Oleh :
SITI ANNISA ULHOFIYAH
NIM. 1801089
Mahasiswa
Mengetahui,
Kepala Ruangan
1. PENGERTIAN
Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dan plasenta keluar dari
serta keluarnya lendir darah (“show”) dari vagina. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
proses persalinan. Dari seluruh persalinan, didapatkan lebih dari 80% proses
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 bahwa kematian ibu
penyebab utama adalah komplikasi karena partus lama. Insiden ini menyebabkan
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOGI
dikenal dengan “his” yang teratur dan meningkat (baik frekuensi maupun
sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan kala satu, his yang timbul
tidak begitu kuat sehingga ibu masih koperatif dan masih dapat berjalan-
3.6 Ibu menjadi sangat cemas dan gelisah seiring dengan kontraksi
3. Ibu lelah, marah, gelisah dan merasa tidak berdaya dan tidak
persalinan).
4. Mual dan muntah dan sensasi kebutuhan untuk memiliki gerakan
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala dua disebut
juga dengan kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua adalah:
vaginanya.
c. Perineum menonjol.
untuk meneran akan mendorong bayi keluar. Kala dua berlangsung hingga
pada rektum sehingga ibu merasa seperti mau buang air besar yang
ditandai dengan anus membuka. Saat adanya his bagian terendah janin
Kala tiga persalinan disebut juga dengan kala uri atau kala
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah kala
Nitabuch, karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat
bawah pusat.
retensio plasenta, plasenta lahir tidak lengkap, perlukaan jalan lahir. Pada
kasus retensio plasenta, tindakan manuak plasenta hanya dapat dilakukan
Kala empat dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam setelah itu. Pada kala paling sering terjadi perdarahan postpartum,
muncul pada kala empat adalah perdarahan yang mungkin disebabkan oleh
atonia uteri, laserasi jalan lahir dan sisa plasenta. Oleh karena itu harus
uteri.
perdarahan postpartum.
4. MANIFESTASI KLINIS
a. Lightening/drapping
d. Braxton hicks
janin di daerah lumbal dan thorakal pada saat kepala janin memasuki
(blood sleem).
lama.
a. Kontraksi uterus
5 menit sekali.
b. Pengeluaran
bila ada masalah pada selaput amnion. Dalam hal ini bukan merupakan
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
3) Faktor RH = +/-
4) Waktu pembekuan
5) Protein urine
6) Urine reduksi
6. Ultrasonografi
7. Amniosintesis
8. Amnioskopi
sebagai berikut:
10. Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda kematangan paru janin,
minggu.
Tanda inpartus
Proses persalinan
Risiko
Infeksi
2. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 Kala I
berikutnya.
kemajuan persalinan.
2.1.2 Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
keluar.
jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer
2.1.4 Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan
kelelahan.
ketidaknyamanannya.
meliputi:
SLKI SIKI
KODE LUARAN KODE INTERVENSI
Luaran Utama Intervensi Utama
I.08238 Manajemen Nyeri
L.08066 Tingkat nyeri, dengan kriteria
Hasil : Observasi :
1. Keluhan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
2. Meringis menjadi rileks kualitas, intensitas nyeri
3. Tidak ada kesulitan tidur 2. Identifikasi skala nyeri
4. Perineum terasa tertekan 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
menjadi normal 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
5. Uterus teraba membulat memperingan nyeri
menjadi normal 5. Identifikasi engaruh budaya terhadap
respon nyeri
6. Monitor efek samping analgetik
Luaran Tambahan 7. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
Kontrol Nyeri, dengan kriteria Terapeutik :
L.08063
hasil : 1. Berikan teknik non farmakologis untuk
1. Melaporkan nyeri terkontrol mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupuntur, terapi musik, terapi
yang semula rendah menjadi
pijat, aromaterapi, dll)
meningkat
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
2. Kemampuan mengenali rasa nyeri
penyebab nyeri yang semula 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
turun menjadi meningkat 4. Pertimbangkan jenis dan sumber rasa
nyeri
3. Kemampuan menggunakan Edukasi :
teknik nonfarmakologis 1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
menjadi meningkat nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
4. Keluhan nyeri yang semula 3. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
ada menjadi tidak ada 4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
5. Penggunaan analgesik
5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
menurun
mengurangi rasa nveri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
diperlukan
2.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
2.5 EVALUASI
a. Kala I
b. Kala II
c. Kala III
d. Kala IV
Martin, Reeder dkk. (2011). Keperawatan Maternal Kesehatan Wanita, Bayi dan