Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA KLIEN Ny. M.B DENGAN DIAGNOSA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUANG
POLI KIA RSUD MGR. GABRIEL MANEK, SVD ATAMBUA

OLEH:

YOVITA ANISIA TAE

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2024
FORMAT RESUME

Tanggal Pengkajian : Senin, 15 Januari 2024


Diagnosa Medis : ISK ( Infeksi Saluran Kemih)
Nama/Usia : Ny.M.B/ 33 tahun
Alamat : Makir
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Keluhan Utama :
Ny. M.B, usia 33 tahun dengan diagnosa, ISK ( Infeksi Saluran Kemih ) datang ke poli Klinik
KIA pukul : 08:00 dengan keluhan nyeri perut bagian bawah saat buang air kecil kurang lebih
sudah 1minggu yang lalu,dengan skala nyeri 6 (1-10), sewaktu kencing air kemih sedikit-sedikit,
rasa tidak enak pada perut bagian bawah,pasien tampak meringis, gelisah dan nyeri pada daerah
pinggang,pasien tampak proaktif terhadap nyeri yang dirasakan.
saat pengkajian diperoleh data, menarche usia 13 tahun, siklus haid 28 hari, lamanya 3-4
hari,sehari ganti pembalut 2-3 kali, haid kadang tidak teratur.

Keluhan Penyakit Sekarang :


Pasien mengatakan Nyeri perut bagian bawah saat buang air kecil kurang lebih sudah 1 minggu,
dengan skala nyeri 6, sewaktu kencing air kemih sedikit-sedikit, rasa tidak enak pada perut
bagian bawah pasien tampak meringi, gelisah dan rasa nyeri pada daerah pinggang, paien tampak
proaktif terhadap nyeri yang dirasakan.

Pengkajian terkait pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari,


a. pada pola nutrisi:
pasien mengatakan makan 3X sehari porsi yang disediaka mampu dihabiskan, pasien
mengatakan kurang minum air putih, minum air hanya saat sehabis makan.
b. Pada pola istirahat,:
pasien mengatakan pasien istirahat dengan baik tetapi kadang terbangun saat nyeri timbul
pasien susah tidur.
c. Pada pola personal hygiene, pola psikososial dan pola spiritual tidak ditemukan masalah.
Dilakukan pengukuran tanda-tanda vital TD : 125/65 mmhg, N : 102x/m, R: 20x/m, S :
36,1.
d. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAB lancar, pada saat BAK ada rasa sakit dan air kemih sedikit-
sedikit.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala : Normal, rambut warna hitam, tidak terdapat luka ( tidak ada masalah )
2. Mata : Sklera normal tidak ada icterus, konjungtiva tidak ada anemis, pupil : isokor,
lapang pandang jelas.
3. Hidung : Tidak ada lender atau secret, tidak terdapat luka.
4. Mulut dan bibir : Mukosa mulut lembeb, tidak terdapat luka.
5. Gigi dan Gusi : Gigi bersih tidak ada karises, gigi normal tidak ada luka.
6. Dada dan aksila ; tidak ada nyeri, tidak ada benjolan pada mamae, pada aksila tidak ada
benjolan.
7. Paru-paru : Tidak sesak napas, pola napas teratur.
8. Abdomen : tidak ada edema, tidak ada luka, ada nyeri pada perut bagian bawah.
9. Vulva dan perineum : tidak ada luka pada vulva, serta benjolan pada perineum, tidak ada
pembengkakan.
10. Anus : tidak ada benjolan, hemoroid serta tidak ada luka.
11. Ektremitas : pergerakan normal tidak ada kekakuan sendi.
12. Keadaan umum : baik, kesadaran Composmentis.

ANALISA DATA
Hari/tgl Data Etiologi Masalah

Senin, Ds : Agen pencedera Nyeri Akut


15/01/2 Pasien mengatakan Nyeri Fisiologis
4 perut bagian bawah saat
buang air kecil kurang lebih
sudah 1 minggu, dengan
skala nyeri 6, sewaktu
kencing air kemih sedikit-
sedikit, rasa tidak enak pada
perut bagian bawah dan rasa
nyeri pada daerah pinggang

Do :
pasien tampak
meringgis,gelisah, TD :
125/65 mmhg, N : 102x/m,
R: 20x/m.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis yang ditandai dengan
Pasien mengatakan Nyeri perut bagian bawah saat buang air kecil kurang lebih sudah
1 minggu, dengan skala nyeri 6, sewaktu kencing air kemih sedikit-sedikit, rasa tidak
enak pada perut bagian bawah dan rasa nyeri pada daerah pinggang, pasien tampak
meringgis,gelisah, TD : 125/65 mmhg, N : 102x/m, R: 20x/m.

PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I. 01014)
dengan Agen pecedera asuhan keperawatan Observasi:
Fisiologis selama 1x20 menit 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
nyeri menurun frekuensi, kualitas,
(L.08066) dan intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri 2. Identifikasi skala
menurun nyeri
2. Meringis 3. Identifikasi respon
menurun nyeri non verbal
3. Sikap protektif Terapeutik: Berikan terapi
menurun nonfarmakalogis untuk
mengurangi rasa nyeri
(Anjurkan pasien untuk
minum air putih,
Beritahukan kepada pasien
untuk tidak menehan air
kemih, anjurkan pasien
untuk kebersihan daerah
genitalia dan mengganti
pakaian dalam).
Kolaborasi pemberian
Obat.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Hari/ Implementasi Keperawatan Evaluasi


Tanggal Keperawatan
1 Senin, 15 11.15: 11.20:
januari 2024 Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, S: Pasien mengatakan
durasi, frekuensi, kulaitas, intensitas nyeri yang dirasakan
nyeri, dan skala nyeri berkurang setelah
P: nyeri pada perut bagian bawah melakukan teknik
Q: rasa panas saat berkemih nonfarmokologis yang
R: Perut bagian bawah di ajarkan
S: 6 dari 10, nyeri sedang O: Pasien tampak
T: disaat buang air kecil tidak meringis, pasien
11.20: juga mengikuti apa
Memberikan Teknik nonfarmakologis yang diajarkan
untuk mengurangi rasa nyeri. A:
1. Menganjurkan pasien untuk Masalah keperawatan
minum air putih yang banyak. nyeri:
2. Memberitahukan kepada pasien - Keluhan nyeri
untuk tidak menahan air kemih di cukup menurun
saat ingin berkemih. - Meringis
3. Menganjurkan pasien untuk menurun
selalu membersihkan daerah - Sikap protektif
Genitalia dan menganti pakaian cukup menurun
dalam yang basah. P: Intervensi
11.25: dihentikan pasien
Kolaborasi pemberian obat antibiotik pulang

LAPORAN PENDAHULUAN KISTA OVARIUM

A. Pengertian
Kista ovarium yaitu suatu pengumpulan cairan yang terjadi dalam ovarium atau
indung telur dan cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh selaput yang terbentuk dari
lapisan terluar indung telur atau ovarium (Roswati, 2022).
Kista ovarium adalah suatu kantong yang berisi cairan, normalnya memiliki
ukuran yang kecil dan terletak di ovarium (indung telur). Kista ovarium dapat terjadi
kapan saja, pada saat masa pubertas hingga masa menopause dan juga selama masa
kehamilan (Lathifatul & Suhartono, n.d.).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kista ovarium adalah
kantung yang membesar karena adanya pengumpulan cairan didalam indung telur
(ovarium) dan dibungkus oleh selaput dari ovarium. Cairan yang terkumpul dapat bersifat
cair maupun padat, serta dapat terjadi saat masa pubertas hingga menopause (Woelandari,
2019).
B. Etiologi
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofsis dan ovarium. Faktor penyebab terjadinya kista antara lain yaitu
adanya penumpukan lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan
zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan
meningkatkan resiko tumbuhnya kista, dan faktor genetik. Menurut (Roswati, 2022)
penyebab dari kista ovarium belum diketahui secara pasti, terdapat beberapa faktor
pendukung antara lain :
1. Gangguan hormon
Kelebihan atau peningkatan hormon progesteron dan esterogen dapat memicu
terjadinya kista ovarium. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung hormon
esterogen dan progesteron yaitu pil kb atau iud (intrauterine device) dapat
menurunkan resiko terbentuknya kista ovarium.
2. Faktor genetik
Di dalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yaitu disebut dengan
gen protoonkogen. Protoonkogen dapat bereaksi akibat dari paparan karsinogen
(lingkungan, makanan, kimia), polusi dan paparan radiasi.
3. Pengobatan infertilitas
Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat kesuburan dilakukan induksi
ovulasi dengan gonadotropin. Gonadotropin yang terdiri dari fsh dan lh dapat
menyebabkan kista berkembang.
4. Hipotiroid
Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormon tiroid yang dapat
menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi tsh (thyroid stimulating hormone) lebih
banyak sehingga kadar TSH meningkat. TSH merupakan faktor yang memfasilitasi
perkembangan kista ovarium folikel.
5. Faktor usia
Kista ovarium jinak terjadi pada wanita kelompok usia reproduktif. Pada
wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun) lebih beresiko
memiliki kista ovarium ganas. Ketika wanita telah memasuki masa menopause,
ovarium dapat menjadi tidak aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat
aktifitas wanita menopause yang rendah.
6. Faktor lingkungan
Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak
memberikan andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, dan sosial
ekonomi. Perubahan gaya hidup juga mempengaruhi pola makan yaitu konsumsi
tinggi lemak dan rendah serat, merokok, konsumsi alkohol, zat tambahan pada
makanan, terpapar polusi asap rokok atau zat berbahaya lainnya, stress dan kurang
aktivitas atau olahraga memicu terjadinya suatu penyakit

C. Manifestasi Klinis
Kebanyakan kista ovarium tumbuh tanpa adanya keluhan. Keluhan biasanya
muncul jika kista sudah membesar dan mengganggu organ tubuh yang lain. Jika kista
mulai menekan saluran kemih, usus, saraf, atau pembuluh darah besar di sekitar rongga
panggul akan menimbulkan keluhan berupa gangguan pencernaan, susah buang air kecil
dan air besar, kesemutan dan bengkak pada kaki. Gejala klinis kista ovarium antara lain
nyeri di lower abdomen, nyeri saat menstruasi, dan gangguan siklus menstruasi
(Lathifatul & Suhartono, 2020)
Gejala klinis kista ovarium yaitu distensi abdomen progresif, nyeri perut difus non
spesifik, perdarahan vagina, sembelit, cepat kenyang, muntah dan sering berkemih
(Lathifatul & Suhartono, 2020).
Selain itu tanda dan gejala kista ovarium dapat berupa:
a. Perut terasa penuh, berat dan kembung
b. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
c. Haid tidak teratur
d. Nyeri panggul yang menetap atau kambuh yang dapat menyebar punggung bawah
dan paha
e. Mual dan muntah atau pengerasan pada payudara mirip seperti pada saat hamil.

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan kista ovarium menurut
(Woelandari, 2019) adalah:
A. Laparoskopi
Laparoskopi merupakan sebuah teknik untuk melihat ke dalam perut tanpa
melakukan tindakan pembedahan mayor. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui apakah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk
menentukan sifat tumor tersebut.
B. Ultrasonografi
Ultrasonografi (usg) yaitu suatu alat pemeriksaan yang menggunakan
ultrasound (gelombang suara) yang dipancarkan transduser. Pemeriksaan ini
untuk dapat mengetahui letak dan batas tumor, sifat tumor, dan cairan dalam
rongga perut yang bebas dan yang tidak.
C. Foto rontgen
Foto rontgen adalah suatu prosedur pemeriksaan yang menggunakan radiasi
gelombang elektromagnetik untuk menampilkan gambaran bagian dalam
tubuh
Pemeriksaan ini dapat menentukan adanya hidrotoraks. Pada kista dermoid
dapat terlihat adanya gigi dalam tumor.
E. Komplikasi
Hal yang paling ditakutkan dari penyakit kista ovarium ialah berubah menjadi
ganas dan banyak terjadi komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi pada kista ovarium
menurut (Safitri, 2020) yaitu:
7. Perdarahan ke dalam kista
Perdarahan kista biasanya terjadi sedikit-sedikit dan berangsur
menyebabkan pembesaran pada kista dan menimbulkan gejala klinik yang
minimal. Tetapi jika perdarahan terjadi tiba-tiba dengan jumlah yang sangat
banyak dapat menimbulkan distensi cepat dan nyeri abdomen secara
mendadak
8. Torsio (putaran tangkai)
Torsio terjadi pada tumor dengan diameter 5 cm atau lebih. Kondisi yang
mepermudah torsio adalah saat kehamilan karena uterus yang membesar
dapat merubah letak tumor dan karena terjadi perubahan mendadak pada
rongga perut saat sesudah persalinan. Putaran tangkai menimbulkan tarikan
ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritonium parietale yang
menimbulkan rasa sakit. Jika putaran tangkai berjalan teus, akan
menimbulkan nekrosis hemorargik dalam tumor, jika tidak segera dilakukan
tindakan, dapat merobek dinding kista dengan perdarahan abdominal atau
peradangan sekunder. Jika putaran tangkai terjadi perlahan, tumor melekat
pada omentum
9. Infeksi pada tumor
Infeksi tumor dapat terjadi apabila dekat tumor terdapat sumber kuman
patogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta.
10. Robek dinding kista (rupture)
Robek dinding kista terjadi pada putaran tangkai, tetapi dapat pula akibat
jatuh, trauma, atau saat berhubungan intim. Kista yang berisi cairan serus,
rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritonium akan segera berkurang.
Tetapi, jika terjadi robekan dinding kista disertai hemorargik akut, perdarahan
akan terus berlangsung ke dalam rongga peritonium dan menimbulkan nyeri
terus menerus disertai tanda abdomen akut.
11. Perubahan keganasan
Perubahan keganasan dapat terjadi pada kista jinak. Setelah dilakukan
operasi pada tumor perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik terhadap
kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dicurigai tumor
mengalami metastase memperkuat diagnosis keganasan.

F. Pencegahan
Meski belum diketahui secara pasti penyebab munculnya kista, kista dapat dihindari
dengan penerapan pola hidup yang sehat dan berkualitas, antara lain:
1. Makan makanan yang bergizi, dan menghindari makanan yang mengandung
bahan karsinogenik dan makanan tinggi lemak.
2. Olahraga secara teratur
3. Tidak merokok
4. Tidak minum minuman yang mengandung alkohol
5. Deteksi dini apabila muncul keluhan yang serupa dengan tanda dan gejala
kista ovarium.
FORMAT RESUME

Tanggal Pengkajian : Senin, 15 Januari 2024


Diagnosa Medis : Kista Ovarium + ISK
Nama/Usia : Ny.M.B/ 33 tahun
Alamat : Makir
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Keluhan Utama :
Ny. M.B, usia 33 tahun dengan diagnosa, Kista Ovarium datang ke poli Klinik KIA pukul :
08:00 dengan keluhan nyeri perut bagian bawah saat buang air kecil kurang lebih sudah 1minggu
yang lalu,dengan skala nyeri 6 (1-10), perut terasa penuh, perut kembung, nyeri panggul, rasa
tidak enak pada perut bagian bawah,pasien tampak meringis, gelisah dan pasien tampak proaktif
terhadap nyeri yang dirasakan.
saat pengkajian diperoleh data, menarche usia 13 tahun, siklus haid 28 hari, lamanya 3-4
hari,sehari ganti pembalut 2-3 kali, haid kadang tidak teratur. Dilakukan pengukuran tanda-tanda
vital TD : 125/65 mmhg, N : 102x/m, R: 20x/m, S : 36,1.

Keluhan Penyakit Sekarang :


Pasien mengatakan nyeri perut bagian bawah saat buang air kecil kurang lebih sudah 1minggu
yang lalu,dengan skala nyeri 6 (1-10), perut terasa penuh, perut kembung, nyeri panggul, haid
tidak teratur, rasa tidak enak pada perut bagian bawah,pasien tampak meringis, gelisah dan
pasien tampak proaktif terhadap nyeri yang dirasakan. Dilakukan pengukuran tanda-tanda vital
TD : 125/65 mmhg, N : 102x/m, R: 20x/m, S : 36,1.

Pengkajian terkait pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari,


e. pada pola nutrisi:
pasien mengatakan makan 3X sehari porsi yang disediaka mampu dihabiskan, pasien
mengatakan kurang minum air putih, minum air hanya saat sehabis makan.
f. Pada pola istirahat,:
pasien mengatakan pasien istirahat dengan baik tetapi kadang terbangun saat nyeri timbul
pasien susah tidur.
g. Pada pola personal hygiene, pola psikososial dan pola spiritual tidak ditemukan masalah.
h. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan BAB lancar, pada saat BAK ada rasa sakit.

PEMERIKSAAN FISIK
13. Kepala : Normal, rambut warna hitam, tidak terdapat luka ( tidak ada masalah )
14. Mata : Sklera normal tidak ada icterus, konjungtiva tidak ada anemis, pupil : isokor,
lapang pandang jelas.
15. Hidung : Tidak ada lender atau secret, tidak terdapat luka.
16. Mulut dan bibir : Mukosa mulut lembeb, tidak terdapat luka.
17. Gigi dan Gusi : Gigi bersih tidak ada karises, gigi normal tidak ada luka.
18. Dada dan aksila ; tidak ada nyeri, tidak ada benjolan pada mamae, pada aksila tidak ada
benjolan.
19. Paru-paru : Tidak sesak napas, pola napas teratur.
20. Abdomen : tidak ada edema, tidak ada luka, ada nyeri pada perut bagian bawah.
21. Vulva dan perineum : tidak ada luka pada vulva, serta benjolan pada perineum, tidak ada
pembengkakan.
22. Anus : tidak ada benjolan, hemoroid serta tidak ada luka.
23. Ektremitas : pergerakan normal tidak ada kekakuan sendi.
24. Keadaan umum : baik, kesadaran Composmentis.

ANALISA DATA
Hari/tgl Data Etiologi Masalah

Senin, Ds : pasien mengatakan nyeri Agen pencedera Nyeri Akut


15/01/2 perut bagian bawah saat Fisiologis
4 buang air kecil kurang lebih
sudah 1 minggu yang
lalu,perut terasa penuh, perut
kembung, nyeri panggul, rasa
tidak enak pada perut bagian
bawah, pasien tampak
proaktif terhadap nyeri yang
dirasakan.

Do :
pasien tampak
meringgis,gelisah, skala nyeri
6 (1-10), TD : 125/65 mmhg,
N : 102x/m, R: 20x/m.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera Fisiologis yang ditandai dengan, pasien
mengatakan Nyeri perut bagian bawah saat buang air kecil kurang lebih sudah 1 minggu,
dengan skala nyeri 6, ), perut terasa penuh, perut kembung, nyeri panggul, rasa tidak enak
pada perut bagian bawah,pasien tampak meringis, gelisah dan pasien tampak proaktif
terhadap nyeri yang dirasakan. tanda-tanda vital TD : 125/65 mmhg, N : 102x/m, R:
20x/m, S : 36,1.

PERENCANAAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Manajemen nyeri (I. 01014)
dengan Agen pecedera asuhan keperawatan Observasi:
Fisiologis selama 1x20 menit 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan tingkat karakteristik, durasi,
nyeri menurun frekuensi, kualitas,
(L.08066) dan intensitas nyeri
1. Keluhan 2. Identifikasi skala
nyeri nyeri
menurun 3. Identifikasi respon
2. Meringis nyeri non verbal
menurun Terapeutik: Berikan terapi
3. Sikap nonfarmakalogis untuk
protektif mengurangi rasa nyeri
menurun (Anjurkan pasien untuk
minum air putih,
Beritahukan kepada pasien
untuk tidak menehan air
kemih, anjurkan pasien
untuk kebersihan daerah
genitalia dan mengganti
pakaian dalam).
Kolaborasi pemberian
Obat.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Hari/ Implementasi Keperawatan Evaluasi


Tanggal Keperawatan
1 Senin, 15 11.15: 11.20:
januari 2024 Mengindentifikasi lokasi, karakteristik, S: Pasien mengatakan
durasi, frekuensi, kulaitas, intensitas nyeri yang dirasakan
nyeri, dan skala nyeri berkurang setelah
P: nyeri pada perut bagian bawah melakukan teknik
Q: rasa panas saat berkemih nonfarmokologis yang
R: Perut bagian bawah di ajarkan, perut
S: 6 dari 10, nyeri sedang kembung berkurang.
T: disaat buang air kecil O: Pasien tampak
11.20: tidak meringis, pasien
Memberikan Teknik nonfarmakologis juga mengikuti apa
untuk mengurangi rasa nyeri. yang diajarkan
1. Menganjurkan pasien untuk A:
minum air putih yang banyak. Masalah keperawatan
2. Memberitahukan kepada nyeri:
pasien untuk melakukan - Keluhan nyeri
kompres hangat saat nyeri. cukup menurun
11.25: - Meringis
Kolaborasi pemberian obat antibiotik menurun
- Sikap protektif
cukup menurun
P: Intervensi
dihentikan pasien
pulang

Anda mungkin juga menyukai