Oleh:
NIM P05140420009
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan
Oleh:
NIM. P05140420009
Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Praktik Kebidanan
Fisiologi Holistik Persalinan dan BBL. Laporan ini terwujud atas bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
Kemenkes Bengkulu.
2. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Jurusan
bahwa penulisan laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata, penulis berharap semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................27
i
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Persalinan Normal
1. Pengertian
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi
serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase
belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada
ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi
kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi
1
Persalinan normal ialah suatu proses pengeluaran bayi dengan
usia cukup bulan, letak memanjang atau sejajar dengan sumbu badan ibu,
2
pendataran dan dilatasi serviks yang progesif. Kala I persalinan selesai
kepala janin msuk dan lewat. Oleh karena itu, kala I persalinan disebut
mulai ketika dilatasi serviks sudah lengkap dan berakhir ketika janin telah
lahir. Kalah II persatinan disebut juga dengan stadium eksplusi janin. Kala
III persalinan di mulai segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala III persalinan di sebut
juga dengan stadium pemisah dan eksplusi plasenta (Kostania 2020). Kala
IV juga di anggap penting karna di kala IV ini dapat diamati jika terjadi
pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase, yaitu:
cm.
sampi 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, di bagi atas 3 fase:
cm menjadi 4 cm.
3
b) Fase dilatasi maksimal: berlangsung dalam waktu 2 jam
cm.
Kala ini disebut juga dengan stadium eksplusi janin atau kala
berakhir ketika janin sudah dilahirkan. Pada kala ini janin di dorong
keluar dengan kekuatan his dan kekuatan ibu saat mengedan. Pada
berlangsung cepat.
Stadium pemisah dan eksplusi plasenta, kala III ini dimuali segera
setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta dan selaput ketuban, yang
4
bahaya pendarahan post partum. Masa post partum merupaka saat
ibu setiap setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta
dan 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu
kurang atau tidak setabil, maka ibu harus lebih sering di pantau
(Yulizawati 2019).
Power adalah kekuatan dari ibu untuk mendorong janin keluar dari
ialah : his, kontraksi otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari
ligament, dengan kerja sama yang baik dan sempurna. Kesulitan dalam
jalannya persalinan (distosia) karna kelainan his adalah his yang tidak
persalinan.
vulva, kelainan pada vagina, kelainan pada serviks uteri, uterus dan
5
ovarium. Faktor jalan lahir di bagi atas: bagian keras: tulang-tulang
ligament.
persalinan. Pada keadaan normal, bentuk bayi, berat badan bayi, posisi
d. Pisikis ibu
6
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan sehingan persalinan
a. Faktor ibu
1) Usia ibu
untuk hamil dan melahikan ialah 20-35 tahun karena pada usia ini
komplikasi dalam persalinan akan lebih besar. JIka usia ibu lebih
dari 35 tahun juga akan beresiko, maka semakin tua umur ibu maka
beresiko
2) His
7
frekuensi kurang dari 2x10 menit dengan durasi lebih dari 40 detik,
dan his di katakan kurang baik jika memiliki frekuensi kurang dari
3) Paritas
satu kali, multipara yaitu wanita yang telah melahrkan bayi hidup
lebih dari 5 kali. Paritas dikatakan beresiko bila paritas lebih dari 4
kali sedangkan paritas yang tidak beresiko jika melahirkan 2-3 kali.
b. Faktor janin
1) Sikap janin
postur yang khas (sikap) saat berada di dalam rahim. Hal ini
8
paha fleksi ke arah sendi lutut, tangan di silangkan di depan toraks
dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai sikap janin ini
saat presentasi kepala dengan kepala janin ekstensi atau fleksi yang
2) Letak janin
menjadi 3 yaitu :
a) Letak memanjang
utuk dikeluaran.
9
(2) Kepala berada di bagian atas rongga rahim (janin letak
b) Letak lintang
c) Letak miring
3) Malposisi
anterior.
4) Malpresentasi
Pada posisi tersebut, kepala janin fleksi dan waja janin menghadap
maka hal ini bisa terjadi pada posisi dahi, bahu, muka dengan dagu
posterior atau kepala sulit lahir pada presentasi bokong. Jadi dapat
10
di simpulkan bahwa malpresentasi merupakan semua presentasi
5) Janin besar
ukuran janin, faktor yang pertama yaitu besr dan beratnya ibu. Ibu
besar. Batasan berat normal bayi yang umum untuk bayi aterem
6) Kelainan kongenital
Hal ini sering terjadi apabila ada kelainan pada janin, misalnya
11
a) Bayi besar (diproporsi absolut) yaitu faktor hereditas,
c) Panggul sempit
janin.
12
serviks menjadi lunak dan mendatar serta segmen bawah rahim
vaginanya.
c) Perineum menonjol.
13
2) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
dalam.
sudah dibasahi air DTT. Jika mulut vaginan, perineum atau anus
larutan dekontaminasi).
14
8) Dengan menggunakan teknik akseptik, melakukan pemeriksaan
180x/menit).
meneran
dengan keinginannya.
15
janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
meneran.
meneran (pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
meneran.
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
16
primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
15) Meletakkan kain yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu.
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm lindungi
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bai dengan kain
17
20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
kelahiran bayi.:
21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
g. Lahir bahu
arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan
18
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
secara IM.
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
19
30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
menghendakinya.
i. Oksitosin
35) Meletakkan satu tangan di atas kain yang berada di atas perut ibu,
20
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi beriku
mulai.
k. Mengeluarkan plasenta
pada uterus.
21
ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput
ketuban tersebut.
l. Pemijatan uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massase
m. Menilai perdarahan
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun
baik.
22
43) Mencelupkan kedua tangan memakai sarung tangan ke dalam
44) Menempatkan klem tali pusat steril atau mengikatkan tali DTT
45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang bersebarangan
klorin 0,5%.
pervaginam:
sesuai.
23
50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase
52) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
normal.
setelah dekontaminasi.
24
57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
bersih.
p. Dokumentasi
(Prawirohardjo 2016).
B. Nyeri Persalinan
Rasa nyeri adalah suatu mekanisme pertahanan tubu, nyeri muncul bila
ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
potensil yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh. Nyeri muncul dengan
bagian tubuh. Secara umum rasa nyeri digambarkan sebagai keadaan yang
25
menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
karena adanya rangsangan mekanik atau kimia pada daerah kulit di ujung
fase aktif sering dialami oleh ibu yang akan bersalin. Pada pembukaan 4
sampai dengan 10 nyeri dirasakan semakin berat. Nyeri ini berasal dari
disebabkan oleh tekanan kepala janin terhadap tulang belakang ibu. Nyeri
ini dirasakan selama kontraksi dan akan berkurang pada interval antar
kontraksi.
nyeri pada skala yang harus mereka bayangkan atau menunjukkan skala
skala intensitas nyeri di tempat yang dapat dilihat dengan jelas oleh tiap
26
klien, biasanya ditempelkan di dinding sebelah tempat tidur. Intensitas
nyeri yang dirasakan oleh klien, pengukuran nyeri sangat subyektif dan
skala nyeri meliputi Numeric Rating Scale (NRS) dan Wong Baker
Numeric Rating Scale (NRS) ini didasari pada skala angka 1-10
etnis, hingga dosis. NRS juga lebih efektif untuk mendeteksi penyebab
27
bawah, nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan
Gambar 2.1
Numeric Rating Scale (NRS)
Skala ini memakai dua ujung yang sama seperti VAS atau skala
reda nyeri. Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau
gambar 2.2
Verbal Rating Scale (VRS)
28
c. Visual Analog Scale (VAS)
10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter ( Gambar 2.3).
Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau pernyataan
deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung
yang lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala
menjadi skala hilangnya atau reda rasa nyeri. Digunakan pada klien
anak >8 tahun dan dewasa. Manfaat utama VAS adalah penggunaan
sangat mudah dan sederhana. Namun, untuk periode pasca bedah, VAS
Gambar 2.3
Verbal Rating Scale (VRS)
dengan melihat ekspresi wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa
yang dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker. Skala ini
29
menunjukkan serangkaian wajah mulai dari wajah gembira pada 0,
nyeri ini dianjurkan untuk usia 3 tahun ke atas. Tidak semua klien
dengan gangguan kognisi atau komunikasi, dan orang yang tidak bisa
Gambar 2.4
Wong Baker FACES Pain Rating Scale
30
a. Kompres hangat
b. Kompres dingin
c. Pijat counterpressure
Tekanan yang dilakukan saat kontraksi pada tulang sacrum ibu atau
diteruskan jika ibu merasa penekanan ini tidak mengurangi rasa nyeri
yang dideritanya.
31
teratur melalu hidung dan keluarkan melalui mulut. Pada puncak
oksigen.
bernafas panjang. Masa transisi ini adalah masa yang paling sulit
sepenuhnya.
e. Effleurage Massase
32
pubis, ditekan dengan lembut dan ringan tanpa tekanan yang kuat
tapi diusahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan kulit. Pijatan
ibu.
33
Ibu dalam posisi berbaring atau setengah duduk, lalu letakkan kedua telapak
tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar ke arah pusat ke
simpisis atau bisa menggunakan satu telapak tangan dengan gerakan melingkar
atau satu arah.
BAB II
sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian harus akurat,
sebagai indikator dari data yang mendukung diagnosa kebidanan adalah suatu
berikut :
a. Data Subjektif
klien melalui anamnesa yaitu tentang apa yang dikatakan klien, seperti
1
identitas pasien, kemudiaan keluhan yang diungkapakan pasien pada
antara lain :
1) Nama
lainnya.
2) Umur
3) Agama
4) Suku bangsa
merugikan.
5) Pendidikan
6) Pekerjaan
7) Alamat
2
Untuk mengetahui tempat tinggal pasien.
8) Keluhan Utama
pemeriksaan.
9) Riwayat Kesehatan
Makanan
Minuman
11) Eliminasi
3
Dikaji untuk mengetahui apakah pasien menjaga kebersihanya
sehari-hari.
hari.
b. Data Objektif
dan fisik klien, hasil laboratorium, dan test diagnostik lain yang
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum
b) Kesadaran
ataupun samnolen.
c) TekananDarah
4
untuk mengetahui berapa tekanan darah pasien.
d) Suhu
e) Denyut Nadi
f) Respirasi
per menit.
g) Berat Badan
2) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Rambut
c) Muka
d) Mata
e) Hidung
f) Telinga
5
Mengetahui bentuk telinga simetris atau tidak, dan kebersihan
telinga.
g) Mulut
h) Leher
i) Abdomen
j) Genetalia
k) Anus
l) Ektermitas
patella.
3) Pemeriksaan Penunjang
6
c.
d. Assesment
objektif.
dari dat subjektif dan objektif. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti
yang tepat.
e. Planning
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan
1
DAFTAR PUSTAKA
Hadianti, Dian Nur and Rika Resmana. 2018. “Kemajuan Persalinan Berhubungan
Dengan Asupan Nutrisi.” Care : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 6(3):231
.
Herinawati, Herinawati, Titik Hindriati, and Astrid Novilda. 2019. “Pengaruh
Effleurage Massase Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di Praktik
Mandiri Bidan Nuriman Rafida Dan Praktik Mandiri Bidan Latifah Kota
Jambi Tahun 2019.” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 19(3):590.
Kemenkes, RI. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Normal Dan Bayi Baru
Lahir. Pertama. edited by A. Suryana. Jakarta: Kemenkes RI.
Made Ayu, Elin Supliyani. 2017. “Karakteristik Ibu Bersalin Kaitannya Dengan
Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1 Di Kota Bogor.” Jurnal Kebidanan
3(4):204–10.
Nita, Venita, Andryani Rika, and Lidya Aryanti. 2014. “Pengaruh Massage
Effleurage Terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Sinta Bandar Lampung.” Jurnal Kesehatan
Holistik 8(4):192–97.
1
Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. keempat. edited by dr. T.
Rachimhadhi. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Puspitasari, Indah and Dwi Astuti. 2017. “Tehnik Massage Punggung Untuk
Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I.” Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan 8(2):100.
Rahman, Stang Abdul, Ary Handayani, and Anwar Mallongi. 2017. “Penurunan
Nyeri Persalinan Dengan Kompres Hangat Dan Massage Effleurage.” Jurnal
MKMI 13(2):147–51.
Respati, Supriyadi Hari, Sri Sulistyowati, and Ronald Nababan. 2019. “Analisis
Faktor Determinan Kematian Ibu Di Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah
Indonesia.” Jurnal Kesehatan Reproduksi 6(2):52.
Rohani, Siti and Medica Bakti Nusantara. 2017. “Faktor-Faktor Faktor Yang
Mempengaruhi Persalinan.” Jurnall Ilmu Kesehatan 2(1):61–68.
Susiana, Sali. 2019. “Faktor Penyebab Dan Upaya Penanganan Angka Kematian
Ibu.” Midwifery.
Yulizawati, DKK. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Pertama.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.