Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT UMUM

SARILA HUSADA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM SARILA HUSADA
Jl. Veteran No. 41-43
SRAGEN

KEHAMILAN POSTERM
1. Pengertian Umur kehamilan yang mencapai ≥ 42 minggu atau ≥ 294 hari dihitung dari
hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegel. Rumus tersebut harus
dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG pada trimester pertama.
Postdate adalah umur kehamilan yang melewati 40 minggu
2. Anamnesis - Menanyakan dan memastikan hari pertama haid terakhir
- Menanyakan saat dan hasil USG pertamakali. Idealnya, USG yang
pertama kali dilakukan pada kehamilan trimester I dengan menentukan
CRL.
- Menanyakan keluhan saat ini, gerak anak, dan penurunan berat badan
dalam satu minggu terakhir
3. Pemeriksaan - Periksa tanda-tanda vital pasien
Fisik - Periksa denyut jantung janin
- Periksa Leopold I-IV
4. Kriteria - Umur kehamilan 42 minggu atau lebih. HPHT harus jelas dan
Diagnosis dikonfirmasi dengan USG trimester I (pengukuran CRL). HPHT yang
tidak jelas diperlakukan sebagai postdate.
- Pada USG dimana terdapat perbedaan lebih dari 5 hari antara perkiraan
dari HPHT dan USG trimester I maka yang dipakai adalah USG.
- Pada USG dimana terdapat perbedaan lebih dari 10 hari antara perkiraan
dari HPHT dan USG trimester II, maka yang dipakai adalah USG.
Catatan:
Jika umur kehamilan tidak diketahui dimana tidak ada data HPHT dan
USG trimester I dan II, tetapi dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
USG on site menunjukan kehamilan aterm maka dikelola sesuai kehamilan
posterm.
5. Diagnosis GxPxAxMx usia kehamilan ...... dengan Kehamilan Posterm
Kerja
6. Diagnosis - Hamil dengan IUGR
Banding - Janin besar
7. Pemeriksaan - USG
Penunjang - NST
8. Tata Laksana Tergantung indikasi obstetri
- Pervaginam melalui induksi persalinan
- SC
9. Edukasi Mobilisasi dini, ASI eksklusif, KB post partum
10. Prognosis Dubia ad bonam
11. Tingkat - Tentukan umur kehamilan (lebih awal) sebaiknya saat UK 10-14 minggu.
Evidens (Ia)
- Induksi persalinan saat umur kehamilan 41 minggu menurunkan mortalitas
perinatal tanpa meningkatkan luaran yang buruk. (Ia)
- Monitoring dengan melakukan pengukuran volume air ketuban, perkiraan
berat janin, dan pemeriksaan KTG 2 kali seminggu. (Ia)
- Induksi persalinan direkomendasikan untuk ibu hamil yang telah diketahui
secara pasti sudah mencapai kehamilan 40 minggu (>40 minggu + 7 hari).
(WHO recommendations, 2018 - low certainty evidence)
Catatan :
- Rekomendasi ini tidak dapat diterapkan pada usia kehamilan yang
tidak dapat diperkirakan dengan tepat.
- Induksi persalinan pada kehamilan posterm harus didiskusikan
dengan pasien, sehingga pasien mendapat kesempatan untuk bertanya
dan memahami keuntungan serta risiko yang mungkin terjadi
- Induksi persalinan tidak direkomendasikan pada ibu hamil tanpa
komplikasi persalinan yang usia kehamilannya <41 minggu. (WHO
recommendations, 2018 - low certainty evidence)
12. Tingkat - Tentukan umur kehamilan (lebih awal) sebaiknya saat UK 10-14 minggu.
Rekomendasi (A)
- Induksi persalinan saat umur kehamilan 41 minggu menurunkan mortalitas
perinatal tanpa meningkatkan luaran yang buruk. (A)
- Monitoring dengan melakukan pengukuran volume air ketuban, perkiraan
berat janin, dan pemeriksaan KTG 2 kali seminggu. (A)
- Induksi persalian direkomendasikan untuk ibu hamil yang telah diketahui
secara pasti sudah mencapai kehamilan 40 minggu (>40 minggu + 7 hari).
(WHO recommendations, 2018 - conditional recommendation)
Catatan :
- Rekomendasi ini tidak dapat diterapkan pada usia kehamilan yang
tidak dapat diperkirakan dengan tepat.
- Induksi persalinan pada kehamilan posterm harus didiskusikan
dengan pasien, sehingga pasien mendapat kesempatan untuk bertanya
dan memahami keuntungan serta risiko yang mungkin terjadi
- Induksi persalinan tidak direkomendasikan pada ibu hamil tanpa
komplikasi persalinan yang usia kehamilannya <41 minggu. (WHO
recommendations, 2018 - conditional recommendation)
13. Penelaah - dr. Rio Adriarsa, Sp.OG
Kritis - dr. Rachmawati Dewi, Sp.OG
- dr. Predty, Sp.OG
14. Indikator - Apgar score lebih dari tujuh (90%)
- Kontaminasi air ketuban ke paru (10%)
- Sepsis neonatotorum (5%).
15. Kepustakaan - WHO recommendation: induction of labour at or beyond term. Geneva:
World Health Organization;2018.
- Marino T, Norwitz E.R, Prolonged Pregnancy, in Queenan’s Management
of High Risk Pregnancy, an Evidence-Based Approach, sixth ed 2012.
- Karkata M.K, Kristanto H, Penatalaksanaan Kehamilan Lewat Waktu,
Panduan Penatalaksanaan Kasus Obstetri, Himpunana Kedokteran
Fetomaternal (HKFM), 2012.
- Balchin I, Steer P.J, Prolonged Pregnancy, in James D, High Risk
Pregnancy management option, Elsevier Saunders 2011.
- Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. Postterm Pregnancy. In :
Williams Obstetrics, 23rd edition 2010.
- Albert Reece, John C. Hobbins. Prolonged Pregnancy. In : Clinical
Obstetrics The Fetus & Mother, 3rd edition, 2007
- Norwitz ER, Robinson JN. Management of Postterm Pregnancy. In :
ACOG Practice Bulletin. Number 55, September 2004:639-45.

Sragen, 4 Januari 2019


Ketua Komite Medik Kepala Bagian Obgyn

dr. Rio Adriarsa, SpOG dr. Rio Adriarsa, SpOG

Direktur Rumah Sakit Umum Sarila Husada

drg. Evelina Yuliani, MPH, MH

Anda mungkin juga menyukai