Disusun Oleh :
Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk mempengaruhi
perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses manajemen dengan melibatkan semua anggota untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan citra
dari rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga
dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber
daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman
bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta
aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati.
Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan
keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun
keluarganya (Depkes, 1987). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan
keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Perawat sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh
sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien.
Dalam kasus ini, klien perlu dikelola dengan fungsi manajemen yang baik, diagnosa
pada klien adalah gastroenteritis akut, congestive heart failure NYHA II, diabetes mellitus
tipe 2, dan klien memiliki riwayat post stroke sehingga anggota tubuh bagian kiri mengalami
kelemahan sehingga perlu adanya asuhan keperawatan yang komprehensif.
1.2. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.3 Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post conference
2.4.3.1 Fase pre conference
- Ketua tim atau Pj tim membuka acara
- Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana
- Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
- Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
- Ketua tim atau Pj tim menutup acara.
2.4.3.2 Fase post conference
- Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
- Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
- Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
- Ketua tim atau Pj menutup acara.
2.5 Handover
2.5.1 Definisi
Timbang terima pasien (Handover) adalah salah satu bentuk komunikasi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima
pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang
relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik
memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana
perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton, 2010).
2.5.2 Tujuan
Tujuan utama komunikasi timbang terima adalah untuk memberikan
informasi yang akurat mengenai keperawatan, pengobatan, pelayanan, kondisi terkini
pasien, perubahan yang sedang terjadi, dan perubahan yang dapat diantisipasi.
Informasi harus dijamin akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian
pelayanan bagi pasien (Cahyono, 2008).
2.5.3 Timbang Terima dengan Metode SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera. SBAR mengandung unsur situation,
background, assesment dan recommendation. SBAR digunakan untuk melaporkan
situasi klinis yang memerlukan tindakan dalam kesinambungan pelayanan.
SBAR merupakan metode komunikasi yang dikembangkan dalam
standarisasi timbang terima. Cahyono (2008) menuliskan, dalam praktek sehari-hari,
SBAR sangat ideal diterapkan sebagai komunikasi standar pada saat perawat
melaporkan situasi/kondisi pasien. Calalang & Javier (2010) menyatakan
penggunaan metode SBAR dalam timbang terima dapat meningkatkan komunikasi
dan mendukung budaya keselamatan pasien. Penggunaan metode SBAR dalam
timbang terima sesuai dan sistematis, jelas dan ringkas, dapat digunakan pada setiap
situasi dan setiap aspek perawatan pasien.
Metode SBAR yang digunakan dalam timbang terima dapat memberikan
bantuan pada perawat tentang informasi apa yang harus disampaikan ketika
berkomunikasi. Clark, et al. (2009) melakukan penelitian melalui penerapan PACT
project (patient assessment, assertive communication, continum of care, team work
with trust) untuk meningkatkan komunikasi timbang terima dengan menggunakan
metode SBAR pada saat berkomunikasi. Penelitian ini melibatkan 65 orang perawat,
dan hasil penelitiannya 82% perawat menyatakan perlu adanya standar prosedur
timbang terima, 94% menyatakan perlu dilakukan pemahaman komunikasi karena
setiap perawat melakukan pelaporan dengan cara berbeda, 62% menyatakan
penggunaan tools dalam komunikasi yaitu metode SBAR membantu perawat dalam
mengkomunikasikan informasi.
Isi informasi yang dapat diberikan perawat dengan menggunakan metode
SBAR adalah (Calalang & Javier, 2010; Clancy, et al. 2009; Clark, et al. 2009):
- Situation: Unsur situation ini secara spesifik perawat harus menyebut usia
pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status mental, kondisi
pasien apakah stabil atau tidak.
- Background: Unsur background ini menampilkan pokok masalah atau apa saja
yang terjadi pada diri pasien, keluhan atau tanda klinis yang mendorong untuk
dilaporkan atau dikomunikasikan (sesak nafas, nyeri dada, dan sebagainya).
Menyebutkan latar belakang apa yang menyebabkan munculnya keluhan pasien
tersebut, misalnya karena efek terapi yang tertentu yang telah diberikan,
diagnosis pasien, data klinik yang mendukung problem pasien. Background
meliputi bagaimana kondisi pasien saat ini dan menurut perawat apa yang
menjadi masalahnya.
- Assesment: Unsur assessment ini merupakan hasil pemikiran yang timbul dari
temuan serta difokuskan pada problem yang terjadi pada pasien yang apabila
tidak diantisipasi akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk. Tanda-tanda
vital, tingkat ketergantungan, pegobatan, hasil pemeriksaan laboratorium,
kebutuhan isolasi, kondisi kulit serta faktor resiko merupakan bagian dari tahap
ini, termasuk safety concern: hasil labor penting, ancaman, resiko jatuh.
- Recommendation: Unsur recommendation menyebutkan hal-hal yang
dibutuhkan untuk ditindak lanjuti. Apa intervensi yang harus direkomendasikan
oleh perawat serta apa yang akan dilakukan oleh perawat.
BAB III
PEMBAHASAN
Tanggal pengelolaan : 24 Februari 2020 pukul 08.00 WIB sampaidengan tanggal 26 Februari
2020 pukul 08.00 WIB
Nama Katim : Inas Sabita Nur
Nama Anggota Tim : 1. Dewi Rohmana Hanin Utami
2. Maulita Nur Anisa
3. Deni Kinasih
4. Nahar Willy Harso
5. Emi Yulina
3.1 Planning
Laporan Rencana Bulanan Katim
24 Februari 2020 s.d 8 Maret 2020
2 3 4 5 6 7 8
Menyusun Menyusun
Laporan Laporan
Bulanan Tim Bulanan
Supervisi PA Ruangan
Alokasi Supervisi
pasien PA
Alokasi
pasien
(.......................................) (.........................................)
Nama Pasien :
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su
07.00 Handover
Pre conference
08.00 Pengkajian
Cek GDS
08.15 Melakukan perawatan luka post op
11.30 Terapi
13.00 Mengganti infus RL
Mengganti infus AS
13.30 Mengukur tanda-tanda vital
14.00
Ketua Tim Kepala Ruangan
(.........................................) (.........................................)
Nama Pasien :
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su
07.00 Handover
Pre conference
08.00 Pengkajian
Cek GDS
08.15 Melakukan perawatan luka post op
11.30 Terapi
13.00 Mengganti infus RL
Mengganti infus AS
13.30 Mengukur tanda-tanda vital
14.00
Ketua Tim Kepala Ruangan
(.........................................) (.........................................)
24 Februari 2020
No Nama Dokter Katim PPJP Pagi Sore Malam
Pasien
Tim I
1. Ny. Sk dr. Agung Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Prasetyo,Sp.Pd Solikha,AM Deni Emi
K
2. Ny. Sm dr. Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Lubena,Sp.OG Solikha,AM Deni Emi
K
3. Ny. Su dr. Johny Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Syaeb,Sp.PB Solikha,AM Deni Emi
K
25 Februari 2020
PRE CONFERENCE
Telah dilakukan pre conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Divasepti Uki
Karisidiana yaitu saya sendiri, sebagai ketua tim pada hari rabu tanggal 6 November
2019. Hari ini saya mengelola 11 pasien, terpasang infus 11, terpasang kateter urin pada
pasien kamar nomer 1.13 B atas nama Tn. R. Pasien Ny. C dengan diagnosa medis
Impaksi gigi. Tn.J dengan diagnosa medis CKD. Tn. H dengan diagnosa medis Ca paru.
Tn. R dengan diagnosa medis Ca colon. Tn. S dengan diagnosa medis Post operasi
pengangkatan Limpa. Ny.T dengan diagnosa medis Ca mamae dextra, Tn. S dengan
diagnosa medis SNNT. Ny. A dengan diagnosa medis Ca recti. Tn. A dengan diagnosa
medis post op laparatomi. Ny.A dengan diagnosa medis skin loss pedis. Ny. N dengan
diagnosa medis Tumor Colli . Saya bertugas dengan Empat orang perawat pelaksana.
Berdasarkan kemampuan perawat dan kondisi pasien, saya membagi tanggungjawab
asuhan keperawatan Ny. C, Tn.J pada perawat Sukma Diyanatul. Tn. R, Tn.S pada
perawat Evi lailiya, Tn.S dan Ny.A pada perawat Uswah. Ny.A dan Tn.H pada perawat
titah pangesti. Tn.S dan Tn.H pada perawat Eka dan Ny. A saya kelola sebagai ketua Tim
sekaligus memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Masing masing perawat
pelaksana menyampaikan rencana harian masing masing. Program terapi kolaborasi
dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati dengan profesi lain seperti ada hari ini akan
dilakukan operasi pengangkatan impaksi pada Ny. C pada pukul 10.00 wib, akan
dilakukan usg dan rongsen pada pasien Ny.A dan Tn.s. akan dilakukan ganti balut pada
Tn.A akan dilakukan operasi pembersihan ulkus pada kaki Ny. A pada pukul 11.00 wib.
Program injeksi diberikan kepada semua pasien pada pukul 08.00 wib. Dikarenakan
rencana harian yang disampaikan oleh perawat pelaksana sudah sesuai, maka tidak ada
reinforcement. Acara pre conference kemudian ditutup dengan doa oleh ketua tim untuk
membuka kegiatan pelayanan kepada pasien.
POST CONFERENCE
Telah dilakukan post conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Divasepti Uki
Karisidiana, saya sendiri, sebagai ketua tim. Saya melakukan evaluasi dengan
menanyakan hasil asuhan masing-masing perawat pelaksana. Masing-masing perawat
pelaksana telah menyampaikan hasil pengkajian yang dilakukan pada masing-masing
klien kelolaan. Selama dilakukan asuhan keperawatan ditemukan masalah pengkajian
awal kurang mendalam sehingga perlu dilakukan pengkajian tambahan. Pengkajian ulang
akan dilakukan oleh sift selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mendalami keluhan yang
dialami oleh pasien sehingga proses penyembuhan bisa segera terwujud. Pada post
conference kali ini perawat pelaksana menyampaikan bahwa program operasi sudah
dilakukan namun pasien Ny. S belum selesai menjalani operasi sehingga di laporkan
kepada sift siang untuk dijemput dari ruang operasi apabila operasi sudah selesai
dilakukan. cek ulkus pada Tn.A dengan luka gangren sudah dilakukan namun hasilnya
belum ada. selain dua hal tersebut asuhan keperawatan mandiri maupun kolaborasi
kepada pasien sudah berhasil dilakukan.
PRE CONFERENCE
Telah dilakukan pre conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Maulita Nur
Anisa sebagai PJ shift siang hari senin tanggal 24 Februari 2020. Hari ini saya mengelola
3 pasien, terpasang infus 3, terpasang kateter urin pada pasien kamar blok 6.4, 6.5, dan
6.6 atas nama Ny.Sc dengan diagnosa medis GEA, CHF NYHA II, DM Tipe II, Ny. Sm
dengan diagnose medis mioma uteri, dan Ny. Su dengan diagnose Ca Collon, ileus
obstruksi. Saya bertugas dengan satu perawat pelaksana. Berdasarkan kemampuan
perawat dan kondisi pasien, saya membagi tanggungjawab asuhan keperawatan Ny. Sc
dan Ny Sm kepada perawat Deni Kinasih, dan Ny. Su saya kelola sebagai
penanggungjawab sekaligus memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat
pelaksana menyampaikan rencana harian masing-masing. Program terapi kolaborasi
dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati dengan profesi lain seperti rencana RKO
pada pasien Ny. Sm mengenai keluhan yang timbul terhadap pasien. Selain itu monitor
keadaan umum pasien dan kaji lebih dalam keluhan pasien setiap harinya. Dikarenakan
rencana harian yang disampaikan oleh perawat pelaksana sudah sesuai, maka tidak ada
reinforcement. Acara pre conference kemudian ditutup dengan doa oleh
penanggungjawab untuk membuka kegiatan pelayanan kepada pasien.
Telah dilakukan post conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Maulita Nur
Anisa saya sendiri, sebagai penanggungjawab shift siang. Saya melakukan evaluasi
dengan menanyakan hasil asuhan perawat pelaksana. perawat pelaksana telah
menyampaikan hasil pengkajian yang dilakukan pada masing-masing klien kelolaan.
Selama dilakukan asuhan keperawatan ditemukan masalah pengkajian awal kurang
mendalam sehingga perlu dilakukan pengkajian tambahan. Pengkajian ulang akan
dilakukan oleh sift selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mendalami keluhan yang dialami
oleh pasien sehingga proses penyembuhan bisa segera terwujud. Pada post conference
kali ini perawat pelaksana menyampaikan bahwa edukasi pasien, terapi kolaborasi obat
sudah terlaksana dengan baik, keadaan umum pasien secara keseluruhan sudah mulai
membaik, hasil foto thorax pasien Ny. Sc sudah ada dan tambahan advice dari dokter
pasien diberikan terapi tambahan nebulizer combivent. Kegiatan post conference diakhiri
dengan berdoa dan bersalaman satu dengan yang lainnya.
24 Februari 2020
No Waktu Evaluasi TTD
1 21.00 S: Maulita
pasien a.n Ny. Sc No RM C802790 dengan
diagnose medik GEA, Diare Kronik, CHF
NYHA II, DM Tipe II, pasien post
colonoscopy DPJP dr.Agung Prasetyo,Sp.Pd.
PPJP Nimatus Soliha,AMK. Pasien mengalami
kelemahan fisik bagian ekstremitas kiri, makan
habis 2-3 sendok, pasien belum bisa BAB,
pasien terpasang dower cateter.
B:
Hasil BTA (-), terpasang infus asering 10 tpm,
Hb : 7,7, diit lunak, TD : 150/80 mmHg, N :
88 x/menit, suhu : 37,2 oc, RR : 24 x/menit
A:
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Hambatan mobilitas fisik
R:
Usaha obat suppositoria
Konsul dokter Neuronologi (tunggu acc DPJP)
Lanjutkan intervensi
2 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:
3 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:
25 Februari 2020
No Waktu Evaluasi TTD
1 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:
2 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:
3 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:
Post Conference
Operan
08.00
Post Conference
Operan
08.00
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
menejemen keperawatan merupakan suatu proses pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
seorang kepada pasien dengan metode tim maupun perawat penanggung jawab ruangan.
kedua metode tersebut merupakan suatu metode yang bagus, wkwkwk wes pik ra iso
merangkai kata kata aku
5.2 Saran
menejemen keperawaan pasien baik untuk diterapkan disetiap rumah sakit untuk memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat sehingga dapat terwujud masyarakat yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA
I. Wayan Sudarta, S.Kep, Ns, M. K., M.Imron Rosyidi, S.Kep, Ns, M. K., & Eko Susilo, S.Kep,
Ns, M. K. (2019). Manajemen Keperawatan Teori & Aplikasi Praktik Keperawatan
(Cetakan Pe). Yogyakarta: Gosyen Publishing.XYanti, R. I., & Warsito, B. E. (2013).
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN
KUALITAS DOKUMENTASI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN Retyaningsih Ida
Yanti*, Bambang Edi Warsito ** *). Jurnal Manajemen Keperawatan, 1(2)