Disusun Oleh :
SULATIP
P.17420112114
A. PENGERTIAN
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500
gram tanpa memperhatikan umur kehamilan. BBLR merupakan salah satu
faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
Bayi yang dilahirkan berisiko meninggal dunia sebelum berumur satu tahun
17 kali lebih besar dari bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal.
(Depkes RI, 2005).
BBLR adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita energi
kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan
tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada
kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes
RI, 2005).
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang BB
lahirnya kurang dari 2500 gram. Berdasarkan pengertian di atas maka bayi
berat lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan:
1. Prematuritas murni
Bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan
mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan
atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK).
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam paterm, term, dan posterm.
Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB-KMK). Neonatus Cukup Bulan Kecil Masa Kehamilan
(NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan Kecil Masa Kehamilan (NLBKMK).
B. ETIOLOGI
Menurut Mitayani (2011) etiologi atau penyebab dari BBLR sebagai
berikut :
1. Komplikasi obstetric
a. Multiple gestation
b. Incompetence
c. Pro (premature rupture of membrane)
d. Pregnancy induce hypertention (PIH)
e. Plasenta previa
f. Ada riwayat kelahiran premature
2. Komplikasi Medis
a. Diabetes Maternal
b. Hipertensi Kronis
c. Infeksi traktus urinarius
3. Faktor ibu
a. Penyakit
Hal yang berhubungan dengan kehamilan seperti toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, infeksi akut, serta
kelainan kardiovaskuler.
b. Gizi ibu hamil
mempengaruhi
proses
pertumbuhan
janin
dan
dapat
C. KLASIFIKASI
Bayi BBLR dapat diklasifikan berdasarkan umur kehamilan dan berat
badan lahir rendah. Menurut Sarwono Prawiharjo (2007), diklasifikasikan
berat badan waktu lahir, yaitu:
1. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat
lahir 1.500 2.500 gram
2. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan
berat lahir <1.500 gram
3. Berat Badan Lahir Eksterm Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir
dengan berat lahir <1.000 gram
Menurut Pantiawati (2010), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat
dibagi menjadi 2 golongan:
1. Prematuritas murni
adalah bayi dengan masa kehamilan kuranng dari 37 minggu dengan
berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut
neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan.
2. Dismaturitas
adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil
pada kurva pertumbuhan intra uterin, biasanya disebut dengan bayi kecil
untuk masa kehamilan.
D. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis BBLR secara umum adalah :
1. Berat badan kurang dari 2.500 gram
2. Panjang badan kurang dari 45 cm
3. Lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm
4. Masa gestasi kurang dari 37 minggu
5. Kepala lebih besar dari tubuh
6. Kulit tpis, transparan, lanugu banyak, dan lemak subkutan amat sedikit
7. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar
8. Genitalia imatur, labia minora belum tertutup dengan labia mayora
9. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas belum
sempurna
10. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur, dan
sering mendapat apnea
11. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, refleks mengisap dan menelan
belum sempurna
D. PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya, bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya
lebih kecil ketimbang kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi
sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.Gizi yang baik
diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami
hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar daripada ibu dengan kondisi
kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa
hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang
tinggi, terlebih lagi bila ibu menderitaanemia.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin di dalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat mengakibatkan
morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih
tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko
morbiditas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur
juga lebihbesar.
G. Pathways
(Terlampir)
H. KOMPLIKASI
Masalah yang sering dihadapi bayi BBLR adalah imaturitas organorgan tubuh karena lahir kurang bulan. Beberapa gangguan akibat belum
matangnya organ-organ tersebut:
1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan barnapas pada bayi)
2. Hipoglikemi simptomatik, terutama pada laki-laki
3. Penyakit membrane hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum
sempurna/cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk untuk pernapasan
berikutnya.
4. Asfiksia neonatorum
5. Hiperbilirubinemia, bayi dismatur sering mendapatkan hiperbilirubinemia,
hal ini mungkin disebabkan karena gangguan pertumbuhan hati.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
1. Pemeriksaan skor ballard
Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan hasil
penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria
pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria
pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas
neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan
menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya.
2. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah.
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
F. PENATALAKSANAAN
2. Termoregulasi
Kebutuhan yangpaling krusial pada BBLR setelah tercapainya
respirasi adalah pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan
panas pada bayi distress sangat dibutuhkan karena produksi panas
merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem kardiovaskular,
neurologis, dan metabolik.Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan yang
netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan
pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994) suhu aksilar optimal
bagi bayi dalam kisaran 36,5C 37,5C, sedangkan menurut Sauer dan
Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7C 37,3C.
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat
dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:
a. Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi
dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain
sebagai penggantinya.
b. Pemancar pemanas
c. Ruangan yang hangat
d. Inkubator
3. Perlindungan terhadap infeksi
Perlindungan terhadap infeksi merupakan bagian integral asuhan
semua bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi
BBLR imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan
denan penyakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah
infeksi antara lain :
a. Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus
melakukan cuci tangan terlebih dahulu.
b. Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan
secara
teratur.Ruang
perawatan
bayi
juga
harus
dijaga
kebersihannya.
c. Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh
memasuki ruang perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh
atau disyaratkan untuk memakai alat pelindung seperti masker
ataupun sarung tangan untuk mencegah penularan.
4. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
pada bayi preterm karena kandungan air ekstraselulernya lebih tinggi (70%
pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas osmotik
diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang belum berkembang
sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap kehilangan cairan.
5. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR
tetapi terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi merekakarena
berbagai mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya
d. Sistem gastrointestinal
1) Abdomen menonjol
2) Pengeluaran mekonium: 12-24 jam
3) Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah
4) Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital
5) Berat badan kurang 2500(5lb 8 oz).
e. Sistem integumen
1) Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan
2) Kulit tipis, transparan, halus dan licin
3) Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak
4) Terdapat edema umum atau lokal
5) Kuku pendek
6) Rambut sedikit dan halus
7) Garis tangan sedikit dan halus
f. Sistem muskuloskeletal
1) Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang, telinga halus
dan lunak
2) Tulang kepala dan tulang rusuk lunak
3) Reflek kurang dan letargi
g. Neuroensori
Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran
kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah
digerakan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar. Edema kelopak
mata umum terjadi, mata mungkin merapat(tergantung usia gestasi)
Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik
pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap, menelan,
dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen
pertama dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
membuka tangan)tampak pada gestasi minggu ke 28; komponen kedua
(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi
minggu ke 32. Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara
minggu 24 dan 37.
h. Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak
teratur; pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt).
Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya bunyi
3. Intervensi keperawatan
tubuh
b/d
No
1
Tujuan
Setelah
Intervensi
tindakan 1. Monitor pernafasan (kedalaman,
mendapat
Akral hangat
Tidak ada sianosis
Tangisan aktif dan kuat
RR : 30-40x/mt
Tidak
ada
retraksi
otot
tiap 4 jam
5. Perthankan pemberian O2
6. Pertahankan bayi pada inkubator
dengan penghangat
7. Kolaborasii untuk X foto thorax
pernafasan
2
irama, frekuensi )
2. Atur posisi kepala lebih tinggi
3. Monitor keefektifan jalan nafas,
bayi
dengan
kehangatan 37oC
2. Beri popok dan selimut sesuai
kondisi
3. Ganti segera popok yang basah
1. Badan hangat
2. Suhu : 36,5-37oC
Setelah
mendapat
tindakan 1.
fungsiolaesa )
2. Lakukan cuci tangan sebelum dan
infeksi.Kriteria Hasil :
1. Tidak
ada
yang stabil
Monitor tanda-tanda infeksi
( tumor, dolor, rubor, calor,
tanda-tanda
infeksi(tumor,dolor,rubor,calor,fu
ngsiolaesa)
2. Suhu tubuh normal (36,5-37oC)
bayi bersih/steril
6. Berikan antibiotika sesuai program
7. Lakukan perawatan tali pusat
setiap hari
menghisap
dan
menelan
2. Monitor input dan output
3. Berikan minum sesuai program
refleks
lewat sonde/spin
Sendawakan
bayi
sehabis
minum
5. Timbang BB tiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
Donna L. Wong, 2008, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4,
PenerbitBuku Kedokteran EGC, Jakarta
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C.(1993). Nursing care plans:
Guidelines for planning and documenting patients care. Alih bahasa:
Kariasa, I.M. (2000). Jakarta: EGC.
Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan.
Jakarta: Depkes RI
(1998).Sinopsis Obstetri
: Obstetri
fisiologi,
obstetri