Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POST OPERASI HERNIA

A. Pola Kesehatan Fungsional


1. Identitas Pasien

Nama : Tn. S
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat :
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Status : Kawin
Pekerjaan : Sopir
Tgl. Pengkajian : 20-12-2020
Jam : 10.00 WIB
Diagnosa Medis : Post Operasi Hernia Inguinalis

2. Pola Persepsi Kesehatan Fungsional


a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan terasa nyeri pada bagian perut sebelah kanan bawah.
Sakit bertambah apabila ditekan atau digerakkan, nyeri seperti terbakar,
Skala nyeri 5, nyeri diwaktu kakinya agak di tekuk, nyeri hilang timbul
P : nyeri semakin meninggkat bila digerakkan
Q : nyeri seperti terbakar
R : perut kanan bawah
S : skala nyeri 5
T : saat bergerak atau ditekan, nyeri hilang timbul
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 15 Desember 2020 pasien melihat ada benjolan di
bagian perut sebelah kanan bawah dan di periksakan ke dokter dekat
rumah dan dokter mengatakan ke pasien bahwa itu adalah hernia lalu pada

1
tanggal 16 Desember 2020 di bawa ke RSUD Mojosari yaitu ke poli bedah
dengan nyeri hilang timbul, nyeri terasa cenut-cenut, skala nyeri 6, nyeri
yang dirasakan semakin meningkat bila di tekan atau digerakkan dan di
nyatakan dokter adalah hernia. Tanggal 17 Desember 2020 akhirnya pasien
menjalani operasi pada pukul 09.00 WIB dan dipindahkan ke ruangan
pada pukul 18.00 WIB. Pasien menjalani MRS selama 3 hari.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama, dan
pasien juga tidak mempunyai riwayat hipertensi atau penyakit menular
lainnya
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
turunan seperti hipertensi atau diabetes dan juga tidak ada yang
mempunyai penyakit menular seperti TBC paru.
e. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
RR : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 0C
f. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan ketika sakit klien akan berobat ke pelayanan
kesehatan
g. Pola Nutrisi
Pasien makan 3 x sehari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Saat sakit
pola makan pasien tidak berubah.
h. Pola aktivitas
Pasien mengatakan sebelum sakit aktivitas dapat dilakukan secara mandiri,
tetapi setelah opersi aktivitas klien banyak dibantu keluarga, dan klien
hanya beraktivitas ringan
i. Pola Istirahat tidur
Selama sakit klien mengatakan sulit tidur, kualitas tidur sebentar kurang
lebih 5 menit bangun dalam sehari klien tidur kurang lebih 3-5 jam/hari
karena adanya nyeri luka post operasi
j. Pola Koping dan toleransi stress
Pasien mengatakan selalu mendiskusikan dengan keluarga setiap ada
peramasalahan untuk menentukan jalan keluarnya

B. Pengkajian Sistem
1. Breating
Inspeksi : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, RR : 24 x/menit,
bentuk dada simetris tidak terdapat benjolan, Pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada tarikan interkoste, keluhan sesak (-), batuk (-), tidak ada
nyeri saat bernafas, pola nafas dan iramaregular. Palpasi : Tidak ada nyeri
tekan pada daerah dada. Perkusi : Sonor ( paru kiri dan paru kanan).
Auskultasi : suara nafas vesikuler, suara jantung normal , tidak ada bunyi
tambahan
2. Blood
TD : 130/90 mmhg, N : 84x/menit, S : 36.5 0C, CRT : < 2 detik, turgor

kulit normal. Tidak ada nyeri tekan ictus cordis teraba jelas tiga jari

dibawah putting susu. Perkusi : redup. Auskultasi : normal S1 dan S2

tunggal regular. Klien mengatakan tidak ada keluhan pada jantung.


3. Brain
Glasgow Coma Scale (GCS) 15 (E : 4, V : 5, M : 6), Klien nampak
meringis, kepala dan wajah simetris, gerakan wajah normal, sklera putih,
pupil sama besarnya kiri dan kanan, kornea bening, bola mata simetris,
kelopak mata dapat membuka dan menutup secara spontan, fungsi
pendengaran normal, fungsi penciuman normal, fungsi pengecapan
normal, fungsi penglihatan agak kabur
4. Bladder
frekuensi minum klien 4-5x/hari, urine warna kuning bening dengan bau
khas amoniak. Klien mengatakan tidak ada gangguan pada pola eliminasi
urine.
5. Bowel
tidak terdapat peradangan pada mulut, nyeri pada abdomen kuadran kiri
atas, BAB 1 kali/hari dengan konsistensi lunak, klien mengatakan kurang
nafsu makan.
6. Bone
Pergerakan sendi normal. Kekuatan otot atas 5/5 dan kekuatan otot bawah
5/5. Tidak ada permaslaaha dengan pergerakan pasien.
7. Psikososial
a. Sosial/interaksi
Klien mengatakan mendapat dukungan penuh dari keluarga, klien
kooperatif saat berinteraksi kepada perawat dan keluarga. Tidak ada
konflik yang terjadi baik berupa konflik peran, nilai dan lainnya.
b. Psikologis
Klien mengatakan tidak paham tentang penyakit penyakitnya saat
ini, klien terilhat bingung dan gelisah serta selalu bertanya tentang
kondisinya. Klien mengatakan tidak mengerti cara pengobatan yang
diberikan untuk penyembuhan penyakitnya dan klien mengatakan
berharap bias cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya.
c. Spiritual
Tidak ada masalah dalam beribadah. Klien aktif dalam beribadah
menjalankan kewajibannya.

C. Terapi
Mefenamid acid 500 mg 3x1,
Cefixime 100 mg 3x 1
D. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Klien mengatakan Diskontinuitas Nyeri Akut
nyeri pada perut kanan jaringan (luka)
bawah karena luka post karena tindakan
operasi pembedahan
(operasi)
DO :
P : nyeri semakin
meninggkat bila
digerakkan
Q : nyeri seperti terbakar
R : perut kanan bawah
S : skala nyeri 5
T : saat bergerak atau
ditekan, nyeri hilang
timbul
TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 36,5 oC
RR : 24 x/mnt
Ds : Nyeri Gangguan Pola tidur
Klien mengatakan tidur
tidak nyenyak karena nyeri
pada perut kanan bawah

DO :
Tampak lingkaran gelap
dibawah mata
Klien sering menguap

E. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul


1. Nyeri akut berhubungan dengan Diskontinuitas jaringan (luka) karena
tindakan pembedahan (operasi)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
F. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SDKI) Hasil (SLKI)

Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan 1. Pemberian Analgesik


dengan Diskontinuitas keperawatan selama 2 x Observasi
jaringan (luka) karena 24 jam diharapkan nyeri a. Identifikasi riwayat alergi
tindakan pembedahan menurun dengan kriteria obat
(operasi) hasil : b. Monitor tanda-tanda vital
 Keluhan nyeri sebelum dan sesudah
menurun pemberian analgetik
 Tampak meringis Terapeutik
menurun Dokumentasikan respons
 Sikap protektif terhadap efek analgetik dan efek
menurun yang tidak diinginkan
 Gelisah menurun Edukasi
 Kesulitan tidur Jelaskan efek terapi dan efek
menurun samping obat
 Frekuensi nadi Kolaborasi
membaik Kolaborasi pemberian dosis dan
 Tekanan darah jenis analgetik sesuai terapi
membaik
 Pola napas 2. Manajemen Nyeri
membaik Observasi
a. Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri non
verbal
c. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
Terapeutik
• Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
• Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(misalnya, suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
• Fasilitasi istirahat dan tidur
Gangguan Pola Tidur Tujuan : Dukungan Tidur
Setelah dilakukan Observasi:
tindakan keperawatan  Identifikasi pola aktivitas
selama 3 x 24 jam dan tidur
dharapkan pola tidur  Identifikasi faktor
membaik pengganggu tidur (fisik
dan/atau psikologis)
Kriteria Hasil :  Identifikasi makanan dan
1. Keluhan sulit tidur minuman yang mengganggu
menurun tidur (mis. kopi, teh, alkohol,
2. Keluhan sering makanan mendekati waktu
terjaga menurun tidur, minum banyak air
3. Keluhan tidur tidak sebelum tidur)
puas menurun Terapeutik:
4. Keluhan pola tidur  Modifikasi lingkungan (mis.
berubah menurun pencahayaan, kebisingan,
5. Keluhan istirahat suhu, matras, dan tempat
tidak cukup menurun tidur)
 Batasi waktu tidur siang,
jika perlu
 Fasilitasi menghilangkan
stres sebelum tidur
 Tetapkan jadwal tidur rutin
 Lakukan prosedur untuk
meningkatkan kenyamanan
(mis. pijat, pengaturan
posisi, terapi akupresur)
 Sesuaikan jadwal pemberian
obat dan/atau tindakan
untuk menunjang siklus
tidur-terjaga
Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
 Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
 Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
 Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supresor
terhadap tidur REM
 Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi lainnya
G. Implementasi Keperawatan
Diagnosa Tgl 21 Desember Tgl 22 Desember Tgl 23 Desember
Keperawatan 2020 2020 2020

Nyeri akut Jam 08.00 WIB Jam 08.00 WIB Jam 08.00 WIB
1. Observasi TTV 1. Observasi TTV 1. Observasi TTV
TD : 140/70 TD : 140/80 TD : 130/70
mmhg mmhg mmhg
N :80 x/mnt, N :84 x/mnt, N :84 x/mnt,
S : 36,5 0C S : 36,5 0C S : 36,3 0C
RR : 24 x/mnt RR : 24 x/mnt RR : 24 x/mnt
2. Mengidentifikasi 2. Mengidentifikasi 2. Mengidentifikasi
karakteristik, karakteristik, karakteristik,
durasi, frekuensi, durasi, frekuensi, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas kualitas, kualitas, intensitas
nyeri. Skala nyeri intensitas nyeri. nyeri. Skala nyeri
5, nyeri masih Skala nyeri 3, 2, nyeri masih
hilang timbul dan nyeri masih berkurang
bertambah jika hilang timbul dan 3. Mengajarkan pada
digerakkan atau bertambah jika pasien teknik
kaki ditekuk digerakkan atau relaksasi untuk
3. Mengajarkan pada kaki ditekuk mengurangi nyeri
pasien teknik 3. Mengajarkan seperti tekni nafas
relaksasi untuk pada pasien dalam
mengurangi nyeri teknik relaksasi 4. Menjelaskan pada
seperti tekni nafas untuk keluarga cara
dalam mengurangi nyeri mengurangi nyeri
4. Menjelaskan pada seperti tekni yang terjadi ketika
keluarga cara nafas dalam di rumah dengan
mengurangi nyeri 4. Menjelaskan pada mengajarkan
yang terjadi ketika keluarga cara teknik relaksasi
di rumah dengan mengurangi nyeri nafas dalam
mengajarkan yang terjadi 5. Memberikan
teknik relaksasi ketika di rumah terapi obat pada
nafas dalam dengan pasien :
5. Memberikan terapi mengajarkan Asam mefenamat
obat pada pasien : teknik relaksasi 500 mg
Asam mefenamat nafas dalam Cefixim 100 mg
500 mg 5. Memberikan
Cefixim 100 mg terapi obat pada
pasien :
Asam mefenamat
500 mg
Cefixim 100 mg
H. Evaluasi
Diagnosa Tgl 21 Desember Tgl 22 Desember Tgl 23 Desember
Keperawatan 2020 2020 2020

Nyeri akut S: S: S:
Pasien mengatakan Pasien mengatakan Nyeri sudah
masih nyeri pada masih nyeri pada berkurang dan
perut kanan bawah, perut kanan bawah, terkadang tidak
nyeri semakin terasa nyeri semakin terasa terasa
jika kaki ditekuk, jika kaki ditekuk,
nyeri hilang timbul nyeri hilang timbul O:
dan terasa seperti dan terasa seperti k/u : cukup,
terbakar terbakar Kesadaran :
Composmentis
O: O: GCS 4-5-6
k/u : cukup, k/u : cukup,TTV :
Kesadaran : Kesadaran :
TD : 130/70 mmhg
Composmentis GCS Composmentis GCS N :84 x/mnt,
4-5-6 4-5-6 S : 36,3 0C
TTV : TTV : RR : 24 x/mnt
TD : 140/70 mmhg TD : 140/80 mmhg Wajah masih
N :80 x/mnt, N :84 x/mnt, menyeringai
S : 36,5 0C S : 36,5 0C menahan nyeri
RR : 24 x/mnt RR : 24 x/mnt Skala nyeri 2
Wajah masih Wajah masihPasien dapat
menyeringai menyeringai menyebutkan nyeri
menahan nyeri menahan nyeri karakteristik nyeri
Skala nyeri 5 Skala nyeri 3 yang dirasakan
Pasien dapat Pasien dapat
menyebutkan nyeri menyebutkan nyeri A : Masalah
karakteristik nyeri karakteristik nyeri teratasi
yang dirasakan yang dirasakan
P : Intervensi
A : Masalah belum A : Masalah belum Dihentikan
teratasi teratasi - Berikan HE
pada pasien
P : Intervensi P : Intervensi tentang teknik
dilanjutkan dilanjutkan distraksi dan
1. Identifikasi 1. Identifikasi relaksasi
lokasi, lokasi, dalam
karakteristik, karakteristik, mengurangi
durasi, durasi, nyeri yang
frekuensi, frekuensi, dirasakan
kualitas, kualitas, dengan cara
intensitas nyeri intensitas nyeri nafas dalam
2. Identifikasi 2. Identifikasi - Anjurkan
skala nyeri skala nyeri pasien
Identifikasi Identifikasi mengkonsum
respons nyeri respons nyeri si makanan
non verbal non verbal yang bergizi
3. Identifikasi 3. Identifikasi untuk
faktor yang faktor yang mempercepat
memperberatda memperberatda proses
n memperingan n memperingan penyembuhan
nyeri nyeri luka
DAFTAR PUSTAKA

Ariska, D. W., & Ali, M. S. (2019). Pengaruh Kebiasaan Konsumsi Junk Food
Terhadap Kejadiaan Obesitas Remaja. Jurnal Kesehatan Surya Mitra
Husada, 1–7.

Bickley Lynn S & Szilagyi Peter G. (2018). Buku Saku Pemeriksaan Fisik &
Riwayat Kesehatan (p. 49). p. 49.

Burkitt, and R. (2007). Appendicitis. In: Essential Surgery Problems, Diagnosis,


& Management . (4th ed.). London: Elsevier Ltd.

Corwin. E.J, (2011), Patofisiologi, Alih Bahasa Brahm U, Pandit Jakarta : EGC.
Jong, S. & de. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Kedokteran, F. (2018). Teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Basic


Physical Examination : Teknik Inspeksi, Palpasi, dan auskultasi,(0271)

Kozier B, Erb G. (2010) Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses


dan Praktik. Jakarta: EGC

Majid Abdul, Mohammad Judha, (2011). Keperawatan Perioperatif,


Yogyakarta : Gosyen Publising.

Muttaqin Arif, Kumala Sari, (2011), Asuhan Keperawatan Perioperatif; Konsep,


Proses dan Aplikasi, Jakarta : Salemba Medika

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction

Potter. Patricia A., Perry, Anne G. (2011). Fundamental Keperawatan: Konsep


Proses dan Praktik. (Ed. 4). Jakarta: EGC

Price. A, S Dkk, (2022). Patofisiologi, Jakarta : EGC

Quin. (2013). Penilaian Dan Penatalaksanaan Nyeri. Tersedia di


http://www.medicaljorunal.ac.id diakses tanggal 28 April 2020
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, (2012), Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, Jakarta : EGC.

Sudoyo. (2011). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta : FKUI IPD

Tamsuri. A. (2012). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta : EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai