Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PHARMACEUTICAL CARE III

PERMASALAHAN HIPERTENSI PADA ANAK-ANAK

Farmasi VI B
KELOMPOK 1

Adam Ferdian Sigit Pratama 11194761920234


Ajeng Tria Pangesti 11194761920235
Alda Sinthia 11194761920236
Fauzil mahfuz 11194761920243
Yunisha Elzhi Adelin 11194761920281
Zellin Resiana Prianti 11194761920282

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Hipertensi pada
Anak-Anak” ini tepat waktu. Penulisan Makalah ini, merupakan salah satu syarat
dalam menyelesaiakan tugas mata kuliah Pharmaecuetical Care III Fakultas
Kesehatan Universitas Sari Mulia. Dalam penyusunan Makalah ini, penulis
mendapat bimbingan, saran, serta masukan dari berbagai pihak. Penulis juga
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan
kritik yang membangun, sangat penulis harapkan. Semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Banjarmasin, Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Definisi ................................................................................................. 1

1.2 Epidimiology ........................................................................................ 5

BAB II ISI ........................................................................................................... 6

2.1 Patofisiologi .......................................................................................... 6

2.2 Diagnosis .............................................................................................. 8

2.3 Terapi .................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP............................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi

A. Definisi
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal
dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang
dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari
140/90 mmHg (Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016),
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin
tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Sedangkan menurut Hananta I.P.Y., & Freitag H. (2011),
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode.
Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat
endogen seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupun yang
bersifat eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.
Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes
(2018), hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat
bermacam-macam pada setiap individu dan hampir sama dengan penyakit
lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa berat ditengkuk.
Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan kabur, telinga
berdenging atau tinnitus dan mimisan.

B. Etiologi

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H.,
2016) :
1) Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg.
2) Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar
dari 160 mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016):
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

C. Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi menurut American Colleage of Cardiology
(2018) yaitu:
Klasifikasi Sistolik Diastolik

Normal <120 Dan <80

Normal Tinggi 120-129 Dan/atau <80

Hipertensi Tingkat 1 130-139 Atau 80-89

Hipertensi Tingkat 2 ≥ 140 Atau ≥90

Hipertensi Urgensi >180 Dan/atau >120

Hipertensi >180 + Dan/atau >120 +


Emergensi Kerusakan Kerusakan
organ organ
Sedangkan Menurut World Health Organization (dalam Noorhidayah, S.A.
2016) klasifikasi hipertensi adalah :
a) Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan
140 mmHg dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.
b) Tekanan darah perbatasan (border line) yaitu bila sistolik 141-149
mmHg da n diastolik 91-94 mmHg.
c) Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih besar atau
sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama
dengan 95 mmHg.

1.2 Epidemiology

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi


gejala yang berlanjut untuk suatu target organ tubuh sehingga timbul
kerusakan lebih berat, seperti stroke untuk otak, penyakit jantung coroner
untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Selain penyakit
tersebut dapat pula menyebabkan gagal ginjal, penyakit pembuluh darah lain,
diabetes mellitus dan lain lain.
BAB II
ISI

2.1 Patofisiologi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin


II dari angiotensin I, oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh
hormone, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui 2 aksi utama.

Angiotensinogen

Angiotensin I

Angiotensin II

Sekresi hormone ADH meningkat Stimulasi sekresi aldosterone


rasa haus dari korteks adrenal

Mengentalkan
Volume darah naik Diencerkan dengan menaikkan
volume ekstraseluler

Tekanan darah meningkat


Volume darah naik

Gambar 1. Patofisiologi Hipertensi

2.2 Diagnosis

Berdasarkan anamnesis, sebagian besar pasien hipertensi bersifat


asimptomatik. Beberapa pasien mengalami keluhan berupa sakit kepala, rasa
seperti berputar, atau penglihatan kabur. Hal yang dapat menunjang
kecurigaan ke arah hipertensi sekunder antara lain penggunaan obat-obatan
seperti kontrasepsi hormonal, kortikosteroid, dekongestan maupun NSAID,
sakit kepala paroksismal, berkeringat atau takikardi serta adanya riwayat
penyakit ginjal sebelumnya. Pada anamnesis dapat pula digali mengenai
faktor resiko kardiovaskular seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik yang
kurang, dislipidemia, diabetes milletus, mikroalbuminuria, penurunan laju
GFR, dan riwayat keluarga.

2.3 Terapi

Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi non-farmakologis dan


farmakologis. Terapi non-farmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan
faktor-faktor resiko penyakit penyerta lainnya.
2.3.1 Analisis Permasalahan Pasien
Kasus yang diberikan memiliki masalah /keluhan sebagai berikut :
“Andi, 10 th, 45 kg, Tinggi badan 120 cm, berobat dengan keluhan
pusing di pagi hari, setelah di cek laboratorium Tekanan Darah
135/80 mmHg, Kolesterol, Asam Urat normal. Pasien tidak
merokok dan tidak minum alcohol, obat yang diberikan captopril
1x1 ”
Berdasarkan penjelasan dan data yang diberikan dari resep, diketahui
bahwa pasien merupakan penderita Hipertensi stage 1 tanpa factor
resiko yang dibuktikan dengan TD 130/80 mmHg serta tanpa keluhan
yang parah, Menurut JNCC VIII pengobatan menggunakan ACEi dan
ARB direkomendasikan karena mekanisme kerja obat nya lebih baik
dibanding golongan lain, sehingga pemberian captopril sudah benar.

2.3.2 Resep Pengobatan yang akan Diberikan

2.3.3 Contoh Copy Resep Setelah Penyesuaian Kondisi Pasien.

2.3.4 Contoh Etiket Pengobatan


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan


diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
mmHg.
DAFTAR PUSTAKA

Brahm. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6.


Jakarta : EGC
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, dan Mietzner, T.A. Mikrobiologi
Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed.25. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2013.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Ardiansyah, M. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai Kasus. Yogyakarta:
Penerbit Mediaction.
Hananta I.P.Y., Freitag H (2011). Deteksi Dini dan Pencegahan Hipertensi dan
Stroke. Yogyakarta : MedPress.
AHA. (2017). High bood pressure clinical practice guideline for the
orevention,detection,evalution.A report of the Amerika college of
cardiologt. America : J Am Coll Cardiol.
American College of Cardiology. (2017) ‘2017 Guideline for the Prevention,
Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in
Adults’.tersedia pada: http://www.acc.org

Anda mungkin juga menyukai