Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“MANAJEMEN NYERI DENGAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga.
Dosen Pembimbing : Ibu Siti Nurbayanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat.

Disusun Oleh

Fatiya Nurul Izza


211120067

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD
YANI CIMAHI
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri


Sub Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri dengan Teknik Napas Dalam
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien
Hari/Tanggal : Kamis,23 Juni 2022
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Nifas RSUD Oto Iskandar Dinata Soreang
Penyuluh : Mahasiswa Keperawatan Fitkes Unjani (Fatiya Nurul Izza)

A. LATAR BELAKANG
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat indvidual yang
tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran seseorang,
mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang sulit
dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2019).
Menurut International Association for the Studi of Pain (IASP), penyebab nyeri tidak
hanya dari penyakit yang mengancam jiwa seperti kanker, tetapi juga cidera, operasi,
luka bakar, infeksi, dan efek kekerasan. Seseorang juga mengalami nyeri dari banyak
prosedur dan penyelidikan yang digunakan oleh dokter dan perawat untuk menyelidiki
dan mengobati penyakit (Finley, 2015).
Respon perilaku terhadap nyeri diantaranya yaitu mimik wajah, perubahan nada
suara da aktivitas, serta menangis, menunjukkan sikap menjauh dari stimulus nyeri dan
aneka vokalisasi dan mengutarakan intensitas nyerinya.
Karena itu membutuhkan beberapa teknik yang mampu untuk mengatasi atau
meringankan intensitas nyeri. Dalam penyuluhan ini akan dijelaskan beberapa teknik
distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien dan pengunjung
diharapkan mampu mengontrol nyeri secara nonfarmakologi dengan teknik relaksasi
napas dalam.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran penyuluhan
dapat mengetahui tentang:
a. Mengetahui pengertian nyeri
b. Mengetahui klasifikasi nyeri
c. Mengetahui tanda dan gejala nyeri
d. Mengetahui intensitas nyeri
e. Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
f. Menjelasakan prosedur teknik relaksasi napas dalam

3. KEGIATAN PENYULUHAN
1. Materi :
(penjelasan terlampir)
a. Mengetahui pengertian nyeri
b. Mengetahui klasifikasi nyeri
c. Mengetahui tanda dan gejala nyeri
d. Mengetahui intensitas nyeri
e. Menjelaskan manajemen nyeri secara nonfarmakologi
f. Menjelasakan prosedur teknik relaksasi napas dalam
2. Metode : ceramah dan diskusi
3. Media : Leaflet

4. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan disajikan pada tabel berikut:
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI KEGIATAN IBU
1 Pra Kegitan - 1. Menyiapkan Peralatan -
Penyuluhan dan Perlengkapan
2. Set Ruangan
3. Menyiapkan Daftar
Hadir
4. Mempersiapkan diri
2 Kegiatan Membuka 5 menit 1.      Mengucapkan salam 1.   -Membalas salam
Penyuluhan 2.      Memperkenalkan diri - Memperhatikan
Dan
- mendengarkan
3 Kegiatan Inti 15 menit Penyajian bahan tentang 1.  -
: Mendengarkan
- Menjelaskan 2.  – Mempraktekkan
pengertian teknik
relaksasi nafas dalam
- Menjelaskan tujuan
relaksasi nafas dalam
- Menjelaskan manfaat
relaksasi nafas dalam
- Menjelaskan
penatalaksanaan
relaksasi nafas
dalam.

4 Evaluasi 5 menit - Memberi kesempatan - Meanyakan


kepada peserta untuk yang belum
bertanya untuk jelas
mengevaluasi peserta, - Semua
apakah peserta dapat peserta
menjelaskan kembali sudah paham
materi penkes dengan - Aktif bersama
bertanya. - Audiens
- Menyimpulkan kembali dapat
materi yang disajikan. menjawab
- Diharapkan ibu 30% bisa pertanyaan
memahami materi yang pemateri
disampaikan
5 Kegiatan menutup 5 menit - Penyaji mengucapkan
1.  - Menjawab salam
penyuluhan terima kasih.
- Mengucapkan salam
penutup

5. KRITERIA EVALUASI
1. Bentuk : Leaflet dan SAP
2. Jenis : Post Test
Pertanyaan nya :
+ Apa pengertian teknik relaksasi nafas dalam ?
+ Bagaimana cara relaksasi nafas dalam ?
3. Kriteria Evaluasi Struktur
1) Menyusun Satuan Acara Penyuluhan Manajemen Nyeri
2) Melakukan konsultasi Satuan Acara Penyuluhan yang telah disusun dengan
pembimbing
3) Melakukan kontrak waktu dan tempat penyuluhan
4) Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
penyuluhan dan
1.Mampu menyampaikan tujuan penyuluhan secara jelas
2.Mampu menjelasakan materi secara sistematis
3.Mampu menggunakan bahasa yang sesuai dengan audien
4.Mampu menjawab pertanyaan dari peserta
4. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
5. Evaluasi Hasil
a. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan
tentang materi penyuluhan sebelum penyuluhan dilaksanakan
b. Penyaji mengajukan pertanyaan secara langsung kepada peserta penyuluhan
setelah penyampaian materi penyuluhan.
c. Peserta menanggapi materi yang telah disampaikan penyaji.
LAMPIRAN

URAIAN MATERI

A. PENGERTIAN NYERI
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat indvidual
yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi seluruh pikiran
seseorang, mengubah kehidupan orang tersebut. Akan tetapi, nyeri adalah konsep yang
sulit dikomunikasikan oleh klien (Berman, 2019).

B. KLASIFIKASI NYERI
Berikut adalah klasifikasi tingkatan dalam nyeri:
a. Nyeri akut adalah sensasi jangka pendek kurang 3 bulan yang menyadarkan kita
akan adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai
gejala, bukan sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis.
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Sistem saraf anda
menerima sinyal rasa sakit dan nyeri yang konstan dari tubuh selama berbulan
bulan bahkan bertahun tahun. Nyeri kronis dapat menimbulkan rasa terbakar, mati
rasa, rasa seperti diiris atau ditusuk. Hal ini terjadi karena kerusakan pada saraf.
Tingkatan nyeri tterdiri dari skala 1-10 yang artinya sebagai berikut:
1. SKALA 1= (sangat ringan), seperti gigitan nyamuk
2. SKALA 2= (tidak menyenangkan), nyeri ringan, seperti cubitan ringan pada kulit.
3. SKALA 3= (bisa ditoleransi), nyeri Sangat terasa, seperti pukulan
ke hidung menyebabkan hidung berdarah, atau suntikan oleh dokter.
4. SKALA 4= ( Menyedihkan) Kuat, nyeri yang dalam, seperti sakit gigi
5. SKALA 5= (sangat menyedihkan), Kuat, dalam, nyeri yang menusuk,
seperti pergelangan kaki terkilir
6. SKALA 6= (intens), Kuat, dalam, nyeri yang menusuk begitu kuat sehingga
tampaknya sebagian mempengaruhi sebagian indra, menyebabkan tidak
fokus, komunikasi terganggu.
7. SKALA 7= (sangat intens), Sama seperti 6 kecuali bahwa rasa sakit benar-benar
mendominasi indra Anda menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik
dan tak mampu melakukan perawatan diri.
8. SKALA 8= (benar-benar mengerikan), Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak
lagi dapat berpikir jernih, dan sering mengalami perubahan kepribadian yang
parah jika sakit datang dan berlangsung lama.
9. SKALA 9= (menyiksa tak tertahankan), Nyeri begitu kuat sehingga Anda tidak
bisa mentolerirnya dan sampai-sampai menuntut untuk segera menghilangkan
rasa sakit apapun caranya, tidak peduli apa efek samping atau risikonya.
10. SKALA 10 = (sakit tak terbayangkan tak dapat diungkapkan), Nyeri begitu kuat
tak sadarkan diri.

C. TANDA DAN GEJALA NYERI


1. Suara
a. Menangis
b. Merintih
c. Menarik/menghembuskan nafas
2. Ekspresi Wajah
a. Meringis
b. Menggigit lidah, mengatupkan gigi
c. Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
d. Menggigit bibir
3. Pergerakan Badan
a. Kegelisahan
b. Mondar-mandir
c. Gerakan menggosok atau berirama
d. Melindungi tubuh
e. Otot tegang
4. Interaksi Sosial
a. Mengihndari percakapan atau kontak sosial
b. Berfokus pada aktivitas untuk mengurangi nyeri
c. Disorientasi waktu

D. MANAJEMEN NYERI
a. Distraksi
Distraksi adalah teknik untuk mengalihkan perhatian terhadap hal-hal lain sehingga
lupa terhadap nyeri yang dirasakan. Contohnya:
1) Membayangkan hal-hal menarik dan indah
2) Membaca buku, koran sesuai dengan keinginan
3) Menonton TV
4) Mendengarkan musik, radio dll
b. Relaksasi
Teknik relaksasi memberi individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. Sejumlah teknik relaksasi dapat dilakukan
untuk mengendalikan rasa nyeri dengan meminimalkan aktivitas simpatik dalam
sistem syaraf otonom. Teknik relkasasi dapat dilakukan dengan:
1) Teknik massase/ pemijatan
2) Kompres panas atau dingin
3) Teknik relkasasi napas dalam

E. MANFAAT TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM


Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah.
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan
siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot
Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis. Relaksasi sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa
jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi merupakan metode efektif
untuk menurunkan nyeri yang merupakan pengalaman sensori dan emosional yang
tidak menyenangkan dengan mekanismenya yang menghentikan siklus nyeri.
Berikut beberapa manfaat teknik relaksasi napas dalam:
1) Membuat lebih mampu menghindari stress
2) Mengurangi bahkan mengatasi masalah yang berhubungan dengan stressseperti:
sakit kepala, pusing, sulit tidur, hipertensi, mual, muntah, nyeri punggung dan nyeri
lainnya.
3) Menurunkan dan mengatasi kecemasan
4) Membantu menyembuhkan penyakit tertentu seperti darah tinggi dsb
5) Meningkatkan penampilan kerja dan social

F. PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM


Teknik pernapasan ini dikenal dengan teknik napas dalam 478, yang dikenalkan oleh
Dr. Andrew Weill dari Arizona. Dimana teknik napas dalam ini bisa dilakukan
sederhana, tidak memakan waktu, tidak memerlukan peralatan, dan dapat dilakukan
dimana saja.
Teknik ini dapat membantu orang mengantuk, bahkan tertidur dalam waktu
setidaknya 60 detik. Berikut penjelasan teknik napas Dalam 478
1) Angka 4 mengacu pada udara yang boleh kita hirup. Pejamkan mata sebelum
memulai meditasi lalu hirup udara selama 4 detik.
2) Angka 7 mengacu pada saat dimana kita harus menhan napas. Jadi disarankan
untuk tidak menghirup atau membuang napas selama 7 hitungan.
3) Angka 8 mengacu pada saat kita menghembuskan napas. Usahan untuk
membuang napas melalui mulut secara perlahan. Hitung hingga 8 kali hitungna
ketika Anda membuang napas.

Berikut Prosedur Teknik Relaksasi Napas Dalam 478


1) Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan kepada keluarga pasien
2) Ciptakan lingkungan yang tenang
3) Usahakan tetap rileks dan tenang
4) Mulai menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan IN 1234
5) Kemudian menahan napas selama 7 detik dengan hitungan STOP 1234567
6) Perlahan-lahan hembuskan napas melalui mulut dengan hitungan OUT 12345678
7) Ulangi 3-5 kali sebelum tidur atau setelah bangun tidur
8) Lakukan evaluasi
9) Cuci tangan.
PERTANYAAN & KUNCI JAWABAN

+ Apa pengertian teknik relaksasi nafas dalam ?

Suatu aktivitas yang dapat membantu mengatasi stress atau

Relaksasi merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada klien yang
mengalami nyeri kronis

+ Bagaimana cara relaksasi nafas dalam ?

1) Ciptakan lingkungan yang tenang


2) Usahakan tetap rileks dan tenang
3) Mulai menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan IN 1234
4) Kemudian menahan napas selama 7 detik dengan hitungan STOP 1234567
5) Perlahan-lahan hembuskan napas melalui mulut dengan hitungan OUT 12345678
6) Ulangi 3-5 kali sebelum tidur atau setelah bangun tidur
7) Lakukan evaluasi
8) Cuci tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2010. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC


Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mansjoer, et al. 2019. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Prince A. Silvia. 2019. pathofisiologi. Edisi 4. jakarta:EGC

Zulkifli Amin, Asril bahar. 2016. tuberculosis paru, buku ajar penyakit dalam. Jakarta: UI Ajar
Ilmu Penyakit Dalam (Jilid II). Jakarta : Pusat Penerbitan

Alimul, A., A,. A. (2019). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, P.,A & Perry, A.,G. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan:
Konsep,proses,dan praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2010). Buku ajar keperawatan medikal-bedah
Brunner & Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai