Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL DISKUSI REFLEKSI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KASUS NYERI PADA TN. A DI RUANG NAKULA I


RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO SEMARANG

Dewi Rohmana Hanin Utami (P1337420920178)

Gema Thaharah Adinda (P1337420920018)

Mela Ayu Ulfani Fauzia (P1337420920003)

M. Arief Maulana Hutagalung (P1337420920013)

Putri Tasia Indah Siahaan (P1337420920008)


Definisi Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam
bentuk kerusakan tersebut.Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses
multiple yaitu nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral,
eksitabilitas ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Antara
stimulus cedera jaringan dan pengalaman subjektif nyeri terdapat empat proses
tersendiri : tranduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Etiologi

Adapula faktor – faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan rasa


nyaman nyeri menurut NANDA (2018-2020), yaitu trauma pada jaringan tubuh,
iskemis jaringan, spasme otot, inflamasi, post operasi/anestesia, penyakit kronis,
keganasan, distress psikologi, kehamilan, pembedahan, traumatis, infeksi, SKA dan
galukoma.
Klasifikasi
Berikut ada beberapa klasifikasi gangguan rasa nyaman nyeri yaitu :
Nyeri berdasarkan tempatnya :
1) Pheriperal pain
2) Deep pain
3) Refered pain
4) Centrai pain
Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain
2) Steady pain
3) Paroxymal pain
Nyeri berdasarkan berat ringannya :
4) Nyeriringan
5) Nyerisedang
6) Nyeriberat
Nyeri berdasarkan waktu :
7) Nyeriakut
8) Nyerikronis
Penatalaksanaan Medis

Analgesik merupakan metode yang paling umum mengatasi nyeri. Ada tiga jenis pengobatan
yang bisa digunakan untuk mengendalikan nyeri, yaitu :
a. Analgesik nonopioid, asetaminofen dan aspirin adalah dua jenis analgesic nonopioid yang
paling sering digunakan. Obat-obatan ini bekerja terutama pada tingkat perifer untuk
mengurangi nyeri.
b. Opioid, analgesic opioid bekerja dengan cara melekat diri pada reseptor-reseptor nyeri
speripik di dala SSP.
c. Adjuvant. Adjuvan bukan merupakan analgesik yang sebenernya, tetapi zat tersebut dapat
membantu jenis-jenis nyeri tertentu, terutama nyeri kronis.
Laporan Kasus Kelolaan
Hari, Tanggal : Kamis, 1 Oktober 2020 Waktu : 09.20 WIB
Ruang/RS : Nakula 1, RSUD Wongsonegoro, Semarang
Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. A
No. RM : 502204
Umur : 38 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Alamat : Plipang, RT 02, Kec Tembalang, Semarang
Pekerjaan : Petugas Kamar Mayat
Diagnosa Medis : Post Laparatomi Hari-3
Tanggal Masuk RS : 28/09/2020
2. Keluhan Utama
Pasien mengatakakan merasa nyeri daerah operasi
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan merasa tidak enak badan dan sakit di daerah perut sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien mengatakan langsung memeriksakan dirinya di fasyankes lalu di diagnosis usus buntu,
kemudian pasien di rujuk ke RS Wongsonegoro. Setelah dirujuk pasien direncakan mengikuti
prosedur operasi.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Pasien mengatakan belum pernah mengalami kejadian ini
sebelumnya, pasien mengatakan baru merasakan hal ini 1 minggu sebelum masuk RS.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang mengalami
sakit yang sama dengan pasien. Pasien juga mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit keturunan seperti DM dan Hipertensi
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Lemah
2) Kesadaran : Compos mentis
3) TTV :
TD : 130/90 mmHg
R : 22 x/menit
N : 84 x/menit
S : 36,5°C
Program Theraphy

– RL 20 tpm
– Ceftriaxon 2x1 gr
– Ranitidin 2x1 amp
– Metronidazole 3x500 mg
– Dexketoprofen 3x50 mg
Persepsi Sensori Nyeri
– P : Nyeri di luka operasi apabila berjalan dan miring kanan kiri
– Q : Seperti tertarik atau tertusuk-tusuk
– R : Abdomen dan area luka post operasi
– S : Skala 7
– T : Hilang Timbul
Daftar Masalah
No Data Fokus Etiologi Problem
1. DS : Agen cedera fisiologis dan Nyeri Akut
fisik disebabkan oleh luka
1. Pasien mengatakan nyeri didaerah luka post post operasi.
operasi
2. Pasien mengatakan nyeri seperti tertarik
atau tertusuktusuk
3. Pasien mengatakan sulit tidur P : Nyeri di
luka operasi apabila berjalan dan miring
kanan kiri
Q : Seperti tertarik atau tertusuk-tusuk R :
Abdomen
S. : Skala 7
T. : Hilang Timbul DO :
4. KU : lemah, GCS 14
5. Mata klien tampak sayu
TD : 110/80 mmHg, N : 84
x/menit, RR : 19 x/menit
Diagnosa Keperawatan

Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis dan fisik


Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi TTD
Keperawatan
Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi lokasi,
berhubungan keperawatan karakteristik, durasi,
dengan Agen selama 3x 24 jam frekuensi, kualitas dan
cedera fisiologis diharapkan nyeri pada intensitas nyeri
dan fisik pasien teratasi dengan 2. Identifikasi skala nyeri
disebabkan oleh kriteria hasil: 3. Kontrol lingkungan yang
luka post 1. Klien tidak
operasi. memperberat rasa nyeri
merasakan nyeri 4. Ajarkan teknik relaksasi  
2. Skala nyeri berkurang nafas dalam
3. Mata klien tidak 5. Kolaborasi pemberian
analgesic
tampak sayu
4. Dalam waktu 3 hari
nyeri sudah hilang
Implementasi Keperawatan
Tanggal Kode Tindakan Keperawatan Respon TTD
/Jam Dx.

Kamis, 1 D.0077 1. Mengidentifikasi lokasi, 1. Pasien mampu melokalisir


Oktober penyebab, kualitas dan nyeri, pasien mengetahui
2020 intensitas nyeri penyebab nyeri yang ia
2. Identifikasi skala nyeri rasakan, dan pasien mampu
3. Mengajarkan teknik menjelaskan nyeri yang ia
relaksasi nafas dalam alami secara spesifik.
4. Memberikan posisi dan 2. Skala nyeri 7
lingkungan yang nyaman 3. Pasien kooperatif dan mau
mengikuti arahan dari
untuk pasien perawat 4. Pasien tampak
5. Kolaborasi pemberian lebih tenang 5. Pasien
analgesic kooperatif dan mau minum
obat
Evaluasi Keperawatan
Tanggal / jam Kode Subjektif, Objektif, Assasment, Planning, SOAP TTD
DX.
02-10-2020 1 S : Pasien mengatakan nyeri didaerah luka post operasi, nyeri
14.00 WIB seperti tertarik atau tertusuk-tusuk
P. : Nyeri di luka operasi apabila berjalan dan miring kanan kiri
Q. : Seperti tertarik atau tertusuk-tusuk
R. : Abdomen
S. : Skala 7
T. : Hilang Timbul O :
3. KU : lemah, GCS 15
4. TD : 110/80 mmHg, N : 84 x/menit, RR : 19 x/menit
5. Terlihat masih lemah
6. Indek bartel 11 Ketergantungan sedang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
-Dorong pasien untuk menggunakan obat-
obatan penurun nyeri yang adekuat
-Lanjutkan untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam bila
nyeri terjadi
- beri terapi musik instrumental
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai