Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. A.

A
DENGAN POST-OP APPENDICTOMY
DI RUANG IRNA TIMUR RSU PREMAGANA
TANGGAL 02 S/D 04 Juni 2021

DEWA AYU CANDRA DEWI


2114901003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2021/2022

CASE STUDY
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A.A
Umur : 49 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Br. Delod Rurung Jl. Batuyang Batubulan Kangin.

2. Keluhan Utama dan Riwayat Kesehatan


Pasien datang ke UGD RSU PREMAGANA pada tanggal 02 Juni 2021 pkl 06.00
wita dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak kemarin .Sebelumnya pada tgl
01 Juni 2021 pasien berobat di rawat jalan RSU Premagana tapi tidak ada
perubahan sehingga pasien dibawa ke UGD RSU Premagana oleh suaminya untuk
mendapat penanganan lebih lanjut, selain nyeri perut kanan bawah pasien juga
mengeluh mual. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter dan pemeriksaan penunjang
(USG) tanggal 02 Juni 2021 pasien disarankan untuk MRS dengan rencana
dilakukan operasi appendictomy pada tanggal 02 Juni 2021 pagi. Saat pengkajian
pasien sudah post operasi hari ke-0, pasien mengeluh nyeri pada luka operasi.
Tampak pasien masih terpasang infus pada tangan kiri, dan tampak luka oprasi di
perut sebelah kanan. Pasien tampak takut saat ingin bergerak
3. Terapi / Medikasi Yang Diberikan
1) Ceforuxime 3 x 1 gr
2) Ketorolac 3 x 30 mg;
3) Ondancentron 4 mg (k/p) IV
4) Tramadol 3 x 50 mg
5) Petidin 50mcq (k/p) IV
4. Masalah Keperawatan Yang Muncul
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri pada luka operasi terutama saat pasien bergerak, luka terasa seperti diiris - iris, rasa
nyeri tidak menyebar. skala nyeri 6 (0-10), pasien tampak meringis.
5. Rencana dan Pelaksanaan Keperawatan
 Perencanaan

Hari / Tgl No Rencana Perawatan Ttd


Dx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Rabu 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Membantu dalam
02/06/2021 keperawatan selama 2x24 jam secara komprehensif termasuk mengidentifikasi dalamnya
Pkl : 14.00 Pasien tidak mengalami nyeri, lokasi, karakteristik, durasi, nyeri dan menentukan
wita dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan faktor intervensi yang tepat.
presipitasi.
1. Mampu mengontrol nyeri
(tahu penyebab nyeri, mampu 2. Observasi reaksi nonverbal 2. Memberi motivasi buat
menggunakan tehnik dan verbal dari rasa nyeri. kesembuhan pasien.
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, mencari 3. Bantu pasien dan keluarga 3. Mengurangi rangsangan
bantuan). untuk mencari dan nyeri.
menemukan dukungan.
2. Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan 4. Kontrol lingkungan seperti 4. Mengalihan perhatian
menggunakan manajemen suhu ruangan, pencahayaan terhadap nyeri, meningkatkan
nyeri. dan kebisingan. relaksasi dan meningkatkan
kemampuan koping.
3. Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi 5. Ajarkan tentang teknik non 5. Membantu keluarga dan
dan tanda nyeri). farmakologi: napas dalam, pasien untuk memilih
relaksasi, distraksi, kompres tindakan yang tepat untuk
4. Menyatakan rasa nyaman hangat/ dingin, tingkatkan mengatasi nyeri dan mampu
setelah nyeri berkurang. istirahat. meningkatkan koping.
5. Tanda vital dalam rentang 6. Berikan informasi tentang 6. Mendeteksi secara dini
normal. nyeri seperti penyebab nyeri, kemungkinan terjadinya
berapa lama nyeri akan reaksi alergi.
6. Tidak mengalami gangguan berkurang dan antisipasi
tidur ketidaknyamanan dari
prosedur.

7. Monitor vital sign 7. Mengetahui perkembangan


pasien.

8. Berikan analgetik untuk 8. Membantu mengurangi nyeri


mengurangi nyeri: Ketorolac
3x 30 mg

 Implementasi
HARI/ NO. TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI PROSES TTD
DX
TGL/JAM
Rabu 02-06-2021 Melakukan pengkajian nyeri secara DS : Pasien masih merasa nyeri pada luka operasi Candra
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, terutama saat pasien melakukan gerakan mika-miki,
Jam 14.00 wita 1
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor nyeri dirasakan seperti diiris-iris, rasa nyeri tidak
presipitasi menyebar. skala nyeri 6 (0-10).

DO : pasien tampak meringis.


Mengakji respon pasien terhadap aktivitas
DS : Pasien mengatakan masih susah bergerak
seperti nyeri , keletihan dan kelemahan
Karen nyeri
3 Candra
DO : Pasien tampak terbaring di tempat tidur, dan
belum berani bergerak karena sakit
Jam14.10 WITA 1 Mengajarkan tentang teknik non DS : - Candra
farmakologi: relaksasi napas dalam dan
distraksi.
DO : Pasien kooperatif.

Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat


3 bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, DS: pasien mengatakan masih dibantu oleh suami Candra
berhias, toileting dan makan. dalam beraktivitas

DO:suami tampak kooperatif membantu istri


Mengajarkan ROM pasif pada pasien.
( miring kanan, miring kiri ) DS: Pasien mengatakan sudah paham cara
3 Candra
meakukan aktivitas miring kanan dan kiri namun
masih nyeri dan akan mencoba lagi nanti

DO: pasien tampak kooperatif


Jam 14.15 wita 1 Mengobservasi reaksi nonverbal dan verbal DS : pasien mengataan nyeri (+), skala nyeri 6 (0- Candra
dari rasa nyeri 10 ) skala yang diberikan, nyeri terasa seperti diris-
iris.

DO : pasien tapak meringis

Membantu pasien dan keluarga untuk


mencari dan menemukan dukungan DS : pasien mengatakan suami sangat membantu
1 Candra
dalam memberikan dukungan untuk sembuh

DO : suami pasien tampak memberikan dukungan


penuh untuk kesembuhan istrinya

Jam 16.30 wita 1 Mengontrol lingkungan seperti suhu DS : - Candra


ruangan, pencahayaan dan kebisingan.

DO : menyediakan ruangan yang nyaman,


mendekatkan barang-barang yang diperlukan
menjauhkan benda-benda tajam.
1 Memberikan informasi tentang nyeri seperti DS : pasien mengatakan mengerti dengan Candra
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan penjelasan yang diberikan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur.
DO : Pasien tampak menerti dengan penjelasan
yang diberikan saat dianjurkan mengulang
informasi yang diberikan.

Memonitor vital sign sebelum dan sesudah DS : -


pemberian analgesik pertama kali.
1,2 DO : TD : 120/80 mmHq
&3
S: 36.7 o C Candra
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Sp.O2 : 98 %

Membrikan analgetik untuk mengurangi


nyeri: Ketorolac 3x 30 mg
1
DS: pasien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri
5 (0-10 ) skala nyeri yang diberikan
Candra
DO : tidak tampak tanda-tanda aergi, pasien tampak
tidak meringis.

Mempertahankan teknik aseptif, cuci tangan


setiap sebelum dan sesudah tindakan DS : -
2
keperawatan gunakan baju, sarung tangan
DO : tehnik aseptic sudah dilakukan oleh perawat
sebagai alat pelindung. Candra

Delegatif terapi antibiotik Ceforuxime 3 x 1


gram DS : pasien mengatakan tidak ada keluhan saat obat
masuk
2
DO : Tidak Tampak Tanda-Tanda Infeksi

Jam 19.30 wita 2 Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik DS : Pasien mengatakan nyeri pada area luka, tidak Candra
dan lokal serta ajarkan pasien dan keluarga ada rasa gatal
tanda dan gejala infeksi (kalor, dolor, tumor,
rubor, functiolaesa)
DO : tidak tampak kemerahan, tidak ada bengkak,
balutan luka rapid an bersih, tidak ada perdarahan.

Meberikan dorongan pada klien untuk


melakukan aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki, DS: pasien mengatakan akan berusaha melakukan
aktivitas seperti miring kanan dan kiri setiap 2 jam
3 seperti penjelasan perawat sesuai kemampuan Candra

DO : pasien tampak kooperatif

Jam 22.00 wita 1,2 Mengobsrvasi ttv , Mengobservasi skala DS : pasien mengataan nyeri berkurang skala nyeri Perawat
&3 nyeri, mengobservasi aktivitas MIKA/MIKI 4 (0-10) dari skala nyeri yang diberikan, pasien ruangan
pasien, mengobservasi tanda-tanda infeksi mengatakan sudah muali bisa miring kanan dan kiri,
pasien mengatakan tidak ada keluhan gatal pada
area luka.

DO : Pasien masih meringis saat MIKA/MIKI,


tampak pasien sudah mulai bisa miring kanan kiri,
tidak tampak tanda-tanda infeksi.
TTV : TD : 120/80 mmHq
N : 84 x/mnt
S : 36.7 o C
RR : 20 x/mnt
Sp.O2 : 98%

Kamis 1& Memberi injeksi ceforuxime 1 gr dan DS : - Perawat


03/06/2021 2 ketorolac 30mg (IV) ruangan
Pkl : 00.30 wita DO: tidak ada tanda-tanda alergi

Jam 07.30 wita 1,2.3 Mengobsrvasi ttv , Mengobservasi skala DS : pasien mengataan nyeri berkurang skala nyeri Perawat
nyeri, mengobservasi aktivitas MIKA/MIKI 4 (0-10) dari skala nyeri yang diberikan, pasien ruangan
pasien, mengobservasi tanda-tanda infeksi mengatakan sudah muali bisa miring kanan kiri dan
duduk, pasien bisa makan sendiri pasien
mengatakan tidak ada keluhan gatal pada area luka.

DO : Pasien masih meringis saat MIKA/MIKI, da


duduk, tampak pasien sudah mulai bisa miring
kanan kiri dan duduk, tidak tampak tanda-tanda
infeksi.
TTV : TD : 110/70 mmHq
N : 80 x/mnt
S : 36.5 o C
RR : 20 x/mnt
Sp.O2 : 98%
Jam 10.00 wita 1 Mengajarkan tentang teknik non DS : pasien bisa melakukan tehnik nafas dalam Candra
farmakologi: relaksasi napas dalam dan seperti yang diajarkan
distraksi.

DO : Pasien kooperatif.

Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat


DS: pasien mengatakan sudah mulai duduk dan
3 bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, Candra
mau belajar berdiri dan berjalan pelan didampingi
berhias, toileting dan makan.
oleh suami
DO:suami tampak kooperatif membantu istri

Mengajarkan ROM pasif pada pasien.


DS: Pasien mengatakan sudah paham cara
( miring kanan, miring kiri ) meakukan aktivitas miring kanan dan kiri namun
3 masih nyeri dan akan mencoba lagi nanti Candra

DO : Pasien kooperatif

Jam 12.30 wita 1& Memberi injeksi ceforuxime 1 gr dan DS : Pasien mengatakan setelah mendapat suntikan Candra
2 ketorolac 30mg pengurang nyeri sangat membantu mengurangi rasa
nyeri

DO : tidak tampak tanda-tanda infeksi


Jam 14.00 wita 1 Mengobservasi reaksi nonverbal dan verbal DS : Pasien mengatakn mengerti penyebab nyeri Candra
dari rasa nyeri, memberikan penjelasan dan tanda gejala timbulnya infeksi pada luka seperti
tentang tanda gejala infeksi gatal. Kemerahan, adanya nanah dan bengakak.

DO : pasien tampak paham dengan penjelasan yang


diberikan

DS : pasien mengatakan dukungan untuk semu dari


Membantu pasien dan keluarga untuk
keluarga sangat baik.
3 mencari dan menemukan dukungan Candra

DO : keluarga pasien sangat membantu pasien


untuk aktivitas

Jam 16.30 wita 3 Mengontrol lingkungan seperti suhu DS : - Perawat


ruangan, pencahayaan dan kebisingan. ruangan

DO : menyediakan ruangan yang nyaman,


mendekatkan barang-barang yang diperlukan
menjauhkan benda-benda tajam.
1 Memberikan informasi tentang nyeri seperti DS : pasien mengatakan mengerti dengan Perawat
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan penjelasan yang diberikan ruangan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan
dari prosedur.
DO : Pasien tampak menerti dengan penjelasan
yang diberikan saat dianjurkan mengulang
informasi yang diberikan.

DS : -
Memonitor vital sign. DO : TD : 120/80 mmHq
Perawat
1,2 S: 36.7 o C
ruangan
&3
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Sp.O2 : 98 %

DS: pasien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri


3 (0-10 ) skala nyeri yang diberikan
Membrikan analgetik untuk mengurangi
Perawat
1 nyeri: Ketorolac 3x 30 mg ruangan
DO : tidak tampak tanda-tanda aergi, pasien tampak
tidak meringis.

DS : -
DO : tehnik aseptic sudah dilakukan oleh perawat
Mempertahankan teknik aseptif, cuci tangan
setiap sebelum dan sesudah tindakan
Perawat
keperawatan gunakan baju, sarung tangan
ruangan
2 sebagai alat pelindung.

DS : pasien mengatakan tidak ada keluhan saat obat


Delegatif terapi antibiotik Ceforuxime 3 x 1
masuk
gram Perawat
DO : Tidak Tampak Tanda-Tanda Infeksi ruangan

Jam 19.30 wita 2 Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik DS : Pasien mengatakan nyeri pada area luka Perawat
dan lokal serta ajarkan pasien dan keluarga berkurang, skala nyeri 3 (0-10 skala nyeri yang ruangan
tanda dan gejala infeksi (kalor, dolor, tumor, diberikan, tidak ada rasa gatal
rubor, functiolaesa)
DO : tidak tampak kemerahan, tidak ada bengkak,
balutan luka rapi dan bersih, tidak ada perdarahan.

DS: pasien mengatakan sudah bisa jalan kekamar


Meberikan dorongan pada klien untuk
mandi untuk BAB atau BAK
melakukan aktivitas sehari-hari yang normal
3
sesuai kemampuan yang dimiliki,
Perawat
DO : pasien tampak kooperatif
ruangan

Jam 22.00 wita 1,2 Mengobsrvasi ttv , Mengobservasi skala DS : pasien mengataan nyeri berkurang skala nyeri Perawat
&3 nyeri, mengobservasi aktivitas MIKA/MIKI 3 (0-10) dari skala nyeri yang diberikan, pasien ruangan
pasien, mengobservasi tanda-tanda infeksi mengatakan sudah bisa jalan, pasien mengatakan
tidak ada keluhan gatal pada area luka.

DO : Pasien sudah melakukan sktivitas sendiri,


tampak pasien sudah mulai jalan kekamar mandi
sendiri, tidak tampak tanda-tanda infeksi.
TTV : TD : 120/80 mmHq
N : 80 x/mnt
S : 36.2 o C
RR : 20 x/mnt
Sp.O2 : 98%

Jumat 1& Memberi injeksi ceforuxime 1 gr dan DS : - Perawat


04/06/2021 2 ketorolac 30mg (IV) ruangan
DO : Tidak ada tanda-tanda alergi
Pkl : 00.30 wita
Jam 07.30 wita 1.2 Mengobsrvasi ttv , Mengobservasi skala DS : pasien mengataan nyeri berkurang skala nyeri Perawat
&3 nyeri, mengobservasi aktivitas MIKA/MIKI 2 (0-10) dari skala nyeri yang diberikan, pasien ruangan
pasien, mengobservasi tanda-tanda infeksi mengatakan sudah mulai jalan, pasien bisa makan
sendiri pasien mengatakan tidak ada keluhan gatal
pada area luka.

DO : Pasien tampak melakukan aktivitas mandiri,


tidak tampak tanda-tanda infeksi.
TTV : TD : 110/70 mmHq
N : 80 x/mnt
S : 36.5 o C
RR : 20 x/mnt
Sp.O2 : 98%
Jam 10.00 wita 1 Mengajarkan tentang teknik non DS : pasien mengatakan sudah bisa melakukan Candra
farmakologi: relaksasi napas dalam dan tehnik relaksas nafas dalam
distraksi.
DO : Pasien kooperatif.

Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat DS: pasien mengatakan sudah bisa melakukan
bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, aktivitas sendiri
3
berhias, toileting dan makan.
DO:pasien tampak melakuka aktivitas mndiri

Mengajarkan ROM pasif pada pasien.


DS: pasien mengatakan sudah melakukan aktivitas
mandiri
3
DO : Pasien kooperatif
Jam 12.30 WITA 1, 2 Meberikan analgetik : ketorolac:3x 30 mg DS : - Candra
dan antibiotik:ceforuxime 1 gr.

DO : tidak tampak tanda-tanda alergi


DS: - Canda
Jam 14.00 wita 2 Merawat luka dengan tehnik aseptik. DO : Luka bersih terawat, perdarahan tidak ada,
tidak tampak tanda-tanda infeksi (bengkak, pus dan
kemerahan).
Pembahasan Dari Jurnal Terkait

Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operatif
Appendictomy di ruang NYI AGENG SERANG RSUD SEKARWANGI.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operatif Appendictomy. Pada umumnya post operasi
Appendictomy mengalami nyeri akibat bedah luka operasi. Menurut Maslow bahwa
kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar setelah kebutuhan fisiologis.
Metode penelitian ini adalah : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
experiment research. Experiment Research.
Sampel : Cara pengambilan sampel dengan Accidental sampling dan sampel dalam
penelitian inisebanyak 17 orang dengan analisa hipotesis menggunakan uji wilcoxon.

Pembahasan :
Penelitian ini dilakukan di ruang nyi ageng serang RSUD Sekarwangi tanggal 23 mei- 22
juni 2018 . Populasinya semua pasien post operatif Appendictomy di ruang nyi ageng
serang RSUD Sekarwangi. Cara pengambilan sampel dengan Accidental sampling dan
sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 orang dengan analisa hipotesis menggunakan uji
Wilcoxon. Penyajian data diawali dengan hasil analisa univariat terhadap karakteristik
responden yang meliputi Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Pengalaman Operasi Status
Pernikahan, pekerjaan. Sedangkan hasil analisa bivariat terhadap skala nyeri sebelum dan
sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam. Hasil analisa univariat berupa data yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. .Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan skala nyeri NRS (numeric rating scale) dan lembar observasi.

Dalam penelian ini relaksasi nafas dalam dilakukan pada 17 pasien post operatif
appendectomy di ruang nyi ageng serang RSUD Sekarwangi. Waktu dilakukan perlakukan
ini dilakukan pada tanggal 23 mei sampai 22 juni 2018 sebelum melakukan relaksasi
peneliti terlebih dahulu dating ke ruangan utnuk menanyakan ada atau tidak pasien yang
rencana operasi Appendictomy setelah itu hari berikutnya dating kembali untuk mengkaji
pasien yang berencana operasi Appendictomy. Setelah hari ke 1 pasien menjalani post
operatif Appendictomy setelah itu dilakukan relaksasi nafas dalam setelah 6-7 jam
sebelum dilakukan pemberian analgetik selanjutnya lalu dilakukan relaksasi nafas dalam
sebelum pemberian analgetik selanjutnya, relaksasi nafas dalam dilakukan 3 kali setiap 15
menit. Relaksasi nafas dalam ini diberikan perlakuannya sama baik laki-laki mau pun
perempuan. .

PengaruhTeknik relaksasi napas dalam pada pasien post operatif appendictomy


menunjukan skala nyeri Post Operatif Appendictomy sebelum dilakukan relaksasi nafas
dalam atau pretest dari 17 responden nilai median sebesar 5.00 Nyeri tersebut menurut
solehati (2015) Setiap prosedur pembedahan termasuk tindakan Appendictomy akan
mengakibatkan terputusnya jaringan (luka). Dengan adanya luka tersebut, akan
merangsang nyeri yang disebabkan jaringan luka yang mengeluarkan prostaglandin dan
leukotriens yang merangsang susunan saraf pusat, serta adanya plasma darah yang akan
mengeluarkan plasma extravastion sehingga terjadi edema dan mengeluarkan bradikinin
yang merangsang susunan saraf pusat, kemudian diteruskan ke spinal cird untuk
mengeluarkan impuls nyeri, nyeri akan menimbulkan berbagai masalah fisik maupun
psikologis. Masalah-masalah tersebut saling berkaitan, apabila masalahmasalah tersebut
tidak segera diatasi akan menimbulkan masalah yang kompleks.

Hasil :

Hasil penelitian didapatkan bahwa 17 orang sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam
skala n yeri 5.00 dan sesudah diberikan relaksasi nafas dalam skala nyeri3.00 berdasarkan
hasil uji wilcoxon bahwa ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri
pada pasien post opetarif appendectomy dengan nilai p=0.000(p<0.05).

Kesimpulan :
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operatif appendictomy.Mengingat relaksasi nafas dalam
dapat menurunkan nyeri post operatif appendectomy perawat ruangan dapat diterapkan
kepada pasien post operatif appendectomy sebaga i terapi non farmakologi..
 Evaluasi Keperawatan

NO HARI/TGL/JAM NO. DX EVALUASI TTD


1 Jumat , 04-06-2021. 1 S = - Nyeri berkurang, nyeri hanya timbul saat ditekan, skala nyeri 2 (0-10), rasa Candra
nyeri tidak menyebar.
Jam 14.00 WITA

O = - Wajah tampak rileks.


- Nadi 80x/menit.

A = - Tujuan 1,2,3,4,5,6 tercapai.


- Masalah teratasi.

P = - Pertahankan kondisi pasien.


DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo. Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat
Nyeri Postoperasi Appendictomy. Karanganyar, 2013.
Arfa. Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Haid (Dismenore), Nursing news volume 3, nomor 1 : Malang, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta: Rineka Cipta
2013.
Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ed. 4. Jakarta:
Salemba Medika, 2016.
Rekam Medis RSUD. Sekarwangi. Laporan opersasi Appendictomy 1 Tahun Terakhir.
RSUD. Sekarwangi, 2017.
Agung, satrio. Pengaruh pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat nyeri
pada pasien post operasi umum, Surakarta, 2013.
Solehati, tetti dan cecep eli kosasih. Konsep dan aplikasi relaksasi dalam keperawatan
maternitas, Bandung : PT. Refika Aditama, 2015.
Siti , Syahriyani. Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Post Operasi Apendiktomy. Makassar, 2010.
Sujarweni, Wiratna. Metodologi Penelitian Keperawatan: Lengkap, Praktis, dan Mudah
Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014.
Trullyen, vista. Pengaruh Relaksasi Nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada
pasien postoperasi Sectio Caesarea, Gorontalo, 2013.
Yusrizal, Pengaruh Relaksasi Nafas dalam terhadap penurunan skala nyeri pasien pasca
appendectomy. Painan, 2012.
Arifianto, dkk (2009). Metodologi penelitian eksperimen.
http://infokursus.net/download/0604 091354 metode_penelitian pengemb_
pembelajaran.pdf

Anda mungkin juga menyukai