Anda di halaman 1dari 15

KONSEP PERAN PERAWAT PROFESIONAL DAN STANDAR PRAKTIK

KEPERAWATAN

DOSEN

Dr. Ns. RIFA YANTI, S.Kep, M.Biomed

DI SUSUN OLEH KELOMPOK II :

1. Suwarso
2. Ghina Ghemala Dewi
3. Monyka Justiana Rosmawaty br Hombing
4. Syaiful
5. Dona Siranda
6. Masgiat

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES AL – INSYIRAH PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2020 / 2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis telah
dapat menyelesaikan atau membuat sebuah makalah yang berjudul “KONSEP PERAN PERAWAT
PROFESIONAL DAN STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN ”. Di dalam menyelesaikan makalah ini
penulis banyak mengalami berbagai macam kendala, namun berkat motivasi dan bantuan berbagai pihak,
kesulitan itu dapat penulis atasi.

Di dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan yang diharapkan, untuk itu agar lebih sempurnanya makalah ini penulis mengharapkan saran
dan kritikan yang dapat membangun demi perbaikan makalah ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah
ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan menjadi amal baik, semoga mendapat balasan
kebaikan yang tiada hentinya dari Tuhan Yang Maha Esa, Amin.

Dumai, Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………..


DAFTAR ISI ………………….
BAB I : PENDAHULUAN ……..
A. Latar belakang ……………………
B. Tujuanl ……….
BAB II : PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PROFESIONAL
A. Pengertian ……………………………………………………..
B. Peran perawat professional …………………………………..
C. Fungsi perawat professional …………………………………
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
A. Pengertian …………………………………………………….
B. Klasifikasi praktek kepeawatan ……………………………..
C. Ciri-ciri standar praktek keperawatan ……………………….
D. Tipe standar keperawatan …………………………………….
E. Tujuan standar praktek keperawatan ……………………….
F. Manfaat praktek keperawatan ……………………………….
G. Metode dan Implementasi standar praktek keperawatan …..
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata mata menjalankan perintah
dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah
dilakukan di negara negara maju. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus
dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan dihadapkan
pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini
sendiri. Untuk itu perawat dituntut memiliki skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat
profesional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut
perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat
memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.

B. Tujuan
Tujuan Umum :
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan memahami perawat
sebagai peran dan fungsi perawat profesional.

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:


1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perawat sebagai profesi.
2. Mengetahui dan memahami pengertian perawat profesional.
3. Mengetahui dan memahami peran perawat profesiona.
4. Mengetahui dan memahami fungsi perawat professional.

1
BAB II

PEMBAHASAN

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PROFESIONAL


A. Pengertian

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di dalam maupun di luar
negeri sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.
( PERMENKES RI NO.1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktek perawat)

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencakup siklus hidup manusia.
( Seminar Nasional Keperawatan 1983 )

Perawat profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwenang memberikan pelayanan
keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan
kewenanganya.(Depkes RI,2002).

B. Peran perawat profesional.

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu.

1. Pemberi Asuhan Keperawatan


Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual
dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan
menggunakan energi dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi
asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan
dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari
yang sederhana sampai yang kompleks.

2. Pembuat Keputusan Klinis   


Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan perawatan
yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui proses keperawatan.
Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian
perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan menetapkan
pendekatan terbaik bagi klien. Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan
klien dan keluarga. Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi
dengan pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).

3. Pelindung dan Advokat Klien


Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan
mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi klien dari

2
kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau pengobatan. Contoh
dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi
terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran
perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta
membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan
informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik
baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-
hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya
dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga
dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan
lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok yang memberikan
perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan perawat kesempatan untuk
membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya. Dengan berbagai tempat kerja, perawat
dapat memilih antara peran sebagai manajer asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat
yang melaksanakan keputusan manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat
mengkoordinasikan dan mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan
lainnya.

5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah sakit,
kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya. Seringkali klien
mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat
berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan
keadaan tersebut.

6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan pada manusia
secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan dan dukungan emosi
seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang memiliki perasaan dan
kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk
mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.

7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat dan profesi
kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif
dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi
yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan
individu, keluarga dan komunitas.

8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan,
mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami
hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan
metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-
sumber yang lain misalnya keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.

3
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan
keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.

10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang
tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien tehadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.

12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

C. Fungsi perawat profesional

Fungsi adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah
disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya:

1. Fungsi Independen.
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan
tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan
fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga
diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen.
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari
perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya
silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3. Fungsi Interdependen.
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu
dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama
tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan
pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.

Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat.


1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan.
Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI,  sedangkan di negara barat
pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professiona
3. Keterlambatan sistem pelayanan keperawatan (standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi).

4
Solusi Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat
1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan
professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan
keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang
menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan.
2. Memantapkan sistem pelayanan perawatan professional.
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi
praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam
memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan
konsumen/klien.
3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan
mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan
mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya.
Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu
organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan
kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri
ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya
pelayanan keperawatan professional.

Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :


1. Nilai intelektual.
Nilai intelektual dalam praktik keperawatan terdiri dari :
a. Body of Knowledge Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
b. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral.
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik
keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat
memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.

Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah


a. Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, sosial budaya, keadaan ekonomi dan
sebagainya, tetapi memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan
keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati
janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan
spiritual klien.
d. Otonomi, Kendali dan Tanggung Gugat.
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara mandiri. Hak
otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat
memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian mengambil
resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiri begitupula sebagai
pengatur dan penentu diri sendiri. Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk
mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi.

5
Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya
terhadap klien.

Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan
pendekatan antara lain :
1. Mengembangkan sistem seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria dari berbagai aspek
kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
keseterdiaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang kongkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah rogram pendidikan berkelanjutan
bagi para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang
sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
4. Mengembangkan program latihan kepemimpinan, sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara
banyak dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di pemerintahan atau sector
swasta.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan anya
untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan pengurus daerah yang berpotensi untuk
dikembangkan.
6. Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat –
kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.
Kiat – kiat itu adalah :
 Caring,
menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai
humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap
diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima
pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam
pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki
kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan
tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
 Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan
kliennya.
 Laughing, Artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa
nyaman klien.
 Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
 Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis
yang memiliki makna (Barbara, 1994)
 Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
 Believing in Others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan
untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
 Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
 Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan
menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
 Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya.
 Felling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang,
frustasi dan rasa puas klien.
 Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain.

6
Standar Praktek Keperawatan
A. Pengertian
Menurut (Gillies, 1989,h.121), standar adalah suatu pernyataan diskriptif yangmenguraikan
penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan hasil.Sedangkan menurut
(ANA,1992,hl.1), standar merupakan pernyataan yang mencakupkegiatan-kegiatan asuhan yang
mengarah kepada praktek keperawatan profesional.
(Sumber :Khotimah, Standar Praktek Keperawatan)
Menurut (Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983), keperawatan adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yangdidasarkan
pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritualyang komprehensif
(dikutip oleh Priharjo, 1995). Pelayanannya juga ditujukan kepadaindividu, keluarga, dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh sikluskehidupan manusia. (Sumber :
Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009).Fundamental of Nursing.Seven Edition.)

Menurut ( Gillies, 1989, h. 121), standar praktek keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan keperawatan yangdiberikan untuk
klien. (Sumber : . (Sumber : Khotimah, Standar Praktek Keperawatan).
 
Dapat disimpulkan, bahwa standar praktek keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang
harus dilakukan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Karena keperawatan telah
meningkat kemandiriannya sebagai suatu profesi, sejumlah standar praktek keperawatan telah
ditetapkan. Standar untuk praktek sangat penting sebagai petunjuk yang objektif untuk perawat
memberikan perawatan dan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi asuhan ketika standar telah
didefinisikan secara jelas, klien dapat diyakinkan bahwa mereka mendapatkan asuhan keperawatan
yang berkualitas tinggi, perawat mengetahui secara pasti apakah yang penting dalam pemberian
askep dan staf administrasi dapat menentukan apakah asuhan yang diberikan memenuhi standar yang
berlaku.

B. Klasifikasi Praktek Keperawatan

1. Perawat dan pelaksana praktek keperawatan


Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar
praktekkeperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan
Keperawatan. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai
dengan standart profesi keperawatan.

2. Nilai-nilai pribadi dan praktek profesional. Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi
pada ruang lingkup praktek keperawatan dan bidang teknologi medis akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai pribadi yang dimiliki perawat dengan pelaksana
praktek yang dilakukan sehari-hari, selain itu pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat
untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan tertentu, dilain pihak perawat mempunyai hak
untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka

C. Ciri  ciri Standar Praktek Keperawatan

Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fokus utamanya. Praktek keperawatan
profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Otonomi dalam pekerjaan.
2. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
3. Pengambilan keputusan yang mandiri.
4. Kolaborasi dengan disiplin lain.
5. Pemberian pembelaan.
6. Memfasilitasi kepentingan pasien. 7
D. Tipe Standar Keperawatan
Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar asuhan (standar of care)
atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh pasien, dan standar praktek.
( standar of practice) atau harapan terhadap kinerja perawat dalam memberikan standar asuhan .
Aktifitas pemantauan dan evaluasi memastikan bahwa level perawatan pasien dan kinerja perawat
telah dicapai dengan baik. Dua macam kinerja ini dirancang untuk mendukung perawat dalam
praktek sehari-hari dengan menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk membantu
perawat dalam mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan pasien.

1. Standar praktek
Standar praktek meliputi kebijakan ( polic), uraian tugas ( job deskription), dan standar kinerja
(  performance standar ). Ia menuntun perawat dalam melaksanakan perawatan pasien. Ia juga
menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh perawat untuk memastikan bahwa standar
asuhan akan dicapai dan menggambarkan definisi institusi tentang apa yang dapat dilakukan oleh
perawat. Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisi yang harus tersedia untuk
menfasilitasi pemberian asuhan. Uraian tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan
pengalaman yang diperlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai perawat.
Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan menyediakan ukuran untuk
mengevaluasi level perilaku perawat yang didasarkan atas pengetahuan, ketrampilan, dan
pencapaian aktifitas kemajuan profesional.

2. Standar Asuhan.
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan rencana asuhan (care plans). Ini
merupakan alat untuk memastikan perawatan pasien yang aman dan memastikan hasil yang
berasal dari pasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap tentang bagaimana melakukan
keterampilan psikomotor dan bersifat orientasi tugas. Protokol meliputi lima kategori utama:
manajemen pasien dengan peralatan invasif, manajemen pasien dengan peralatan non invatif,
manajemen status fisiologis dan psikologis, dan diagnosa keperawatan tertentu. Standar asuhan
genetik menguraikan harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien diamanapun
pasien dirawat. Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa
medis pasien dan diagnosa keperawatan pasien.

E. Tujuan Standar Praktek Keperawatan


Standar praktek keperawatan mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan
keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi
kriteria pelayanan yang diharapkan berguna bagi :

1. Perawat
Pedoman membimbing perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang dilakukan
terhadap klien.
2. Rumah sakit
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3. Klien
Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung keluarga menjadi ringan.
4. Profesi
Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran evaluasi.
5. Tenaga kesehatan lain
Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling menghormati
dan bekerja sama dengan baik.

8
F. Manfaat Praktek Keperawatan

1. Praktek Klinis
Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan merupakan alatmengukur
mutu penampilan kerja perawat guna memberikan feeedback untuk perbaikan.
2. Administrasi Pelayanan Keperawatan
Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam perencanaan pola staf,
program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.
3. Pendidikan Keperawatan
Membantu dalam merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.
4. Riset Keperawatan
Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas askep.
5. Sistem Pelayanan Kesehatan
Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan dalam mengembangkan mutu
askep dan peran perawat dalam tim kesehatan sehingga terbina hubungan kerja yang baik dan
memberikan kepuasan bagi anggota tim kesehatan

G. Metode dan Implementasi Standar Praktek Keperawatan


Metode yang digunakan untuk menyusun standar Praktek keperawatan, yaitu:
1.  Proses Normatif
Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli profesional dan pola praktek klinis perawat di
dalam suatu badan/institusi tertentu.
2. Proses Empiris:
Standar dirumuskan berdasarkan hasil penilitian dan praktek keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Hubungan Standar dan Legislasi


Legislasi diperlukan untuk menopang, melaksanakan, membina dan memberi pemantauan
Standar Praktek Keperawatan untuk melindungi pasien dan perawat. Lisensi Praktik Badan yang
berwenang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap pelanggaran disiplin
yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis. Hukum atau undang-undang tidak
mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan menjamin keselamatan pelaksanaan standar
praktik keperawatan secara minimal.

Undang Undang kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3 menyebutkan:
 Ayat 2:
 Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.
 Ayat 3:
Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau
cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Isi undang-undang tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi
sangat diperlukan oleh perawat profesional dalam melakukan kegiatan praktik secara bertanggung jawab.
Pengertian lisensi adalah kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesi atau departemen kesehatan
berupa penerbitan surat ijin praktek bagi perawat profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan. Lisensi
diberikan bagi perawat sesuai keputusan menteri kesehatan RI No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrsi
dan praktik perawat. Whasington State Nursing Practice Act (The State Nurses Association) menyatakan
bahwa orang yang terdaftar secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap individu
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas.

9
 American nurse Association
(ANA) membuat pernyataan yang sama dalam undang-undang lisensi institusional menjadi lisensi
individual, keperawatan secara konsisten dapat mempertahankan:
1. Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun tanggung gugat perawat yang
merupakan bagian dari lisensi profesi.
2. Bila perawat meyakini bahwa profesi serta kontribusinya terhadap asuhan kesehatan adalah penting,
maka mereka akan tampil dengan percaya diri dan penuh tanggung jawab. UU Praktek Keperawatan
Setiap negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan, tetapi sebagian
besar memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan dipublikasikan oleh ANA pada
tahun 1955 mencakup beberapa definisi yang mewakili cakupan praktek keperawatan sebagaimana
didefinisikan dalam sebagian besar negara bagian dan provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir
beberapa negara bagian merevisi UU praktek keperawatan mereka untuk menggambarkan pertumbuhan
otonomi dan meluasnya peran keperawatan dalam praktek keperawatan.
 
 
 

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia.
Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge,
pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada
masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.

Peran perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat keputusan klinis, pelindung
dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, kolaborator,
educator dan konsultan pembaharu. Adapun fungsi perawat profesional adalah sebagai fungsi
independen, dependen dan interdependen. Untuk menunjang keperawatan professional maka di
perlukan Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta
kiat kiat yang lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya
memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.

Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan tanggung jawab PPNI karena
tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas asuhan keperawatan makin tinggi. Pengertian
standar sangat luas namun harus dapat diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar
dibutuhkan sumber-sumber pengembangan standar keperawatan. Tujuan dan manfaat standar
keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas manajemen
organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim
sehingga dapat ditata siapa yang bertanggung jawab mengembangkan standar, bagaimana proses
pengembangan tersebut. Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi
dan pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien, standar praktik
berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan proses keperawatan. Standar
finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi
pasien, profesi perawat dan organisasi pelayanan.

B. Saran

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.

Kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi perawat
sehingga dapat meningkatkan kwalitas kerja dan mampu menjadi perawat profesional dibidangnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A., dan Perry, A.G. (2009). Fundamental of Nursing. Seven Edition. (Terj. AndrinaFerderika).
Jakarta: Salemba Medika.
Khotimah, Standar Praktek Keperawatan,
Mindya Rina, Standar Profesional dalam Praktik Keperawatan,
PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) 2012,

Anda mungkin juga menyukai