorongan atau implan di cavum Douglas
b) Ultrasonografi (USG)
USG. MRI dapat digunakan untuk melihat kista, massa ekstraperitoneal, adanya
pada keadaan infeksi radang panggul, mioma dan trimester awal kehamilan.
e) Bedah laparoskopi
sedangkan lesi aktif yang sudah lama berwarna merah kehitaman.Lesi non aktif
berwarna coklat kehitaman sehingga juga diberi nama kista cokelat yang berisi
Patologi
Yang sering ditemukan adalah tumor massa di kiri-kanan pelvis yang melekat di
Dan jika dilihat secara mikroskopis, beberapa jenis lesi memiliki derajat
digambarkan dengan proliferasi kelenjar dan stroma fibrosa padat dan jaringan
otot polos.
Gambar 7. Histologic Endometriosis
progestin, GnRH agonis dan aromatase inhibitor adalah jenis obat-obatan yang
a) Penanganan medis
Pengobatan simtomatik
ibuprofen 400 mg 3 kali sehari atau asam mefenamat 500 mg 3 kali sehari.8
pemberian selama 6-12 bulan. Obat ini bekerja dengan cara menekan LH
dan FSH dan juga akan mengurangi aliran menstruasi, desidualisasi implant
Progestin
hari dan kemudian ditingkatkan sesuai dengan repson klinis dan pola
perdarahan.
Danazol
mg per hari, dimulai dengan memberikan 200 mg dua kali sehari selama 6
bulan.
Gestrinon
Diberikan dengan dosis 2,5-10 mg dua sampai tiga kali seminggu selama 6
bulan.
Aromatase inhibitor
estrogen.
Anti prostaglandin
b) Pembedahan
kekambuhan.
Pembedahan konservatif
jaringan ovarium yang sehat. Dapat dilakukan dengan cara laparotomi atau
laparoskopi.
Pembedahan radikal
memberikan estrogen.
Pembedahan simtomatik
dibandingkan LUNA
Peritoneal endometriosis
Ovarian endometriosis
Endometrioma ovarium dengan ukuran < 3 cm dapat di aspirasi, irigasi
dan di inspeksi dengan ovarian cystoscopy pada lesi intrakistik. Jika > 3
cm harus di aspirasi, diikuti oleh insisi dan membuang dinding kista dari
korteks ovarium.
2.9. Prognosis
diberikan bedah konservatif, angka kesembuhan 10-20% per tahun. Jarang terjadi
menjadi ganas. Penanganan endometriosis selain obat obatan juga sebaiknya pola
makan juga diperhatikan karena hal ini dapat membantu kesembuhan penderita.
ADENOMIOSIS
berdasarkan kedalaman lokasi lesi yaitu lesi terbatas pada lapisan basal, lapisan
berintensitas sinyal tinggi, dan melibatkan komponen di luar miometrium <⅓, <⅔
atau >⅔. Dan ketiga, adenomioma, massa miometrial berbatas tidak jelas dengan
junction. Sedangkan menurut Zaloudek & Norris, disebut adenomiosis jika jarak
antara batas bawah endometrium dengan daerah miometrium yang terkena + 2,5
sepertiga total ketebalan dinding uterus yang terkena. Sedangkan Ferenczy tetap
ketebalan miometrium.
endometrium pada pemeriksaan histologi menjadi ringan (1-3), sedang (4-9) &
berat (>10).
3.2. Epidemiologi
diagnostik yang dipakai . Diagnosis preoperatif sendiri masih kurang dari 10% .
Studi di Nepal oleh Shrestha et al. (2012) melaporkan insidens 23,4% pada 256
al. (1997) melaporkan insidens serupa sekitar 21,2% pada 707 wanita yang
insidens 54% hiperplasia JZ pada wanita subfertil dengan keluhan menoragi dan
dismenore. Bukti lain melaporkan kehamilan pada wanita infertil setelah diterapi
adenomiosis dengan agen GnRH agonis. Penelitian terbaru oleh Maubon et al.
(2010) melibatkan 152 pasien in vitro fertilisation (IVF) untuk menilai pengaruh
kegagalan implantasi pada IVF. Kegagalan implantasi terjadi pada 95,8% pasien
lain usia antara 40-50 tahun, multipara, riwayat hiperplasia endometrium, riwayat
abortus spontan, dan polimenore. Sedangkan usia menarke, usia saat partus
obesitas, menopause, panjang siklus dan lama haid, penggunaan kontrasepsi oral
adenomiosis. Secara khusus, hampir 90 persen kasus pada perempuan parous dan
hampir 80 persen berkembang pada wanita di usia empat puluhan dan lima
puluhan.
3.4. Histologi
Junctional zone (JZ) pada lapisan terdalam miometrium atau disebut juga
menunjukkan tiga lapisan berbeda pada uterus wanita usia produktif : (1) lapisan
dalam, mukosa endometrium, intensitas tinggi (2) lapisan intermediet, JZ (3) dan
lapisan serosa.
Penelitian terkini berhasil mengungkap sifat dan fungsi JZ. Zona tersebut bersifat
pada MRI akibat supresi aktivitas ovarium atau pemberian analog GnRH.
3.5. Patofisiologi
3.5.1 Anatomi
permukaan halus dan teratur, tekstur rahim melunak, dan kemerahan warna
Gambar 2.1 Adenomyosis. A. Gross bivalved uterine specimen. Note the spongy texture
(arrows) and stroma infiltrate deeply into the myometrium. (Courtesy of Dr. Raheela Ashfaq.)
miometrium.
masih harus dipelajari lebih lanjut. Perubahan proliferasi seperti aktivitas mitosis
saat menstruasi. Pada saat proses regenerasi, sel-sel epitel dari kelenjar basalis
berhubungan langsung dengan sel-sel stroma endometrium yang membentuk
sel-sel endometrium memiliki potensial invasif dimana potensial invasif ini bisa
Hal ini mungkin meskipun belum terbukti bahwa peningkatan ekspresi reseptor
kelenjar endometrium yang normal seperti halnya yang ditemukan pada trofoblas
baik reseptor estrogen dan progesteron pada lapisan basalis endometrium maupun
adenomiosis.
Reseptor estrogen merupakan syarat untuk pertumbuhan endometrium
dikonversi oleh aromatase menjadi Estrone. Sumber estrogen yang lain yaitu
Estrone, yang hanya terdapat dalam jaringan adenomiosis. Nantinya Estrone akan
dari lapisan fungsional saat menstruasi. Pada saat proses regenerasi, sel-sel epitel
miometrium.
Hal ini mungkin meskipun belum terbukti bahwa peningkatan ekspresi reseptor
kelenjar endometrium yang normal seperti halnya yang ditemukan pada trofoblas
baik reseptor estrogen dan progesteron pada lapisan basalis endometrium maupun
adenomiosis.
dikonversi oleh aromatase menjadi Estrone. Sumber estrogen yang lain yaitu
dependent.
hiperperistaltik ini dapat juga berasal dari endometrium itu sendiri. Adanya
ekspresi P450 aromatase selama fase luteal, dimana lapisan basalis endometrium
estrogen dalam darah saat haid lebih tinggi dibandingkan wanita normal.
konsumsi makanan, tetapi hal ini masih perlu didiskusikan lebih lanjut. Pada
penelitian dengan hewan coba, dioxin meningkatkan aktivitas peristaltik tuba dan
diaktifkan melalui reseptor estrogen. Faktor keturunan juga diteliti pada koloni
Diduga karena peranan P450 aromatase yang karena aktivasi P450 aromatase
uterus.
Gambar 2.4 skema patofisiologi endometriosis dan adenomiosis
yang pleimorfik merupakan rantai yang panjang sejak gangguan awal pada tingkat
anterior dan atau posterior, namun terutama di dinding posterior dan tidak pernah
3.6. Diagnosis
meskipun salah satu bentuk dapat diduga secara klinis. Dengan demikian,
pembesaran uterus yang difus seperti hamil dengan usia kehamilan 12 minggu
Diagnosis adenomiosis secara klinis sulit dan seringkali tidak akurat. Hal
ini disebabkan gejala adenomiosis yang tidak khas, dimana gejala tersebut juga
tinggi.
diagnosis diferensial adenomiosis dari keadaan lain yang mirip seperti leiomioma.
Gambaran karakteristik utama pada HSG berupa daerah yang sakit dengan
kontras intravasasi, meluas dari cavum uteri ke dalam miometrium. HSG memiliki
membesar berbentuk globuler, uterus normal tanpa adanya fibroid, daerah kistik
tidak tegas, stria linier miometrium dan kista miometrium. Bazot dkk melaporkan
sensitivitas 65%, spesifisitas 97,5% dan tingkat akurasi 86,6% dengan USG
& spesifik untuk adenomiosis adalah adanya kista miometrium. MRI merupakan
modalitas pencitraan yang paling akurat untuk evaluasi berbagai keadaan uterus.
Hal ini karena kemampuannya dalam diferensiasi jaringan lunak. MRI dapat
melihat anatomi internal uterus yang normal dan monitoring berbagai perubahan
fisiologis. Menurut Bazot dkk, kriteria MRI yang paling spesifik untuk
adenomiosis yaitu adanya daerah miometrium dengan intensitas yang tinggi dan
menunjukkan tingkat akurasi yang lebih tinggi pada MRI dibandingkan USG
tingkat akurasinya.
secara retrospektif dengan histerektomi. serum dari CA125 tumor marker telah
tingkat CA125 biasanya meningkat pada wanita dengan adenomiosis, mereka juga
dapat meningkat pada orang-orang dengan leiomioma, endometriosis, infeksi
Sonografi
(1) anterior atau posterior dinding miometrium tampak lebih tebal daripada yang
mewakili kelenjar cystic dalam pusat endometrium ektopik , dan (4) proyeksi
elips daripada bentuk globular, efek massa minimal pada jaringan sekitarnya,
itu, adanya penyakit bersamaan rahim lainnya seperti leiomioma atau kanker
3.7. GambaranKlinis
Sekitar sepertiga dari wanita dengan adenomiosis memiliki gejala.
luasnya invasi (Levgur, 2000; Nishida, 1991; Sammour, 2002). Biasanya terdapat
studi dimana telah ditegakkan diagnosis patologis adenomiosis yang dibuat dari
spesimen histerektomi, 35% penderitanya tidak memiliki gejala yang khas. Gejala
Gejala seperti ini juga umum terjadi pada kelainan ginekologis yang lain. Gejala
lain yang jarang terjadi yaitu dispareunia & nyeri pelvis yang kronis atau terus-
menerus.
1. Asimtomatis
adenomiosis
Perdarahan ireguler relatif jarang, hanya terjadi pada 10% wanita dengan
adenomiosis
4. Gejala penekanan pada vesica urinaria & usus dari uterus bulky (jarang)
pada kasus adenomiosis yang lebih dalam atau dengan perdarahan banyak yang
3.8. Penatalaksanaan
endometriosis.
a. Terapi Hormonal
memuaskan. Tidak ada bukti klinis yang menunjukkan adanya manfaat terapi
hormonal hanya mengurangi gejala dan efeknya akan hilang setelah pemberian
P450, suatu enzim yang mengkatalisis konversi androgen menjadi estrogen. Pada
pasien dengan adenomiosis dan endometriosis enzim ini diekpresikan secara
belebihan.
b. Terapi Operatif
adenomiosis. Indikasi operasi antara lain ukuran adenomioma lebih dari 8 cm,
gejala yang progresif seperti perdarahan yang semakin banyak dan infertilitas
lebih dari 1 tahun walaupun telah mendapat terapi hormonal konvensional. Suatu
teknik operasi baru telah dipublikasikan oleh Osada pada tahun 2011. Dengan
radikal dan dinding uterus direkonstruksi dengan teknik triple flap. Teknik ini
diklaim dapat mencegah ruptur uterus apabila pasien hamil. Dalam penelitian
tanpa penyulit selama kehamilan. Akan tetapi teknik ini belum diterima secara
dan transportasi embrio. Beberapa yang dapat mengganggu fertilitas pada kasus
hanya merusak oosit dan sperma tetapi juga telah terbukti memiliki
dari lesi ke rahim tidak diketahui. Banyak gen yang secara acak
bersama dengan 17 gen lain dalam jalur yang sama. Gen Wnt7a
bersama sangat penting untuk pertumbuhan uterus yang diinduksi oleh
estrogen pada tikus percobaan dengan cara merangsang sel epitel dan
penyakit.
tidak mengalami peningkatan pada fase mid luteal hal ini merupakan
dengan infertilitas.
antara adenomiosis dan infertilitas. Sudah lima belas tahun yang lalu,
ini adalah 34 tahun dan sekitar 70% dari mereka adalah nullipara.
penyakit ini dapat muncul bahkan pada wanita muda dan dikaitkan
oleh karena itu hal ini mungkin merupakan faktor yang berkontribusi.
sampai usia akhir 30-an atau awal 40-an dan, sebagai akibatnya, lebih
banyak wanita ditemukan memiliki adenomiosis di klinik fertilitas
ini adalah GnRH-A dan pada beberapa laporan kasus atau seri kecil
yang penting, yaitu: dengan adanya JZ yang lebih tebal dari 10mm,
peningkatan hasil IVF setelah terapi semacam ini. Selain itu, pra-
bermanfaat.
telah melakukan mutasi pada salah satu gen AbdB bernama Hoxa10
hewan itu berakhir dengan kematian semua embrio, dan aborsi terjadi
pada saat gen Hoxa10 harus diekspresikan (2,5 hingga 3,5 hari setelah
koitus). Hal ini membuktikan bahwa ekspresi yang tepat dari gen
adenomiosis [54].
Terkait Infertilitas
perkembangan embrio.
yang berlebihan. Pada saatnya, hal ini dapat merusak sel telur yang
diaktifkan atau oleh sel T, atau terkena nitrit oksida yang berlebihan,
berbeda dari reseptor estrogen alpha (ER-α) dan beta (ER-β) serta
kontrol). Pada para wanita ini juga terdapat kelainan pada reseptor
satu fungsi utama progesteron. Ekspresi yang berlebih dari ER-α pada
tersebut juga didapatkan lebih tinggi pada basalis, stroma, JZ, dan
terlibat.
atas, gen ini adalah bagian dari faktor transkripsi homeobox yang
penting untuk perkembangan embrio dan pertumbuhan endometrium
dewasa yang tepat selama siklus menstruasi dan pada wanita dengan
1. Schorge JO et al, Williams Gynecology, 1st ed. New York, McGraw Hill,
2008
2. Pernol ML. Benson and Pernol’s Handbook of Obstetrics and Gynecology 10th
1998; 4: 312-322.
786132.
Treatment 9th Ed. 2003. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
www.medscape.com.
12. Berek, JS. Berek& Novak's Gynecology 14th Ed. 2007. Pennsylvania :
17. Sarina Schrager, MD, MS; Julianne Falleroni, DO, MPH; and Jennifer
Wisconsin. 2013.
19. Shawki M.K Sharouda1, Emad Abdellatif Daoud , Abeer S.M Mohamed ,
20. Holoch KJ, Lessey BA. Endometriosis and infertility. Clinical obstetrics and
Epub 2004/11/16.
22. Oral E, Arici A, Olive DL, Huszar G. Peritonealfluid from women with
from magnetic resonance imaging,” Human Reproduction, vol. 20, no. 8, pp.
2309–2316,2005.
adenomyosis,” British Journal of Radiology, vol. 79, no. 940, pp. 303–307,
2006.
29. S. Kissler, S. Zangos, I. Wiegratz et al., “Utero-tubal sperm
the New York Academy of Sciences, vol. 1101, pp. 38–48, 2007.
2003.
analogues: a case report,” Obstetrics & Gynecology, vol. 78, no. 3, pp. 538–
539, 1991.
5S33, 2005.