Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Bronkhitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya menunjukkan adanya
suatu peradangan. “Bisa disimpulkan bronkitis merupakan suatu gejala penyakit pernapasan.”
Sebetulnya ada dua pengertian bronkitis. Pertama, berdasarkan radiologi/ahli rontgen,
bronkhitis merupakan gambaran foto paru-paru dengan kelainan pada saluran napas. Pada
gambaran tersebut cirinya akan tampak “sangat ramai” dan jelas. Berbeda bila dalam keadaan
normal, gambaran saluran napas tak begitu jelas terlihat karena berisi udara. “Tapi pada kasus
bronkhitis akan muncul gambaran sebagian saluran napasnya tersumbat lendir atau ada
peradangan.”
Kedua, menurut medis/dokter, bronkhitis merupakan kelainan pada saluran napas
yang ditandai dengan adanya bunyi napas penuh lendir, seperti bunyi ‘grok-grok’, bisa
terdengar di bagian dada maupun punggung.
Bronkhitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terdapat pada orang dewasa.
Pada anak, bronchitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun ia
dapat juga merupakan penyakit tersendiri.
Secara harfiah bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditanda oleh adanya inflamasi
bronkus. Secara klinis pada ahli mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan
respiratorik dengan batuk merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa
bronkitis bukan penyakit yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi
bronkitis ikut memegang peran.( Ngastiyah, 1997 )
Bronkhitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri,
tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan
dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis, Laringotrakeobronkitis,
Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 1994)
Kesimpangsiuran definisi bronkitis pada anak bertambah karena kurangnya konsesus
mengenai hal ini. Tetapi keadaan ini sukar dielakkan karena data hasil penyelidikan tentang
hal ini masih sangat kurang.
B. KLASIFIKASI
Bronkhitis dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Bronkhitis Akut
Bronkhitis akut pada bayi dan anak biasanya bersama juga dengan trakheitis, merupakan
penyakit infeksi saluran nafas akut (ISNA) bawah yang sering dijumpai. Penyebab utama
penyakit ini adalah virus. Batuk merupakan gejala yang menonjol dank arena batuk
berhubungan dengan ISNA atas. Berarti bahwa peradangan tersebut meliputi laring,
trachea dan bronkus. Gangguan ini sering juga disebut laringotrakeobronkhitis akut atau
croup dan sering mengenai anak sampai umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor,
dan nafas berbunyi.
2. Bronkhitis Kronis atau Batuk Berulang
Belum ada persesuaian pendapat mengenai bronchitis kronik, yang ada ialah mengenai
batuk kronik dan atau berulang yang di singkat (BKB). BKB ialah keadaan klinis yang
disebabkan oleh berbagai penyebab dengan gejala batuk yang berlangsung sekurang-
kurangnya 2 minggu berturut-turut dan atau berulang paling sedikit 3 kali dalam 3 bulan,
dengan atau tanpa disertai gejala respiratorik dan non respiratorik lainnya. Dengan
memakai batasan ini secara klinis jelas bahwa bronchitis kronik pada anak adalah batuk
kronik dan atau berulang (BKB) yang telah disingkirkan penyebab-penyebab BKB itu
misalnya asma atau infeksi kronik saluran napas dan sebagainya.
Walaupun belum ada keseragaman mengenai patologi dan patofisiologi bronchitis kronik,
tetapi kesimpulan akibat jangka panjang umumnya sama. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa bayi sampai anak umur 5 tahun yang menderita bronchitis kronik akan mempunyai
resiko lebih besar untuk menderita gangguan pada saluran napas kronik setelah umur 20
tahun, terutama jika pasien tersebut merokok akan mempercepat menurunnya fungsi paru.

C. ETIOLOGI
Penyebab bronchitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada
kenyataannya kasus-kasus bronchitis dapat timbul secara congenital maupun didapat.
1. Kelainan kongenital
Dalam hal ini bronchitis terjadi sejak dalam kandungan. Factor genetic atau factor
pertumbuhan dan factor perkembangan fetus memegang peran penting. Bronchitis yang
timbul congenital ini mempunyai ciri sebagai berikut :
a. Bronchitis mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru.
b. Bronchitis konginetal sering menyertai penyakit-penyakit konginetal lainya,
misalnya : mucoviscidosis ( cystic pulmonary fibrosis ), sindrom kartagener (
bronkiektasis konginetal, sinusitis paranasal dan situs inversus ), hipo atau
agamaglobalinemia, bronkiektasis pada anak kembar satu telur ( anak yg satu
dengan bronkiektasis, ternyata saudara kembarnya juga menderita bronkiektasis),
bronkiektasis sering bersamaan dengan kelainan congenital berikut : tidak adanya
tulang rawan bronkus, penyakit jantung bawaan, kifoskoliasis konginetal.
2. Kelainan didapat
Kelaianan didapat merupakan akibat proses berikut :
a. Infeksi
Bronchitis sering terjadi sesudah seseorang menderita pneumonia yang sering
kambuh dan berlangsung lama, pneumonia ini merupakan komplikasi pertusis
maupun influenza yang diderita semasa anak, tuberculosis paru dan sebagainya.
b. Obstruksi bronkus
Obstruksi bronkus yang dimaksud disini dapat disebabkan oleh berbagai macam
sebab : korpus alineum, karsinoma bronkus atau tekanan dari luar terhadap bronkus
Penyebab utama penyakit Bronkhitis Akut adalah adalah virus. Sebagai contoh
Rhinovirus, Respiratory Sincytial Virus (RSV), Infulenza Virus, Para-influenza
Virus, Adenovirus dan Coxsakie Virus. Bronkitis Akut sering terjadi pada anak yang
menderita Morbilli, Pertusis dan infeksi Mycoplasma Pneumonia. Belum ada bukti
yang meyakinkan bahwa bakteri lain merupakan penyebab primer Bronkitis Akut
pada anak. Infeksi sekunder oleh bakteri dapat terjadi, namun ini jarang di
lingkungan sosio-ekonomi yang baik.
Faktor predisposisi terjadinya bronchitis akut adalah alergi, perubahan cuaca, polusi udara,
dan infeksi saluran napas atas kronik, memudahkan terjadinya bronchitis.
Sedangkan pada Bronkitis Kronik dan Batuk Berulang adalah sebagai berikut :
1. Spesifik
a. Asma
b. Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya sinobronkitis).
c. Infeksi, misalnya bertambahnya kontak dengan virus, infeksi mycoplasma, hlamydia,
pertusis, tuberkulosis, fungi/jamur.
d. Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
e. Sindrom aspirasi.
f. Penekanan pada saluran napas
g. Benda asing
h. Kelainan jantung bawaan
i. Kelainan sillia primer
j. Defisiensi imunologis
k. Kekurangan anfa-1-antitripsin
l. Fibrosis kistik
m. Psikis
2. Non-spesifik
a. Asap rokok
b. Polusi udara
D. TANDA DAN GEJALA
Biasanya penyakit dimulai dengan tanda-tanda infeksi saluran napas akut (ISNA) atas
yang disebabkan oleh virus. Batuk mula-mula kering, setelah 2 atau 3 hari batuk mulai
berdahak dan menimbulkan suara lender. Pada anak dahak yang mukoid (kental) susah
ditemukan karena sering ditelan. Mungkin dahak berwarna kuning dan kental tetapi tidak
selalu berarti telah terjadi infeksi bakteri sekunder. Anak besar sering mengeluh rasa sakit
retrosternal dan pada anak kecil dapat terjadi sesak napas.
Pada beberapa hari pertama tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan dada tetapi
kemudian dapat timbul ronchi basah kasar dan suara napas kasar. Batuk biasanya akan
menghilang setelah 2-3 minggu. Bila setelah 2 minggu batuk masih tetap ada, mungkin telah
terjadi kolaps paru segmental atau terjadi infeksi paru sekunder.
Mengi (wheezing) mungkin saja terdapat pada pasien bronchitis. Mengi dapat murni
merupakan tanda bronchitis akut, tetapi juga kemungkinan merupakan manifestasi asma pada
anak tersebut, lebih-lebih bila keadaan ini sudah terjadi berulang kali.
Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada yaitu:
1. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah
2. Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak
3. Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis
4. Pada paru didapatkan suara napas yang kasar
Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk yang lama,
yaitu:
1. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan klien kurang istirahat
2. Daya tahan tubuh klien yang menurun
3. Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik
4. Kesenangan anak untuk bermain terganggu
5. Konsentrasi belajar anak menurun
Gejala awal Bronkhitis, antara lain :
1. Batuk membandel
Batuk kambuhan, berdahak-tidak, berat-tidak. Kendati ringan harus tetap diwaspadai
karena bila keadaan batuk terus menerus bisa menghebat dan berlendir sampai sesak
napas.
2. Sulit disembuhkan
Bisa sering atau tidak tapi sulit disembuhkan. Dalam sebulan batuk pileknya lebih dari
seminggu dan baru sembuh dua minggu, lalu berulang lagi.
3. Terjadi kapan saja
Batuknya bisa muncul malam hari, baru tidur sebentar batuknya ‘grok-grok’ bahkan
sampai muntah. Bisa juga batuk baru timbul menjelang pagi. “Atau habis lari-lari, ia
kemudian batuk-batuk sampai muntah.

E. PATOFISIOLOGI
Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel
silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi saluran pernapasan -
Bronkitis - Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir - Pilek 3 – 4 hari - Batuk (mula-
mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer - Hilang - Batuk - Keluar -
Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal - Sesak napas - Jika tidak hilang
setelah tiga minggu - Kolaps paru segmental atau infeksi paru sekunder (pertahanan utama)
(Sumber : dr.Rusepno Hasan, Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, 1981)
Apabila bronchitis kongenital patogenesisnya tidak diketahui diduga erat hubungannya
dengan genetic serta factor pertumbuhan dan perkembangan fetus dalam kandungan. Pada
bronchitis yang didapat patogenesisnya diduga melelui beberapa mekanisme : factor
obstruksi bronkus, factor infeksi pada bronkus atau paru-paru, fibrosis paru, dan factor
intrinsik dalam bronkus atau paru.
Patogenesis pada kebanyakan bronchitis yang didapat melalui dua mekanisme dasar:
1. Infeksi bacterial pada bronkus atau paru, kemudian timbul bronchitis. Infeksi pada
bronkus atau paru akan diikuti proses destruksi dinding bronkus daerah infeksi dan
kemudian timbul bronchitis.
2. Obstruksi bronkus akan diikuti terbentuknya bronchitis, pada bagian distal obstruksi
dan terjadi infeksi juga destruksi bronkus.
Bronchitis merupakan penyakit paru yang mengenai paru dan sifatnya kronik. Keluhan-
keluhan yang timbul juga berlangsung kronik dan menetap . keluhan-keluhan yang timbul
erat dengan : luas atau banyaknya bronkus yang terkena, tingkatan beratnya penyakit, lokasi
bronkus yang terkena, ada atau tidaknya komplikasi lanjut.. keluhan-keluhan yang timbul
umumnya sebagai akibat adanya beberapa hal : adanya kerusakan dinding bronkus, akibat
komplikasi, adanya kerusakan fungsi bronkus.
Mengenai infeksi dan hubungannya dengan patogenesis bronchitis, data dijelaskan
sebagai berikut ;
1. Infeksi pertama ( primer )
Kecuali pada bentuk bronchitis kongenital. Masih menjadi pertanyaan apakah infeksi
yang mendahului terjadinya bronchitis tersebut disebabkan oleh bakteri atau virus.
Infeksi yang mendahului bronchitis adalah infeksi bacterial yaitu mikroorgansme
penyebab pneumonia. Dikatakan bahwa hanya infeksi bakteri saja yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding bronkus sehingga terjadi bronchitis, sedangkan
infeksi virus tidak dapat ( misalnya adenovirus tipe 21, virus influenza, campak, dan
sebagainnya ).
2. Infeksi sekunder
Tiap pasien bronchitis tidak selalu disertai infeksi sekunder pada lesi, apabila sputum
pasien yang semula berwarna putih jernih kemudian berubah warnanya menjadi kuning
atau kehijauan atau berbau busuk berarti telah terjadi infeksi sekunder oleh kuman
anaerob misalnya : fusifomis fusiformis, treponema vincenti, anaerobic streptococci.
Kuman yang erring ditemukan dan menginfeksi bronkus misalnya : streptococcus
pneumonie, haemophilus influenza, klebsiella ozaena.
F. PATHWAY

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia
2. Laboratorium : Leukosit > 17.500.
H. PENATALAKSANAAN
1. Tindakan Perawatan
a. Pada tindakan perawatan yang penting ialah mengontrol batuk dan mengeluarakan
lender/secret.
b. Sering mengubah posisi.
c. Banyak minum.
d. Inhalasi.
e. Nebulizer
f. Untuk mempertahankan daya tahan tubuh, setelah anak muntah dan tenang perlu
diberikan minum susu atau makanan lain.
2. Tindakan Medis
a. Jangan beri obat antihistamin berlebih
b. Beri antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakterial
c. Dapat diberi efedrin 0,5 – 1 mg/KgBB tiga kali sehari
d. Chloral hidrat 30 mg/Kg BB sebagai sedative

Anda mungkin juga menyukai