Anda di halaman 1dari 2

Tubo Ovarial Abses

PANDUAN PRAKTIK No. Dokumen : No. REVISI : Halaman :


KLINIK 1/2
KSM : OBGIN

Ditetapkan,
TanggalTerbit : Direktur

Febuari 2017
RSUD Dr. MOEWARDI
dr.ENDANG AGUSTINAR, M.Kes
NIP.19570812 198502 2 001
1. Pengertian: Adalah abses berbatas tegas yang mengenai tuba dan ovarium.
Abses tubo – ovarial (TOA) merupakan salah satu bagian dan
(Definisi)
komplikasi dari Pelvic Inflammatory Disease (PID)
2. Anamnesis  Demam
 Vaginal discharge
 Nyeri perut bawah
 Dispareunia
 Vaginal bleeding
Faktor Resiko
 Usia reproduktif
 Penggunaan Kontrasepsi IUD
 Multi partner
 Infeksi Chlamydia
 Peningkatan C-Reactive Protein dan Ca – 125
 Riwayat PID sebelumnya
 Komplikasi post operatif
 Penderita HIV positif
1. Nyeri pada perabaan perut
3. Pemeriksaan Fisik
2. Nyeri adneksa pada palpasi bimanual
3. Teraba massa (pool bawah tumor) diserta dengan nyeri
4. Kriteria Diagnosis

Tuba Ovarial Abses


5. Diagnosis Kerja
1. Massa kistik ovarium
6. Diagnosis Banding
2. Hamil ektopik
3. Abses periapendikular
4. Hidrosalphing
1. Leukositosis
7. Pemeriksaan Penunjang
2. Leukositosis pada pemeriksaan mikroskopis cairan vagina
3. Peningkatan C-Reactive Proteins
4. Peningkatan laju endap darah
5. Pemeriksaan mikrobiologi : N. gonorrhoeae atau C.
Trachomatis
6. Sonografi : kompleks, penebalan dinding struktur adnexa
7. Laparoskopi
1. Antibiotik :
8. Terapi
- Pasien dengan hemodinamik stabil dan abses < 9 cm dapat
diberikan antibiotic saja. Pemilihan antibiotic untuk N.
gonnorhoeae, C. trachomatis dan anaerob
- Antibiotik :
Regimen I :
Injeksi Ceftriakson 2 gr single dose IM dan Doksisiklin 100
mg/12 jam P.O selama 14 hari dengan atau tanpa
Metronidazole 500 mg/12 jam P.O selama 14 hari
Regimen II :
Gentamisin dosis loading 2 mg/kgbb IV atau IM dengan
dosis maintenance 1.5 mg/kgbb/8 jam dan Klindamisin 450
mg/6 jam selama 14 hari
2. Intervensi pembedahan :
Kegagalan respon pemberian terapi 2ntibiotic adalah indikasi
untuk drainase atau intervensi pembedahan dengan pemberian
2ntibiotic spectrum luas sebelumya.
Divisi Ginekologi
9.Kompetensi

10. KOMPETENSI PPDS MERA KUNIN HIJAU BIRU


H G (LEVE (LEVEL 4)
(LEVEL (LEVEL L 3)
1) 2)
Administrati √ √ √ √
f
Asiste √ √ √
Operasi/
tindakan

Operator √ √
Operasi/tind
akan
Pendamping tindakan √ √
Operasi
11. Edukasi

12.Prognosis

13. Tingkat Evidens

14. Tingkat Rekomendasi

15. Penelaah Kritis Staff Uroginekologi


Tidak respon terhadap pemberian antibiotic  intervensi surgikal
16. Indikator Medis
1. Cunningham. Et all. 2010. Williams Obstetrics. 24 thedition.
17. Kepustakaan
The McGraw-Hill Companies.Inc
2. Wiesenfeld HC, Hiller SL, Meyn La, Amortegui AJ, Sweet RL.
Subclinical Pelvic Inflammatory Disease and Infertility. Obstet
Gynecol. 2012. Jul. 120 (1) : 37-43
3. (Guideline) Royal College of Obstetricians and Gynaecologist
(RCOG). Management of Acute pelvic inflammatory disease.
London (UK) : Royal College of Obstetrician and
Gynaecologist ; 2008.
Surakarta, April 2017
Ketua Komite Medik, Ketua KSM

Dr. dr. Untung Alfianto, Sp.BS Dr. dr. Supriyadi Hari Respati, Sp.OG (K)
NIP 195612231986111002 NIP 196103091986210001

Direktur RSUD Dr. Moewardi

Dr. Endang Agustinar, M.Kes


NIP 19570812198502001

Anda mungkin juga menyukai