A
DENGAN POST-OP APPENDICTOMY
DI RUANG IRNA TIMUR RSU PREMAGANA
TANGGAL 02 S/D 04 Juni 2021
CASE STUDY
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. A.A
Umur : 49 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Br. Delod Rurung Jl. Batuyang Batubulan Kangin.
Implementasi
HARI/ NO. TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI PROSES TTD
DX
TGL/JAM
Rabu 02-06-2021 Melakukan pengkajian nyeri secara DS : Pasien masih merasa nyeri pada luka operasi Candra
komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, terutama saat pasien melakukan gerakan mika-miki,
Jam 14.00 wita 1
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor nyeri dirasakan seperti diiris-iris, rasa nyeri tidak
presipitasi menyebar. skala nyeri 6 (0-10).
Jam 19.30 wita 2 Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik DS : Pasien mengatakan nyeri pada area luka, tidak Candra
dan lokal serta ajarkan pasien dan keluarga ada rasa gatal
tanda dan gejala infeksi (kalor, dolor, tumor,
rubor, functiolaesa)
DO : tidak tampak kemerahan, tidak ada bengkak,
balutan luka rapid an bersih, tidak ada perdarahan.
Jam 22.00 wita 1,2 Mengobsrvasi ttv , Mengobservasi skala DS : pasien mengataan nyeri berkurang skala nyeri Perawat
&3 nyeri, mengobservasi aktivitas MIKA/MIKI 4 (0-10) dari skala nyeri yang diberikan, pasien ruangan
pasien, mengobservasi tanda-tanda infeksi mengatakan sudah muali bisa miring kanan dan kiri,
pasien mengatakan tidak ada keluhan gatal pada
area luka.
Jam 07.30 wita 1,2.3 Mengobsrvasi ttv , Mengobservasi skala DS : pasien mengataan nyeri berkurang skala nyeri Perawat
nyeri, mengobservasi aktivitas MIKA/MIKI 4 (0-10) dari skala nyeri yang diberikan, pasien ruangan
pasien, mengobservasi tanda-tanda infeksi mengatakan sudah muali bisa miring kanan kiri dan
duduk, pasien bisa makan sendiri pasien
mengatakan tidak ada keluhan gatal pada area luka.
DO : Pasien kooperatif.
DO : Pasien kooperatif
Jam 12.30 wita 1& Memberi injeksi ceforuxime 1 gr dan DS : Pasien mengatakan setelah mendapat suntikan Candra
2 ketorolac 30mg pengurang nyeri sangat membantu mengurangi rasa
nyeri
DS : -
Memonitor vital sign. DO : TD : 120/80 mmHq
Perawat
1,2 S: 36.7 o C
ruangan
&3
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Sp.O2 : 98 %
DS : -
DO : tehnik aseptic sudah dilakukan oleh perawat
Mempertahankan teknik aseptif, cuci tangan
setiap sebelum dan sesudah tindakan
Perawat
keperawatan gunakan baju, sarung tangan
ruangan
2 sebagai alat pelindung.
Jam 19.30 wita 2 Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik DS : Pasien mengatakan nyeri pada area luka Perawat
dan lokal serta ajarkan pasien dan keluarga berkurang, skala nyeri 3 (0-10 skala nyeri yang ruangan
tanda dan gejala infeksi (kalor, dolor, tumor, diberikan, tidak ada rasa gatal
rubor, functiolaesa)
DO : tidak tampak kemerahan, tidak ada bengkak,
balutan luka rapi dan bersih, tidak ada perdarahan.
Jam 22.00 wita 1,2 Mengobsrvasi ttv , Mengobservasi skala DS : pasien mengataan nyeri berkurang skala nyeri Perawat
&3 nyeri, mengobservasi aktivitas MIKA/MIKI 3 (0-10) dari skala nyeri yang diberikan, pasien ruangan
pasien, mengobservasi tanda-tanda infeksi mengatakan sudah bisa jalan, pasien mengatakan
tidak ada keluhan gatal pada area luka.
Memonitor kebutuhan klien untuk alat-alat DS: pasien mengatakan sudah bisa melakukan
bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, aktivitas sendiri
3
berhias, toileting dan makan.
DO:pasien tampak melakuka aktivitas mndiri
Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri pada pasien post operatif
Appendictomy di ruang NYI AGENG SERANG RSUD SEKARWANGI.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operatif Appendictomy. Pada umumnya post operasi
Appendictomy mengalami nyeri akibat bedah luka operasi. Menurut Maslow bahwa
kebutuhan rasa nyaman merupakan kebutuhan dasar setelah kebutuhan fisiologis.
Metode penelitian ini adalah : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
experiment research. Experiment Research.
Sampel : Cara pengambilan sampel dengan Accidental sampling dan sampel dalam
penelitian inisebanyak 17 orang dengan analisa hipotesis menggunakan uji wilcoxon.
Pembahasan :
Penelitian ini dilakukan di ruang nyi ageng serang RSUD Sekarwangi tanggal 23 mei- 22
juni 2018 . Populasinya semua pasien post operatif Appendictomy di ruang nyi ageng
serang RSUD Sekarwangi. Cara pengambilan sampel dengan Accidental sampling dan
sampel dalam penelitian ini sebanyak 17 orang dengan analisa hipotesis menggunakan uji
Wilcoxon. Penyajian data diawali dengan hasil analisa univariat terhadap karakteristik
responden yang meliputi Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, Pengalaman Operasi Status
Pernikahan, pekerjaan. Sedangkan hasil analisa bivariat terhadap skala nyeri sebelum dan
sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam. Hasil analisa univariat berupa data yang
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. .Instrumen dalam penelitian ini
menggunakan skala nyeri NRS (numeric rating scale) dan lembar observasi.
Dalam penelian ini relaksasi nafas dalam dilakukan pada 17 pasien post operatif
appendectomy di ruang nyi ageng serang RSUD Sekarwangi. Waktu dilakukan perlakukan
ini dilakukan pada tanggal 23 mei sampai 22 juni 2018 sebelum melakukan relaksasi
peneliti terlebih dahulu dating ke ruangan utnuk menanyakan ada atau tidak pasien yang
rencana operasi Appendictomy setelah itu hari berikutnya dating kembali untuk mengkaji
pasien yang berencana operasi Appendictomy. Setelah hari ke 1 pasien menjalani post
operatif Appendictomy setelah itu dilakukan relaksasi nafas dalam setelah 6-7 jam
sebelum dilakukan pemberian analgetik selanjutnya lalu dilakukan relaksasi nafas dalam
sebelum pemberian analgetik selanjutnya, relaksasi nafas dalam dilakukan 3 kali setiap 15
menit. Relaksasi nafas dalam ini diberikan perlakuannya sama baik laki-laki mau pun
perempuan. .
Hasil :
Hasil penelitian didapatkan bahwa 17 orang sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam
skala n yeri 5.00 dan sesudah diberikan relaksasi nafas dalam skala nyeri3.00 berdasarkan
hasil uji wilcoxon bahwa ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri
pada pasien post opetarif appendectomy dengan nilai p=0.000(p<0.05).
Kesimpulan :
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap
intensitas nyeri pada pasien post operatif appendictomy.Mengingat relaksasi nafas dalam
dapat menurunkan nyeri post operatif appendectomy perawat ruangan dapat diterapkan
kepada pasien post operatif appendectomy sebaga i terapi non farmakologi..
Evaluasi Keperawatan