Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1

NURSING ADVOCACY

DISUSUN OLEH :
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.

SEMESTER 1 A

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN WIRA HUSADA


YOGYAKARTA
2018/2019
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tiada terkira saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, yang mana atas berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah “NURSING ADVOCACY” dengan tepat waktu sesuai dengan yang
direncanakan. Tujuan penyusunan makalah ini bagi kami adalah untuk melatih pemecahan
masalah secara ilmiah Selain itu juga untuk memenuhi target untuk tugas sendiri
berhubungan dengan pelajaran keperawatan.
Kami menyadari akan kurang sempurna penulisan makalah ini, karena itu kritik dan
saran selalu kami harapkan untuk bahan perbaikan di kemudian hari.
Akhirnya dalam kesederhanaan Makalah ini semoga bisa bermanfaat. Amin

YOGYAKARTA, 18 DESEMBER 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PEMBUKAAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulis
BAB II PEMBAHASAN
A. Advokas
B. Perawat
C. Nursing Advocacy
D. Peranan perawat sebagai advokator
E. Manfaat Nursing advocacy
F. Jenis kegiatan advokas
G. Kasus
BAB III PENUTUB
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara umum, keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap klien,
dan akhir-akhir ini advokasi klienpun telah disahkan dalam peranan keperawatan itu
sendiri. Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan, sebagaimana pengertiannya
“Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak orang lain”. Sebagai kewajiban moral yang
jelas bagi perawat, hal ini (advokasi) telah menemukan justifikasi (pembenaran) kepada
pendekatan keperawatan yang didasarkan pada prinsip maupun asuhan, kedalam etika
keperawatan. Dari sebab itu, pada kesempatan ini kami akan mencoba membahas tentang
“Advokasi dalam keperawatan” secara ringkas dan mudah di mengerti.

B. Rumusan masalah
Sebagaimana latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian advokasi.
2. Bagaimana pengertian peran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Dan bagaimana peran perawat sebagai advokator.

C. Tujuan penulisan
Sebagaimana latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penulisan
adalah sebagai berikut :
1. Memahami arti dari advokasi.
2. Mengetahui arti dari peran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
3. Dan mengetahui bagaimana peranan perawat sebagai advokator.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Advokasi
1. Pengertian advokasi
Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap
seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di
bidang hukum atau pengadilan.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan yang
dinyatakan oleh Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal
keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk
secara bebas menentukan nasibnya sendiri (Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak
bertentangan dengan setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien.
Seorang advokator menginformasikan hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien
dapat mengambil keputusan sendiri. Fokus peran advokasi perawat adalah menghargai
keputusan klien dan meningkatkan otonomi klien. Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni
hak untuk memilih nilai-nilai yang sesuai dan penting bagi hidupnya, hak untuk
menentukan jenis tindakan yang terbaik untuk mencapai nilai-nilai yang diinginkan dan
hak untuk membuang nilai-nilai yang mereka pilih tanpa paksaan dari orang lain.

2. Pengertian peran
Peran adalah harapan tentang bagaimana seseorang yang menduduki posisinya
menunjukan prilaku terhadap orang yang berada di posisi lain (Roy, 1994). Selanjutnya
menurut Baylon and Maglaya, 1997 menegaskan bahwa peran adalah serangkaian
perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial yang berhubungan dengan fungsi
individu di masayarakat dan keluarga. Sedangkan menurut Stuart and Sundeen, 1998
peran adalah serangkaian pola dan perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok.
Pengertian peran yang dijabarkan dari beberapa konsep teori ini dapat dikatakan bahwa
peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat dalam menjalankan
peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi terlaksananya peran
Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: faktor predisposisi terwujud dalam:
a. pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan,
merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku;
b. keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
c. nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah suatu
kepercayaan terhadap obyek.
Faktor pendukung/enabling factor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan
fasilitas institusi/rumah sakit, tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta
fasilitas yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam
komunitasnya. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan atau perawat profesional lain yang merupakan referensi.
Sikap dan perilaku komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap dan
berperilaku seperti dia.

B. PERAWAT
1. Pengertian Perawat
Menurut Depkes RI (2002) perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan
kesehatan secara professional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan biologis,
psikologi sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat. Perawat
adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangannya melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan (Gaffar). Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu
pengetahuan, ketrampilan keperawatan, dan bertanggung jawab serta berkewenangan
melaksanakan asuhan keperawatan (Gaffar).
Perawat professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang
memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya (Depkes RI,2002).

2. Peran Perawat
Peran perawat adalah tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang yang memenuhi kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan
dalam suatu system pelayanan kesehatan (Pusdiknakes,1989), menurut Doheney (1992)
peran perawat terdiri dari:
a) Care giver/pemberi pelayanan
 Memperhatikan individu dalam konteks sesuatu kebutuhan klien.
 Perawat menggunakan nursing proses untuk mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mulai dari masalah fisik (fisiologis) sampai masalah psikologis.
 Peran utama adalah memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnose keperawatan yang terjadi
mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai dengan komplek.

b) Clien advocate/pembela pasien


Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasi informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan memberikan informasi lain
yang diperlukan untuk mengambil prsetujuan (inform consent) atas tidakan keperawatan
yang diberikan.

c) Consellor/konseling
 Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya.
 Adanya pola interaksi ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk
meningkatkan kemampuan adaptasinya.
 Konseling diberikan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dengan pengalaman masa lalu.
 Pemecahan masalah difokuskan pada masalah mengubah perilaku hidup sehat
(prubahan pola interaksi)

d) Educator /pendidik
 Peran ini dilakukan pada klien, keluarga, tim kesehatan lain baik secara spontan (saat
interaksi) maupun secara disiapkan.
 Tugas perawat adalah membantu mempertinggi k. pengetahuan dalam upaya
meningkatkan kesehatan, gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik.
 Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam Nursing care Planning.
e) Coordinator/koordinator
Peran perawat adalah mengarahkan , merencanakan, mengorganisasikan pelayanan dari
semua tim kesehatan. Karena klien menerima banyak pelayanan dari banyak profesional
misalnya nutrisi maka aspek yang harus diperhatikan adalah jenis, jumlah, komposisi,
persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi edukasi dan sebagainya.

f) Collaborator/kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya berupaya
mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat terhadap
pelayanan yang diperlukan klien, memberi dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari
berbagai profesional pemberi pelayanan kesehatan.

g) Consultan/konsultan
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien dan informasi
tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan peran ini dapat dikatakan keperawatan
adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien.

h) Change agent/perubah
Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
hubungan dengan klien dan cara pemberian keperawatan kepada klien.

C. Nursing Advocacy
Perawat advokat adalah proses dimana perawat secara objektif memberikan klien
informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan mendukung klien apapun
keputusan yang buat.
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan lain
dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan membantu
klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan
dengan pendeketan tradisional maupun profesional.

Menurut para ahli perawat advokat ada 3 yaitu:


1. Ana pada tahun 1985
Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan keselamatan
praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan oleh
siapapun.

2. Fry pada tahun 1987


Advokasi sebagai dukungan aktif tarhadap setiap hal yang memiliki penyebab atau
dampak penting.
3. Gondrow pada tahun 1983

Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal keperawatan yang melibatkan bantuan
perawat secara aktif kepada individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri.
Perawat sebagai advokat merupakan penghubung antara klien tim kesehatan lain dalam
rangka pemenuhan kebutuhan klien,membela kepentingan klien dan membantu klien
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan
pedekatan tradisional maupun profesional,narasumber dan fasilitator dalam tahap
pengembalian keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.

Tanggung jawab perawat secara umum mempunyai tanggung jawab dalam memberikan
asuhan keperawatan,meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi.
Tanggung jawab perawat secara khusus adalah memberikan asuhan keperawatan
kepada klien mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual yang komprehensif dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dasarnya.

D. Peranan perawat sebagai advokator


Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan
kesehatan tempat klien menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-
hal berikut:
a. penyakit yang dideritanya;
b. tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
c. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya;
d. alternatif terapi lain beserta resikonya;
e. prognosis penyakitnya;
f. perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya;
g. hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
h. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;
i. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya (informed
consent);
j. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya;
k. hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
l. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien lain;
m. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit;
n. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya;
o. hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual;
p. hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter;
q. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit atau
sarana pelayanan kesehatan;
r. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
s. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter
yang menangani;
t. hak untuk mengetahui isi rekam medik ( Kusnanto,2004 ).

E. Manfaat Nursing advocacy

Pentingnya Peran Perawat Sebagai Advokator Perannya sebagai advokat, perawat


diharapkan mampu untuk bertanggung jawab dalam membantu pasien dan keluarga
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya serta
mempertahankan dan melindungi hak–hak pasien.
Hal ini harus dilakukan, karena pasien yang sakit dan
dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan
F. Jenis kegiatan advokasi
1. Anticipatory guidance
 Primary prevention
 Membantu klien kemungkinan mengalami kesulitan
 mengantisipasi keluarga dlm menangani masl2 keterbatasan dan peny. Kronik

2. Role Modeling
Perawat menjadi role model dg berperilaku yang benar :berbicara , senyum,
penanganan pasien secara profesional,

3. Educational information
 Pembelajaran dan pemberian informasi
 Membantu memilih dan menentukan pilihan thd info yg diberikan
 Membantu klien mengumpulkan info Dan belajar thd perilaku promosi kesehatan

4. Ongoing support
 Memberikan bantuan pada klien dalam membuat keputusan yg beralasan
 Perawat sebagai patner dalam menyelesaikan masalah kebut. Yan kes

5. Collaboration and Referral


Masalah kes. Bersifat multidimensi melibatkan multidisiplin.
Perawat memberikan penjelasan thd masalah yg melibatkan tenaga kes lain terlibat
Pendekatan interdisiplin pada semua anggota tim kes.

G. KASUS

Bapak Asep ( 70 tahun ) tinggal berdua dengan istrinya, Ibu Siti ( 65 tahun ). Dua hari
yang lalu beliau masuk ke RS dengan penyebab jatuh terpeleset di kamar mandi yang
menyebabkan kakinya memar dan sulit untuk digerakkan. Bapak Asep juga merupakan
salah satu pasien katarak sehingga penglihatannya sedikit kabur terutama saat gelap
(malam hari ). Saat ini pasien menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan.

 PEMBAHASAN KASUS

 Bapak Asep berumur 70 tahun, kakinya memar akibat terjatuh di kamar mandi.dan
tindakan yang bisa kita lakukan sebagai perawat yang advokat adalah dengan
mengkompres di kakinya yang memar menggunakan air hangat.
 Sebagai perawat, kita bisa memberikan informasi kepada pak Asep beserta istrinya
tentang kondisi kamar mandi di rumahnya,yakni supaya kamar mandinya tidak licin dan
harus ada pegangan,untuk mengantisipasi kondisi pak asep dan istrinya yang sudah
lansia.
 Disebabkan kondisi pak asep yang tidak bisa melihat jika gelap (malam hari), maka kita
sebagai perawat yang advokat, bisa juga memberi informasi tentang penerangan di
rumahnya untuk bisa melihat benda-benda yang kecil ketika ia berjalan.
 Bapak Asep juga termasuk pasien katarak,jadi kita bisa memotivasi dan juga
menginformasikan kepada pak asep tentang operasi katarak,sehingga pak asep bisa
mengambil keputusan untuk mau di operasi atau tidak.
 Jika pak asep mau untuk di operasi, maka kita bisa menjadi komunikator terhadap tim
kesehatan lain.
 Berdasarkan peran advokat,perawat bisa membantu pasien melalui dua aksi. yakni
peran aksi dan peran non aksi.pada kasus ini peran aksi yang bisa perawat lakukan
adalah Membantu pasien dalam beraktifitas, seperti memberikan alat bantu untuk
berjalan, yakni dengan menggunakan tongkat.jika tidak menggunakan alat bantu,
perawat dapat membantu secara langsung untuk mempermudah pasien dalam
melakukan aktifitas atau perawatan mandiri (Self Care).sedangkan peran non aksinya
adalah Sugesti dan semangat yang diberikan kepada pasien serta keluarganya, supaya
tetap semangat dan tidak pernah putus asa untuk bisa sembuh.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagaimana yang kami paparkan di atas, maka yang menjadi kesimpulan adalah
sebagai berikut :
 Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap
seseorang yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula
digunakan di bidang hukum atau pengadilan.
 peran adalah harapan dari seseorang/pasien terhadap perawat dalam
menjalankan peran dan fungsinya dalam memberikan asuhan keperawatan yang
profesional.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi terlaksanannya peran :
a. pengetahuan; merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya
tindakan, merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi
suatu perilaku;
b. keyakinan; menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat;
c. nilai-nilai; menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah
suatu kepercayaan terhadap obyek.
 Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela
kepentingan klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional
maupun professional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat
bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan
keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
keperawatan.

B. SARAN
Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai berikut :
 Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, di harapkan kepada seluruh perawat agar mampu
menjadi advokator yang baik dan handal, yang berkerja secara profesional,
yang tidak hanya menjadi advokator pasien/klien, tapi juga menjadi pembela
kelayakan untuk keluarga pasien, baik itu dari segi kenyamanan, kelayakan
dan juga pelayanan-pelayanan keperawatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Admosudirjo, P., 1970. Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Seri
Pustaka Ilmu Administrasi, Jakarta.
Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2004.
Departemen Kesehatan RI, 1994. Pedoman Penerapan Proses Keperawatan di Rumah Sakit.
Depkes, Jakarta.
Gilles Dee Ann, 1996. Manajemen Keperawatan. FKUI, Jakarta
Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai