Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny.

DENGAN

DIAGNOSA ABORTUS DI RUANGAN KEMUNING RUMAH

SAKIT UMUM IMELDA PEKERJA INDONESIA (RSU. IPI )

MEDAN

Disusun

OLEH : SRI UTAMI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS IMELDA MEDAN

T.A 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Asuhan
Keperawatan Pada Ny. E Dengan diangnosa Abortus di Ruang kemuning Rumah
Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan. Laporan kasus ini dibuat
untuk memenuhi tugas dari Keperawatan Maternitas.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis mengucapkan Terimakasih kepada
Bapak/Ibu:
1. dr. H. Raja Imron Ritonga., M.Sc., selaku Ketua Yayasan Imelda.
2. Dr. dr. Imelda L. Ritonga S.Kp.,M.pd., MN., selaku Rektor Universitas
Imelda Medan.
3. dr. Hedy Tan, MARs., MOG., Sp. OG selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Imelda Pekerja Indonesia Medan.
4. Edisyah Putra Ritonga, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Prodi Ners
Universitas Imelda Medan sekaligus dosen pembimbing akademik.
5. Hamonangan Damanik, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Sekretaris Prodi
NersUniversitas Imelda Medan.
6. Aureliya Hutagaol,S.Kep.,Ns.,M.PH selaku pembimbing akademik Praktik
Keperawatan Maternitas.
7. Yuni santi,S.Kep.,Ns selaku preseptor klinik keperawatan maternitas.
8. Rafika Batubara,Amkeb selaku preseptor klinik keperawatan maternitas.
9.Teman-teman yang ikut dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan semoga bermanfaat.

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................... i

Daftar isi ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan masalah....................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................ 4
D. Manfaat ...................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi.......................................................................................... 6
B. Diagnosa Keperawatan ................................................................. 10
C. Pencegahan Arbotus..................................................................... 17
D. Rencanahan Asuhan Keperawatan ............................................... 20

BAB III LAPORAN KASUS

A. Laporan kasus.............................................................................. 28
B. Implementasi keperawatan........................................................... 30
C. Discharge Planning......................................................................... 31

BAB IV PENUTUP

A. Penutup........................................................................................ 32
B. Saran............................................................................................ 32

Daftar pustaka........................................................................................ 33

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Abortus merupakan salah satu masalah di dunia yang mempengaruhi
kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan pengeluaran

4
hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan < 20 minggu dan berat badan
janin ≤ 500 gram. Dampak dari abortus jika tidak mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat akan menambah angka kematian ibu yang disebabkan oleh
komplikasi dari abortus yaitu dapat terjadi perdarahan, perforasi, infeksi dan syok
(Sujiyatini, 2009).
Sulit untuk mengidentifikasi dengan tepat seberapa sering keguguran
terjadi hal ini sebagian disebabkan karena sebagian besar keguguran terjadi
sebelum usia kehamilan 12 minggu, dengan jumlah keguguran yang signifikan
terjadi sebelum usia kehamilan 8 minggu, ketika wanita tersebut mungkin belum
menyadari bahwa ia sedang hamil. Diperkirakan bahwa persentase insiden
tersebut ialah antara 15 % dan 40 % dari seluruh konsepsi, jika dibandingkan
dengan kematian neonatus dan janin sebanyak 2 % dan kehamilan ektopik
sebanyak 1 % (pernoll an Gramel, 1994). Kurang lebih 700.000 wanita per tahun
diinggris dan wales mengalami perdarahan pada awal kehamilan (Allan, 1995).
Insiden keguguran dipengaruhi oleh usia pasangan dan apakah mereka
sebelumnya telah mengalami kehamilan dengan sukses. Apabila terdapat riwayat
keguguran maka kemungkinan keguguran pada kehamilan berikutnya akan
meningkat, (Henderson, 2006).

1.2.1. Tujuan Umum


Penulis mampu memahami dan melakukan asuhan keperawatan pada pasien
missed abortion.

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Mampu melakukan pengkajian pada Ny. Edengan diagnosa Missed
abortion
2. Mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada Ny. E dengan diagnosa
Missed abortion

5
3. Mampu menyusun Rencana Keperawatan pada Ny. E dengan diagnosa
Missed abortion
4. Mampu melaksanakan rencana keperawatan pada Ny. E dengan diagnosa
Missed abortion
5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. E dengan diagnosa Missed abortion

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. KONSEP DASAR MEDIS


2.1.1. Pengertian

6
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sel sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah
suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk
tumbuh. Apabila janin lahir selamat (hidup) sebelum 38 minggu namun setelah 20
minggu, maka istilahnya adalah kelahiran premature (Nugroho, 2010).
Aborsi adalah suatu tindakan membuat abortus. Sedangkan abortus sendiri
adalah suatu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum dengan janin
dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram (Maulana, 2008).
Sedangkan menurut Amru Sofian, abortus (keguguran) merupakan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang
menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu dan 28 minggu dan memiliki BB
400-1000 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu dianggap
keajaiban karena semakin tinggi BB anak waktu lahir makin besar kemungkinan
untuk hidup terus (Amru sofian, 2012).
Klasifikasi (Amru Sofian, 2012):
Berdasarkan kejadiannya dapat dibagi atas dua golongan:
1. Abortus spontan terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau pun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah
2. Abortus provokatus (induced abortion) terjadi karena sengaja dilakukan
dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat
Abortus ini terbagi lagi menjadi:
a. Abortus medisinalis (Abortus therapeutica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
Biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 tim dokter ahli.

b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.
2.1.2. Etiologi

7
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus yaitu faktor ovum itu
sendiri, faktor ibu, dan faktor bapak, (Amru Sofian, 2012).
1. Kelainan ovum
- Ovum fatologis
- Kelainan letak embrio
- Plasenta yang abnormal
2. Kelainan genetalia ibu
- Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis)
- Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uteri fiksata
- Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang
sudah dibuahi seperti kurangnya progesteron atau esterogen, endometritis,
mioma submukosa.
- Uterus terlalu cepat terenggang (kehamilan ganda, mola)
- Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
3. Gangguan sirkulasi plasenta
4. Penyakit-penyakit ibu
- Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,
tifoid, plelitis, rubeola, demam malta.
- Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol.
- Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru hebat,
anemia gravis.
- Malnitrisi, avitaminosis, dan gangguan metabolisme, hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C atau E, diabetes miletus.
5. Antagonis rhesus
Darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga menjadi anemia
pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis
7. Perangsangan terhadap ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi. Seperti
sangat terkejut, obat-obat uterotonika, katakulan laparatomi.
8. Penyakit bapak: usia lanjut, penyakit kronis

8
2.1.3. Patosiologi
- patofisiologi teoritis (Amru Sofian, 2012).

Fisiologi organ Abortus (mati janin


terganggu, penyakit < 16-28 minggu/BB
ibu < 400-1000 gram)

9
Abortus spontan Abortus provokatus

Intoleransi aktivitas
 Ab. imminens  Ab. Medisinalis
 Ab. Insipiens  Ab. kriminalis
 Ab. Inkompletus Gangguan rasa nyaman
 Ab. Kompletus
 Missed abortion

Nyeri abdomen

Curetase Kurang Pengetahuan Ansietas

Jaringan
terputus/terbuka Resiko infeksi

Nyeri Invasi bakteri

Perdarahan

Kekurangan volume
cairan resiko infeksi
resiko syok
(hipovolemik)

-Patofisiologi pada klien

1. Penyakit ibu
Abortus
2. Kelelahan

Abortus spontan

10
Intoleransi aktivitas

 Ab. Imminens Gangguan rasa


 Ab. Insipiens nyaman
 Ab. Inkompletus
 Ab. Kompletus
 Missed abortion Nyeri abdomen

curetase Kurang pengetahuan Ansietas

Jaringan terbuka Resiko infeksi

Nyeri Invasi bakteri

2.1.4. Manifestasi klinis

Klinis Abortus spontan, (Amru sofian, 2012).


1. Abortus iminens (threatened abortion)
Keguguran tingkat permulaan. Keguguran belum terjadi sehingga
kehamilan dapat dipertahankan dengan cara: tirah baring, gunakan

11
preparat progesteron, tidak berhubungan badan, evaluasi secara berkala
dengan USG untuk melihat perkembangan janin.
2. Abortus Insipiens
Adalah proses keguguran yang sedang berlangsung sebelum kehamilan
berusia 20 minggu dan konsepsi masih didalam uterus. Ditandai dengan
adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk
mengelurkan hasil konsepsi. Ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan
kehamilan tidak dapat dipertahankan.
3. Abortus Inkompletus (keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal
adalah desidua atau plasenta. Gejala: amenora, sakit perut, mulas-
mulas, perdarahan sedikit/banyak, dan biasa berupa stolsel (darah
beku), sudah ada fetus atau jaringan yang keluar, tetapi jika perdarahan
belum berhenti karena konsepsi belum keluar semua akan menyebabkan
syok. Ini terjai sebelum kehamilan berusia 20 minggu.
4. Abortus komplitus (keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus),
sehingga rahim kosong.
5. Missed Abortion
Adalah Keadaan dimana janin yang telah mati masih berada didalam
rahim sebelum berusia 20 minggu tetapi hasil konsepsi masih tertahan
dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. dapat diketahui dengan
USG.

2.1.5. Komplikasi Abortus (Amru Sofian, 2012)


1. Perdarahan (hemorrhage)
2. Perforasi: sering terjadi diwaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh
tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun.
3. Infeksi dan tetanus

12
4. Payah ginjal akut
5. Syok karena perdarahan banyak dan infeksi berat atau sepsis
2.1.6. Pemeriksaan penunjang (Amru Sofian, 2012)
1. Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
2.1.7. Penatalaksanaan (Amru Sofian, 2012)
1. Abortus iminiens
a. Tirah baring total
b. Jangan melakukan fisik berlebihan atau berhubungan seksual
c. Jika perdarahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan
penilaian jika perdarahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus berlangsung,
nilai kondisi janin (uji kehamilan USG). Jika perdarahan berlanjut,
khususnya jika ditemukan uterus yang lebih besar dari yang diharapkan,
mungkin menunjukkan kehamilan ganda/mola.
2. Abortus Insipens
a. Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan
aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera berikan
ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam
bila perlu). Kemudian segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil
konsepsi dari uterus.
b. Jika usia kehamilan lebih 16 minggu, tunggu ekspulsi spontan hasil
konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. Jika perlu, lakukan infus
20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (gram fisiologik atau
larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per menit untuk
membantu ekspulsi hasil konsepsi.
3. Abortus Inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam

13
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks.
Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau
misoprostol 400 mcg per oral.
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan aspirasi vakum
manual. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika
aspirasi vakum manual tidak tersedia. Jika evakuasi belum dapat
dilakukan segera, beri ergometrin 0.2 mg intramuskuler (diulang setelah
15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang
setelah 4 jam bila perlu).
c. Jika kehamilan lebih 16 minggu, berikan infus oksitoksin 20 unit dalam
500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan
kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi eksplusi hasil konsepsi. Jika
perlu diberikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai
terjadi eksplusi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg). Evaluasi sisa hasil
konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4. Abortus komplit
a. Tidak perlu evaluasi lagi.
b. Observasi untuk melihat adanya perdarahan.
c. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg
per hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
5. Abortus terapeutik
Menurut sastrawinata (2005), abortus terapeutik dapat dilakukan dengan
cara:
a. Kimiawi; pemberian secara ekstrauterin atau intrauterin obat abortus,
seperti: prostagladin, antiprogesteron, atau oksitosin.

b. Mekanis:

14
- Pemasangan batang laminaria atau dilapan akan membuka serviks
secara perlahan dan tidak traumatis sebelum kemudian dilakukan
evaluasi dengan kuret tajam atau vakum.
- Dilatasi serviks dilanjutkan dengan evakuasi, dipakai dilator Hegar
dilanjutkan dengan kuretase.
- Histerotomi/histerektomi.

2.2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


2.2.1. Pengkajian Keperawatan (Johnson & Taylor, 2005)
1. Identitas klien
Meliputi nama, usia, alamat, agama ,bahasa, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, golongan darah, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis.
Ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun rentang
terjadi aborsi pada kandungannya. Pendidikan dan pekerjaan yang semakin
berat akan meningkatkan resiko aborsi.
2. Keluhan utama                      
Dalam kasus abortus masalah yang banyak dikeluhkan pasien pada umumnya
adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang dirasakan dapat
menunjukkan jenis aborsi yang terjadi.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang dimonitor adalah riwayat kesehatan sekarang, riwayat
kesehatan dahulu (faktor pendukung terjadinya aborsi misalnya mioma uteri)
dan keluarga (faktor genetik), riwayat pembedahan (seksio sesaria atau tidak),
riwayat penyakit yang pernah dialami (misal: hipertensi, DM, typhoid, dll),
riwayat kesehatan reproduksi, riwayat seksual, riwayat pemakaian obat
(misalnya: obat jantung), pola aktivitas sehari-hari.

4. Pemeriksaan fisik

15
 Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya
terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan
penghidung.
 Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan
jari.
 Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
 Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar. Mendengar: mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan
darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin, (Johnson & Taylor, 2005: 39).
2.2.2. Diagnosa Keperawatan (Amru Sofian, 2012)
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan intra uteri
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi
5. Resiko syok (hipofolemik) berhubungan dengan perdarahan pervaginam
6. Resiko infeksi berhubungan dengan kondisi vulva lembab

2.2.4. Rencana Keperawatan (Amru Sofian, 2012)

16
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Kekurangan  Fluid balance Fluid management:
volume cairan  Hydration - Pertahankan catatan
berhubungan  Nutrisional status: food intake dan output yang
dengan and fluid intake akurat
perdarahan. Kriteria hasil: - Monitor status hidrasi
 Memperhatikan urin (kelembaban membrane
output sesuai dengan mukosa nadi adekuat,
usia dan BB, Bj urin mukosa, tekanan darah,
normal, HT normal ortostatik) jika di
 Tekanan darah, nadi, perlukan
suhu tubuh dalam batas - monitor vital sign
normal. - monitor masukan
 Tidak ada tanda-tanda makanan dan cairan
dehidrasi, elastisitas hitung intake kalori
turgor kulit baik, harian.
membran mukosa - kolaborasi pemberian
lembab, tidak ada rasa cairan harian IV
haus yang berlebihan. - monitor status nutrisi
- Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
2. Nyeri Akut NOC NIC
berhubungan  Pain Level Pain Management
dengan  Pain Control - Lakukan pengkajian
kerusakan  Comfort Level nyeri secara
jaringan intra Kriteria Hasil: komprehensif termasuk
uteri.  Mampu mengontrol nyeri lokasi, karakteristik,
(tahu penyebab nyeri, durasi, frekuensi,
mampu menggunakan kualitas an faktor
tehnik nonfarmakologi presipitasi
untuk mengurangi nyeri) - Observasi reaksi non
 Melaporkan bahwa nyeri verbal dari

17
berkurang dengan ketidaknyamanan
menggunakan manajemen - Bantu pasien dan
nyeri keluarga untuk mencari
 Mampu mengenali nyeri dan menemukan
(skala, intensitas, dukungan
frekuensi dan tanda nyeri) - Lakukan penanganan
 Menyatakan rasa nyaman nyeri non farmakologi
setelah nyeri berkurang - Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

3. Ansietas NOC NIC


berhubungan  Anxiety self-control Anxiety Reduction
dengan  Anxiety level (penurunan kecemasan)
kurangnya  Coping - Gunakan pendekatan
pengetahuan Kriteria hasil: yang menenangkan
 Klien mampu - Nyatakan dengan jelas
mengidentifikasi dan harapan terhadap prilaku
mengungkapkan gejala pasien
cemas. - Jelaskan semua prosedur
 Mengidentifikasi, dan apa yang dirasakan
mengungkapkan dan selama prosedur
menunjukkan tehnik untuk - Dengarkan dengan
mengontrol cemas. penuh perhatian bantu
 Vital sign dalam batas pasien mengenal situasi
normal. yang menimbulkan
 Postur tubuh, ekspresi kecemasan
wajah, bahasa tubuh dan - Dorong pasien untuk
tingkat aktivitas mengungkapkan
menunjukkan perasaan, ketakutan,
berkurangnya kecemasan. persepsi

18
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
4. Intoleransi NOC NIC
aktivitas  Energy conservation Activity Theraphy
berhubungan  Aktivity toleransi - Bantu klien untuk
dengan  Self care : ADls mengidentifikasi
kelemahan, Kriteria hasil: aktifitas yang mampu
penurunan  Mampu melakukan dilakukan
sirkulasi aktifitas sehari-hari - Bantu untuk
(ADls) secara mandiri mengidentifikasi dan
 Tanda-tanda vital mendapatkan sumber
normal yang diperlukan untuk
 Sirkulasi status baik aktivitas yang
diinginkan
- Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan
motifasi diri dan
penguatan monitor
respon fisik, emosi,
social dan spiritual

5. Resiko syok NOC NIC


(hipofolemik)  Syok prevention - Monitor status sirkulasi
berhubungan  Syok management BP, warna kulit, suhu
dengan Kriteria hasil kulit, denyut jantung,
perdarahan  Tanda-tanda vital dalam HR.
pervaginam batas normal - Monitor suhu dan
 Irama jantung dalam pernafasan
batas normal - Monitor input dan

19
Hidrasi output
 Demam tidak ditemukan - Monitor tanda awal
 TD dbn syok
 Hematokrit DBN Management Syok
- Monitor tekanan nadi
- Monitor status cairan,
input output

6. Resiko infeksi NOC NIC


berhubungan  Imunne status Infection Control
dengan kondisi  Knowledge: infection (Kontrol infeksi):
vulva lembab control - Bersihkan lingkungan
 Risk control setelah dipakai pasien
Kriteria hasil: lain
 Klien bebas dari tanda dan - Pertahankan teknik
gejala infeksi isolasi
 Mendeskripsikan proses - Batasi pengunjung bila
penularan penyakit, faktor perlu.
yang mempengaruhi - Instruksikan pada
penularan serta pengunjung untuk
penatalaksanaannya. mencuci tangan saat
 Menunjukkan kemampuan berkunjung
untuk mencegah meninggalkan pasien.
timbulnya infeksi. - Gunakan sabun
 Jumlah leukosit dalam antimikrobia untuk cuci
batas normal. tangan.
 Menunjukkan prilaku - Cuci tangan setiap
hidup sehat. sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan.
- Tingkatkan intake
nutrisi.
- Monitor tanda gejala
infeksi sistemik dan

20
lokal.
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat

2.2.5. Discharge Planing

1. Dianjurkan melakukan pemeriksaan TORCH (cytomegalovirus,


Toxoplasma, Rubella, dan Herpes virus
2. Dianjurkan memakai kontrasepsi
3. Banyak istirahat- berbaring
4. Banyak konsumsi makanan yang bergizi dan olahraga secara teratur
5. Sampaikan informasi pada pasangan yang bersangkutan bahwa janin mati
tak membahayakan kehidupan wanita tersebut sampai 3 minggu setelah
kematian janin.
6. Pemilihan cara persalinan apakah akan persalinan ditunggu secara spontan
atau segera dilahirkan dengan induksi persalinan harus dibahas dengan
baik
7. Induksi persalinan dapat dilakukan dengan misoprostol 100-200 µg 2 dd 1
selama 2 hari
8. Bila pasien menghendaki agar persallinan berlangsung secara spontan,
maka harus sering dilakukan pemeriksaan faalhemostatis dan kadar
fibrinogen (Amru Sofian, 2012).

21
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Resume
Ny. E berusia 33 tahun, agama islam, suku jawa, bahasa sehari-hari bahasa
Indonesia, pekerjaan karyawan swasta sebagai accounting di salah satu pabrik
swasta di kota Medan, kewarganegaraan Indonesia, alamat mabar Medan deli.
Klien masuk ke IGD Kebidanan Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan
pada tanggal 06 Desember 2021, masuk jam 07.10 Wib, No RM 25 8946 46.
Status kehamilan ibu G4P2A1 dengan umur kehamilan 14 minggu. Klien
mengatakan: keluar plek-plek darah dari kemaluan sejak 2 hari yang lalu. klien
USG di Praktek Dokter Rilie Ritonga SpoG dengan diagnosa medis Missed
abortion dan Rencana: tindakan Kuretase. Klien datang dari IGD kebidanan ke
ruang VK (ruang bersalin). Di IGD dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
dengan hasil TD: 110/70 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit, Temp: 36,6 0C,
Hb: 11,1 g/dl, TFU: belum teraba. Terapi/obat yang telah diberikan: misoprostol.
kemudian klien dipindahkan keruangan VK (ruang bersalin) untuk melakukan
tindakan kuretase yang dilakukan pada tanggal 7 Desember 2021 pukul 08.00
pagi, di ruangan Vk dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan hasil TD:
110/70, HR: 80x/menit, Temp: 370C, dengan serviks terbuka.
Penanggung jawab dari klien adalah Tn.S yang berumur 35 tahun,
pekerjaan karyawan swasta, hubungan keluarga: suami dari klien, yang beralamat
di jl. mabar Medan deli.
Riwayat kesehatan klien, klien mengatakan: klien rutin USG dengan
dokter spesialis kandungan, tetapi pada saat umur kehamilan 8 minggu, klien
mengalami diare berkelanjutan dengan jarak waktu 2-3 hari sebanyak 3 kali, klien
mengatakan penyebab diarenya karena memakan makanan yang pedas (memakan
bakso yang pedas). Pada saat klien mengalami diare, klien memilih pengobatan ke
klinik terdekat yang di tangani oleh bidan, klien diberikan 2 jenis obat: obat diare

22
dan juga antibiotic. Alasan klien memilih bidan terdekat karena jangkauan untuk
berobat kedokter spesialis kandungan jauh. Klien berpikir penyakit yang
dialaminya itu biasa saja dan tidak berpengaruh pada janinnya. Kemudian pada
saat klien USG kembali pada dokter spesialis kandungan, dokter menyatakan
bahwa janin didalam rahim ibu tidak lagi hidup (denyut jantung janin tidak ada).
Karena kurang yakinnya klien terhadap pernyataan dokter tersebut, klien
memutuskan untuk mengecek kehamilannya kembali ke Praktek dokter Rilie
Ritonga SpoG, akhirnya dokter Rilie Ritonga SpoG menyatakan bahwa janinnya
tidak lagi hidup (denyut jantung janin tidak ada), dan harus di lakukan tindakan
kuretase.
Riwayat kesehatan keluarga, klien mengatakan dalam anggota keluarga
tidak ada membawa penyakit keturunan.
Pola nutrisi dan metabolisme, sebelum dirumah sakit klien mengatakan
makan 3 x sehari dengan menu makan: nasi, sayur, buah-buahan dan minum air
putih 8 gelas perhari, tetapi disaat usia kehamilan 8 minggu klien makan makanan
pedas berupa bakso sehingga mengakibatkan diare. Selama dirumah sakit klien
mengatakan makan seperti biasa dengan menu makan: nasi, bubur, sayur dan
buah-buahan serta minum air putih 8 gelas perhari.
Pola eliminasi, klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit buang air
besar (BAB) 1 x sehari, tidak ada darah, konsistensi feses lembek. Buang air kecil
(BAK) lancar tidak ada masalah. Klien mengatakan selama masuk rumah sakit
BAB tidak ada gangguan, BAK lancar dan tidak terpasang kateter.
Pola aktivitas, klien mengatakan dalam sehari-hari pekerjaannya adalah
karyawan swasta sebagai accounting di salah satu pabrik swasta di kota Medan,
dimana klien bekerja mulai jam 08.00 pagi sampai jam 17.00 sore.
Riwayat psikososial cemas dikarenakan klien tidak mengerti penyebab
dari terjadinya abortus tersebut.

A. Laboratorium
No Pemeriksaan Hasil Angka normal
1. Hemoglobin 11.1 g/dl p: 13-18
w: 12-16

23
2. Leukosit 11.600 /mm3 4.000-11.000

B. USG
Hasil: Missed Abortion

3.2. Analisa Data


No Data Penyebab Masalah
1. Data subjektif: Kuretase, sehingga Nyeri Akut
klien mengatakan nyeri jaringan terbuka.
pada pinggang
Data objektif:
- klien tampak meringis
kesakitan
- Klien tampak
memegangi bagian
piggang
2. Data Subjektif: Kuretase Intoleransi Aktivitas
Klien mengatakan sulit
melakukan aktivitas seperti
BAK
Data Objektif:
Klien tampak dibantu
keluarga saat melakukan
aktivitas

24
3. Data Subjektif: Kurang pengetahuan Ansietas
- Klien mengatakan tidak
mengerti penyebab
terjadinya penyakit
- Klien bertanya-tanya
penyebab terjadinya
abortus
Data Subjektif:
Klien tampak cemas

4. Data Subjektif: - Tindakan kuretase Resiko Infeksi


Data Objektif:
-   tindakan kuretase
terpasang infuse RL

3.3. Prioritas Masalah


1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan intra uteri ditandai
dengan klien mengatakan nyeri pada bagian pinggang, klien terlihat
meringis kesakitan dengan skala nyeri 8.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
Klien mengatakan sulit melakukan aktivitas seperti BAK
3. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ditandai dengan
Klien mengatakan tidak mengerti penyebab terjadinya abortus dan Klien
bertanya-tanya penyebab terjadinya abortus
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase

25
3.4. Asuhan keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Implementasi Evaluasi I Evaluasi II
Keperawatan Hasil
1. Nyeri Akut NOC NIC o Melakukan Subjektif: Subjektif:
berhubungan dengan  Pain Level Pain Management pengkajian nyeri: Pasien mengatakan Pasien
kerusakan jaringan intra  Pain Control - Lakukan pengkajian P: Akibat kuretase nyeri pada bagian mengatakan nyeri
uteri.  Comfort Level nyeri secara Q: Seperti pinggang sedikit pada pinggang
Definisi: Kriteria Hasil: komprehensif tertekan/tertimpa berkurang mulai berkurang
Pengalaman sensori dan  Mampu mengontrol - Observasi reaksi non benda
emosional yang tidak nyeri (tahu verbal dari R: dipunggung dan Objektif: Objektif:
menyenangkan yang penyebab nyeri, ketidaknyamanan di abdomen Pasien tampak wajah Pasien
muncul akibat mampu m - Bantu pasien dan S: 8 meringis tampak
kerusakan jaringan enggunakan tehnik keluarga untuk T: tidak pasti menunjukkan
yang aktual atau nonfarmakologi menemukan o Mengobservasi Analisa data: respon yang baik
potensial atau untuk mengurangi dukungan reaksi non verbal masalah belum
digambarkan dalam hal nyeri) - Lakukan penanganan pasien (mimik teratasi Analisa data:
kerusakan sedemikian  Melaporkan bahwa nyeri non wajah) Masalah teratasi
rupa (international nyeri berkurang farmakologi o Membantu pasien Planning: sebagian
Association for the dengan - Evaluasi keefektifan dan keluarga Intervensi

26
study of Pain): awitan menggunakan kontrol nyeri menemuan dilanjutkan Planning:
yang tiba-tiba atau manajemen nyeri - Monitor penerimaan dukungan  Lakukan dihentikan
lambat dari intensitas  Mampu mengenali pasien tentang (memotivasi) pengkajian nyeri
ringan hingga berat nyeri (skala, manajemen nyeri o Melakukan  Observasi reaksi
dengan akhir yang intensitas, frekuensi penanganan non non verbal dari
dapat diantisipasi atau dan tanda nyeri) farmakologi: ketidaknyamanan
diprediksi dan  Menyatakan rasa Massage Punggung  Lakukan
berlangsung <6 bulan. nyaman setelah o Mengevaluasi penanganan nyeri
Batasan karakteristik: nyeri berkurang keefektifan kontrol non farmakologi
 Mengekspresikan nyeri  Evaluasi
prilaku (mis: gelisah, keefektifan
merengek) kontrol nyeri
 Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
 Melaporkan nyeri
secara verbal
2. Intoleransi Aktifitas NOC NIC o Membantu pasien Subjektif: Subjektif:
berhubungan dengan  Energy Activity Theraphy untuk melakukan Pasien mengatakan Pasien

27
kelemahan. conservation - Bantu Pasien untuk aktifitas yang badan terasa lemah mengatakan
Defenisi:  Aktivity toleransi melakukan aktifitas mampu dilakukan badan klien telah
Ketidakcukupan energy  Self care: ADls yang mampu o Membantu pasien Objektif: terasa enakan
psikologis atau Kriteria hasil: dilakukan untuk mendapatkan Pasien tampak lemah
fisiologis untuk  Mampu melakukan - Bantu pasien untuk sumber yang dan aktivitas dibantu Objektif:
melanjutkan atau aktifitas sehari-hari mendapatkan sumber diperlukan untuk oleh keluarga dan Pasien tampak
menyelesaikan aktifitas (ADls) secara yang diperlukan untuk aktivitas yang perawat. melakukan
kehidupan sehari-hari mandiri aktivitas yang diinginkan (seperti: aktivitas tanpa
yang harus atau yang  Tanda-tanda vital diinginkan buang air kecil) Analisa data: bantuan keluarga
ingin dilakukan. normal - Sediakan penguatan o Menyediakan Masalah belum atau perawat.
Batasan karakteristik: Sirkulasi status baik positif bagi yang aktif penguatan positif teratasi
 Menyatakan beraktivitas bagi pasien Analisa data:
merasa letih - Bantu pasien untuk (memotivasi) Planning: Masalah sebagian
 Menyatakan mengembangkan o Membantu pasien intervensi teratasi
merasa lemah motifasi diri dan untuk dilanjutkan
Faktor yang penguatan monitor mengembangkan  Bantu Pasien Planning:
berhubungan: respon fisik, emosi, motivasi diri dan untuk melakukan intervensi
 Tirah baring atau social dan spiritual penguatan monitor aktifitas yang dihentikan
imobilisasi respon fisik, emosi, mampu dilakukan

28
 Kelemahan umum sosoal dan spiritual  Bantu pasien
untuk
mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk
aktivitas yang
diinginkan

29
3. Ansietas berhubungan NOC NIC o menggunakan Subjektif: Subjektif:
dengan kurangnya  Anxiety self-control Anxiety Reduction pendekatan yang Pasien mengatakan Pasien
pengetahuan  Anxiety level (penurunan kecemasan) menenangkan mulai paham akan mengatakan
Defenisi: perasaan  Coping - Gunakan pendekatan o menyatakan harapan penyebab terjadinya paham akan
tidak nyaman atau Kriteria hasil: yang menenangkan terhadap perilaku keguguran terjadinya
kekhawatiran yang  Klien mampu - Nyatakan dengan pasien keguguran
samar di sertai respon mengidentifikasi jelas harapan o menjelaskan Objektif:
autonom (sumber sering dan terhadap prilaku prosedur pendidikan Pasien kelihatan Objektif:
kali tidak spesifik atau mengungkapkan pasien kesehatan tentang tenang Pasien kelihatan
tidak di ketahui oleh gejala cemas. - Jelaskan semua apa yang dirasakan tenang
individu); perasaan  Mengidentifikasi, prosedur dan apa oleh Pasien Analisa Data:
takut yang disebabkan mengungkapkan yang dirasakan o mendengarkan Masalah teratasi Analisa data:
oleh antisipasi terhadap dan menunjukkan selama prosedur dengan penuh sebagian Masalah teratasi
bahaya. Hal ini tehnik untuk - Dengarkan dengan perhatian tentang
merupakan isyarat mengontrol cemas. penuh perhatian, keluhan yang Planning: Planning:
kewaspadaan yang  Vital sign dalam bantu pasien dirasakan pasien Intervensi intervensi
memperingatkan batas normal. mengenal situasi yang o memberi motivasi dilanjutkan dihentikan
individu akan adanya  Postur tubuh, menimbulkan untuk mengurangi  Gunakan
bahaya dan kemampuan ekspresi wajah, kecemasan kecemasan ( seperti pendekatan yang

30
individu untuk bahasa tubuh dan - Dorong pasien untuk memberi semangat menenangkan
bertindak menghadapi tingkat aktivitas mengungkapkan pada ibu )  Dengarkan
ancaman. menunjukkan perasaan, ketakutan, dengan penuh
Batasan karakteristik: berkurangnya persepsi perhatian,
 Perilaku: kecemasan. - Beri motivasi untuk  Beri motivasi
- Gelisah mengurangi untuk
- mengekspresikan kecemasan. mengurangi
kekhawatiran kecemasan.
karena dalam
peristiwa hidup .
 Afektif :
- Gelisah
- Bingung
- khawatir
 Parasimpatik:
Nyeri abdomen.

31
4. Resiko infeksi NOC NIC o membersihkan Subjektif: - Subjektif:-
berhubungan dengan  Imunne status Infection Control lingkungan ruangan
Tindakan kuretase  Knowledge: (Kontrol infeksi): o menginstruksikan objektif: Objektif:
Defenisi: infection control - Bersihkan lingkungan pada pengunjung tindakan kuretase Infuse dilepas
mengalami peningkatan  Risk control setelah dipakai pasien untuk mencuci terpasang infuse RL
resiko terserang Kriteria hasil: lain tangan saat Analisa data:
organisme patogenik.  Klien bebas dari - Instruksikan pada berkunjung dan analisa data: Masalah sebagian
tanda dan gejala pengunjung untuk meninggalkan masalah belum teratasi
Faktor-faktor resiko: infeksi mencuci tangan saat ruangan. teratasi
 Pengetahuan tidak  Mendeskripsikan berkunjung o mencuci tangan Planning:
cukup untuk proses penularan meninggalkan pasien. setiap sebelum dan planning: intervensi
menghindari penyakit, faktor - Cuci tangan setiap sesudah tindakan intervensi dihentikan
pemajanan pathogen yang mempengaruhi sebelum dan sesudah keperawatan(seperti dilanjutkan
 Ketidak adekuatan penularan serta tindakan keperawatan. vulva hygene).  Cuci tangan
pertahanan sekunder penatalaksanaannya. - Tingkatkan intake o meningkatkan intake setiap sebelum
-Penurunan  Menunjukkan nutrisi. nutrisi dan sesudah
Hemoglobin kemampuan untuk - Monitor tanda gejala o memonitori tanda tindakan
 Malnutrisi mencegah timbulnya infeksi lokal. gejala infeksi keperawatan.
infeksi. - Dorong masukan  Tingkatkan

32
 Jumlah leukosit cairan intake nutrisi.
dalam batas normal. - Dorong istirahat  Monitor tanda
 Menunjukkan gejala infeksi
prilaku hidup sehat. lokal.
 Dorong masukan
cairan

33
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Jadi abortus merupakan suatu ancaman atau sering disebut dengan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Abortus
terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram. Abortus dibagi menjadi dua yaitu abortus spontan (imminens,
insipiens, inkompletus, kompletus, dan missed abortion) dan abortus provakatus
(medisialis dan kriminalis). Adapun faktor penyebab abortus yaitu kelainan ovum,
kelainan genetalia ibu, gangguan sirkulasi plasenta, penyakit-penyakit ibu, dan
juga penyakit bapak (usia lanjut, penyakit kronis).

4.2. Saran
Sebaiknya untuk si ibu mampu mengetahui akan pentingnya nutrisi
apabila sedang hamil karena nutrisi sangat penting bagi janin untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, jadi ibu harus mencukupi kebutuhan nutrisi untuk si
janin pada saat hamil. Dan bagi mahasiswa/I diharapkan mampu memberikan
asuhan keperawatan dan mampu memberikan pendidikan kesehatan pada pasien
atau masyarakat untuk meningkatkan kesehatan.

34
DAFTAR PUSTAKA

Henderson., Christine. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC

Maulana, M. (2008). Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Jl. Anggrek,


Seleman, Yogyakarta:Katahati.

Maulana, M. (2008). Panduan Kehamilan. Jl. Anggrek, Seleman, Yogyakarta:


Katahati.

Nugroho, T. (2010). Kasus Emergency Kebidanan untuk Kebidanan dan


Keperawatan. Jl.Sorowajan Baru, Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurarif, A.H., Kusuma, H.(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Jl.Ring Road Barat, Godegan Rt.5
Tamantirto, Kasihan Bandul, Yogyakarta: Mediaction.

35

Anda mungkin juga menyukai