Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KASUS KELOLAAN KELOMPOK ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE NYHA II


GASTOENTERITIS AKUT, DAN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI RUANG RAJAWALI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Disusun Oleh :

1. Maulita Nur Anisa (P1337420619096)


2. Deni Kinasih (P1337420619100)
3. Nahar Willy Harso (P1337420619105)
4. Dewi Rohmana HU (P1337420619116)
5. Inas Sabita Nur (P1337420619117)
6. Emi Yulina (P1337420619120)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN SEMARANG KELAS ALIH JENJANG
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses manajemen berlaku untuk semua orang yang mencari cara untuk mempengaruhi
perilaku orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Proses ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses manajemen dengan melibatkan semua anggota untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya mutu dan citra
dari rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan perlu dipertahankan dan
ditingkatkan hingga tercapai hasil yang optimal. Dengan memperhatikan hal tersebut, proses
manajemen yang baik perlu diterapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehingga
dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber
daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman
bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta
aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati.

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Gillies, 1986).
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan profesional dimana tim
keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling terkait serta
saling berhubungan dan memerlukan ketrampilan-ketrampilan teknis, hubungan antar
manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya asuhan keperawatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna kepada klien. Dengan alasan tersebut, manajemen
keperawatan perlu mendapat perhatian dan prioritas utama dalam pengembangan
keperawatan di masa depan. Hal tersebut berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2002).

Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan sangat penting dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan, salah satunya adalah penyelenggara pelayanan asuhan
keperawatan senantiasa memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien maupun
keluarganya (Depkes, 1987). Oleh karena itu, diperlukan cara pengelolaan pelayanan
keperawatan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen. Perawat sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh
sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien.

Dalam kasus ini, klien perlu dikelola dengan fungsi manajemen yang baik, diagnosa
pada klien adalah gastroenteritis akut, congestive heart failure NYHA II, diabetes mellitus
tipe 2, dan klien memiliki riwayat post stroke sehingga anggota tubuh bagian kiri mengalami
kelemahan sehingga perlu adanya asuhan keperawatan yang komprehensif.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan umum


Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama 2 minggu di Ruang
Rajawali 4A RSUP Dr. Kariadi mahasiswa mampu memahami manajemen
keperawatan baik pengelolaan kasus maupun sarana kegiatan keperawatan dalam
tatanan klinik
1.2.2. Tujuan khusus
Kemampuan managemen diantaranya meliputi :
1.2.2.1 Mengaplikasikan keterampilan dalam mengorganisasi dan mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dengan menggunakan fungsi-
fungsi manajemen.
1.2.2.2 Menjalin kerjasama yang baik dalam tim.
1.2.2.3 Menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat, pendekatan dan strategi
untuk mempengaruhi individu atau kelompok untuk melakukan perubahan
yang positif dan pencapaian tujuan.
1.2.2.4 Menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah yang efektif dan
konstruktif.
1.2.2.5 Menggunakan konsep penjaminan mutu dan penampilan kerja dalam
melakukan asuhan keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Keperawatan


Manajemen mendefinisikan manajemen keperawatan sebagai proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui upaya staff keperawatan untuk memberikan Asuhan
Keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Gillies, 2002).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional yang
merencanakan, mengatur, dan menggerakkan para karyawannya untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya kepada pasien melalui manajemen Asuhan
Keperawatan. Agar dapat memberikan pelayanan keperawatan dengan sebaik-baiknya, maka
diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan sebagai target
maupun alat kontrol pelayanan tersebut.
Muninjaya (2004), menyatakan bahwa manajemen mengandung tiga prinsip pokok
yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya,
efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
dalam pengambilan keputusan manajerial.
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu
atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang
efektif dan ekonomis bagi semua kelompok.

2.2 Fungsi Manajemen


Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama yaitu
Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Staffing (kepegawaian), Directing
(pengarahan), Controlling (pengendalian/evaluasi).
2.2.1 Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh
karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Menurut
Muninjaya, (2004) fungsi perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi
manajemen secara keseluruhan.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok,
dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.

2.2.1.1 Tujuan Perencanaan


- Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan
- Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif
- Membantu dalam koping dengan situasi kritis
- Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya
- Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan
berdasarkan masa lalu dan akan datang.
- Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
2.2.1.2 Tahap dalam perencanaan :
- Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif
- Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
- Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah
- Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
- Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
- Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO)
2.2.2 Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang,
pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Muninjaya, 2004).
2.2.2.1 Manfaat Pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui :
- Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
- Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
- Pendelegasian wewenang.
- Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
2.2.2.2 Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang
dalam fungsi perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan.
- Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan-satuan kegiatan yang
praktis.
- Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan.
- Penugasan personil yang tepat dalam melaksanakan tugas.
- Mendelegasikan wewenang.
2.2.3 Staffing (Kepegawaian)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, proses yang teratur, sistematis
berdasarkan rasional yang diterapkan untuk menentukan jumlah personil suatu
organisasi yang dibutuhkan dalam situasi tertentu (Swanburg, 2000). Proses
pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol
termasuk studi pengaturan staff, penguasaan rencana pengaturan staff, rencana
penjadwalan, dan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK). SIMK meliputi
lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan
pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program
pengaturan staf dan kontrolnya, evaluasi kualitas perawatan yang diberikan.

2.2.4 Directing (Pengarahan)


Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan
oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan
pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam keberhasilan manajemen.
Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai
tujuan. Gardner dalam Swanburg (2000), menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai
suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan kelompok)
membujuk kelompoknya untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan
pimpinan atau usulan bersama.

2.2.5 Controlling (Pengawasan)


Fungsi pengawasan atau pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang
terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang
lainnya.
Pengawasan merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta
prinsip-prinsip yang telah ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan
dan kesalahan agar dapat diperbaiki.
2.3 Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)

Penataan sistem Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP) perlu dilakukan


untuk mengatasi kondisi tersebut yang dimulai dari ketenagaan atau pasien dan penetapan
sistem tersebut (Nursalam, 2002). Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang
mengidentifikasi empat unsur yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan,
dan praktik keperawatan. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini
dan akan membantu kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan, jika perawat tidak
memiliki nilai-nilai tersebut sebagai suatu pengambilan keputusan yang independen, maka
tujuan pelayanan kesehatan (keperawatan) dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan
dapat terwujud (Nursalam, 2015).
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaburatif (Hidayah,
2014). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat (Hidayah, 2014).
Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya. Kelebihannya yakni
memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanakaan proses
keperawatan, memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim. Sedangkan Kelemahannya yakni komunikasi antar
anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan
waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu sibuk (Nursalam, 2002).
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan harus
benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan asuhan
keperawatan.sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari dua orang
perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim
seharusnya perawat profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikanasuhan
keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager). selanjutnya,
ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama
sama denga anggota tim. tugas dan tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di
perhatikan secara cermat. tugas dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan
pengkajian dan penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah
tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan
kemampuan yang dimiliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi,
mengontrol dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya
apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan
tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim (Nursalam, 2002).

2.4 Pre Post Conference


2.4.1 Pre conference
Adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006).
Pre - conferens merupakan tahapan sebelum melakukan konferens yang akan
dilakukan oleh para instruktur klinis dimana akan dijelaskan apa yang akan dilakukan
oleh setiap mahasiswa sebelum melakukan tindakan keperawatan. Sedangkan dalam
Pre - conferens para instruktur klinis harus sudaH menyiapkan apa yang akan dibahas
dalam konferens sehingga tidak banyak waktu yang terbuang.Fase pre-konferens,
esensinya adalah aktivitas kelompok kecil, yang didalamnya terkandung unsur
fasilitasi dari instruktur klinis. Kelompok kecil siswa tersebut dalam melaksanakan
program pendidikan keperawatan harus benar-benar memperhatikan hal yang akan
dibahas pada fase pre-konferens. Pada saat instruktur klinis merencanakan fase pre -
conferens dengan kelompok kecil siswa tentang suatu topik.
2.4.2 Post conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006). Post conference
adalah fase dimana dari hasil pembahasan di buat evaluasi. Setiap mahasiswa harus
mampu melakukan evaluasi dari setiap konferens yang sudah dilaksanakan sehingga
mahasiswa tahu apa yang harus dilakukan berikutnya. Pembahasan yang sudah dibuat
akan menjadi acuan untuk bisa berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang
timbul dari setiap tindakan selama berpraktek.
Post conference merupakan kesempatan dari mahasiswa untuk bertanya dan
menyelesaikan masalah saat berdiskusi. Setiap mahasiswa mempunyai masalah selama
berpraktek dan inbstruktur klinis memberikan arahan setelah berdiskusi bersama untuk
mencari penyelesaian dari setiap masalah tersebut.Para instruktur klinis memberikan
pembahasan yang bisa mahasiswa diskusikan bersama masalah dan membuat evaluasi
dari setiap diskusi.

2.4.3 Kegiatan ketua tim pada fase pre dan post conference
2.4.3.1 Fase pre conference
- Ketua tim atau Pj tim membuka acara
- Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana
- Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
- Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
- Ketua tim atau Pj tim menutup acara.
2.4.3.2 Fase post conference
- Ketua tim atau Pj tim membuka acara.
- Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah
diberikan.
- Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien
yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.
- Ketua tim atau Pj menutup acara.
2.5 Handover
2.5.1 Definisi
Timbang terima pasien (Handover) adalah salah satu bentuk komunikasi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima
pasien dirancang sebagai salah satu metode untuk memberikan informasi yang
relevan pada tim perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik
memberikan informasi mengenai kondisi terkini pasien, tujuan pengobatan, rencana
perawatan serta menentukan prioritas pelayanan (Rushton, 2010).
2.5.2 Tujuan
Tujuan utama komunikasi timbang terima adalah untuk memberikan
informasi yang akurat mengenai keperawatan, pengobatan, pelayanan, kondisi terkini
pasien, perubahan yang sedang terjadi, dan perubahan yang dapat diantisipasi.
Informasi harus dijamin akurat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian
pelayanan bagi pasien (Cahyono, 2008).
2.5.3 Timbang Terima dengan Metode SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera. SBAR mengandung unsur situation,
background, assesment dan recommendation. SBAR digunakan untuk melaporkan
situasi klinis yang memerlukan tindakan dalam kesinambungan pelayanan.
SBAR merupakan metode komunikasi yang dikembangkan dalam
standarisasi timbang terima. Cahyono (2008) menuliskan, dalam praktek sehari-hari,
SBAR sangat ideal diterapkan sebagai komunikasi standar pada saat perawat
melaporkan situasi/kondisi pasien. Calalang & Javier (2010) menyatakan
penggunaan metode SBAR dalam timbang terima dapat meningkatkan komunikasi
dan mendukung budaya keselamatan pasien. Penggunaan metode SBAR dalam
timbang terima sesuai dan sistematis, jelas dan ringkas, dapat digunakan pada setiap
situasi dan setiap aspek perawatan pasien.
Metode SBAR yang digunakan dalam timbang terima dapat memberikan
bantuan pada perawat tentang informasi apa yang harus disampaikan ketika
berkomunikasi. Clark, et al. (2009) melakukan penelitian melalui penerapan PACT
project (patient assessment, assertive communication, continum of care, team work
with trust) untuk meningkatkan komunikasi timbang terima dengan menggunakan
metode SBAR pada saat berkomunikasi. Penelitian ini melibatkan 65 orang perawat,
dan hasil penelitiannya 82% perawat menyatakan perlu adanya standar prosedur
timbang terima, 94% menyatakan perlu dilakukan pemahaman komunikasi karena
setiap perawat melakukan pelaporan dengan cara berbeda, 62% menyatakan
penggunaan tools dalam komunikasi yaitu metode SBAR membantu perawat dalam
mengkomunikasikan informasi.
Isi informasi yang dapat diberikan perawat dengan menggunakan metode
SBAR adalah (Calalang & Javier, 2010; Clancy, et al. 2009; Clark, et al. 2009):
- Situation: Unsur situation ini secara spesifik perawat harus menyebut usia
pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status mental, kondisi
pasien apakah stabil atau tidak.
- Background: Unsur background ini menampilkan pokok masalah atau apa saja
yang terjadi pada diri pasien, keluhan atau tanda klinis yang mendorong untuk
dilaporkan atau dikomunikasikan (sesak nafas, nyeri dada, dan sebagainya).
Menyebutkan latar belakang apa yang menyebabkan munculnya keluhan pasien
tersebut, misalnya karena efek terapi yang tertentu yang telah diberikan,
diagnosis pasien, data klinik yang mendukung problem pasien. Background
meliputi bagaimana kondisi pasien saat ini dan menurut perawat apa yang
menjadi masalahnya.
- Assesment: Unsur assessment ini merupakan hasil pemikiran yang timbul dari
temuan serta difokuskan pada problem yang terjadi pada pasien yang apabila
tidak diantisipasi akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk. Tanda-tanda
vital, tingkat ketergantungan, pegobatan, hasil pemeriksaan laboratorium,
kebutuhan isolasi, kondisi kulit serta faktor resiko merupakan bagian dari tahap
ini, termasuk safety concern: hasil labor penting, ancaman, resiko jatuh.
- Recommendation: Unsur recommendation menyebutkan hal-hal yang
dibutuhkan untuk ditindak lanjuti. Apa intervensi yang harus direkomendasikan
oleh perawat serta apa yang akan dilakukan oleh perawat.
BAB III
PEMBAHASAN

Laporan Pengelolaan Klien Tim 1 Ruang Rajawali 4A RSUP Dr. Kariadi

Tanggal pengelolaan : 24 Februari 2020 pukul 08.00 WIB sampaidengan tanggal 26 Februari
2020 pukul 08.00 WIB
Nama Katim : Inas Sabita Nur
Nama Anggota Tim : 1. Dewi Rohmana Hanin Utami
2. Maulita Nur Anisa
3. Deni Kinasih
4. Nahar Willy Harso
5. Emi Yulina

3.1 Planning
Laporan Rencana Bulanan Katim
24 Februari 2020 s.d 8 Maret 2020

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


24 25 26 27 28 29 1
Rapat Supervisi Pendkes Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Case Control
ruangan PA Keluarga Alokasi Alokasi pasien Alokasi pasien Supervisi PA
Supervisi PA Alokasi Pasien pasien Alokasi pasien
Alokasi pasien Supervisi
pasien PA
Alokasi
pasien

2 3 4 5 6 7 8

Supervisi PA Supervisi Supervisi Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Case Control


Alokasi PA PA Alokasi Alokasi pasien Alokasi pasien Supervisi PA
pasien Alokasi Alokasi pasien Alokasi pasien
pasien pasien
9 10 11 12 13 14 15
Supervisi PA Supervisi Supervisi Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Case Control
Alokasi PA PA Alokasi Alokasi pasien Alokasi pasien Supervisi PA
pasien Alokasi Alokasi pasien Alokasi pasien
pasien pasien
16 17 18 19 20 21 22

Supervisi PA Supervisi Supervisi Supervisi PA Supervisi PA Supervisi PA Menyusun


Alokasi PA PA Alokasi Alokasi pasien Alokasi pasien Jadwal Bulan
pasien Alokasi Alokasi pasien Desember
pasien pasien Supervisi PA
Alokasi pasien
23 24

Menyusun Menyusun
Laporan Laporan
Bulanan Tim Bulanan
Supervisi PA Ruangan
Alokasi Supervisi
pasien PA
Alokasi
pasien

Ketua Tim Kepala Ruangan

(.......................................) (.........................................)

Laporan Rencana Harian Katim


Rencana Harian Ketua Tim

Nama Perawat Pelaksana :

1. Dewi Rohmana Hanin Utami


2. Maulita Nur Anisa
3. Deni Kinasih
4. Nahar Willy Harso
5. Emi Yulina

Tanggal : 24 Februari 2020

Nama Pasien :

1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan

07.00 Handover
Pre conference
08.00 Pengkajian
Cek GDS
08.15 Melakukan perawatan luka post op
11.30 Terapi
13.00 Mengganti infus RL
Mengganti infus AS
13.30 Mengukur tanda-tanda vital
14.00
Ketua Tim Kepala Ruangan

(.........................................) (.........................................)

Rencana Harian Ketua Tim

Nama Perawat Pelaksana :

1. Dewi Rohmana Hanin Utami


2. Maulita Nur Anisa
3. Deni Kinasih
4. Nahar Willy Harso
5. Emi Yulina

Tanggal : 25 Februari 2020

Nama Pasien :

1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan

07.00 Handover
Pre conference
08.00 Pengkajian
Cek GDS
08.15 Melakukan perawatan luka post op
11.30 Terapi
13.00 Mengganti infus RL
Mengganti infus AS
13.30 Mengukur tanda-tanda vital
14.00
Ketua Tim Kepala Ruangan

(.........................................) (.........................................)

Daftar pasien 2 hari kelolaan

DAFTAR PASIEN RUANGAN RAWAT INAP RAJAWALI 4A

RSUP Dr. KARIADI

24 Februari 2020
No Nama Dokter Katim PPJP Pagi Sore Malam
Pasien
Tim I
1. Ny. Sk dr. Agung Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Prasetyo,Sp.Pd Solikha,AM Deni Emi
K
2. Ny. Sm dr. Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Lubena,Sp.OG Solikha,AM Deni Emi
K
3. Ny. Su dr. Johny Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Syaeb,Sp.PB Solikha,AM Deni Emi
K

DAFTAR PASIEN RUANGAN RAWAT INAP RAJAWALI 4A

RSUP Dr. KARIADI

25 Februari 2020

No Nama Dokter Katim PPJP Pagi Sore Malam


Pasien
Tim I
1. Ny. Sk dr. Agung Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Prasetyo,Sp.Pd Solikha,AM Deni Emi
K
2. Ny. Sm dr. Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Lubena,Sp.OG Solikha,AM Deni Emi
K
3. Ny. Su dr. Johny Inas sabita Nimatus Dewi R Maulita Willy
Syaeb,Sp.PB Solikha,AM Deni Emi
K

3.2 Pengorganisasian, Pengarahan, dan Pengendalian


3.2.1 Laporan Shift Pagi
3.2.1.1 Pre Conference

PRE CONFERENCE

Waktu kegiatan : 6 November 2019, pukul 07.00 WIB


Tempat : Meja Pelayanan
Penanggung Jawab : Divasepti Uki Karisidiana
Kegiatan :

Telah dilakukan pre conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Divasepti Uki
Karisidiana yaitu saya sendiri, sebagai ketua tim pada hari rabu tanggal 6 November
2019. Hari ini saya mengelola 11 pasien, terpasang infus 11, terpasang kateter urin pada
pasien kamar nomer 1.13 B atas nama Tn. R. Pasien Ny. C dengan diagnosa medis
Impaksi gigi. Tn.J dengan diagnosa medis CKD. Tn. H dengan diagnosa medis Ca paru.
Tn. R dengan diagnosa medis Ca colon. Tn. S dengan diagnosa medis Post operasi
pengangkatan Limpa. Ny.T dengan diagnosa medis Ca mamae dextra, Tn. S dengan
diagnosa medis SNNT. Ny. A dengan diagnosa medis Ca recti. Tn. A dengan diagnosa
medis post op laparatomi. Ny.A dengan diagnosa medis skin loss pedis. Ny. N dengan
diagnosa medis Tumor Colli . Saya bertugas dengan Empat orang perawat pelaksana.
Berdasarkan kemampuan perawat dan kondisi pasien, saya membagi tanggungjawab
asuhan keperawatan Ny. C, Tn.J pada perawat Sukma Diyanatul. Tn. R, Tn.S pada
perawat Evi lailiya, Tn.S dan Ny.A pada perawat Uswah. Ny.A dan Tn.H pada perawat
titah pangesti. Tn.S dan Tn.H pada perawat Eka dan Ny. A saya kelola sebagai ketua Tim
sekaligus memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Masing masing perawat
pelaksana menyampaikan rencana harian masing masing. Program terapi kolaborasi
dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati dengan profesi lain seperti ada hari ini akan
dilakukan operasi pengangkatan impaksi pada Ny. C pada pukul 10.00 wib, akan
dilakukan usg dan rongsen pada pasien Ny.A dan Tn.s. akan dilakukan ganti balut pada
Tn.A akan dilakukan operasi pembersihan ulkus pada kaki Ny. A pada pukul 11.00 wib.
Program injeksi diberikan kepada semua pasien pada pukul 08.00 wib. Dikarenakan
rencana harian yang disampaikan oleh perawat pelaksana sudah sesuai, maka tidak ada
reinforcement. Acara pre conference kemudian ditutup dengan doa oleh ketua tim untuk
membuka kegiatan pelayanan kepada pasien.

3.2.1.2 Rencana Kerja Harian Perawat

RENCANA KERJA HARIAN


ANGGOTA TIM/PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat :Dewi Rohmana Hanin Utami


Nama Pasien : Ruangan : Rajawali 4A Tanggal : 24 Februari 2020
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Preconference
Hand over

09.00 Mengkaji Keadaan umum Vital sign pasien


dengan nama Tn A

10.00 Memberikan terapi obat injeksi ketorolax


30 mg IV Pada Tn A

11.00 Memberikan terapi insulin 4 iu pada TnA


Melakukan cek gula darah sewaktu pada
Tn.A

12.00 Melakukan pemeriksaan darah rutin Pada


Tn A
13.00 Post Conference
Operan
14.00

RENCANA KERJA HARIAN


ANGGOTA TIM/PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat : Dewi Rohmana Hanin Utami


Nama Pasien : Ruangan : Rajawali 4a Tanggal : 25 Februari 2020
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Preconference
Hand over

09.00 Mengkaji Keadaan umum Vital sign pasien


dengan nama Tn A

10.00 Memberikan terapi obat injeksi ketorolax


30 mg IV Pada Tn A

11.00 Memberikan terapi insulin 4 iu pada TnA


Melakukan cek gula darah sewaktu pada
Tn.A

12.00 Melakukan pemeriksaan darah rutin Pada


Tn A

13.00 Post Conference


Operan
14.00

3.2.1.3 Pemberian Asuhan Keperawatan (kaya di buku)


3.2.1.4 Post Conference

POST CONFERENCE

Waktu kegiatan : 6 November 2019, pukul 13.45 WIB


Tempat : Meja Pelayanan
Penanggung Jawab : Divasepti Uki Karisidiana
Kegiatan :

Telah dilakukan post conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Divasepti Uki
Karisidiana, saya sendiri, sebagai ketua tim. Saya melakukan evaluasi dengan
menanyakan hasil asuhan masing-masing perawat pelaksana. Masing-masing perawat
pelaksana telah menyampaikan hasil pengkajian yang dilakukan pada masing-masing
klien kelolaan. Selama dilakukan asuhan keperawatan ditemukan masalah pengkajian
awal kurang mendalam sehingga perlu dilakukan pengkajian tambahan. Pengkajian ulang
akan dilakukan oleh sift selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mendalami keluhan yang
dialami oleh pasien sehingga proses penyembuhan bisa segera terwujud. Pada post
conference kali ini perawat pelaksana menyampaikan bahwa program operasi sudah
dilakukan namun pasien Ny. S belum selesai menjalani operasi sehingga di laporkan
kepada sift siang untuk dijemput dari ruang operasi apabila operasi sudah selesai
dilakukan. cek ulkus pada Tn.A dengan luka gangren sudah dilakukan namun hasilnya
belum ada. selain dua hal tersebut asuhan keperawatan mandiri maupun kolaborasi
kepada pasien sudah berhasil dilakukan.

3.2.1.5 Catatan Perkembangan (SBAR yang kaya di buku)


3.2.1.6 Hand Over
No. Nama pasien Pagi Siang Malam
1. Ny. C
2. Tn. J
3. Tn. H

3.2.2 Laporan Shift Siang


3.2.2.1 Pre Conference

PRE CONFERENCE

Waktu kegiatan : 24 Februari 2020 pukul 14.00 WIB


Tempat : Meja Pelayanan
Penanggung Jawab : Maulita Nur Anisa
Kegiatan : Pre conference

Telah dilakukan pre conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Maulita Nur
Anisa sebagai PJ shift siang hari senin tanggal 24 Februari 2020. Hari ini saya mengelola
3 pasien, terpasang infus 3, terpasang kateter urin pada pasien kamar blok 6.4, 6.5, dan
6.6 atas nama Ny.Sc dengan diagnosa medis GEA, CHF NYHA II, DM Tipe II, Ny. Sm
dengan diagnose medis mioma uteri, dan Ny. Su dengan diagnose Ca Collon, ileus
obstruksi. Saya bertugas dengan satu perawat pelaksana. Berdasarkan kemampuan
perawat dan kondisi pasien, saya membagi tanggungjawab asuhan keperawatan Ny. Sc
dan Ny Sm kepada perawat Deni Kinasih, dan Ny. Su saya kelola sebagai
penanggungjawab sekaligus memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawat
pelaksana menyampaikan rencana harian masing-masing. Program terapi kolaborasi
dilakukan sesuai jadwal yang telah disepakati dengan profesi lain seperti rencana RKO
pada pasien Ny. Sm mengenai keluhan yang timbul terhadap pasien. Selain itu monitor
keadaan umum pasien dan kaji lebih dalam keluhan pasien setiap harinya. Dikarenakan
rencana harian yang disampaikan oleh perawat pelaksana sudah sesuai, maka tidak ada
reinforcement. Acara pre conference kemudian ditutup dengan doa oleh
penanggungjawab untuk membuka kegiatan pelayanan kepada pasien.

3.2.2.2 Rencana Kerja Harian Perawat

RENCANA KERJA HARIAN


ANGGOTA TIM/PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat :Maulita Nur Anisa & Deni Kinasih


Nama Pasien : Ruangan :Rajawali 4A Tanggal : 24 Februari 2020
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan


14.00 Hand over
Pre conference

14.30 Pasien 1 megganti cairan infus Asering 10


tpm
Pasien 2 mengganti cairan infus RL 20 tpm
Pasien 3 mengganti cairan infus RL 20 tpm

17.00 Pasien 1 memberikan terapi injeksi dan oral


sesuai advis dokter
Pasien 2 memberikan terapi injeksi dan oral
sesuai advis dokter
Pasien 3 memberikan terapi injeksi dan oral
sesuai advis dokter

18.00 Pasien 1 megukur tanda-tanda vital dan


mengkaji ulang keluhan
Menganjurkan untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam bial nyeri muncul
Pasien 2 megukur tanda-tanda vital dan
mengkaji ulang keluhan
Menganjurkan kompres hangat dibagian
yang masih nyeri (kemeng) dengan
melibatkan keluarga
Pasien 3 megukur tanda-tanda vital dan
mengkaji ulang keluhan
Menganjurkan untuk menerapkan prinsip
makan sedikit tapi sering untuk
mengurangi rasa mual

20.00 Evaluasi setelah diberikan tindakan


21.00 Post conference
Handover

RENCANA KERJA HARIAN


ANGGOTA TIM/PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat : Maulita Nur Anisa & Deni Kinasih


Nama Pasien : Ruangan : Rajawali 4A Tanggal : 25 Februari 2020
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan


14.00 Hand over
Pre conference

14.30 Pasien 1 megganti cairan infus Asering 10


tpm
Pasien 2 mengganti cairan infus RL 20 tpm
Pasien 3 mengganti cairan infus RL 20 tpm

17.00 Pasien 1 memberikan terapi injeksi ZINK


Tab/Jam , PCT 50 mg/ 8 jam dan oral
sesuai advis dokter
Pasien 2 memberikan terapi injeksi dan oral
sesuai advis dokter
Pasien 3 memberikan terapi injeksi
ciprofloxacin 400 mg/12 jam, metronidzol
500 mg /8 jam, DMZ 40 mg/12 jam dan
oral sesuai advis dokter

18.00 Pasien 1 megukur tanda-tanda vital dan


mengkaji ulang keluhan
Menganjurkan untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam bial nyeri muncul
Pasien 2 megukur tanda-tanda vital dan
mengkaji ulang keluhan
Menganjurkan kompres hangat dibagian
yang masih nyeri (kemeng) dengan
melibatkan keluarga
Pasien 3 megukur tanda-tanda vital dan
mengkaji ulang keluhan
Menganjurkan untuk menerapkan prinsip
makan sedikit tapi sering untuk
mengurangi rasa mual

20.00 Evaluasi setelah diberikan tindakan

21.00 Post conference


Handover

3.2.2.3 Post Conference

Waktu kegiatan : 24 Februari 2020


Tempat : Meja Pelayanan
Penanggung Jawab : Maulita Nur Anisa
Kegiatan :

Telah dilakukan post conference yang dibuka dengan doa dan salam oleh Maulita Nur
Anisa saya sendiri, sebagai penanggungjawab shift siang. Saya melakukan evaluasi
dengan menanyakan hasil asuhan perawat pelaksana. perawat pelaksana telah
menyampaikan hasil pengkajian yang dilakukan pada masing-masing klien kelolaan.
Selama dilakukan asuhan keperawatan ditemukan masalah pengkajian awal kurang
mendalam sehingga perlu dilakukan pengkajian tambahan. Pengkajian ulang akan
dilakukan oleh sift selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk mendalami keluhan yang dialami
oleh pasien sehingga proses penyembuhan bisa segera terwujud. Pada post conference
kali ini perawat pelaksana menyampaikan bahwa edukasi pasien, terapi kolaborasi obat
sudah terlaksana dengan baik, keadaan umum pasien secara keseluruhan sudah mulai
membaik, hasil foto thorax pasien Ny. Sc sudah ada dan tambahan advice dari dokter
pasien diberikan terapi tambahan nebulizer combivent. Kegiatan post conference diakhiri
dengan berdoa dan bersalaman satu dengan yang lainnya.

3.2.2.4 Catatan Perkembangan

24 Februari 2020
No Waktu Evaluasi TTD
1 21.00 S: Maulita
pasien a.n Ny. Sc No RM C802790 dengan
diagnose medik GEA, Diare Kronik, CHF
NYHA II, DM Tipe II, pasien post
colonoscopy DPJP dr.Agung Prasetyo,Sp.Pd.
PPJP Nimatus Soliha,AMK. Pasien mengalami
kelemahan fisik bagian ekstremitas kiri, makan
habis 2-3 sendok, pasien belum bisa BAB,
pasien terpasang dower cateter.
B:
Hasil BTA (-), terpasang infus asering 10 tpm,
Hb : 7,7, diit lunak, TD : 150/80 mmHg, N :
88 x/menit, suhu : 37,2 oc, RR : 24 x/menit
A:
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Hambatan mobilitas fisik
R:
Usaha obat suppositoria
Konsul dokter Neuronologi (tunggu acc DPJP)
Lanjutkan intervensi
2 21.00 S: Maulita

B:
A:
R:
3 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:

25 Februari 2020
No Waktu Evaluasi TTD
1 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:
2 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:
3 21.00 S: Maulita
B:
A:
R:

3.2.2.5 Hand Over

No. Nama pasien Diagnosa Keluhan Terapi lanjutan


medik
1. Ny. Sc GEA, CHF Pasien - Nebulizer
NYHA II, DM mengeluh combivent
Tipe II mengalami - Kaji TTV
kelemahan dan - Kaji nyeri
merasakan - Kolaborasi obat
sedikit nyeri sesuai intervensi
pada perutnya - Relaksasi/distraksi
2. Ny. Sm Mioma Uteri Pasien
3. Ny. Su Ca Collon,
Ileus obs
3.2.3 Laporan Shift Malam
3.2.3.1 Pre Conference
3.2.3.2 Rencana Kerja Harian Perawat

RENCANA KERJA HARIAN


ANGGOTA TIM/PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat :Nahar Willy Harso & Emi Yulina


Nama Pasien : Ruangan :Rajawali 4A Tanggal : 24 November 2020
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan


21.00 Preconference
Hand over

23.00 Mengganti plabot infus RL 20 tpm

02.00 Pemberian tranfusi darah

05.00 Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital

06.00 Mendokumentasikan asuhan keperawatan


yang telah dilakukan dan mengdelegasikan
07.00 ke perawat pelaksana selanjutnya.

Post Conference
Operan
08.00

RENCANA KERJA HARIAN


ANGGOTA TIM/PERAWAT PELAKSANA

Nama Perawat : Nahar Willy Harso & Emi Yulina


Nama Pasien : Ruangan : Rajawali 4A Tanggal : 25 November 2020
1. Ny. Sk
2. Ny. Sm
3. Ny. Su

Waktu Kegiatan Keterangan


21.00 Preconference
Hand over

23.00 Mengganti plabot infus RL 20 tpm

02.00 Pemberian tranfusi darah

05.00 Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital

06.00 Mendokumentasikan asuhan keperawatan


yang telah dilakukan dan mengdelegasikan
07.00 ke perawat pelaksana selanjutnya.

Post Conference
Operan
08.00

3.2.3.3 Pemberian Asuhan Keperawatan


3.2.3.4 Post Conference
3.2.3.5 Catatan Perkembangan
3.2.3.6 Hand Over

3.3 Staffing (Kepegawaian)


Daftar Kepegawaian Ruang Rawat Inap Amarilis 1
Katim : Inas Sabita Nur
Perawat Pelaksana 1 : Dewi Rohmana Hanin Utami
Perawat Pelaksana 2 : Maulita Nur Anisa
Perawat Pelaksana 3 : Deni Kinasih
Perawat Pelaksana 4 : Nahar Willy Harso
Perawat Pelaksana 5 : Emi Yulina

3.4 Directing (Pengarahan)


SURAT PENDELEGASIAN TUGAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Inas Sabita Nur
NIM : P13374206190xx
Unit Kerja : RSUP Dr Kariadi
Ruang : Rajawali 4A
Jabatan : Katim
Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai Katim pada
Hari, tanggal : 25 Februari 2020
Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan tugas beserta
kewenangannya kepada
Nama : Dewi Rohmana Hanin Utami
NIM : P1337420619xxx
Unit Kerja : RSUP Dr Kariadi
Ruang : Rajawali 4A
Jabatan : Perawat Pelaksana
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.
Semarang, 24 Februari 2020
Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi

3.5 Controlling (Pengawasan)

BAB IV
PEMBAHASAN

          Pengembangan model modular merupakan pengembangan dari primary nursing yang


digunakan dalam keperawatan dengan melibatkan tenaga professional dan non professional.
          Model modular mirip dengan model keperawatan tim, karena tenaga profesional dan non
profesional bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada beberapa pasien dengan
arahan kepemimpinan perawat profesional.
          Model modular mirip juga dengan model primer, karena tiap 2-3 perawat bertanggung
jawab terhadap asuhan beberapa pasien sesuai dengan beban kasus, sejak pasien masuk, pulang
dan setelah pulang serta asuhan lanjutan kembali ke rumah sakit.  Agar model ini efektif maka
Kepala Ruangan secara seksama menyusun tenaga profesional dan non profesional serta
bertanggung jawab supaya kedua tenaga tersebut saling mengisi dalam kemampuan, kepribadian,
terutama kepemimpinan.  Dalam menerapkan model modular, 2-3 tenaga keperawatan bisa
bekerjasama dalam tim, serta diberi tanggung jawab penuh untuk mengelola 8-12 kasus.  Seperti
pada model primer,  tugas tim keperawatan ini harus tersedia juga selama tugas gilir (shift) sore-
malam dan pada hari-hari libur, namun tanggung jawab terbesar dipegang oleh perawat
profesional. Perawat profesional bertanggung jawab untuk membimbing dan mendidik perawat
non profesional dalam memberikan asuhan keperawatan. Konsekuensinya peran perawat
profesional dalam model modular ini lebih sulit dibandingkan dengan perawat primer.  Model
modular merupakan gabungan dari model tim dan primary model.
          Peran perawat kepala ruang (nurse unit manager) diarahkan dalam hal membuat jadwal
dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk bekerjasama, dan berperan sebagai
fasilitator, pembimbing serta motivasi.
Kelebihan :
 Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan
holistik dengan pertanggungjawaban yang jelas.
 Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
 Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim, cara
ini efektif untuk belajar.
 Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
 Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman
dan efektif.
 Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
 Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
 Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
 Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan keperawatan
 Lebih mencerminkan otonomi
Kelemahan :
 Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
 Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas
 Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
 Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain karena lebih banyak menggunakan
perawat profesional.
 Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi kesehatan/kedokteran
 Perawat anggota dapat merasa kehilangan kewenangan

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

menejemen keperawatan merupakan suatu proses pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
seorang kepada pasien dengan metode tim maupun perawat penanggung jawab ruangan.
kedua metode tersebut merupakan suatu metode yang bagus, wkwkwk wes pik ra iso
merangkai kata kata aku

5.2 Saran

menejemen keperawaan pasien baik untuk diterapkan disetiap rumah sakit untuk memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat sehingga dapat terwujud masyarakat yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

I. Wayan Sudarta, S.Kep, Ns, M. K., M.Imron Rosyidi, S.Kep, Ns, M. K., & Eko Susilo, S.Kep,
Ns, M. K. (2019). Manajemen Keperawatan Teori & Aplikasi Praktik Keperawatan
(Cetakan Pe). Yogyakarta: Gosyen Publishing.XYanti, R. I., & Warsito, B. E. (2013).
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN
KUALITAS DOKUMENTASI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN Retyaningsih Ida
Yanti*, Bambang Edi Warsito ** *). Jurnal Manajemen Keperawatan, 1(2)

Anda mungkin juga menyukai