Anda di halaman 1dari 32

KEJANG DEMAM

Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An


Definisi
• Merupakan bangkitan kejang yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (diatas 38OC)
yang disebabkan oleh proses ekstrakranium
• Kejang demam terjadi pada 2-4% anak
berumur 6 bulan – 5 tahun.
• Anak yang pernah mengalami kejang tanpa
demam, kemudian kejang demam kembali
tidak termasuk dalam kejang demam
Definisi
• Kejang disertai demam pada bayi berumur
kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam
kejang demam.
• Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau
lebih dari 5 tahun mengalami kejang
didahului demam, pikirkan kemungkinan
lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang
kebetulan terjadi bersama demam.
Klasifikasi

1. Kejang demam sederhana (Simple


febrile seizure)
2. Kejang demam kompleks (Complex
febrile seizure)
3. Febrile status epilepticus
1. Kejang demam Sederhana

• Kejang demam yang berlangsung singkat,


kurang dari 15 menit, dan umumnya akan
berhenti sendiri.
• Kejang berbentuk umum tonik dan atau
klonik, tanpa gerakan fokal.
• Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.
• Kejang demam sederhana merupakan 80%
di antara seluruh kejang demam
2. Kejang demam Kompleks
• Bangkitan kejang berlangsung lama > 15
menit.
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau
kejang umum didahului kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24
jam.
Etiologi
• Semua jenis infeksi yang bersumber di luar
susunan saraf pusat yang menimbulkan
demam dapat menyebabkan kejang demam
• Penyakit yang paling sering menimbulkan
kejang demam adalah infeksi saluran
pernafasan atas, otitis media akut,
pneumonia, gastroenteritis akut, bronchitis,
dan infeksi saluran kemih
Patofisiologi
Infeksi virus/bakteri yang mengakibatkan
terjadinya inflamasi  hipertermi

Terjadi perubahan keseimbangan dari


membran sel neuron

Terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion


Natrium melalui membran
Mengakibatkan terjadinya lepas muatan
listrik

Dengan bantuan neurotransmiter, lepas


muatan listrik ini dapat meluas ke seluruh sel
maupun ke membran sel tetangganya

Secara bersama-sama melepaskan muatan


listriknya

Terjadilah kejang
• Tetapi pada kejang yang berlangsung lama
(lebih dari 15 menit) biasanya disertai
terjadinya apnea, meningkatnya kebutuhan
oksigen dan energi untuk kontraksi otot
skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia,
hiperkapnia, aktifitas otot meningkat 
menyebabkan metabolisme otak meningkat.
• Rangkaian kejadian merupakan faktor
penyebab terjadinya kerusakan neuron otak
selama berlangsungnya kejang lama.
Kejang dapat mengakibatkan hipotensi
arterial disertai denyut jantung yang tidak
teratur

Mengakibatkan terjadinya gangguan


peredaran darah  hipoksia

meninggikan permeabilitas kapiler  timbul


edema otak yang mengakibatkan kerusakan
sel neuron otak
Kerusakan pada daerah mesial lobus
temporalis setelah mendapat serangan kejang
yang berlangsung lama dapat menjadi matang
di kemudian hari

Serangan epilepsi yang spontan


Manifestasi klinik
• Umumnya kejang demam berlangsung
singkat.
• Serangan kejang dapat berupa klonik atau
tonik klonik bilateral.
• Seringkali kejang berhenti sendiri.
• Setelah kejang berhenti anak tidak memberi
reaksi apapun untuk sejenak, setelah
beberapa detik atau menit anak terbangun
dan sadar kembali tanpa defisit neurologis
Diagnosis

Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan laboratorium tidak
dikerjakan secara rutin pada kejang
demam, tetapi dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi penyebab
demam
Pemeriksaan lumbal pungsi
• Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan
untuk menegakkan atau menyingkirkan
kemungkinan meningitis.
• Pada bayi kecil seringkali sulit untuk
menegakkan atau menyingkirkan diagnosis
meningitis.
• Pungsi lumbal dianjurkan pada:
Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan
dilakukan.
Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan
Pencitraan
Foto X-ray kepala dan pencitraan seperti
computed tomography scan (CT-scan) atau
magnetic resonance imaging (MRI) jarang sekali
dikerjakan, tidak rutin dan hanya atas indikasi
seperti:
– Kelainan neurologik fokal yang menetap
(hemiparesis)
– Paresis nervus VI
– Papiledema
Prognosis
1. Kemungkinan mengalami kecacatan
atau kelainan neurologis
• Kejadian kecacatan sebagai komplikasi
kejang demam tidak pernah dilaporkan
• Perkembangan mental dan neurologis
umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal.
• Penelitian lain secara retrospektif
melaporkan kelainan neurologis pada
sebagian kecil kasus, dan kelainan ini
biasanya terjadi pada kasus dengan kejang
lama atau kejang berulang baik umum
atau fokal.
Prognosis
2. Kemungkinan berulangnya kejang
demam
• Kejang demam akan berulang kembali
pada sebagian kasus.
• Faktor risiko berulangnya kejang
demam adalah :
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Cepatnya kejang setelah demam
Prognosis
• Bila seluruh faktor di atas ada,
kemungkinan berulangnya kejang
demam adalah 80%.
• sedangkan bila tidak terdapat faktor
tersebut kemungkinan berulangnya
kejang demam hanya 10%-15%.
• Kemungkinan berulangnya kejang
demam paling besar pada tahun
pertama.
Prognosis
3. Faktor risiko terjadi epilepsi
• Faktor risiko lain adalah terjadinya
epilepsi di kemudian hari.
a. Kelainan neurologis atau perkembangan
yang jelas sebelum kejang demam
pertama.
b. Kejang demam kompleks
c. Riwayat epilepsi pada orang tua atau
saudara kandung
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan saat kejang
 Untuk menghentikan kejang adalah
diazepam yang diberikan secara intravena
dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan
 Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh
orang tua saat di rumah adalah diazepam
rektal 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal
5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat
badan lebih dari 10 kg.
Penatalaksanaan
 Bila setelah pemberian diazepam rektal
kejang belum berhenti, dapat diulang lagi
dengan cara dan dosis yang sama dengan
interval waktu 5 menit.
 Bila setelah 2 kali pemberian diazepam
rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke
rumah sakit dan diberikan diazepam
intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg.
Penatalaksanaan
 Bila kejang tetap belum berhenti diberikan
fenitoin secara intravena dengan dosis awal
10-20 mg/kg/kali
 Bila kejang berhenti dosis selanjutnya
adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam
setelah dosis awal.
 Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti
maka pasien harus dirawat di ruang rawat
intensif.
Penatalaksanaan
Pemberian obat pada saat demam
• Pemberian antipiretik Tidak ditemukan
bukti bahwa penggunaan antipiretik
mengurangi risiko terjadinya kejang
demam, namun para ahli di Indonesia
sepakat bahwa antipiretik tetap dapat
diberikan dengan dosis 10 –15 mg/kg/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5
kali.
Penatalaksanaan
• Pemberian Antikonvulsan Pemakaian
diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam
pada saat demam menurunkan risiko
berulangnya kejang pada 30%-60% kasus.
begitu pula dengan diazepam rektal dosis
0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5
0C
Pemberian obat rumatan
Indikasi pemberian obat rumat
• Kejang lama > 15 menit
• Adanya kelainan neurologis yang nyata
sebelum atau sesudah kejang, misalnya
hemiparesis, cerebral palsy, retardasi
mental, hidrosefalus.
• Kejang fokal
Pemberian obat rumatan
Jenis antikonvulsan untuk pengobatan rumat
• Pemberian obat fenobarbital atau asam
valproat setiap hari efektif dalam menurunkan
risiko berulangnya kejang
• Pengobatan rumat hanya diberikan terhadap
kasus selektif dan dalam jangka pendek
• Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat
menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan
belajar pada 40-50% kasus.
• Pengobatan diberikan selama 1 tahun bebas
kejang, kemudian dihentikan secara bertahap
selama 1-2 bulan.
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila
kembali kejang
• Tetap tenang dan tidak panik
• Kendorkan pakaian yang ketat terutama
disekitar leher
• Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang
dengan kepala miring. Bersihkan muntahan
atau lendir di mulut atau hidung.
• Ukur suhu, observasi dan catat lama dan
bentuk kejang.
• Tetap bersama pasien selama kejang
• Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan
bila kejang telah berhenti.
Masalah Keperawatan

1. Bersihan jalan napas tidak efektif


2. Risiko cidera
3. Risiko aspirasi
4. Cemas orang tua/keluarga
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • LP 9
    LP 9
    Dokumen40 halaman
    LP 9
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • LP 9
    LP 9
    Dokumen40 halaman
    LP 9
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • KONSEP DASAR Hipertensi 2
    KONSEP DASAR Hipertensi 2
    Dokumen11 halaman
    KONSEP DASAR Hipertensi 2
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • LP 9
    LP 9
    Dokumen40 halaman
    LP 9
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • LP 9
    LP 9
    Dokumen40 halaman
    LP 9
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • LP 9
    LP 9
    Dokumen40 halaman
    LP 9
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • LP 9
    LP 9
    Dokumen40 halaman
    LP 9
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • LP 9
    LP 9
    Dokumen40 halaman
    LP 9
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • KONSEP DASAR Hipertensi 2
    KONSEP DASAR Hipertensi 2
    Dokumen11 halaman
    KONSEP DASAR Hipertensi 2
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Spo Nyeri
    Spo Nyeri
    Dokumen5 halaman
    Spo Nyeri
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • KONSEP DASAR Hipertensi 2
    KONSEP DASAR Hipertensi 2
    Dokumen11 halaman
    KONSEP DASAR Hipertensi 2
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Manifestasi Klinis
    Manifestasi Klinis
    Dokumen1 halaman
    Manifestasi Klinis
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Alur Kredensial Keperawatan...
    Alur Kredensial Keperawatan...
    Dokumen1 halaman
    Alur Kredensial Keperawatan...
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Etiologi
    Etiologi
    Dokumen1 halaman
    Etiologi
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Panduan Tahap Terminal
    Panduan Tahap Terminal
    Dokumen6 halaman
    Panduan Tahap Terminal
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Penunjang
    Pemeriksaan Penunjang
    Dokumen1 halaman
    Pemeriksaan Penunjang
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • A. Pengertian
    A. Pengertian
    Dokumen1 halaman
    A. Pengertian
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Kejang 1
    Kejang 1
    Dokumen11 halaman
    Kejang 1
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Kejang 1
    Kejang 1
    Dokumen11 halaman
    Kejang 1
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Pathofisiologi
    Pathofisiologi
    Dokumen1 halaman
    Pathofisiologi
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Penunjang
    Pemeriksaan Penunjang
    Dokumen1 halaman
    Pemeriksaan Penunjang
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Etiologi
    Etiologi
    Dokumen1 halaman
    Etiologi
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Penanganan Diare Pada Anak
    Penanganan Diare Pada Anak
    Dokumen14 halaman
    Penanganan Diare Pada Anak
    yenny
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Henni 1
    Laporan Pendahuluan Henni 1
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan Henni 1
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Henni
    Laporan Pendahuluan Henni
    Dokumen7 halaman
    Laporan Pendahuluan Henni
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Early Warning System Rahma
    Early Warning System Rahma
    Dokumen37 halaman
    Early Warning System Rahma
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Henni 1
    Laporan Pendahuluan Henni 1
    Dokumen11 halaman
    Laporan Pendahuluan Henni 1
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • SK Mekanisme Perpanjangan STR
    SK Mekanisme Perpanjangan STR
    Dokumen17 halaman
    SK Mekanisme Perpanjangan STR
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat
  • Surat Elegibilitas Peserta: RSU An-Ni27 Mah
    Surat Elegibilitas Peserta: RSU An-Ni27 Mah
    Dokumen1 halaman
    Surat Elegibilitas Peserta: RSU An-Ni27 Mah
    putri wilujeng lestari
    Belum ada peringkat