Anda di halaman 1dari 31

MIOMA

UTERI
Oleh: Dwi Ngurah Bagus Oktavian (19710115)
Pembimbing: dr. Wasis Nupikso, Sp.OG (K)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kebidanan dan Kandungan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo
Faultas Kedokteran
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Overview

BAB I Pendahuluan BAB II Tinjauan Pustaka

BAB III Kesimpulan


Mioma uteri ? BAB I
PENDAHULUAN
Tumor pelvis yang terbanyak
pada organ reproduksi wanita

Terjadi pada 20-25% perempuan di usia reproduktif.


Jarang sekali ditemukan sebelum usia pubertas,
sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi

Hormon estrogen menjadi prekursor pertumbuhan


mioma

Seringkali asimtomatik
Anatomi
Uterus?

BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
SIKLUS
MENSTRUASI
DEFINISI
Tumor jinak yang struktur utamanya adalah
MIOMA UTERI otot polos rahim dan jaringan ikat yang
menyokongnya, sering juga disebut sebagai
fibromioma, leiomioma, fibroid.
EPIDEMIOLOGI
Mioma uteri terjadi pada 20-25% Insiden : 3-9 kali lebih banyak pada
perempuan usia reproduktif ras kulit berwarna dibandingkan ras
kulit putih
Paling banyak pada usia 35-45 Th.
5 dekade terakhir, ditemukan 50%
Post menopause hanya sekitar 10%
kasus terjadi pada ras kulit berwarna
mioma masih tumbuh
ETIOLOGINYA APA?

Belum diketahui secara pasti

Dipengaruhi oleh hormon


Quality
reproduksi, dan hanya
Service 24/7
bermanifestasi selama usia
reproduktif. Mioma tumbuh cepat
saat penderita hamil atau terpapar
estrogen dan mengecil atau
menghilang setelah menopause.
FAKTOR RISIKO

Hormon Riwayat
Usia penderita
endogen keluarga

Etnik Berat badan Diet

Kehamilan dan Kebiasaan


paritas merokok
PATOFISIOLOGI

Menurut teori onkogenik, patogenesa mioma uteri dibagi menjadi


2 faktor yaitu inisiator dan promotor. Faktor-faktor yang
menginisiasi pertumbuhan mioma masih belum diketahui pasti.
Mediator mioma uteri adalah estrogen, growth factor, insulin
growth factor-1 (IGF-1). Awal mula pembentukan tumor adalah
terjadinya mutasi somatik dari sel-sel miometrium.
Progesteron --> down-regulation apoptosis dari tumor.
Estrogen --> meningkatkan produksi matriks ekstraseluler.
KLASIFIKASI
MIOMA
UTERI
DEGENERASI
JINAK

Atrofi Hialin Kistik

Kalsifikasi Septik Kaneus

Miosarkoma :
Degenerasi
Miksomatosa 0.1-0.5% Px
ganas --> Mioma uteri
Gejala Klinis PERDARAHAN
ABNORMALUTERUS
GANGGUAN
BERKEMIH
Faktor-faktor yang NYERI KONSTIPASI ATAU
mempengaruhi timbulnya gejala SUMBATAN USUS
klinik meliputi besarnya mioma,
PROLAPS : INFERTILITAS DAN
lokalisasi mioma, dan KELUARNYA MIOMA ABORTUS
perubahan-perubahan pada MELALUI LEHER
mioma. Walaupun seringkali RAHIM DENGAN
asimtomatik, gejala yang GEJALA NYERI
mungkin ditimbulkan sangat HEBAT, LUKA, DAN
INFEKSI
bervariasi.
1. Kemungkinan abortus lebih besar
karena distorsi kavum uteri khususnya
pada mioma submukosum
2. Kelainan letak janin
3. Plasenta previa dan plasenta akreta
4. HPP akibat inersia maupun atonia uteri
akibat gangguan mekanik dalam fungsi
miometrium
5. Plasenta sukar lepas (retensio plasenta)
terutama pada mioma submukosa
dengan intramural
Pengaruh 6. Menganggu proses involusi uterus
Mioma Uteri dalam masa nifas
7. Jika letaknya dekat pada serviks, dapat
pada menghalangi kemajuan persalinan dan
menghalangi jalan lahir
Kehamilan 8. Persalinan prematur
1. Mioma membesar terutama pada bulan-
bulan pertama karena pengaruh
estrogen yang meningkat
2. Dapat terjadi degenerasi merah pada
waktu hamil maupun masa nifas, yang
kadang-kadang memerlukan
pembedahan segera guna mengangkat
sarang mioma. Namun, pengangkatan
sarang mioma demikian itu jarang
menyebabkan perdarahan
Pengaruh 3. Meskipun jarang, mioma yang
Kehamilan bertangkai dapat mengalami torsi
dengan gejala dan tanda sindrom akut
pada Mioma abdomen

Uteri
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING

mioma subserosa mioma submucosum


tumor ovariumyang solid, atau
inversio uteri
kehamilan uterus gravidus

mioma intramural
adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma
korporis uteriatau sarcoma uteri
TERAPI
TERAPI HARUS MEMPERHATIKAN USIA, PARITAS, KEHAMILAN, KONSERVASI FUNGSI
REPRODUKSI, KEADAAN UMUM, DAN GEJALA YANG DITIMBULKAN. BILA KONDISI
PASIEN SANGAT BURUK, LAKUKAN UPAYA PERBAIKAN YANG DIPERLUKAN
TERMASUK NUTRISI, SUPLEMENTASI ZAT ESENSIAL, ATAUPUN TRANSFUSI.

TERAPI KONSERVATIF Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.
Penanganan konservatif, bila
Pemberian zat besi.
mioma yang kecil pada pra
Obat-obatan simtomatik seperti anti nyeri dan anti inflamasi.
dan post menopause tanpa
Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3
gejala
menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali.
Terapi hormonal --> kontrasepsi oral dan preparat progesteron -->
mengurangi pendarahan tetapi tidak mengurangi ukuran mioma uteri
UKURAN TUMOR LEBIH PERTUMBUHAN
BESAR DARI UKURAN TUMORCEPAT.
UTERUS 12-14
TERAPI MINGGU.
OPERATIF MIOMA SUBSEROSA BILA DAPAT
BERTANGKAI DAN MENJADIPENYULIT
DILAKUKAN TORSI. PADA KEHAMILAN
PENANGANAN BERIKUTNYA.
OPERATIF, BILA:
HIPERMENOREA PENEKANAN PADA
PADA ORGAN SEKITARNYA.
MIOMASUBMUKOSA.
INDIKASI
OPERASI
Jenis operasiyang
dilakukan dapat berupa :
Miomektomi
Enukleasi mioma
Pengambilan mioma saja tanpa
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih
pengangkatan uterus. Apabila wanita sudah
menginginkan anak atau mempertahankan uterus
dilakukan miomektomi kemungkinan dapat
demi kelangsungan fertilitas.
hamil sekitar 30-50%.

Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan
anak lagi, dan pada penderita yang memiliki
leiomioma yang simptomatik atau yang
sudah bergejala
INDIKASI
MIOMEKTOMI
INDIKASI HISTEREKTOMI
HISTEREKTOMI
PENANGANAN
RADIOTERAPI

Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.
Bukan jenis submukosa.
Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.
Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.
Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI
PROGNOSIS

Histerektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif.


Miomektomi yang ekstensif dan secara signifikan melibatkan miometrium
atau menembus endometrium, maka diharuskan SC pada persalinan
berikutnya. Mioma yang kambuh kembali setelah miomektomi terjadi
pada 15-40% pasien dan 2/3-nya memerlukan tindakan lebih lanjut.
PENCEGAHAN
Pencegahan primordial Pencegahan primer
Dilakukan pada perempuan yang belum Pencegahan sebelum seseorang
menarche atau sebelum terdapat resiko menderita mioma. Upaya ini dapat
mioma uteri. Upaya dilakukan dengan dilakukan dengan penyuluhan mengenai
mengkonsumsi makanan yang tinggi faktor-faktor resiko mioma terutama
serat seperti sayuran dan buah pada wanita usia reproduktif

Pencegahan sekunder
Pencegahan tersier
Ditujukan untuk orang yang telah terkena
Dilakukan setelah penderita melakukan
mioma uteri, tindakan inibertujuan untuk
pengobatan, berupa rehabilitasi untuk
menghindari terjadinya komplikasi
meningkatkan kualitas hidup dan
dengan melakukandiagnosa dini dan
mencegah timbulnya komplikasi
pengobatan yang tepat
Mioma uteri adalah tumor jinak yang struktur
utamanya otot polos rahim dan jaringan ikat yang
menyokongnya. Mioma jarang sekali ditemukan
sebelum usia pubertas, sangat dipengaruhi oleh
hormon reproduksi, dan hanya bermanifestasi selama
usia reproduktif. Menurut teori onkogenik patogenesa
mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor yaitu inisiator dan
BAB III promotor. Mioma uteri dibagi 4 jenis antara lain
mioma submukosa, mioma intramural, mioma
KESIMPULAN subserosa, dan mioma intraligamenter. Gejala klinik
hanya terjadi pada 35-50% penderita mioma. Pilihan
pengobatan mioma tergantung umur pasien, paritas,
status kehamilan, keinginan untuk mendapatkan
keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta
ukuran lokasi serta jenis mioma uteri itu sendiri.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai