Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

Peran Perawat Dalam Motivasi Kerja

Oleh
Kelompok 9:

1. Ni Kadek Raniasih ( 17089014071 )


2. Ni Luh Widianingsih ( 17089014094)
3. Luh Suciani ( 17089014083 )
4. Komang Riska Utari ( 17089014076 )
5. Ni Nyoman Tri Ary Widiani ( 17089014087 )
6. I Gede Umipa ( 17089014091 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan asuhan keperawatan ini
yang merupakan tugas dari Manajemen Keperawatan dengan judul “Peran
Perawat Dalam Motivasi Kerja ”.
Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
proses penyusunan asuhan keperawatan ini.Kami menyadari dalam asuhan
keperawatanini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya
maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga asuhan keperawatanini memberikan manfaat umumnya
pada para pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Singaraja, 10 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....……..…………..………..…………….... i
KATA PENGANTAR.....……..…………..………..…………….... ii
DAFTAR ISI..............................…………..………..……………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………......... 4
1.2 Rumusan Masalah…………………..………………...... 5
1.3 Tujuan Penulisan....…….……………..………………... 5
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peran Perawat………………........…............................... 6
2.2 Motivasi Kerja………………………………………… 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………… 18
3.2 Saran………………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat adalah memberikan pelayanan pembinaan kesehatan yang
diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
membantu orang mengatasi dengan cara seunik mungkin, masalah
kehidupan sehari-hari, penyakit dan cidera, cacat maupun kematian,
pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemajuan menuju
kepada kemampuan melaksanakan sehari-hari Menurut (Wolf, dkk,
1999).
Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
di rumah sakit, karena itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah
satu bagian dari tujuan utama rumah sakit. Peranan tenaga perawat
didalam melaksanakan tugasnya atau dalam memberikan pelayanan
perawatan pada pasien harus mengerti dan memahami pendekatan
proses keperawatan yang meliputi empat yaitu: pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang masing-masing
berkesinambungan dan berkaitan satu sama lainnya (Depkes, 1994).
Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk
berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena
meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota
organisasi tersebut akan terpelihara pula (Siagian, 1997).
Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi
energi, aktifitas, dan gerakan yang mengarahkan perilaku untuk
mencapai tujuan (Koontz et al, 1980). Akan tetapi kesediaan
mengarahkan usaha tersebut sangat bergantung pada kemampuan
seseorang untuk memuaskan berbagai kebutuhannya. Usaha merupakan
ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila seseorang termotivasi
yang bersangkutan akan berusaha keras meningkatkan penampilan

4
kerja (Bernard, Berebson, & A. Stieiner, Illyas, 2001).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah Peran Perawat Dalam Motivasi Kerja?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk Mengetahui Peran Perawat Dalam Motivasi Kerja
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan
wawasan bagi pembaca tentang Peran Perawat Dalam Motivasi
Kerja.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PERAWAT
A. Definisi Perawat
Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan
kewenangan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki dan
diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat dan
memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan bidang keilmuan yang dimilki dan memberikan pelayanan
kesehatan secara holistik dan profesional untuk individu sehat maupun
sakit, perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-
psiko-sosial dan spiritual (Asmadi, 2005, Konsep Dasar Keperawatan).
Berdasarkan definisi  di atas, maka peneliti menyimpulkan, perawat
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam negeri
maupun di luar negeri, yang memiliki kemampuan dan kewenangan
tindakan keperawatan dalam bidang keilmuan yang dimiliki dan
memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dan profesional untuk
individu sehat maupun sakit.
B. Peran perawat
Peran menurut Kozier Barbara, (1995), (dalam Wahid & Nurul, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 2009.64), adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam,
suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix
yang berarti merawat atau memelihara. Peran perawat menurut Lokakarya
Nasional (1983), dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2009.65) sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan; pengelola pelayanan keperawatan dan

6
institusi pendidikan; serta sebagai pendidik dalam keperawatan,  peneliti
dan pengembang keperawatan.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang
ada. Sedangkan fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu
sehat maupun sakit dimana segala  aktifitas  yang dilakukan  berguna 
untuk  pemulihan  kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, 
aktifitas  ini  dilakukan  dengan  berbagai cara untuk mengembalikan
kemandirian pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan
yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa
Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Beberapa peran perawat professional antara lain care give, client
advocate, counselor, educator, collaborator, coordinator,  change agent,
consultan,  dan interpersonal process.
a.  Care Giver  (pemberi perawatan)
Peran ini diharapkan perawat mampu menerapkan hal-hal berikutini.
1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat sesuai diagnosa masalah yang terjadi 
melalui dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah
yang kompleks.
2. Memperhatikan individu  dalam konteks sesuai kehidupan klien,
perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan
signifikan dari klien
3. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi 
diagnosis keperawatan, mulai dari masalah fisik sampai psikologis.
b. Clien Advocate (Pembela Klien)
Perawat juga berperan sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu
membantu untuk mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien
dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
melindungi klien dari efek yang tidak diinginkan yang berasal dari
pengobatan atau tindakan diagnostik tertentu. Peran inilah yang belum
tampak pada sebagian besar institusi kesehatan di Indonesia, perawat

7
masih sebatas menerima delegasi dari profesi kesehatan yang lain tanpa
mempertimbangkan akibat dari tindakan yang akan dilakukannya
apakah aman atau tidak bagi kesehatan klien.
Adapun tugas perawat perawat sebagai pembela klien adalah sebagai
berikut :
1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga
diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
c. Conselor (konseling)
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual. Peran perawat dalam bimbingan  penyuluhan kepada
pasien:
1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan
sehat sakitnya.
2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan
metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu
atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan

8
d.  Educator (Pendidik)      
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru
membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif
antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran
obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya.
(Redman, 1998). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari
pengetahuan baru atau keterampilan secara teknis. Inti dari perubahan
perilaku selalu didapat pengetahuan baru atau keterampilan secara
teknis. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat. Saat ini
ada kecendrungan baru untuk peningkatan dan penjagaan kesehatan dari
pada pelayanan. Sebagai akibatnya, masyarakat ingin memperoleh
banyak pengetahuan dibidang kesehatan, (Wahit dan Nurul, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 2009:67)
Pada peran ini perawat diharapkan mampu melakukan hal-hal berikut:
1. Dapat dilakukan kepada klien atau keluarga, tim kesehatan lain,
baik secara spontan pada saat berinteraksi maupun formal.
2. Membantu klien meningkatkan pengetahuan dalam upaya
meningkatkan kesehatan, gejala penyakitnya sesuai kondisi dan
tindakan yang spesifik.
3. Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam proses
keperawatan.
e.  Kolaborasi (Collaborator)
Perawat sebagai kolaborasi  dapat dilaksanakan dengan cara berkerja
sama  dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter,
perawat dengan ahli gizi, perawat dengan ahli ragiologi, dan lintas
sektoral dalam masyarakat dalam kaitannya membantu mempercepat
penyembuhan klien serta kesehatan masyarakat.
f.  Koordinasi (Coordinator)
Dalam peran ini diharapkan perawat mampu mengarahkan,
merencanakan, dan mengorganisasi pelayanan dari semua anggota tim
kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional .

9
g. Change Agent (pembawa Perubahan)
Pembawa perubahan adalah seseorang yang mempunyai inisiatif
membantu orang membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem
(Kemp,1986). Mengidentifikasi masalah, mengkaji motivasi pasien
dan membantu klien untuk berubah, menunjukan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternative, mengkaji sumber daya
menunjukan peran membantu, membina dan mempertahankan
hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan
dan membimbing klien melalui fase ini (Marriner Torney).
h.  Konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien terhadap
masalah yang dialami atau tindakan keperawatan yang tepat dan
tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi pelayanan keperawatan yang diberikan.

2.2 Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yaitu movere
yang berarti menggerakan (to move). Motivasi merupakan sebuah
determinan penting bagi kinerja individual selain variabel-variabel lain
yang turut mempengaruhinya seperti upaya (kerja) yang dikerahkan,
kemampuan orang yang bersangkutan dan pengalaman (kerja)
sebelumnya (Winardi, 2011 dalam Ananda, 2015). Motivasi yang kata
dasarnya adalah motif (motive) berarti dorongan, sebabatau alasan
seseorang melakukan sesuatu. Oleh karena itu,motivasi dapat berarti
suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan
suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara wajar (Nurhayani,
2012 dalam Ananda, 2015).
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang
menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,
supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang

10
optimal (Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting karena
manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk
dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang
diinginkannya. Motivasi kerja ialah suatu kondisi yang
berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan
memelihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja
(Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2007). Terdapat
beberapa prinsip dalam memotivasi kerja perawat yaitu :
1. Prinsip partisipatif
Perawat perlu diberikan kesempatan ikut
berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang
akan dicapai oleh pemimpin.
2. Prisip komunikasi
Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu
yang berhubungan dengan usaha pencapaian
tugas.
3. Prinsip mengakui andil bawahan
Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai)
mempunyai andil dalam usaha pencapaian
tujuan.
4. Prinsip pendelegasian wewenang
Pemimpin akan memberikan otoritas atau
wewenang kepada pegawai bawahan untuk
sewaktu- waktu dapat mengambil keputusan
terhadap pekaryaan yang dilakukannya, akan
membuat pegawai yang bersangkutan menjadi
termotivasi untuk mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin.
5. Prinsip memberi perhatian
Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa
yang diinginkan pegawai bawahannya, sehingga
bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan

11
harapan pemimpin.
B. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah
untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Setiap
orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal dan
memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan
kepribadian orang yang akan dimotivasi.
C. Teori-teori Motivasi
1. Hirarki Kebutuhan Maslow
Pada awal publikasinya, Maslow mengatakan bahwa kebutuhan
seseorang dapat di susun kedalam pola hirarki. Kebutuhan yang
dimaksud diasumsikan untuk menjalankan keinginan khusus,
kebutuhan tingkat rendah berpotensi untuk mengontrol prilaku
sampai kebutuhan- kebutuhan tersebut terpuaskan dan kemudian
kebutuhan tingkat lebih tinggi bertanggung jawab menggerakan
dan mengarahkan prilaku.
- Kebutuhan Dasar / Psiologis
Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah
kebutuhan-kebutuhan pokok manusia seperti sandang,
pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan fisiologis itu
berkaitan dengan status manusia sebagai insan ekonomi.
Kebutuhan itu bersifat universal, tidak mengenal batas
geografis, tingkat pendidikan, status sosial, profesi dan faktor
lainya yang menunjukan keberadaan seseorang.Manajer
dalam dalam organisasi perlu menyadari hal tersebut.
- Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak
hanya dalam arti keamanan fisik, meskipun hal ini aspek
yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan yang bersifat
psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan

12
seseorang.
- Kebutuhan Sosial
Karena manusia adalah mahluk sosial, kebutuhan afiliasi
timbul secara naluri karena sifatnya yang naluriah,
kebutuhan ini timbul sejak seseorang dilahirkan yang terus
bertumbuh dan berkembang dalam pelajaran hidupnya. Juga
karena sifatnya yang naluriah, keinginan memuaskanya pun
berada pada intensitas yang tinggi karena itulah terdapat
kecendrungan orang untuk memasuki berbagai kelompok
yang diharapkan dapat digunakan sebagai wahana
pemuasannya.
- Kebutuhan Penghargaan
Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri.
Karena itu semua orang memerlukan pengakuan atas
keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Keberadan dan
setatus sesering mungkin biasanya tercermin dari berbagai
lambang baik gelar jabatan, yang penggunaanya sering di
pandang sebagai hak seseorang di dalam dan di luar
organisasi.
- Kebutuhan Aktualisasi Diri
Merupakan titik komulasi dari keseluruhan tingkat
kebutuhan manusia. Aktualisasi diri berhubungan dengan
konsep diri. Pengaruhnya, aktualisasi diri adalah motivasi
seseorang untuk mentransformasikan persepsi dirinya
kedalam realita.
2. Menurut Herzberg,orang menginginkan dua macam faktor
kebutuhan yaitu (Hasibuan, 2005) : 1. Kebutuhan akan
kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan maintenance
factors.  Maintenance factors (faktor pemeliharaan)
berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh
ketentraman dan kesehatan badaniah.
3. Faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologis

13
seseorang. Kebutuhan ini meliputi serangkaian kondisi intrinsik,
kepuasan pekerjaan ( job content)  yang apabila terdapat dalam
pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang
dapat meningkatkan prestasi kerja yang baik.

D. Upaya Peningkatan Motivasi Kerja


Bertitik tolak dari teori Maslow jelas terlihat bahwa para
manajer suatu organisasi, terutama para manajer puncak harus
selalu berusaha memuaskan berbagai jenis kebutuhan para
bawahannya. Salah satu cara yang dikenal untuk memuaskan
kebutuhan para bawahan itu adalah dengan menggunakan teknik
motivasi yang tepat. Teknik motivasi yang efektif ialah teknik
yang ditunjukan kepada dan disesuaikan dengan kebutuhan
individual. Sasarannya ialah bahwa dengan demikian manajer
yang bersangkutan akan lebih mampu meyakinkan para
bawahannya bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi, tujuan-
tujuan pribadi para bawahan itu akan ikut tercapai pula dan
berbagai kebutuhannya akan tercapai sesuai dengan persepsi
bawahan yang bersangkutan. Artinya, dengan demikian dalam diri
para bawahan itu terdapat keyakinan bahwa terdapat sinkronisasi
antara tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi sebagai
keseluruhan.
Dalam upaya meningkatkan motivasi menurut Rowland (1997),
(dalam S. Suarli, Manajemen Keperawatan, 2004:44), fungsi manajer
dalam meningkatkan kepuasan kerja staf, didasarkan pada faktor motivasi,
yang meliputi:
1. Keinginan untuk peningkatan
2. Percaya bahwa gaji yang didapat sudah mencukupi
3. Memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang
diperlukan
4. Umpan balik
5. Kempatan untuk mencoba

14
6. Instrumen penampilan untuk promosi, kerjasama, dan peningkatan
penghasilan.
Kebutuhan seseorang untuk mencapai prestasi merupakan kunci
dalam suatu motivasi dan kepuasan kerja. Jika seseorang bekerja,
kebutuhan pencapaian prestasi tersebut berubah sebagai dampak dari 
beberapa faktor dalam organisasi, seperti program pelatihan,
pembagian dan jenis tugas yang diberikan, tipe supervisi yang
dilakukan, perubahan pola motivasi, dan faktor-faktor lainnya.
Seseorang memiliki suatu pekerjaan didasarkan pada kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki. Motivasi akan menjadi masalah,
apabila kemampuan yang dimiliki tidak dimanfaatkan dan
dikembangkan dalam melaksanakan tugasnya. Dalam keadaan ini
maka persepsi seseorang memegang peranan yang penting sebelum
melaksanakan atau memilih pekerjaan.
E. Proses Motivasi
Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan
bersifat interdependen:
1.  Need :
Kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik
maupun psikologis. Kebutuhan psikologis terkadang tidak timbul
akibat ketidakseimbangan.
2.  Driver :
Dorongan atau motif timbul untuk mengurangi kebutuhan.
Dorongan baik fisiologis maupun psikologis berorientasi pada
tindakan dan menyiapkan energi pendorong untuk mencapai
tujuan (incentives).
3.  Incentives / goal :
Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan
menurunkan dorongan tindakan. Dengan demikian pencapaian
tujuan akan mengembalikan keseimbangan fisiologis
dan psikologis dan menurunkan bahkan menghentikan dorongan.
Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang

15
yang harus segera dipenuhi untuk segera beraktifitas segera
mencapai tujuan.
Faktor yang berpengaruh terhadap motivasi adalah:
a. Faktor pisik & proses mental
b. Faktor hereditas, lingkungan
c. Faktor intrinsik seseorang
d. Fasilitas (sarana & prasarana)\
e. Sikon
f. Program dan aktifitas
g. Media
Bentuk-bentuk motivasi.
a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari
dalam diri individu itu sendiri.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar
individu.
c. Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi
terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dasn cepat
sekali munculnya pada prilaku aktifitas seseorang.
d. Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik,
ekonomi, sosial dan budaya (Ipoleksosbud) dan hankam
yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu
itu adalah mahluk sosial.
Motivasi adalah sebuah dorongan yang muncul dari dalam diri
seseorang yang akan mengarahkan tindakan seseorang dengan tujuan
mencapai suatu hasil yang diinginkannya. Variabel motivasi kerja ini
secara operasional diukur dengan menggunakan beberapa indikator
meliputi kebutuhan, keinginan/harapan, dan lingkungan kerja. Motivasi
penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal. Jelaslah bahwa motivasi yang menjadi
dasar utama bagi seseorang memasuki berbagai organisasi adalah dalam
rangka usaha orang yang bersangkutan memuaskan berbagai

16
kebutuhannya, baik yang bersifat politik, ekonomi, sosial dan berbagai
kebutuhan lainnya yang semakin kompleks. Pada dasarnya faktor-faktor
motivasi dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal (karakteristik pribadi) dalam
motivasi meliputi kebutuhan, keinginan dan harapan yang terdapat di
dalam pribadi. Faktor eksternal (karakteristik tempat kerja) terdiri dari
lingkungan kerja, gaji, kondisi kerja, dan kebijaksanaan tempat kerja,
dan hubungan kerja seperti penghargaan, kenaikan pangkat, dan
tanggung jawab.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah membaca seluruh materi dan hal-hal yang berkaitan dengan Peran
Perawat Dalam Motivasi Kerja maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Perawat
adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki
kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan
bidang keilmuan yang dimilki dan memberikan pelayanan kesehatan secara
holistik dan profesional untuk individu sehat maupun sakit, perawat
berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosial dan
spiritual (Asmadi, 2005, Konsep Dasar Keperawatan).
Peran menurut Kozier Barbara, (1995), (dalam Wahid & Nurul, Ilmu
Kesehatan Masyarakat, 2009.64), adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam,
suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara
sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan
tujuan tertentu (KBBI, 2005). Sedangkan motivasi adalah kondisi yang
menggerakan diri karyawan untuk lebih terarah dalam mencapai
tujuan organisasi/ujuan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam,
2002).
3.2 Saran
Dengan disusunnya Makala ini kami mengharapkan kepada semua
pembaca agar dapat mengetahui dan memahami Peran Perawat Dalam Motivasi
Kerja. Demikian saran yang dapat kami penulis sampaikan semoga dapat
membawa manfaat bagi semua pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://docs.google.com/forms/d/e1FAlpQLSd-j3ebiMDrtu-
OvDce73lLKKsAllqRCVtiZ2l4WkGuOvQ/viewform?usp=_link
(diakses: 10/10/2020, pukul 11.00)
http://digilib.unhas.ac.id/unploaded_files/temporary/
DigitalCollection/
ZTAxMDkyMmNjOWZhZhZDM0YWVmNGMyOGY3MmMzMzNI
MzRjZDNIZg==.pdf (diakses: 10/10/2020, pukul 11.20)

19

Anda mungkin juga menyukai