Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

“KONSEP ASKEP INTRANATAL”

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Maternitas.
Dosen Pembimbing : Ibu Siti Nurbayanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat.

Disusun Oleh

Fatiya Nurul Izza


211120067

2-B

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD
YANI CIMAHI
2022
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN DEPAN
DAFTAR ISI.............................................................................................................................i

A. KONSEP DASAR INTRANATAL...................................................................................1


1. Pengertian Intranatal.................................................................................................1
2. Klasifikasi (kalau ada)...............................................................................................4
3. Etiologi......................................................................................................................5
4. Patofisiologi...............................................................................................................6
5. Manifestasi Klinik......................................................................................................6
6. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................6
7. Komplikasi.................................................................................................................6

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL...................................................7


1. Pengkajian sampai dengan Analisa Data sesuai data fokus...................................7
2. Diagnosa Keperawatan (SDKI)..............................................................................11
3. Rencana Keperawatan..........................................................................................11

Daftar Pustaka ....................................................................................................................14

i
A. KONSEP DASAR INTRANATAL
1. Pengertian Intranatal
Persalinan atau partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan yang cukup (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka, menepis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap). Ibu dikatakan belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks (Damayanti, dkk, 2015).
.Intranatal merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi atau
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau mendekati cukup bulan yang dapat hidup
diluar kandungan, dan disusul dengan pengeluaran plasenta baik secara spontan
maupun dengan bantuan (Rahmawati, 2017). Intranatal disebabkan karena ada
faktor hormon, struktur rahim, dan tekanan pada syaraf dan nutrisi (Nugroho, 2012).
Preeklampsia merupakan sekumpulan gejala yang timbul ketika wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria yang tidak
menunjukan tanda-tanda hipertensi sebelumnya (Wahyu, 2013). Usia wanita yang
paling aman untuk hamil dan melahirkan adalah 20-35 tahun (Fatmawati, 2017).
Peran perawat dalam bidang maternitas yaitu sebagai pemberi asuhan
keperawatan dengan memperhatikan kebutuhan dasar manusia, dengan pengkajian,
menentukan diagnosa, membantu penerapan sesuai kebutuhan ibu. Memberikan
pendidikan dalam keperawatan, memberikan informasi dan pengetahuan tentang
pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu melalui promosi kesehatan dan memantau
selama proses persalinan sampai 2 jam setelah persalinan (Okdiyantino, 2018).
Tujuan dari perawatan intranatal care adalah untuk memberikan perwatan
yang memuaskan selama proses melahirkan untuk mencapai persalinan yang bersih
serta aman, dengan mengingat aspek sayang ibu dan sayang bayi (Hollins Martin
and Martin, 2014).

2. Klasifikasi
a. Persalinan Spontan: Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri
b. Persalinan Buatan: Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan Anjuran: Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan rangsangan Istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan
berat janin yang dilahirkan:
1) Abortus

1
 Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
 Hidup diluar kandungan
 Umur hamil sebelum 28 minggu
 Berat janin kurang dari 1000 gram
2) Partus imaturus
 Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg
 bayi dengan berat badan antara 500 g dan 999 g.
3) Persalinan prematurus
a) Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
b) Berat janin kurang dari 2.449 gram.
4) Persalinan Aterm/ matures
a) Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
b) Berat janin diatas 2500 gram
5) Persalinan Serotinus/ post matures
a) Persalinan melampaui umur 42 minggu
b) Pada janin terdapat tanda postmaturitas
c) Persalinan Presipitatus: Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
(Nugroho 2011).
6) Persalinan Presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam

3. Etiologi

2
4. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR.
Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala
janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa
mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan
jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan
berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi
area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri
secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan
pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami
penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai. Proses
persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho, 2011).

Tahapan proses persalinan dibagi menjadi empat kala yaitu:


a. Kala I :
Merupakan periode munculnya kontraksi yang teratur sampai pembukaan mulut
rahim lengkap (10 cm), fase kala I persalinan dipartisi menjadi dua periode yaitu
pertama, fase laten merupakan cara perubahan mulut rahim menjadi lebih tipis
dan mulai membuka dari 0 – 3 cm. Kedua, periode aktif yaitu mulut Rahim
menjadi semakin menipis dan dengan semakin sering terjadi kontraksi, maka
pembukaan mulut Rahim akan lebih cepat (4–10 cm). Kecepatan pembukaan
mulut rahim pada keadaan normal tidak kurang dari 1 cm per jam.
b. Kala II :
Dimulai dengan pembukaan mulut rahim lengkap (10 cm), kontraksi akan
memberikan dorongan kepada bayi untuk keluar. Ibu akan reflek meneran

3
ketika kontraksi berlangsung untuk mengeluarkan bayinya. Proses ini bisaanya
berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida, kala II
berkahir dengan kelahiran bayi.
c. Kala III :
Dimulai sejak lahir nya bayi hingga lahirnya plasenta, sebagian besar
berlangsung kurang dari 30 menit.
d. Kala IV :
Dimulai sejak lahirnya plasenta hingga dua jam sesudahnya.

5. Manifestasi Klinis
a. Lightening : Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor.
Pada presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat
itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang, karena
kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru.
Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman
akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan
statis pada vena.
b. Perubahan Servik : Mendekati persalinan serviks semakin matang. Konsistensi
servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
c. Ketuban pecah Dini : Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala
satu persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan
spontan dalam 24 jam.
d. Persalinan Palsu : Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat
nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada
persalinan palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks yang tidak
nyeri, yang telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
e. Bloody show : Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar
lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan
penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang dinamakan blody
show.
f. Lonjakan energi : Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam
sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa
minggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat kehamilan.
Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala
menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini (Nugroho,

4
2011).

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
c. Pemeriksaan urin gula
d. Pemeriksaan darah
e. Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
f. Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling
jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
g. Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang
ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer
untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama (Nugroho, 2011).

7. Komplikasi
Beberapa komplikasi pada persalinan normal (Aspiani, 2017) :
a. Distosia atau persalinan yang sulit akibat dari:
1) Kelainan tenaga atau his
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kelainan his
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Inersia uteri hipotonik: kontraksi uterus terkoordinasi, tapi tidak
adekuat.
b) Inersia uteri hipertonik: kontraksi uterus tidak terkoordinasi, kuat tidak
adekuat.
2) Kelainan janin (kelainan dalam letak atau bentuk janin )
3) Kelainan jalan lahir
b. Perdarahan saat dan setelah persalinan
1) Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnyaplasenta hingga
atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir.
2) Perlukaan vulva, vagina dan serviks
3) Rupture uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang myometrium

5
4) Emboli air ketuban
c. Infeksi masa nifas
d. Masalah payudara (mis, mastitis, abses payudara,putting lecet)
e. Hematoma
f. Inversion uteri
g. Masalah psikologis

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan dengan
mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai
permasalahan yang ada.
a. Identitas klien
Biodata yang mencakup identitas pasien menurut Anggraini (2010), meliputi :
1) Nama : Untuk mengetahui nama jelas dan lengkap, bila perlu nama
panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
2) Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resikomseperti kurang
dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya
belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan dalam post partum.
3) Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
4) Suku Bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan
sehari- hari. Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka
berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut
kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka
melakukan kesalahan, jadi mereka tidak megeluh jika ada nyeri.
5) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga perawat dapat memberikan
konseling sesuai dengan pendidikannya.
6) Pekerjaan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
7) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
b. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,
misalnya pasien merasa kontraksi, nyeri pada jalan lahir karena adanya jahitan
pada perineum (Ambarwati, 2010).

6
c. Riwayat Kesehatan
Menurut Ambarwati (2010), riwayat kesehatan meliputi :
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau
penyakit akut, kronis seperti : Jantung, diabetes mellitus, hipertensi, asma
yang dapat mempengaruhi pada masa post partum ini.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa post partum dan
bayinya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu
apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya, mengetahui apakah ada
riwayat penyakit menurun seperti asma, jantung, DM dan hipertensi dan
penyakit menular seperti asma / TBC (Prawirohardjo, 2005).
4) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus mentruasi, lamanya
menstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratur / tidak menstruasinya sifat
darah menstruasi, keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasi disebut
disminorea (Estiwidani, 2008).
d. Riwayat Perkawinan
Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali, usia
menikah berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama perkawinan, dan sudah
mempunyai anak belum (Estiwidani, 2008)..
e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan yaitu
jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan, dan cara
melahirkan. Masalah / gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan
melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencangkup berat badan bayi sewaktu
lahir,adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi, keadaan bayi hidup / mati
saat dilahirkan (Estiwidani, 2008).
f. Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrapsi jenis apa,
berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana
KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Anggraini, 2010).
g. Riwayat Kehamilan Sekarang

7
Menurut Saifuddin (2006), meliputi :
1) Hari pertama, haid terakhir serta kapan taksiran persalinannya
2) Keluhan-keluhan pada trisemester I, II, III.
3) Dimana ibu biasa memeriksakan kehamilannya.
4) Selama hamil berapa kali ibu periksa
5) Penyuluhan yang pernah didapat selama kehamilan
6) Pergerakana anak pertama kali dirasakan pada kehamilan berapa minggu
7) Imunisasi TT : sudah / belum imunisasi, berapa kali telah dilakukan
imunisasi TT selama hamil.
h. Riwayat Persalinan Sekarang
Untuk mengetahui tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa
berpengaruh pada masa nifas saat ini (Anggraini, 2010).
i. Pola Kebiasaan Selama Masa Post Partum
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Istirahat / tidur
4) Keadaan psikologis
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup atau kurang
(Prihardjo, 2007). Pada kasus keadaan umum ibu baik (Varney, 2007).
b. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis (sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya), apatis (tidak menanggapi rangsangan / acuh tak acuh, tidak
peduli) somnolen (kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan
sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), spoor (keadaan yang menyerupai tidur),
koma (tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun,
tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon
pupil terhadap cahaya) (Novi, 2009).
c. Tanda- tanda Vital
5) Tekanan Darah
6) Nadi
7) Suhu
8) Respirasi

8
9) Tinggi badan
d. Rambut : Untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak
e. Muka : Untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan,
adakah oedema
f. Mata : Untuk mengetahui oedema atau tidak conjungtiva, anemia / tidak, sklera
ikterik / tidak
g. Mulut / gigi / gusi : Untuk mengetahui ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi,
gusi berdarah atau tidak
h. Leher : Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar thyroid, ada benjolan
atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe
i. Dada : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan
atau tidak, ada nyeri atau tidak
j. Abdomen : Untuk mengetahui Kontraksi uterus : keras / lemah, tinggi fundus
uteri dan untuk mengetahui ada luka bekas operasi/tidak, adastrie / tidak, ada
tidaknya linea alba nigra
k. Vulva : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi, varices,
pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan
l. Fundus uteri : Fundus harus berada dalam midline, keras dan 2 cm dibawah
umbilicus. Bila uterus lembek , lakukan masase sampai keras. Bila fundus
bergeser kearah kanan midline , periksa adanya distensi kandung kemih.
m. Kandung kemih : Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat
terisi karena diuresis post partum dan cairan intra vena.
n. Lochea : Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-23, menjadi lochea serosa
dengan aliran sedang. Bila darah mengalir dengan cepat, dicurigai terjadinya
robekan servik.
o. Perineum : Episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna, dan tidak
edema dan jahitan harus utuh
p. Anus : Untuk mengetahui ada haemoroid/tidak. Luka episiotomi tidak sampai
mengenai anus.
q. Ekstremitas : Untuk mengetahui ada cacat atau tidak oedema atau tidak
terdapat varices atau tidak

Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

9
DS : Post Partum Spontan Nyeri akut

1. Klien mengatakan nyeri pada Perubahan Fisiologi ( D.0077 )


daerah bekas robekan perineum Proses Involusi
DO :

1. Terdapat bekas luka robekan


perineum Peningkatan kadar

2. Perineum terasa tertekan oksitoksin

3. Klien tampak meringis


4. Skala nyeri 5 ( 1-10)
Peningkatan kontraksi
uterus

Nyeri Akut

DS : Partus Spontan Risiko


Ketidakseimbangan
1. Klien mengatakan merasa haus
Cairan
2. Klien mengatakan
lemas Pengeluaran placenta ( D. 0036 )

DO :

1. Klien tampak lemah, lesu dan pucat


2. Mukosa bibir kering Penurunan hormone
3. Klien tampak terbaring lemah estrogen dan progesteron
di bed

Hipafise posterior

Oksitosin Kontraksi uterus

Lemah

10
Resiko perdarahan

Risiko Ketidakseimbangan
Cairan

2. Diagnosa Keperawatan ( SDKI )


a. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik ditandai dengan luka
episiotomy Post Partum Spontan ( D.0077 )
b. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dibuktikan dengan adanya Trauma / Perdarahan
( D. 0036 )

11
3. Rencana Keperawatan ( SLKI & SIKI )

NO DIAGNOSA INTERVENSI KEPERAWATAN


KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Perawatan Pasca Persalinan a. Observasi
dengan Agen Pencedera keperawatan selama 3 x ( I.07225 ) - Mengetahui tanda – tanda
Fisik ditandai dengan 24 jam maka Tingkat Nyeri vital
a. Observasi
luka episiotomy Post ( L.08066 ) menurun, - Mengetahui keadaan lokia
- Monitor tanda – tanda vital
Partum Spontan dengan kriteria hasil : - Mengetahui keadaan
- Monitor keadaan lokia
( D.0077 ) 1. Keluhan nyeri perineum atau
- Periksa perineum atau
menurun robekan
robekan
2. Meringis menurun - Mengetahui skala nyeri
- Monitor nyeri
3. Gelisah menurun yang dirasakan klien
- Monitor status pencernaan
4. Perineum terasa - Terpantaunya status
- Monitor tanda human
Tertekan menurun pencernaan
- Identifikasi kemampuan ibu - Mengetahui tanda human
5. Uterus teraba
merawat bayi
membulat menurun - Mengetahui kemampuan
- Identifikasi adanya masalah
6. Frekuensi nadi ibu merawat bayi
- adaptasi psikologis ibu
membaik - Mengetahui adanya
postpartum
7. Tekanan darah masalah
membaik - Mengetahui adaptasi
8. Fungsi berkemih psikologis ibu postpartum
membaik

12
b. Terapeutik b. Terapeutik
- Kosongkan kandung kemih - Kosongkan kandung
sebelum pemeriksaan kemih sebelum
- Masase fundus sampai pemeriksaan
kontraksi kuat, jika perlu - Masase fundus sampai
- Dukung ibu untuk kontraksi kuat, jika perlu
melakukan ambulasi dini - Dukung ibu untuk
- Berikan kenyamanan pada melakukan ambulasi dini
ibu - Untuk memberikan
- Fasilitasi ibu berkemih kenyamanan pada ibu
secara normal - Fasilitasi ibu dalam
- Fasilitasi ikatan tali kasih berkemih secara normal
ibu dan bayi secara optimal terpenuhi
- Diskusikan kebutuhan - Fasilitasi ikatan tali kasih
aktivitas dan istirahat ibu dan bayi secara
selama masa postpartum optimal terpenuhi
- Diskusikan tentang - Untuk mengetahui
perubahan fisik dan kebutuhan aktivitas dan
psikologis ibu postpartum istirahat selama masa
- Diskusikan seksualitas postpartum
masa postpartum - Untuk mengetahui tentang
- Diskusikan penggunaan alat perubahan fisik dan
kontrasepsi psikologis ibu postpartum

13
- Untuk mengetahui
c. Edukasi
seksualitas masa
- Jelaskan tanda dan bahaya
postpartum
nifas pada ibu dan keluarga
- Untuk mengetahui
- Jelaskan pemeriksaan pada
penggunaan alat
ibu dan bayi secara rutin
kontrasepsi
- Ajarkan cara perineum yang
tepat c. Edukasi
- Ajarkan ibu mengatasi nyeri - Untuk mengetahui tanda
secara nonfarmakologis dan bahaya nifas pada ibu
- Ajarkan ibu mengurangi dan keluarga
masalah thrombosis vena - Untuk mengetahui
pemeriksaan pada ibu
d. Kolaborasi
dan bayi secara rutin
- Rujuk ke konselor laktasi,
- Untuk mengetahui cara
jika perlu
perineum yang tepat
- Untuk mengetahui
mengatasi nyeri secara
nonfarmakologis
- Untuk mengetahui cara
mengurangi masalah
thrombosis vena

14
d. Kolaborasi

- Rujuk ke konselor laktasi,


jika perlu untuk
pengobatan lebih lanjut

2 Risiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen Cairan a. Observasi


Ketidakseimbangan keperawatan 2 x 24 jam ( I.03098 ) - Mengetahui dan
Cairan dibuktikan maka Keseimbangan memantau status
a. Observasi
dengan adanya Cairan ( L.05020 ) hidrasi ( mis. Frekuensi
- Monitor status hidrasi ( mis.
Trauma / meningkat dengan kriteria nadi, kekuatan nadi,
Frekuensi nadi, kekuatan
Perdarahan ( D. 0036 ) hasil : akral, pengisian kapiler,
nadi, akral, pengisian
1. Asupan cairan kelembapan mukosa,
kapiler, kelembapan
meningkat turgor kulit, tekanan
mukosa, turgor kulit,
2. Kelembaban darah )
tekanan darah )
membrane mukosa - Mengetahui hasil
- Monitor hasil pemeriksaan
meningkat pemeriksaan
laboratorium ( mis.
3. Asupan makanan laboratorium ( mis.
Hematokrit, Na, K, CI, berat
meningkat Hematokrit, Na, K, CI,
jenis urine, BUN )
4. Dehidrasi berat jenis urine, BUN )
menurun
b. Terapeutik
b. Terapeutik
5. Tekanan
- Catat intake – output dan
darah membaik
hitung balans cairan 24 jam

15
6. Membrane mukosa - Berikan asupan cairan, - intake – output dan
membaik sesuai kebutuhan hitung balans cairan 24
- Berikan cairan intravena, jam terpenuhi
jika perlu - Asupan cairan
terpenuhi sesuai
c. Kolaborasi
kebutuhan
- Kolaborasi pemberian
- Pemberian cairan
diuretic, jika perlu
intravena untuk
memenuhi kebutuhan
cairan pada tubuh , jika
perlu

c. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
diuretic, jika perlu untuk
pemantauan kebutuhan
cairan lebih lanjut

16
DAFTAR PUSTAKA

NOVITA, F. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. N POST PARTUM PERVAGINAM

EPISIOTOMI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NYERI . Retrieved from

http://repo.stikesperintis.ac.id/940/1/43%20FIVI%20NOVITA.pdf
PUTRI, F. A. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN POST PARTUM SPONTAN DI RSUD

ABDUL WAHAB SAMARINDA. Retrieved from

http://repository.poltekkes kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf

RAHMADENTI, K. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POSTPARTUM SPONTAN

DENGAN NYERI AKUT ATAS INDIKASI EPISIOTOMI DI RUANG CEMPAKA. Retrieved from

http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/899/Kartika

%20Rahmaden1 101.pdf?sequence=2&isAllowed=y
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.

Jakarta : DPP PPNI.


PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan kriteria Hasil Keperawatan, EdisiI

1. Jakarta : DPP PPNI.


PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI.

17

Anda mungkin juga menyukai