Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN REMAJA,

PRAKONSEPSI DAN PERIMENOPAUSE

“ UPAYA DAN STRATEGI PELAYANAN KESEHATAN


REMAJA, PRAKONSEPSI DAN PERIMENOPAUSE “

Oleh :
KELOMPOK 4:
1. Fitri Angriani
2. Frima Widia Siska
3. Huzaimah
4. Intan Kurniawati
5. Lila Anggraini
6. Rahmellya
7. Rara Hifrianti
8. Rini Anggraini
9. Selvia Falma Witri
10. Sri Surhayanti Nst
11. Susi Indrawati

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN FAKULTAS


KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunian-Nya penulis telah dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktu dengan judul “ Upaya Dan Strategi Pelayanan Kesehatan Remaja,
Prakonsepsi Dan Perimenopause”, untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Remaja, Prakonsepsi Dan Perimenopause.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan demi
kesempurnaannya. Akhirnya kepada-Nya jualah kita berserah diri, semoga
makalah ini bisa bermanfaat untuk semua. Amin

Bukittinggi, Juli 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Upaya Dan Strategi Pelayanan Kesehatan Pada Masa Remaja ........... 4
B. Upaya Dan Strategi Pelayanan Kesehatan Pada Masa Pra Konsepsi... 11
C. Upaya Dan Strategi Pelayanan Kesehatan Pada Masa Perimenopause 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia,

Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Usia

remaja biasanya dimulai pada usia 10 -13 tahun dan berakhir pada usia 18-22

tahun. Sedangkan menurut WHO remaaj merupakan individu yang sedang

mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai

kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa anak-anak menjadi

dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan

menjadi relative mandiri. Ada dua aspek pokok dalam perubahan pada remaja,

yakni perubahan fisik atau biologis dan perubahan psikologis.

Masa remaja diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan

biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadilah

perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan

yang biasa disebut pertumbuhan, dan kematangan seksual sebagai hasil

perubahan hormonal. Perubahan fisik tidak hanya ditunjukkan adanya

pertumbuhan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala tetapi juga

perkembangan organ-organ terutama perkembangan kelamin sekunder,

perkembangan emosi, kematangan diri dan perkembangan intelektual yang

makin menjurus kepeminatan tertentu..

Kehamilan merupakan sesuatu yang membahagiakan dan didambakan

oleh pasangan suami istri. Menurut WHO (World Health Organization) setiap

1
tahunnya terdapat 140 juta wanita yang melahirkan diseluruh dunia. Sebagian

besar penyebab kematian ibu ini dapat dicegah dengan persiapan kesehatan

dan mental yang baik, sehingga kematian ibu dapat dihindari. Tetapi, 4 dari 10

wanita mengalami kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga intervensi

medis yang dapat diberikan kepada ibu atau pasangan menjadi

terhambat. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan segala sesuatunya

dengan baik, terutama dari segi kesehatan dan mental calon ibu.

Perimenopause adalah waktu antara segera sebelum menopause (terjadi

perubahan gambaran endokrinologik, biologik dan klinik) dan satu tahun

sesudah menopause. Perimenopause juga merupakan periode dengan keluhan

memuncak dengan rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah

menopause, masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai

berhenti sama sekali, pada masa ini menopause masih berlangsung. Seorang

wanita memasuki masa perimenopause (± 6 tahun sebelum menopause) pada

usia 40 tahun dan akan mengalami menopause pada usia 51,5 tahun. Namun

demikian, umur terjadinya masa menopause pada masing-masing individu

tidaklah sama. Pada masa perimenopause terjadi penurunan hormon estrogen

dan peningkatan hormon gonadropin. Dengan berkurangnya estrogen dalam

tubuh, maka fungsi organ terkaitpun akan mengalami perubahan. Pada masa

perimenopause, status kesehatan wanita menjadi lebih buruk. Hal ini akan

berpengaruh terhadap quality of life wanita dimasa perimenopause

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil beberapa rumusan

masalahnya yaitu Apa upaya dan strategi yang dilakukan dalam pelayanan

Kesehatan Remaja, Pra Konsepsi dan Perimenopause?

C. Tujuan

Untuk mengetahui upaya dan strategi pelayanan Kesehatan pada masa

Remaja, Prakonsepsi dan Perimenopause.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Upaya Dan Strategi Pelayanan Kesahatan Pada Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi dari kehidupan anak menjadi

orang dewasa. Perubahan fisik tidak hanya ditunjukkan adanya pertumbuhan

tinggi badan, berat badan, lingkar kepala tetapi juga perkembangan organ-

organ terutama perkembangan kelamin sekunder, perkembangan emosi,

kematangan diri dan perkembangan intelektual yang makin menjurus

kepeminatan tertentu.

Kesehatan remaja sangat dipengaruhi oleh pola asuh, pola bermain, pola

pergaulan dan gaya hidup Tidak pernah kita lupakan semboyan “Dalam tubuh

yang sehat terdapat jiwa yang kuat”,   sehingga untuk mendapatkan remaja

yang sehat lahir batin diperlukan pula gaya hidup sehat (Healthy Life style).

Saat ini telah dikembangkan dinamika dalam pengasuhan oleh pengasuh dan

keluarga dalam program intervensi dini namun untuk remaja belum banyak

dikembangkan lembaga layanan kesehatan remaja yang komprehensif terpadu

dan bersahabat, Merupakan tantangan besar untuk pengembangan pelayanan

kesehatan remaja dalam situasi dan kondisi saat ini yang tidak menentu

dengan godaan yang beragam dan intensif. 

1. Strategi upaya komprehensif dalam prevensi dan promosi Kesehatan

remaja

Sebagian pasal dan ayat pada UU no 36 tahun 2009 memuat

strategi upaya komprehensif dalam prevensi dan promosi Kesehatan

4
remaja Pasal dan ayat tersebut antara lain : Ps. 131 ayat 1. Upaya

pemeliharaan kesehatan bayi dan anak harus ditujukan untuk

mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan

berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak

tersebut tidak hanya meliputi perkembangan fungsi otak tetapi juga

gangguan perkembangan emosi dini dan gangguan perilaku yang muncul

yang memerlukan diagnosis dini, diikuti intervensi dini serta upaya

pencegahannya. Berjangkitnya penyakit seksual menular pada remaja

merupakan suatu fenomena gunung es yang mencemaskan dan

menakutkan.

Ps. 131 Ayat 2. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan

sejak anak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan dan

sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Masih dirasa sering kurang

merata dan kurang adil bahkan sering terdapat perlakuan diskriminatif

pada kelompok remaja tertentu terutama remaja dengan kebutuhan

khusus.

Menurut Greenspan dan Wieder (2006) upaya prevensi dan

intervensi dini untuk remaja dengan kebutuhan khusus harus dilakukan

oleh berbagai profesional dengan melibatkan seluruh anggota keluarga

secara komprehensif berdasar model perkembangan biopsikososial

dengan tahapan yang jelas dan berbeda pada setiap anak dan keluarganya.

2. Upaya pelayanan kesehatan remaja terpadu

Setiap kegiatan upaya layanan kesehatan remaja sebaiknya

dilakukan secara terpadu dan inklusif oleh berbagai

5
profesional. Interprofessional collaboratoe practice merupakan suatu

bentuk tim kerjasama yang dianjurkan oleh WHO untuk penguatan

profesional kesehatan di negara-negara sedang berkembang agar

pelayanan kesehatan lebih optimal, berkualitas tinggi dan jaminan

keselamatan pasien. Upaya yang dilakukan oleh tim profesional bersama

keluarga dan masyarakat meliputi:

a. Pencegahan :

1) Pemantauan kesehatan umum melalui : UKS (profesional

kesehatan, guru UKS, kader/siswa terlatih Palang Merah Remaja

(PMR)

Pemeriksaan rutin secara periodik dilakukan oleh tim UKS yang

telah dilatih secara khusus meliputi pemeriksaan Antropometri

gizi, kesehatan pada umumnya, kebiasaan-kebiasaan, emosi

maupun kecerdasan. Tim UKS diharapkan dapat melakukan

deteksi dini secara sederhana dan dapat mengambil langkah-

langkah penting pemecahan masalah dan tindak lanjut. Tim UKS

diharapkan mampu pemberikan pertolongan pertama pada

kejadian-kejadian khusus seperti kejang, pingsan, kecelakaan dan

cedera kepala serta evakuasi bila terjadi bencana. Karena itu

penting pemberdayaan siswa dalam menghadapi bencana dan

kegiatan UKS lainnya. Pemantauan rutin kesehatan remaja

merupak kegiatan deteksi dini yang meliputi a). Skrining

(penemuan faktor risiko)   b). Penemuan kasus.

6
Baik skrining maupun penemuan kasus harus diikuti tindak lanjut

sesegera mungkin Intervensi dini.

2) Immunisasi

3) Kegiatan hidup sehat (Olah raga , musik dll)

4) Kegiatan sosial dan kemanusiaan, kesadaran untuk tidak

diskriminatif

b. Promosi / Edukasi

Promosi kesehatan remaja merupakan kegiatan yang sangat penting

dalam pelayanan kesehatan remaja meliputi :

1) Pemberdayaan remaja

2) Pemberdayaan orang tua yang mempunyai anak remaja

3) Pemberdayaan guru

4) Peningkatan fungsi promosi kesehatan di Puskesmas dan rumah

sakit untuk peningkatan layanan kesehatan remaja

5) Peningkatan fungsi UKS dalam pengawasan kesehatan remaja,

konsultasi dan bimbingan kesehatan remaja, pendidikan seks dan

persiapan perkawinan sehat serta pencegahan penyakit seksual

menular pada remaja.

c. Kuratif

Layanan Kesehatan bagi remaja sakit harus diperlakukan dalam 2

aspek yaitu perlakuan bahwa mereka masih anak dengan hak yang

melekat pada dirinya dengan ketentuan tentang perwalian dan

perlakuan sebagai sosok yang sudah menjelang dewasa dengan

beberapa hak yang mulai menyertainya seperti ijin mengendarai motor

7
pada usia 16 tahun, mengendarai mobil usia 17 tahun dan yang paling

penting boleh mempunyai KTP sendiri pada usia 17 tahun. Karena itu

remaja yang menikah dapat dikategorikan pernikahan anak yang

kemudian berdampak memperlakuan anak sebagai orang dewasa.

Penanganan penyakitnyapun jadi berbeda dengan makin banyak

profesional kesehatan yang terlibat. Penanganan kesehatan terpadu

menjadi sangat penting untuk diterapkan agar penangananannya lebih

manusiawi. Tim terpadu meliputi berbagai profesional kesehatan

seperti dokter dan dokter spesialis (Anak, Jiwa, Obstetri ginekologi,

Penyakit Dalam, Kulit dan Kelamin, Syaraf, Mata, Ortopedi dll.)

dokter gigi dan dokter gigi spesialis, perawat, bidan, psikologi

perkembangan / klinik, dietitisen maupun non kesehatan seperti

pekerja sosial dan lain. Tim profesional sesuai dengan permasalahan

kesehatan pada remaja yang dihadapi. Kerja tim interprofesional

berbeda dengan kerja masing-masing profesi secara terpisah-pisah

karena meskipun para profesioanal mungkin mengerjakannya sendiri-

sendiri sesuai kompetensinya tetapi tim ini akan selalu menetapkan

masalah kesehatan pada setiap klien remaja bersama (yang terlibat

langsung), kemudian bersama-sama membuat rencana (plan) apa yang

harus dilakukan baik untuk diagnostik maupun untuk terapi, tindakan

dan evaluasinya sesuai kompetensi masing-masing secara terpadu

saling mengingatkan dan menguatkan demi keselamatan pasien.

Setiap kali melakukan evaluasi juga terpadu berbagai profesi sampai

kepada diagnosis akhir dan pengelolaan selanjutnya.

8
Masalah kesehatan remaja yang harus ditangani meliputi :

1) Gizi baik yang kurang gizi maupun yang obesitas

2) Penyakit kronik : Tuberkulosis (TBC), Diabetes Melitus,

Hipertensi, Sindroma nefrotik dan gagal ginjal, Penyakit seksual

menular, Gastritis, Epilepsi.

3) Penyakit Akut : Cedera kepala, Cedera yang lain, Infeksi Saluran

Kemih, Stroke. Korban kekerasan, Abortus, histeria,

depresi,percobaan bunuh diri, dan lain-lain

4) Kehamilan diluar nikah dan penyimpangan perkembangan seksual

5) Penyalah gunaan Narkoba dan minum minuman keras

6) Disabilitas baik fisik, mental maupun perilaku sosial termasuk

yang berkebutuhan khusus (difabel)

d. Rehabilitasi

Klinik rehabilitasi bagi remaja meliputi semua aspek dan sebaiknya

juga ditangani secara terpadu intra dan interprofesional. Pendekatannya

juga harus berbeda dengan anak yang masih Balita. Pemberdayaan

remaja dan keluarga dalam kegiatan rehabilitasi medis dapat dilakukan

melalui berbagai cara termasuk camping seperti Diabetic

camp, outbond bagi remaja cerebral Palsy, perkumpulan remaja tuli

dan berbagai kegiatan kebugaran bagi remaja Berbagai kegiatan oleh

raga baik yang bersifat individual maupun masal seperti senam asma,

yoga dan berbagai permainan tim dan lain-lain sangat bermanfaat baik

untuk pemeliharaan kesehatan maupun untuk penyembuhan dan

pemulihan. Karena itu dokter-dokter olah raga dan kebugaran.

9
Kegiatan-kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung

berkaitan denga kesehatan remaja antara lain :

1) Pemberdayaan orang tua dan masyarakat melalui pemberian pelatihan

bagi orang tua, keluarga dan guru untuk melakukan program intensif

dalam peningkatan kesehatan remaja yang komprehensif di sekolah

menengah.

2) Gangguan kecemasan dan depresi dapat dicegah melalui intervensi

berdasar individu dan keluarga dengan kelompok “yang terdapat

resiko”.

3) Depresi dan keputusasaan diantara remaja dapat dikurangi dengan

program berdasarkan kegembiraan (resilience) yang dibangun di

sekolah.

4) Bunuh diri dapat dicegah melalui program pencegahan komprehensif.

5) Cedera kepala dan cedera lain dapat dicegah melalui Undang-undang

lalu lintas.

6) Pencerahan agar terjadi pemahaman yang benar terhadap immunisasi

dan berbagai upaya pencegahan penyalahgunaan nafza dan upaya-

upaya pemulihan.

7) Pemberdayaan remaja melalui pendidikan seks dan persiapan

menghadapi kehidupan dewasa sehat dan pesiapan pernikahan yang

sehat pula

8) Pemberdayaan orang tua dalam pelaksanaan UU perlindungan anak,

UU Perkawinan, UU Kesehatan dan UU terhadap kekerasan dalam

rumah tangga.

10
B. Upaya Dan Strategi Pelayanan Kesehatan Pada Masa Pra Konsepsi

Prakonsepsi merupakan penggabungan 2 kata, yaitu pra yang berarti

sebelum, konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur wanita dan sel

sperma pria. Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi

resiko biomedis, mekanis dan sosial terhadap kesehatan wanita ataupun

pasangan usia produktif yang berenca untuk hamil.

Pada prosedur prakonsepsi, tenaga medis akan melakukan tanya jawab,

pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi resiko-resiko

yang ada, guna untuk melakukan upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 

Tanya jawab akan dimulai untuk mencari tahu resiko yang dapat mempersulit

kehamilan, seperti :

1. Riwayat penyakit dahulu yang dapat menjadi penyulit dalam kehamilan,

seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan paru, tiroid, riwayat

kejang, infeksi, dan lain-lain.

2. Riwayat konsumsi obat-obatan rutin yang dapat menyebabkan gangguan

pertumbuhan pada janin.

3. Keadaan gizi pada ibu yang hendak hamil sangatlah penting, karena akan

menjadi sumber energi bagi ibu maupun bayi. Sebaiknya ibu berada dalam

berat badan yang ideal, dikarenakan dengan berat badan yang lebih dapat

menyebabkan penyulit berupa hipertensi dan diabetes dalam kehamilan serta

preeklampsia. Sedangkan berat badan yang kurang, dapat menyebabkan

11
pertumbuhan janin terhambat. Ibu perlu memasukkan unsur asupan gizi

seimbang yang berupa karbohidrat, protein, dan mineral, serta asam folat.

4. Riwayat vaksinasi seperti hepatitis B, toxoid, cacar, campak, dan lain-lain.

5. Riwayat keputihan, menstruasi, pendarahan, penggunaan kontrasepsi,

riwayat infertilitas maupun riwayat penyakit seksual menular juga

merupakan hal penting untuk diketahui dari para calon ibu.

6. Riwayat penyakit keluarga untuk mendeteksi ada tidaknya riwayat retardasi

mental, malformasi kongenital, infertilitas, maupun keguguran.

7. Riwayat sosial seperti tempat kerja, merokok, konsumsi alkohol, obat-

obatan, kafein juga penting karena sebaiknya dihindari selama

mempersiapkan kehamilan. Tidak boleh dilupakan, olahraga yang rutin

minimal 150 menit dalam seminggu juga disarankan.

8. Masalah psikososial yang terjadi sebelum dan dalam kehamilan seperti

depresi juga harus diketahui agar dapat dilakukan edukasi untuk

meningkatkan pengetahuan ibu dan menghindarkan calon ibu dari stress

berlebih.

Selanjutnya, prosedur prakonsepsi dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik

lengkap dan pemeriksaan penunjang berupa EKG dan pemeriksaan

laboratorium yang bertujuan untuk penyaringan resiko ataupun screening.

Selain itu, penting bagi ibu hamil untuk melakukan perawatan prakonsepsi

yang sangat penting untuk keselamatan serta kesehatan ibu dan bayi. Tidak

boleh dilupakan, dukungan keluarga dan suami serta terhindarnya dari stress

akan berperan penting dalam mental calon ibu.

12
Upaya pelayanan Kesehatan yang dapat dilakukan pada masa pra konsepsi

yaitu:

1. Rutin Berkonsultasi ke Dokter

2. Menjaga Berat Badan Agar Tetap Ideal

3. Pastikan Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi

4. Mengkonsumsi Asam Folat

5. Pemilihan Waktu untuk Berhubungan Intim

6. Pastikan Bunda Sudah Divaksin

7. Rutin Berolahraga

8. Menjaga Kesehatan Gigi

C. Upaya Dan Strategi Pelayanan Kesehatan Pada Masa Perimenopause

Perimenopause adalah waktu antara segera sebelum menopause (terjadi

perubahan gambaran endokrinologik, biologik dan klinik) dan satu tahun

sesudah menopause. Perimenopause juga merupakan periode dengan keluhan

memuncak dengan rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah

menopause, masa wanita mengalami akhir dari datangnya haid sampai berhenti

sama sekali, pada masa ini menopause masih berlangsung.

Perimenopause merupakan fase klimakterium.Klimakterium adalah masa

peralihan antara masa reproduksi dan masa senium.

Dalam menghadapi menopause, upaya yang dapat dilakukan seperti:

1. Pola makan yang tepat dan aktivitas fisik yang cukup

Kehilangan estrogen pada wanita dapat menimbulkan penyakit seperti

penyakit jantung dan osteoporosis. Oleh karena itu pengaturan asupan gizi

13
dan aktifitas tubuh yang cukup sangat berpengaruh untuk mempertahankan

kondisi tubuh yang maksimal.

Selain itu, juga terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

upaya menghadapi masa menopause, yaitu:

a. Kebutuhan kalori dan zat gizi harus cukup, kalori biasa di peroleh dari

susu, keju, dan sereal.

b. Karbohidrat dan batasi mengkonsumsi lemak

c. Vitamin: Vitamin yang di perlukan antara lain: Vitamin A, C, dan E

untuk anti oksidan.

d. Untuk memperlambat datangnya menopause, hindari kafein, kopi,

alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makana yang berlemak

2. Terapi Sulih Hormon

Terapi sulih hormon atau Hormone Replacement Therapy (HRT)

merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita menopause atau

sindrom menopause. Atas dasar bahwa keluhankeluhan tersebut terutama

disebabkan karena kekurangan hormon estrogen, maka pengobatan pilihan

utama yang dilakukan adalah pemberian substansi estrogen dengan

ketentuan tidak menderita tumor yang bergantung estrogen (estrogen

dependent), misalnya mioma uterus.

Terapi sulih hormon berguna untuk mencegah berbagai keluhan yang

muncul akibat menopause, vagina kering dan gangguan pada seluruh

kandung kemih.Terapi sulih hormon ini juga dapat mencegah

perkembangan penyakit akibat dari kehilangan hormon estrogen seperti

osteoporosis dan jantung koroner. Dengan pemberian terapi sulih hormone

14
ini, kualitas hidupnya akan ditingkatkan sehingga memberikan kesempatan

untuk dapat hidup nyaman, secara fisiologis maupun psikologis.

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara pemberian estrogen saja,

terutama estrogen lemah seperti estriol, selama 21 hari berturut-turut disusul

dengan masa istirahat selama 7 hari. Namun demikian, estrogen dapat

memengaruhi payudara, maka sangat dianjurkan untuk selalu

menggabungkan pengobatan estrogen dengan progesteron. Pemberian

estrogen beberapa tahun ternyata dapat menurunkan kejadian patah tulang

sebesar 50-60%, dan mencegah terjadinya penyakit jantung coroner sebesar

40-50%. Estrogen dapat diberikan 8-10 tahun, bahkan bila perlu sampai 30-

40 tahun.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Layanan kesehatan bagi remaja sangat kompleks dan melibatkan banyak

professional kesehatan maupun non kesehatan. Penanganan yang salah atau

kurang tepat akan berakibat yang kurang menyenangkan bahkan dapat

berakibat buruk bagi kesehatan remaja. Karena itu layanan kesehatan remaja

harus dilakukan baik di institusi layanan kesehatan maupun di keluarga dan

masyarakat serta diupayakan untuk dilaksanakan secara terpadu oleh tim

dengan cara yang tepat sasaran maupun tepat metodanya.

Sebagian besar penyebab kematian ibu ini dapat dicegah dengan

persiapan kesehatan dan mental yang baik, sehingga kematian ibu dapat

dihindari. Tetapi, 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang tidak

direncanakan, sehingga intervensi medis yang dapat diberikan kepada ibu

atau pasangan menjadi terhambat. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan

segala sesuatunya dengan baik, terutama dari segi kesehatan dan mental calon

ibu. Berikut merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk

mempersiapkan kehamilan sehat dan mental calon ibu yang kuat, yaitu biasa

dikenal dengan prakonsepsi.

16
B. Saran

Diharapkan kepada petugas pelayanan Kesehatan untuk meningkatkan

mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada masa remaja, pra

konsepsi dan ibu perimenopause secara optimal dan tidak menyepelekan

keadaan pasien tersebut.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Isni, Khoiriyah, et all. (2020). Upaya Penanggulangan Masalah Kesehatan


Reproduksi Remaja di Kecamatan Jetis, Yogyakarta. Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad
Dahlan. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian kepada
Masyarakat.

Senja, Andika Oktavian, et all. (2020). Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang


Kesehatan Reproduksi, Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kendal, Jln Laut 31A Kendal, Jawa Tengah, Jurnal
Keperawatan Volume 12 No 1, Hal 85 – 92

Koeryaman, M. T., & Ermiati. (2018). Adaptasi gejala perimenopause dan


pemenuhan kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun.

Medisains, 16(1), 21. https://doi.org/10.30595/medisains.v16i1.2411 Koeryaman,


M. T., & Ermiati, E. (2018b). Adaptasi gejala perimenopause dan pemenuhan
kebutuhan seksual wanita usia 50-60 tahun.

Lestari, T. W., Ulfiani, E., & Suparmi. (2014). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi:
Berbasis Kompetensi. EGC. Lubis, N. L. (2016).

Depresi Tinjauan Psikologis. Kencana. Lubis, N. L. (2016). Psikologi Kespro


“Wanita & Perkembangan Reproduksinya” Ditinjau dari Aspek Fisik dan
Psikologi. Kencana.

Anda mungkin juga menyukai