Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi keperawatan merupakan sebuah fase dimana perawat melaksanakan rencana atau intervensi yang sudah dilaksanakan
sebelumnya. Berdasarkan terminologi SIKI, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan yang merupakan tindakan khusus
yang digunakan untuk melaksanakan intervensi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus pada
intervensi keperawatan antara lain : mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi, menemukan perubahan sistem tubuh, menetapkan
50 hubungan klien dengan lingkungan, implementasi pada dokter (Wahyuni,2016).

Impelementasi adalah pelaksanaan dari rencanaan intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana intervensi disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari
implementasi adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2017). Menurut Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder (2010), pada
proses keperawatan, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan khusus yang diperlukan
untuk melaksanakan intervensi (program keperawatan).

Perawat melaksanakan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan lalu mengakhiri tahap
implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respon pasien terhadap tindakan yang diberikan. 25 Implementasi keperawatan yang
digunakan untuk pasien dengan nyeri akut adalah sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.


b. Mengidentifikasi skala nyeri
c. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
d. Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
e. Memberikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya akupresure, terapi pijat, kompres hangat/dingin).
f. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
g. Mengkolaborasikan pemberian analgesi.

Disini kami mengambil 3 diagnosa, yaitu :

1. Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
2. Gangguan Eliminasi Urin
Gangguan eliminasi urin dalam SDKI didefinisikan sebagai disfungsi eliminasi urin. Gangguan eliminasi urin adalah kondisi di mana seseorang
mengalami gangguan dalam pola berkemih atau disfungsi eliminasi urin, yaitu gangguan fungsi organ organ eliminasi seperti ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra. Penyakit ini dapat memberikan pengaruh buruk secara psikologis dan social.
3. Ansietas
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) ansietas atau kecemasan ialah kondisi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak
jelaskan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi.

N TANGGAL WAKTU NO.DX IMPLEMENTASI DAN RESPON NAMA &


O PARAF
1. Senin, 07- Dinas Pagi Nyeri akut b.d agen pencedera Manajemen Nyeri (I.08238)
03-2022 08.00 – 14.00 fisiologis neoplasma d.d klien Observasi: Perawat
WIB mengeluh nyeri pada vagina 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan menjalar di area pinggang, intensitas nyeri
klien tampak meringis, Respon/ Hasil : pasien mengetahui lokasi nyeri, karakteristik, durasi,
menahan sakit sering frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri yang muncul saat nyeri
memegangi perut, klien terlihat terjadi.
gelisah, tekanan darah 2. Mengidentifikasi skala nyeri
meningkat. (D.0077) Respon/ Hasil : pasien mengetahui seberapa besar rasa nyeri yang
dialami oleh pasien
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
Respon/ Hasil : pasien mengeluarkan mimik wajah yang meringis
saat merasa nyeri
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Respon/ Hasil : pasien mengetahui apa saja yang memperburuk dan
memperingan keadaan nyerinya.
5. Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
Respon/ Hasil : pasien mengetahui dan memiliki keyakinan tentang
nyeri pasien.

Terapeutik:
1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Respon/ Hasil : rasa nyeri yang dirasakan pasien sudah berkurang
dari sebelumnya.
2. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Respon/ Hasil : rasa nyeri yang dirasakan pasien berkurang dan
pasien merasa nyaman.
3. Memfasilitasi istirahat dan tidur
Respon/ Hasil : rasa nyeri yang dirasakan pasien semakin berkurang
4. Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Respon/ Hasil : Pasien setuju dan mengikuti hal yang dianjurkan
oleh perawat

Edukasi:
1. Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Respon/ Hasil : pasien memahami penyebab, periode, dan pemicu
nyeri dan tidak gelisah saat nyeri timbul kembali
2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Respon/ Hasil : pasien memahami cara untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Mengajurkan memonitor nyeri secara mandiri
Respon/ Hasil : pasien mengikuti anjuran perawat untuk memonitor
nyeri secara mandiri.
4. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Respon/ Hasil : pasien mendapatkan pengertian tentang macam dan
fungsi obat analgetik yang tepat
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Respon/ Hasil : Pasien memahami dan mengikuti teknik
nonfarmakologis yang diberikan perawat untuk mengurangi rasa
nyeri.

Kolaborasi:
1. Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Respon/ Hasil : proses penyembuhan pasien menjadi lebih cepat.

2. Selasa, 08- Dinas Siang Gangguan Eliminasi Urin b.d Manajemen Eleminasi Urine (I.04152)
03-2022 14.00- 20.00 penurunan kapasitas kandung Observasi : Perawat
WIB kemih d.d klien sering buang 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia urine
air kecil,distensi kandung Respon/ Hasil : pasien mengatakan belum merasakan sensasi ingin
kemih, berkemih tidak tuntas, berkemih
volume residu urin meningkat. 2. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau inkontinensia
(D.0040) urine
Respon/ Hasil : pasien dan keluarga paham faktor yang
menyebabkan retensi atau inkontinensia urine
3. Memonitor eliminasi urine (mis. frekuensi, konsistensi, aroma,
volume, dan warna)
Respon/ Hasil : Warna urine pasien : kuning cerah, frekuensi :
sedikit, konsistensi : cair, aroma : khas, volume : 100 ml

Terapeutik :
1. Mencatat waktu-waktu dan haluaran berkemih
Respon/ Hasil :
volume kantong keteter
Jam 14:15 (100cc)
Jam 18:02 (200cc)
2. Membatasi asupan cairan, jika perlu
Respon/ Hasil : pasien mengikuti anjuran perawat.
3. Mengambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
Respon/ Hasil : sampel urine tengah (midstream) pasien telah
diambil.

Edukasi :
1. Mengajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Respon/ Hasil : Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami,
tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
2. Mengajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Respon/ Hasil : pasien paham cara untuk mengukur asupan cairan
dan haluaran urine.
3. Menganjurkan mengambil specimen urine midstream
Respon/ Hasil : pasien mengikuti anjuran perawat
4. Mengajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk
berkemih
5. Respon/ Hasil : pasien mengenali masalah yang dialami pasien, bisa
mengetahui tanda berkemih dan waktu yang tepat untuk berkemih.
6. Mengajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot pinggul /
berkemihan
Respon/ Hasil : Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami
caranya terapi modalitas bekerja
7. Menganjurkan minum yang cukup, jika tidak ada kontraindikasi
Respon/ Hasil : pasien dan keluarga pasien paham dengan anjuran
minum yang cukup
8. Menganjurkan mengurangi minum menjelang tidur.
4. Respon/ Hasil : pasien mengikuti anjuran perawat dan rasa ingin
berkemih pasien berkurang.

Kolaborasi :
1. Berkolaborasi pemberian obat suposituria uretra, jika perlu.
Respon/ Hasil : proses penyembuhan pasien menjadi lebih cepat.

3. Rabu, 09- Dinas Malam Ansietas b.d kurang terpapar Reduksi Ansietas (I.09314)
03-2022 20.00-08.00 informasi d.d klien mengatakan Observasi : Perawat
WIB merasa khawatir dengan akibat 1. Mengidentifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi, waktu,
dari kondisi yang di hadapi, stressor)
klien tampak gelisah, tampak Respon/ Hasil : Pasien dan keluarga mengetahui kapan ketika
tegang, muka klien tampak ansietas bertambah dan bagaimana cara melakukan penanganan yang
pucat, tekanan darah tepat.
meningkat. (D.0080) 2. Mengidentifikasi kemampuan mengambil keputusan
Respon/ Hasil : pasien dan keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat
3. Memonitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
Respon/ Hasil : anxietas pada pasien mulai berkurang

Terapeutik :
1. Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
Respon/ Hasil : rasa kepercayaan pasien yang ditanamkan perawat
telah membantu pasien untuk mengurangi ansietas yang dirasakannya
2. Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan , jika memungkinkan
Respon/ Hasil : kecemasan pada pasien mulai berkurang
3. Memahami situasi yang membuat anxietas
Respon/ Hasil : klien merasa lebih tenang dan ansietas berkurang,
saat klien menceritakan permasalahan yang dihadapi, dengan penuh
perhatian oleh perawat
4. Mendengarkan dengan penuh perhatian
Respon/ Hasil : pasien lebih tenang dan percaya kepada perawat
untuk mneceritakan permasalahan yang dihadapi
5. Menggunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
Respon/ Hasil : pasien percaya pada perawat dan ansietas berkurang
6. Memotivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Respon/ Hasil : ansietas pasien sudah tidak dirasakan dan pasien
dapat mengontrol ketika terjadi ansietas
7. Mendiskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Respon/ Hasil : pasien lebih siap menghadapi peristiwa yang akan
terjadi kepada pasien

Edukasi :
1. Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Respon/ Hasil : pasien memahami prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Menginformasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
dan prognosis
Respon/ Hasil : tingkat anxietas pasien berkurang karena mengetahui
tentang diagnosis, pengobatan dan prognosis dari penyakit yang
dialaminya
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Respon/ Hasil : tingkat anxietas pasien berkurang karena dukungan
keluarga
4. Menganjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
Respon/ Hasil : anxietas pada pasien tidak bertambah
5. Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Respon/ Hasil : pasien merasa lebih lega dan tenang setelah
mengungkapkan perasaan dan persepsinya.
6. Melatih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi ketegangan
Respon/ Hasil : ketegangan pada mata pasien berkurang
7. Melatih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Respon/ Hasil : pasien dapat beradaptasi dengan perubahan
lingkungan dan tidak menimbulkan anxietas
8. Melatih teknik relaksasi
Respon/ Hasil : pasien lebih rileks dan anxietes berkurang

Kolaborasi :
1. Berkolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Respon/ Hasil : proses penyembuhan pasien menjadi lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai