Anda di halaman 1dari 15

KEHAMILAN DENGAN HIDROPS FETALIS

Oleh :
Riris Ristiana Fadhilah
16360348
Definisi
Hydrops → Akumulasi berlebihan dari cairan serosa dalam
tubuh
Hydrops Fetalis adalah janin yang edema, dimana ditemukan
efusi pada 2 lokasi atau lebih (pleura, perikardium, atau asites)
atau satu efusi dengan edema anasarka.
Hidrops Fetalis ini ditandai
oleh ketebalan kulit umumnya > 5 mm.
Hidrops Fetalis sering pula
dikenal sebagai edema fetus.
Epidemiologi
Insiden tepat hidrops fetalis sulit untuk dijelaskan,
karena banyak kasus tidak terdeteksi sebelum
kematian janin intrauterin dan beberapa kasus
mungkin berakhir secara spontan di dalam Rahim.
Perkiraan secara umum hidrops fetalis di Amerika
Serikat adalah sekitar 1 dalam 1400 kehamilan
Klasifikasi

Hidrops
Fetalis Imun
Hidrops
Fetalis Hidrops
Fetalis Non-
Imun
Hidrops Fetalis Imun
- Berasal dari penyakit hemolitik alloimuni (Rhesus Isoimmunization)

- Dikenal pula sebagai eritroblastosis fetalis atau penyakit hemolitik.

Patogenesis : HF imune terjadi ketika sel darah merah janin


mengekspresikan protein yang tidak terdapat didalam eritrosit ibu →
sensitisasi sitem imunologi ibu → antibodi IgG untuk melawan protein
asing tersebut
IgG melintasi plasenta dan menghancurkan eritrosit janin → anemia dan
gagal jantung pada janin.

HF imune biasa disertai dengan hematokrit janin < 15% (normal = 50%)
Hidrops Fetalis Non-Imun
Hidrops fetalis Non-imun terjadi ketika kondisi penyakit atau medis
mengganggu kemampuan tubuh untuk mengelola cairan. Etiologi utama
Hidrops fetalis Non-imun adalah kelainan jantung bawaan,
Beberapa penyebab hidrop fetalis non imun adalah sebagai berikut:
 Kelainan Jantung: defek septum atrial atau ventricular, hypoplasia

jantung kiri, unsufisiensi katup pulmonal, dilatasi jantung, tetralogi


fallot, penutupan dini foramen ovale.
 Kelainan pernafasan: herna diagframatika, malformasi adenomatosa

kistik, hypoplasia pulmonal, hemartoma pulmonal.


 Kelainan gastrointestinal: atresia jejuni, volvulus usus halus, malrotasi

usus halus, peritonitis mekonium.


 Kelainan urologi : stenosis atau atresia uretra, obstruksi leher kandung

kemih posterior, perforasi kandung kemih, prune belly, neurogenic


bladder, ureterokel.
 Sindrom malformasi: dwarfisme tanatoforik, artrogriposis multipleks
kongenital, osteogenesis imperfect, hipofosfatasia, akondroplasia,
higroma kistik.
 Kromosom: sindrom down (trisomi 21), sindrom turner, triploidi
 Lain lain : higroma kistik, limfedema kongenital, sindrom polisplenia,
neuroblastoma, talasemia, kista ovarium terpuntir, trauma janin,
anemia, sialidosis.
 Infeksi : cytomegalovirus, toksoplasmosis, sifilis, hepatitis, rubella,
parvovirus, penyakit chagas.
 Kehamilan kembar: sindrom transfuse antarkembar, sindrom kembar
parabiotik (akardiak).
Patofisiologi

Mekanisme patofisiologi hidrops dibagi terpisah menjadi 4 berdasarkan hukum Starling’s:

a. Peningktan tekanan hidrostatik vena sebagai hasil gagal jantung. Gagal jantung dapat

terjadi karena obstruksi atau pengalihan outflow , defisiensi aliran balik jantung,dan

insufisiensi kekuatan inotropik.

b. Penurunan tekanan osmotic plasma.

c. Obstruksi aliran limfatik.

d. Peningkatan permeabilitas kapiler.


Gejala Klinis
Gejala tergantung pada keparahan kondisi. Bentuk ringan dapat
menyebabkan :
a. Pembengkakan hati
b. Perubahan warna kulit (pucat)
c. Gangguan pernapasan
d. Memar atau memar keunguan seperti bintik-bintik pada kulit
e. Gagal jantung
f. Anemia berat
g. Ikterus berat
h. Pembengkakan tubuh
Diagnosis
Berdasarkan kecurigaan etiologi, pemeriksaan awal dapat berupa :

a. Indirect Coomb test untuk menilai alloimunisasi


b. Pemeriksaan sonografi janin dan plasenta secara spesifik meliputi
- Penilaian anatomi untuk melihat kelainan struktural
- MCA Doppler velocimetry untuk menilai anemia pada janin
- Ekokardiografi janin dengan evaluasi mode-M
c. Amniosentesis untuk menilai kariotipe janin dan parvovirus B19, CMV,
toxoplasmosis. Pemeriksaan kromosom diperlukan jika terdapat anomali pada
janin.
d. Jika terdapat perdarahan fetomaternal dan disangka anemia, perlu dilakukan
pemeriksaan Kleihauer-Betke.
e. Dipertimbangkan pula pemeriksaan α-thallasemia dan/atau kelainan
metabolisme.
Penatalaksanaan

Selama kehamilan, pengobatan dapat mencakup :

a. Terminasi kehamilan, kortikosteroid Prenatal harus diberikan jika terjadi pada hamil

preterm

b. Sectio sesaria dini jika kondisi janin dan ibu semakin memburuk

c. Transfusi darah ke bayi saat masih dalam kandungan (intrauterine transfusi darah

janin). Tingkat kelangsungan hidup untuk transfusi intrauterin adalah 89%, tingkat

komplikasi adalah 3%. Komplikasi termasuk pecahnya membran dan kelahiran

prematur, infeksi, gangguan janin merupakan indikasi dilakukan Sectio sesaria cito.
Selain itu, pengobatan untuk bayi yang baru lahir dapat meliputi:

a.Transfusi langsung sel darah merah (kompatibel dengan jenis darah bayi) dan transfusi tukar untuk

membersihkan tubuh bayi dari antibodi IgG yang merusak sel-sel darah merah

b.Jika janin terjadi efusi pleura maka ditangani dengan  thoracenteses janin dan efusi perikardial  dikelola dengan

pericardiocenteses tunggal atau serial atau manuver drainase berkelanjutan.

c.Obat-obatan untuk mengontrol gagal jantung dan membantu ginjal membuang cairan. Obat yang

digunakan diantaranya digitalis, furosemid, flecainide, verapamil, amiodaron, propanolol, prokainamid,

quinidine, adenosin, sotalol, terbutaline, kortikosteroid, dan imunoglobulin; berbagai kombinasi obat ini juga

telah digunakan.

d.Metode untuk membantu bayi bernapas, seperti mesin pernapasan,pasang sungkup O 2 4 liter/menit
Komplikasi

- Ibu
Komplikasi pada ibu adalah sindrom cermin ibu (maternal mirror syndrom).
Karena dianggap disebabkan oleh perubahan-perubahan vaskular pada plasenta
hidropik yang membengkak, disebut sindrom cermin karena ibu mengalami
preeklamsi disertai edema berat yang mirip dengan edema pada janin.

- Janin
Komplikasi Hidrops Fetalis pada janin dapat berupa Kernikterus.Kernikterus
adalah sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak terkonjugasi di
dalam sel-sel otak. Kernikterus ialah kerusakan otak akibat perlekatan bilirubin
indirek pada otak terutama pada korpus striatum, thalamus, nucleus subtalamus,
hipokampus dan nucleus pada dasar ventrikel IV
Prognosis
Secara keseluruhan, hasil akhir untuk hidrops fetalis dengan
penyebab apapun buruk, namun, semakin tua usia terbentuknya,
prognosisnya semakin baik.
Kesimpulan
 Hidrops fetalis adalah kondisi janin serius dengan menifestasi akumulasi abnormal cairan

dalam dua atau lebih kompartemen janin, termasuk ascites, efusi pleura, efusi perikardial, dan

edema kulit.

 Insiden tepat hidrops fetalis sulit untuk dijelaskan, karena banyak kasus tidak terdeteksi

sebelum kematian janin intrauterin dan beberapa kasus mungkin berakhir secara spontan di dalam

rahim. Hidrops fetalis merupakan penyakit yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut

mengenai penegakan diagnosis serta tatalaksananya, mengingat berbagai macam etiologinya.

Pemeriksaan lebih akurat dan lebih baik dibutuhkan untuk memastikan etiologi sehingga

memudahkan dalam penatalaksanaannya serta untuk kehamilan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai