OLEH:
2019
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Definisi Pneumonia…………………………………………………….1
2. Epidemiologi Pneumonia………………………………………………1
3. Penyebab Pneumonia…………………………………………………..2
4. Patofisiologi (WOC) Pneumonia…………………………………….....2
5. Klasifikasi Pneumonia………………………………………………….5
6. Gejala klinis Pneumonia………………………………………………..6
7. Pemeriksaan fisik Pneumonia…………………………………………..6
8. Pemeriksaan diagnostic Pneumonia……………………………………7
9. Therapy Pneumonia…………………………………………………….7
10. Komplikasi Pneumonia…………………………………………………7
1. Pengkajian keperawatan………………………………………………..9
2. Analisis tindakan……………………………………………………....15
3. Diagnose keperawatan…………………………………………………18
4. Intervensi keperawatan………………………………………………...19
5. Implementasi keperawatan……………………………………………..22
6. Evaluasi keperawatan…………………………………………………..24
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...25
BAB IV KESIMPULAN
1. Kesimpulan …………………………………………………………….27
2. Saran …………………………………………………………………...27
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Definisi Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru dimana asinus tensi dengan cairan,
dengan atau tanpa di sertai infiltrat sel radang kedalam dinding alveoli dan
Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) (Silvia A.
Prince). Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspiri substansi
asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsilidasi dan dapat
2. Epidemiologi
menyebabkan lebih dari 5 juta kematian per tahun pada anak balita di negara
mortalitas anak berusia <5 tahun.Insidens pneumonia pada anak berusia <5
tahun adalah 10–20 kasus/100 anak/ tahundi negara berkembang dan 2-4
27,6% kematian bayi dan 22,8% kematian balita diIndonesia disebabkan oleh
diantaranya adalah :
Kerusakan pada
Masuk kesaluran nafas Melepaskan toksin
membrane mokus
lipoproteisakarida( zat
pyrogen)
Perkembangan edema Menyerang jaringan paru
paru dan eksudat
Peningkatan sel poin
dilupothalamus
Peningkatab sekresi mukus Virus, bakteri mengeluarkan
toksin
menggigil
kelemahan
Sesak nafas GANGGUAN POLA
TIDUR
INTOLERAN AKTIVITAS
Kemampuan sel mengatur
regulasi panas tidak efektif
KETIDAKEFEKTIFAN
POLA NAFAS
Terjadi pemindahan cairan intra ke
ekstra sel dalam merespon regulasi
1. Pneumonia Komunitas
Dijumpai pada H. Influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada
lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya
PPOK, penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi
antibiotika spectrum luas.
2. Pneumonia Nosokomial
Tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat bert sakit, adanya resiko
untukjenis pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset
pneumonia.
3. Pneumonia Aspirasi
Disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi bahan
tosik, akibat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung
edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.
4. Pneumonia pada Gangguan Imun
Terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi
dapat disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang
biasanya nonvirulen, berupa bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur dan
cacing.
6
6. Gejala Klinis
1) Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama.paling sering
terjadi dengan suhu mencapai 39,5-40,50C bahkan dengan infeksi
ringan.
2) Meningimus,yaitu tanda –taanda meningeal tanpa infeksi meninges.
Terjadi dengan awitan demam yang tiba – tiba dengan disertai sakit
kepala, nyeri, dan kekakuan pada punggung dan leher,adanya tanda
kering dan brudzinski,dan akan berkurang saat suhu turun.
3) Muntah, anak kecil mudah muntah bersamaan dengan penyakit yang
merupakan petunjuk untuk awitan infeksi.
4) Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapt menjadi berat. Sering
menyertai infeksi pernafassan. Khususnya karena virus.
5) Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum. Kadang tidak bisa
dibedakan dari nyeri apendiksitis.
6) Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan. Dapat
menjadi bukti hanya selama fase akut.
7) Bunyi pernafasan, seperti batuk, mengi, mengorok. Auskultasi terdengar
mengi, krekels.
8) Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak-
anakyang lebih besar. Ditandai dengan anak akan menolak untuk
minum dan makan per oral.
9) Keadaan berat pada pada bayi tidak dapat menyusu atau makan/minum,
atau memuntahakan semua, kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis,
distress, pernafaasan berat.
10) Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat nafas cepat
saja.
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi
dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus
dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
8. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
9. Diagnosis/kriteria diagnosis
10.Therapy/tindakan penanganan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan
antibiotic per-oral dan tetap tinggal di rumah. Penderita yang lebih tua dan
penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru
lainnya, harus dirawat dan antibiotic diberikan malalui infus. Mungkin perlu
diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
8
Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:
- Oksigen 1-2 L/menit.
- IVFD dekstrose 10%:NaCl 0,9%=3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuia berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
- Jika sesak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui
selang nasogastric dengan feeding drip.
- Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normaldan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, antibiotic
diberikan sesuai hasil kultur.
Untuk kasus pneumonia community bosed:
- Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
- Kloramfenikol 75mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
Untuk kasus pneumonia hospital based:
- Sefatoksin 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
- Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
11. Komplikasi
1. Sianosis: warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena
kandungan oksigen yang rendah dalam darah.
2. Hipoksemia: penurunan tekanan parsial oksigen dalam darah, kadang-
kadang khusus sebagai kurang dari yang, tanpa spesifikasi lebih lanjut,
akan mencakup baik konsentrasi oksigen terlarut dan oksigen yang
terikat pada hemoglobin
3. Bronkaltasismerupakan kelainan morfologis yang terdiri dari pelebaran
bronkus yang abnormal dan menetap disebabkan kerusakan komponen
elastis dan muskular dinding bronkus.
4. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak sempurna/bagian paru-paru
yang diserang tidak mengandung udara dan kolaps). Terjadi akibat
penumpukan secret.
5. Meningitis: terjadi karena adanya infeksi dari cairan yang mengelilingi
otak dan sumsum tulang belakang.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
No. RM : 40-2624
Hari, tanggal : Kamis, 2 Mei 2019
Ruang : Anggrek
10
2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : Pasien mengeluh sesak napas.
2. Alasan masuk rumah sakit : Pasien mengatakan awalnya sering
sesak, batuk dan lemas, pasien di diagnosa menderita pneumonia.
3. Riwayat Penyakit : Pasien mengatakan awalnya dia sering
sesak, dan batuk namun pasien hanya di bawa berobat oleh keluarganya
ke puskesmas dan oleh dokter hanya di berikan obat. Seminggu
sebelum masuk rumah sakit pasien merasa sesak semakin bertambah
dan sampai akhirnya pasien lemas, lalu keluarga membawa pasien ke
rumah sakit dan pasien di rawat di rumah sakit dengan diagnosa PPOK,
pasien dirawat 3 hari lalu pasien di ijinkan pulang oleh pihak rumah
sakit karena kondisinya membaik, 2 hari setelah pulang pasien datang
lagi ke rumah sakit untuk kontrol di saat kontrol kondisi pasien lemas
dan sesak kambuh lagi dan akhirnya pihak rumah sakit memutuskan
untuk pasien di rawat lagi di ruang anggrek dengan diagnosa
pneumonia.
12
2) Nutrisi atau metabolik:
Pasien mengatakan sebelum sakit jumlah pola makannya baik (3 kali
dalam 1 hari), dan jumlah porsi makannya banyak.
Pasien mengatakan selama sakit jumlah pola makannya normal (3kali
sehari), dan jumlah porsi makannya berkurang.
3) Pola eliminasi:
Pasien mengatakan sebelum sakit buang air kecil 6 kali perhari
Pasien mengatakan selama sakit buang air kecil 4 kali perhari
4) Pola aktivitas dan latihan:
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/ minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total
Jelaskan : Pasien mengatakan sebelum sakit pasien mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara normal
Pasien mengatakan selama sakit pasien mampu melakukan aktivitas
secara mandiri.
5) Oksigenasi : Pasien menggunakan alat bantu oksigen
6) Pola tidur dan istirahat:
Pasien mengatakan sebelum sakit, pola tidurnya tidak ada yang
terganggu, bisa tidur dengan baik
Pasien mengatakan selama sakit, pola tidurnya terganggu, tidak bisa
tidur dengan baik tidurnya hanya 2-3 jam
7) Pola kognitif-perseptual:
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak pernah merasakan sakit
pada dada dan tidak mengetahui tentang pengetahuan sesak nafas.
Pasien mengatakan selama sakit pasien merasakan sakit dada dan
mengetahui tentang pengetahuan sesak nafas
8) Pola persepsi diri/konsep diri:
Pasien mengatakan sebelum sakit keadaan sosialnya baik, pasien sering
mengikuti kegiatan di masyarakat, pasien dapat melakukan
pekerjaannya secara baik, dan merasa sehat-sehat saja.
13
Pasien mengatakan selama sakit keadaan sosialnya kurang baik, pasien
tidak bisa lagi mengikuti kegiatan di masyarakat.
9) Pola seksual dan reproduksi:
Sebelum sakit : tidak dikaji
10) Pola peran-hubungan:
Pasein mengatakan sebelum sakit merasa baik-baik saja dengan
keluarga, keluarganya juga selalu memberikan dukungan kepada pasien,
selalu mengajarkan bagaimana cara menjaga status kesehatan.
Pasein mengatakan selama sakit merasa baik-baik saja dengan keluarga,
keluarganya juga selalu memberikan dukungan dan support kepada
pasien selama menjalani pengobatan di RSUD.
11) Pola manajemen koping stress:
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien tidak pernah merasakan stress
Pasien mengatakan selama sakit pasien pernah merasakan stress, karena
berfikir dengan penyakitnya.
12) Pola keyakinan-nilai:
Pasein mengatakan sebelum sakit rutin mengikuti kegiatan
persembahnyangan di masyarakat.
Pasein mengatakan selama sakit tidak bisa mengikuti kegiatan
persembahnyangan seperti dulu lagi di masyarakat.
6. PEMERIKSAAN FISIK
Hari : Kamis Tanggal : 2 Mei 2019 Jam : 09:00
1. KeadaanUmum
a. Kesadaran : Composmetis, GCS: E4, V5, M6
b. Penampilan dihubungkan dengan usia : sesuai dengan usianya
c. Ekspresiwajah : wajah pucat
d. Kebersihansecaraumum : pasien cukup bersih
e. Tanda-tanda Vital :TD : 110/80 mmHg
S : 37,50C
N : 88x/menit
RR : 28x/menit
2. Head To Toe
a. kulit/integument
Inspeksi : Warna kulit coklat, tidak ada lesi
Palpasi : Turgor kulit lambat, tekstur kasar dan tidak ada
edema
b. Kepala & rambut
Inspeksi : Bentuk kepala simetris, dan keadaan rambut
bersih
Palpasi : Tidak ada edema
c. Kuku
Inspeksi : kuku pendek dan bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d. Mata/penglihatan
Inspeksi : mata kanan dan kiri simetris, reflek cahaya
normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mata
e. Hidung
Inspeksi : bentuk hidung simetris, penciuman sedikit
terganggu, tidak ada peradangan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema
f. Telinga/Pendengaran
Inspeksi : bentuk telinga simetris, pendengaran normal,
tidak memakai alat bantu
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan pada
telinga
g. Mulut & Gigi
Inspeksi : keadaan mulut kering, gigi kurang bersih, terjadi
peradangan mukosa bibir.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
h. Leher
Inspeksi : tidak ditemukan pembengkakan kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
i. Dada/Thorax
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara dada hipersonor
Auskultasi : terdapat suara ronchi basah
j. Jantung
Inspeksi : bentuk simetris, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : denyut apex teraba
Perkusi : pekak/redup, tidak ada pelebaran di apex
jantung
Auskultasi : suara jantung regular (S1-S2)
k. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen simetris, tidak ada lesi
Auskultasi : peristaltik terhadap bunyi bising di usus
Palpasi : tidak ada pembengkakan pada abdomen, tidak
nyeri tekan
Perkusi : terdengar suara timpani
l. Perineum & Genitalia
Inspeksi : tidak dikaji m. extremitas atas & bawah
Inspeksi : atas : terpasang infus pada tangan kanan
Bawah : tidak terjadi bengkak
Palpasi : atas : tidak ada edema
Bawah : tidak ada nyeri tekan
3. Pengkajian Data Fokus (Pengkajian Sistem)
a. Sistem Respratori
Jelaskan : pasien mengatakan sesak dan nyeri dada, RR
28x/menit
b. Sistem Kardiovaskuler
Jelaskan : pasien mengatakan tidak mengalami nyeri dada, tidak
ada suara tambahan pada jantung
c. Sistem gastrointestinal
Jelaskan : pasien mengatakan minum air 4 gelas perhari
d. Sistem Urinaria
Jelaskan : pasien mengatakan buang air kecil 4 kali sehari
e. Sistem Reproduksi
Jelaskan : pasien mengatakan sudah mempunyai anak
f. Sistem Muskuloskeletal
Jelaskan : pasien mengatakan tidak mengalami kelemahan otot
g. Sistem Neurologi
Jelaskan : pasien tidak mengalami keluhan pada tubuhnya.
Nama : Tn. W No. RM : 40-2624
Virus, bakteri
mengeluarkan toksin
Virus, bakteri
mengeluarkan toksin
konsolidasi eksudatif
jaringan ikat paru
penurunan compliance
paru
sesak nafas
Ketidakefektifan pola
nafas
3. S : pasien mengatakan peradangan pada parenkim Gangguan pola tidur
paru
susah tidur pada malam
konsolidasi eksudatif
hari jaringan ikat paru
sesak nafas
Terjadi perpindahan
cairan intra ke ekstra
sel dalam merespon
panas
Membran mukosa
kering, merasa haus
Kelemahan
Intoleran Aktivitas
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus yang
dengan pasien mengeluh sesak dan pusing, pasien tampak lemas dan
ditandai dengan pasien mengeluh susah tidur pada malam hari, pasien
nampak gelisah
menerus,
pasien batuk
dan tampak
terdapat
dahak
berwarna
hijau
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn. W
Ruangan : Anggrek
No. RM : 40-2624
24
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Inisial klien : Tn. W
Ruangan : Anggrek
No. RM : 40-2624
Hari, Diagnosa Implementasi Respon (evaluasi formatif)
tanggal,jam
Minggu, Dx 1. 1. Memonitor tanda-tanda S: pasien mengatakan batuk
5/5/19 berkurang
09.00 vital pasien
O: pasien tampak sudah
2. Berlakukan terapi oksigen
mampu mengeluarkan
3. Mengatur posisi pasien dahak , berwana hijau
TTV
Berkolaborasi pemberian
terapi Intar vena -TD : 100/70 mmHg
-S : 36°C
-N : 78x/m
-R : 24x/m
09.30 Dx 2. 1. Memonitor Tanda-tanda S: pasien mengatakan sesak
berkurang
vital pasien
O: Nafas pasien terlihat
2. Mengatur posisi pasien
lebih tenang
3. Memberikan terapi oksigen TTV
-TD : 100/80 mmHg
4. Berkolaborasi dalam -S : 36,5°C
pemberian obat -N : 79x/m
-R :26x/m
10.00 Dx 3. 1. Mengatur posisi pasien S: pasien mengatakan sudah
bisa tidur dengan baik
senyaman mungkin
O : pasien Nampak sudah
2. Memanajemen lingkungan
tidak gelisah lagi
pasien
3. Memberikan terapi
relaksasi
4. Memberikan peningkatan
koping
10.30 Dx 4. 1. Memonitor cairan S: Pasien mengatakan tidak
setiap 15 menit merasa lemas, BAK 6-7 kali
2. Memonitor tanda-tanda perhari
vital
O: Pasien nampak sering
3. Memberikan terapi
intravena (IV) minum air, minum air 8
4. Lakukan pemasangan gelas perhari, mukosa bibir
infus dengan cairan lembab, turgor kulit kembali
Ringer Laktat normal
TD : 120/80 mmHg
S : 360C
N : 80x/menit
RR : 20 x/menit
11.00 Dx 5. S: Pasien mengatakan saat
1. Membantu perawatan diri berdiri sudah tidak pusing
2. Memanajemen lingkungan lagi, merasa lebih nyaman
3. Berikan terapi oksigen, dan lebih sehat
seperti terapi nebulizer O:Pasien nampak sehat dan
4. Bantu penghentian merokok tenang
Di berikan terapi nebulizer
EVALUASI SUMATIF/
CATATAN PERKEMBANGAN
Inisial klien : Tn. W
Ruangan : Anggrek
No. RM : 40-2624
Hari, Diagnosa keperawatan Evaluasi Sumatif
tanggal (SOAP)
jam
Minggu,
Ketidakefektifan
S: pasien mengatakan batuk berkurang
5/5/19
bersihan jalan nafas
O: pasien tampak sudah mampu
10.00 berhubungan dengan
mengeluarkan dahak , berwana hijau
mukus yang berlebihan
TTV
ditandai dengan pasien
-TD : 100/70 mmHg
mengeluh batuk terus
-S : 36°C
menerus, pasien batuk
-N : 78x/m
dan tampak terdapat
-R : 24x/m
dahak berwarna hijau
A : Masalah sudah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
10.30
Ketidakefektifan pola
S: pasien mengatakan sesak berkurang
nafas berhubungan
sedikit dan sudah tidak pusing lagi
dengan keletihan
O: Nafas pasien terlihat sedikit berat, pasien
ditandai dengan pasien
masih menggunakan O2 4 liter/menit
mengeluh sesak dan
TTV
pusing, pasien tampak -TD : 100/80 mmHg
lemas dan -S : 36,5°C
-N : 79x/m
menggunakan oksigen 5
-R :26x/m
liter/menit
A: Masalah sudah teratasi
P: Lanjutkan intervensi
11.00 Gangguan pola tidur S: pasien mengatakan sudah bisa tidur
berhubungan dengan dengan baik
pola tidur tidak O : pasien nampak sudah tidak gelisah lagi
menyehatkan ditandai A: Masalah sudah teratasi
dengan pasien P: Lanjutkan intervensi
mengeluh susah tidur
pada malam hari,
pasien nampak gelisah
11.30 Defisien volume cairan S: Pasien mengatakan tidak merasa lemas,
BAK 6-7 kali perhari.
berhubungan dengan O: Pasien nampak sering minum air, minum
asupan cairan kurang air 8 gelas perhari, mukosa bibir lembab,
turgor kulit kembali normal
ditandai dengan Pasien
TD : 120/80 mmHg
mengeluh lemas, S : 360C
N : 80x/menit
pasien nampak pucat, RR : 20 x/menit
A: Masalah sudah teratasi
mukosa bibir kering
P: Lanjutkan intervensi
dan turgor kulit lambat
BAB III
PEMBAHASAN
Pnemonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
Prince). Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan
agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspiri substansi
asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsilidasi dan dapat
Tn.Md.W berumur 66 tahun, yang berasal dari Tajun dan berjenis kelamin laki-
yaitu anaknya yang bernama Tn.Km.S berusia 30 tahun. Tn. Md.W mengeluh
sesak napas, alasannya masuk rumah sakit karena pasien mengatakan awalnya
sering sesak, batuk dan lemas. Pasien memiliki riwayat penyakit, awalnya dia
sering sesak, dan batuk namun pasien hanya di bawa berobat oleh keluarganya
ke puskesmas dan oleh dokter hanya di berikan obat. Seminggu sebelum masuk
rumah sakit pasien merasa sesak semakin bertambah dan sampai akhirnya
pasien lemas, lalu keluarga membawa pasien ke rumah sakit dan pasien di
rawat di rumah sakit dengan diagnosa PPOK, pasien dirawat 3 hari lalu pasien
di ijinkan pulang oleh pihak rumah sakit karena kondisinya membaik, 2 hari
setelah pulang pasien datang lagi ke rumah sakit untuk kontrol di saat kontrol
kondisi pasien lemas dan sesak , akhirnya pihak rumah sakit memutuskan untuk
sebelum masuk rumah sakit dengan Diagnosa Medis Pneumonia. Pasien tidak
pernah dioperasi dan tidak memiliki alergi pada makanan maupun obat. Pasien
mengatakan datang diantar keluarga karena sesak dan lemas lalu pasien di
Febria Sari, Martin Rumende, Kuntioro. Rumah Sakit Umum Daerah Kota
pada usia lanjut adalah batuk, ronki dan infiltrat. Sementara itu, manifestasi
tidak khas pneumonia pada pasien usia lanjut (intake sulit, jatuh, inkotinensia
pneumonia komunitas pada usia lanjut. Hasil analisis CPR pada penelitian ini
teori, Pneumonia adalah salah satu penyakit peradangan akut parenkim paru
yang didahului dengan infeksi saluran pernafasan bawah akut. Kasus yang kami
batuk, sesak dan terdengar suara ronchi, yang dimana dijurnal juga ditemukan
diagnosis Pneumonia yaitu batuk, ronki dan infiltrat. Dari kasus Tn.Md.W kami
37,10C.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
paru(alveoli). Gejala penyakit ini berupa nafas cepat dan nafas sesak, karena
paru meradang secara mendadak, gejala lain pada pneumonia adalah demam,
sesak nafas, nafas dan nadi cepat, dahak berwarna kuning kehijauan.
a. Pneumonia Lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau
lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia
pneumonia loburalis.
1.2 Saran
bakteri yang menyerang saluran pernafasan, oleh karena itu sangat diperlukan
menjaga daya tahan tubuh dengan memperhatikan nutrisi dan kesehatan tubuh.
27
DAFTAR PUSTAKA
NOC.EdisiRevisiJilid 3. Mediaction.Jogjakarta