Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


101-IRNA/SPO/ 0 1/5
RSU AN-
RSAN/
NI’MAH
05/V/2021
Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR PLT. RSU An Ni’mah
PROSEDUR
OPERASIONA
L dr. Ratna Widarastuti, M.MR
Mei 2021
NIK. 197520130519

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang


muncul akibat kerusakan jaringan actual atau yang digambarkan sebagai
PENGERTIAN kerusakan (International Association for the Study if Pain), awitan yang
tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau diprediksi.
Sebagai acuan untuk meringankan atau mengurangi nyeri pada pasien dan
TUJUAN
memberikan rasa nyaman terhadap pasien.
Surat Keputusan Direktur RSU An Ni’mah Nomor. 101-

KEBIJAKAN IRNA/SPO/RSAN/
05/V/2021 tentang Kebijakan Manajemen Nyeri.

PROSEDUR Manajemen nyeri meliputi:


1. Asesmen nyeri.
2. Penanganan nyeri.
3. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
Skrining dilakukan dengan cara :
1. Anamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang.
b. Pengkajian dilakukan berdasarkan P, Q, R, S, T yaitu:
P (Provokes/Point ): Faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri.
Q (Quality): Bagaimana rasa nyerinya.
R (Radiation/Relief): Melacak daerah nyeri dari titik yang paling
nyeri.
S (Severity): Keparahan atau intensitas nyeri.

PENGELOLAAN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


101-IRNA/SPO/ 00 2/5
RSU AN-
RSAN/
NI’MAH
05/V/2021
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSU An-Ni’mah
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
L
Mei 2021 dr. Ratna Widarastuti
NIK 2005.06.01.027
PROSEDUR T (Time/On set): Waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.
c. Riwayat pembedahan/penyakit dahulu.
d. Riwayat psiko-sosial
1) Riwayat pola hidup dan aktifitas pasien sehari-hari.
2) Masalah psikiatri (misalnya depresi, cemas, ide ingin bunuh
diri).
e. Obat-obatan dan riwayat alergi.
f. Riwayat keluarga
Evaluasi riwayat medis keluarga terutama penyakit genetik.
g. Asesmen sistem organ yang komprehensif, evaluasi gejala
kardiovaskular, pulmoner, gastrointestinal, neurologi, reumatologi,
genitourinaria, endokrin dan muskuloskeletal, psikiatri dan
penyakit penyerta yang lain.
2. Assesment Nyeri
Asesmen nyeri dapat dilakukan menggunakan 2 (dua) cara yaitu :
a. Numeric Rating Scale digunakan untuk pasien dewasa dan anak
yang usianya lebih 8 tahun.
Instruksi: pasien ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
PENGELOLAAN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


101-IRNA/SPO/ 00 3/5
RSU AN-
RSAN/
NI’MAH
05/V/2021
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSU An-Ni’mah
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
L
Mei 2021 dr. Ratna Widarastuti
NIK 2005.06.01.027
PROSEDUR Keterangan:
0 : Tidak nyeri
4-6 : Nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari).
4-6 : Nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari).
6-10 : Nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari).

b. Wong Baker Faces Pain Scale digunakan untuk pasien (dewasa dan
anak lebih 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka.
Instruksi: petugas menyesuaikan/memilih gambar mana yang paling
sesuai dengan keadaan pasien.

Keterangan:
0 : Ekspresi rilek, tidak merasa nyeri sama sekali.
2 : Sedikit nyeri.
4 : Cukup nyeri.
6 : Lumayan nyeri.
8 : Sangat nyeri.
10 : Amat sangat nyeri (tak tertahankan).

PENGELOLAAN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


101-IRNA/SPO/ 00 4/5
RSU AN-
RSAN/
NI’MAH
05/V/2021
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSU An-Ni’mah
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
L
Mei 2021 dr. Ratna Widarastuti
NIK 2005.06.01.027
PROSEDUR Keterangan gambar wong baker:
1. Dikatakan nyeri ringan (skala nyeri 1-3) apabila: hasil pengkajian
menunjukkan gambar 2 dan 4.
2. Dikatakan nyeri Sedang (skala nyeri 4-6) apabila: hasil pengkajian
menunjukkan gambar 6.
3. Dikatakan nyeri Berat (skala nyeri 7-10) apabila: hasil pengkajian
menunjukkan gambar 8 dan 10.
Pengelolaan Nyeri :
1. Pasien yang mengalami nyeri derajat ringan (skala 1-3) dilakukan
edukasi untuk relaksasi dan distraksi, apabila nyeri belum berkurang
dapat diberikan anti nyeri golongan NSAID.
2. Pasien yang mengalami nyeri derajat sedang (skala 4-6) dapat
diberikan terapi NSAID/opioid dosis ringan.
3. Pasien yang mengalami nyeri derajat berat (skala 7- 10) dapat
diberikan terapi jenis opioid.
4. Apabila dengan pemberian terapi farmakologi jenis opioid keluhan
nyeri belum teratasi maka DPJP dapat berkolaborasi dengan spesialis
anestesi.
Asesmen ulang nyeri dilakukan pada :
1. Semua pasien dirawat inap dilakukan Re-asesmen terhadap nyeri tiap 4
jam.
2. 15-30 menit setelah dilakukan tindakan keperawatan
distraksi/relaksasi.
3. 1 jam setelah pasien mendapatkan therapi analgetik oral dan injeksi
analgetik.
4. 5 menit setelah pemberian nitrat dan obat intra vena pada pasien nyeri
jantung/cardiac.

PENGELOLAAN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


101-IRNA/SPO/ 00 5/5
RSU AN-
RSAN/
NI’MAH
05/V/2021
Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit Direktur RSU An-Ni’mah
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONA
L
Mei 2021 dr. Ratna Widarastuti
NIK 2005.06.01.027
PROSEDUR 5. 5 menit setelah pasien yang mendapatkan terapi injeksi opioid.
1. RAWAT INAP.
2. IGD.
3. HCU.
UNIT
4. RAWAT JALAN.
TERKAIT
5. FISIOTERAPI.
6. IBS.
7. VK.

Anda mungkin juga menyukai