Anda di halaman 1dari 2

MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2 1 dari 2

Ditetapkan :
Direktur
Tanggal Terbit :
1 NOVEMBER 2023
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Arvi Iskandar, MMRS.


NIK. 19790518 20061001

Cara meringankan atau mengurangi nyeri sampai tingkat


PENGERTIAN kenyamanan yang dapat diterima pasien

TUJUAN Untuk menjaga pasien dalam kondisi senyaman mungkin

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009
tentang Kesehatan
KEBIJAKAN
4. Permenkes No. 519/Menkes/per/III/2011 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi dan Terapi Intensif di
Rumah Sakit
5. Kebijakan Panduan Pelayanan dan Asuhan Pasien RS Amalia
Bontang Nomor : 0
6. SK :

1. Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0-10
 0 = tidak nyeri
 1-3 = nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
 4-6 = nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat
mengikuti perintah)
PROSEDUR  7-9 = nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, tidak dapat
mendeskripsikan, tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas
panjang dan distraksi.
 10 = nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul).
MANAJEMEN NYERI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 2 2 dari 2

1. Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dinilai dari skala wajah
Wong Baker.

0 1 2 3 4 5
Nilai 0 nyeri tidak dirasakan oleh anak
Nilai 1 nyeri dirasakan sedikit saja
Nilai 2 nyeri dirasakan hilang timbul
Nilai 3 nyeri yang dirasakan anak lebih banyak
Nilai 4 nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan
Nilai 5 nyeri sekali dan anak menjadi menangis
2. Penanganan nyeri dikecualikan pada pasien dengan kondisi
nyeri HIS
3. Lakukan pengkajian skala, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi
PROSEDUR dan kualitas nyeri.
4. Observasi reaksi nonverbal
5. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
6. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
7. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi,
nonfarmakologi dan inter personal)
8. Ajarkan tentang teknik non farmakologi seperti:
a Kompres dingin
b Massage kulit
c Buli-buli panas
d Relaksasi seperti lingkungan yang tenang, posisi yang
nyaman dan nafas dalam.
e Tekhnik distraksi yakni mengalihkan perhatian ke stimulus
lain seperti menonton televisi, membaca koran,
mendengarkan musik.
9. Berikan analgetic untuk mengurangi nyeri.
10.Evaluasi kefektifan kontrol nyeri.

1. Unit Gawat Darurat


2. Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. Unit Rawat Jalan
4. Unit HCU

Anda mungkin juga menyukai