Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PERIMENOPOUSE

“Konsep dasar kesehatan reproduksi remaja dan konsep dasar pubertas”

Dosen Pengampu : Bd. Risqi Utami, S.ST.,M.Biomed

DISUSUN OLEH :

Aura Azdzikra (102722003)

Aulia Rani (102722012)

PRODI S-1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BATAM

T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Konsep dasar kesehatan
reproduksi remaja dan konsep dasar pubertas” ini tepat pada waktunya.

Adapun, tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Asuhan kebidanan remaja dan perimenopouse. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan Konsep dasar kesehatan reproduksi remaja dan konsep dasar pubertas
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Risqi Utami, S.ST.,M.Biomed selaku dosen
mata kuliah Asuhan kebidana remaja dan pramenopouse yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya dan membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para
pembaca. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan demi perbaikan dalam penyusunan makalah untuk kedepannya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar belakang masalah.......................................................................................................1
B. Rumusan masalah................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Remaja................................................................................................................................3
B. Kesehatan reproduksi remaja..............................................................................................4
C. Program kesehatan reproduksi remaja (KRR)....................................................................7
D. Konsep dasar pubertas........................................................................................................7
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................................................11
B. Saran..................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Kesehatan reproduksi adalah sekumpulan pelayanan yang mendukung kesehatan


reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan reproduksi yang
mencakup kesehatan seksual, status kehidupan, dan hubungan perorangan, bukan semata
konsultasi dan perawatan yang berkaitan dengan reproduksi dan penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seks (Mahfina, 2009). Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re =
kembali dan produksi = membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu
proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak menuju dewasa. Proses untuk mencapai
kede-wasaan biasanya ditandai dengan pubertas yang berhubungan erat dengan perubahan
aspek fisik dan psikis. Perubahan aspek fisik adalah yang paling penting karena berlangsung
dengan cepat, drastis dan bermuara pada organ reproduksi.
Masa pubertas juga merupakan suatu tahap perkembangan dimana terjadi kematangan
alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-
perubahan dalam pertumbuhan somatis dan persfektif psikologis. Masa pubertas disebut juga
sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan
pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya. Remaja yang sedang melewati
masa pubertas perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan remaja dan tahapan usia remaja?


2. Apa yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja?
3. Apa tujuan dari program kesehatan reproduksi remaja (KRR)?
4. Apa yang dimaksud dengan pubertas pada remaja?
5. Bagaimana perubahan yang terjadi pada masa pubertas?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan remaja dan tahapan tahapan usia pada anak
remaja.
2. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi pada remaja.
3. Untuk mengetahui tujuan dari program kesehatan reproduksi pada remaja.
4. Untuk mengetahui apa itu pubertas pada anak remaja.
5. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada masa pubertas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Remaja

Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial emosional. Masa remaja
merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini,
remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan
emosional. Pada masa ini keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya
dengan keadaan hormon. Emosi remaja lebih mendominasi dan menguasai diri mereka
dari fikiran yang realistis (Mansur, 2009).
Perubahan aspek fisik adalah yang paling penting karena berlangsung dengan
cepat, drastis dan bermuara pada organ reproduksi. Organ reproduksi memerlukan
perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu
dalam menjaga kesehatan reproduksi.
Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam hidup manusia, karena
pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi. Masa remaja
dibedakan dalam rentan usia (kemenkes, 2014). Masa remaja awal antara usia 10-13
tahun, masa remaja pertengahan antara usia 14-16 tahun, dan masa remaja akhir antara
usia 17-19 tahun.
a. Masa remaja awal (10-13 tahun)
Awal pubertas remaja terjadi pada usia ini, biasanya seorang remaja masih heran
dengan perubahan fisik yang terjadi pada tubuhnya. Mereka mulai tertarik pada
lawan jenis dengan cepat. Remaja awal ini merasa sulit untuk memahami dan
dipahami oleh orang dewasa sebagai akibat dari kepekaan mereka yang
berlebihan dan berkurangnya kendali atas ego mereka.
b. Masa remaja pertengahan (14-16 tahun)

3
Remaja diusia ini pasti membutuhkan teman. Ia senang karena memiliki banyak
teman. Ada kecendrungan “narsis”, dimana ia mencintai diri sendiri dengan
menyukai teman-teman yang memiliki sifat yang sama dengan dirinya. Ia juga
bingung dalam memilih beberapa pilihan, seperti peka atau apatis, berkelompok
atau sendiri, optimis atau pesimis, dan lain sebagainya.
c. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
Tahap ini, yang merupakan transisi menuju masa dewasa, ditandai dengan
tercapainya beberapa hal, antara lain :
1. Berkembangnya minat pada fungsi intelektual
2. Keegoisan (terlalu fokus pada diri sendiri digantikan oleh keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dan orang lain)
3. Kebutuhan egonya untuk berhubungan dengan orang lain dan terlibat dalam
pengalaman baru.

B. Kesehatan reproduksi remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak
semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat
secara mental serta sosial kultural.
Upaya promosi dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi juga perlu
diarahkan pada masa remaja, dimana terjadi peralihan dari masa anak menjadi
dewasa, dan perubahan-perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh terjadi dalam waktu
relatif cepat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya tanda seks sekunder dan
berkembangnya jasmani secara pesat, menyebabkan remaja secara fisik mampu
melakukan fungsi proses reproduksi tetapi belum dapat mempertanggung jawabkan
akibat dari proses reproduksi tersebut.
Kesehatan Reproduksi yang menjamin setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan reproduksi yang bermutu, aman dan dapat dipertanggung
jawabkan, dimana peraturan ini juga menjamin kesehatan perempuan dalam usia
reproduksi sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat, berkualitas yang
4
nantinya berdampak pada penurunan Angka Kematian Ibu. Didalam memberikan
pelayanan Kesehatan Reproduksi ada dua tujuan yang akan dicapai, yaitu tujuan
utama dan tujuan khusus.
a. Tujuan Utama
Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang komprehensif kepada
perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan
sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan
proses reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan
kualitas kehidupannya.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksinya.
2) Meningkatnya hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah dan jarak kehamilan.
3) Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari
perilaku seksual dan fertilitasnya kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan
dan anak-anaknya.
Hak untuk memperoleh informasi dan layanan
kesehatan reproduksi sangat penting bagi remaja karena informasi merupakan
bagian terpenting dari kesehatan reproduksi. Remaja juga memiliki beberapa hak
kesehatan reproduksi, seperti :
1. Hak Hidup
Kalian memiliki hak untuk bebas dari resiko kematian, infeksi menular seksual,
HIV & AIDS dan kematian karena kehamilan di usia anak.
2. Hak atas kemerdekaan dan keamanan
Kalian punya hak untuk tidak dipaksa dan tidak mengalami tindak kekerasan oleh
siapapun dalam menjalani kehidupan seksual dan reproduksi (misalnya dipaksa
melakukan hubungan seksual dan dipaksa menikah).
3. Hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi
Kalian punya hak untuk bebas dari segala bentuk pembedaan, yang berdasarkan

5
dari jenis kelamin, gender, agama, suku termasuk dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan reproduksi.
4. Hak atas kerahasiaan pribadi
Kalian punya hak untuk dijaga kerahasiaanya ketika mendapatkan pelayanan
kesehatan termasuk kesehatan reproduksi.
5. Hak atas kebebasan berfikir
Kalian berhak untuk berfikir apa yang sebaiknya dilakukan dan diputuskan yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi setelah mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman yang memadai tentang kesehatan reproduksi.
6. Hak mendapat informasi dan pendidikan
Kalian berhak mendapatkan informasi dan pendidikan tentang kesehatan
reproduksi sesuai dengan usia dan pemahaman kalian untuk menghindari hal- hal
negatif.
7. Hak untuk menikah atau tidak menikah serta membentuk dan
merencanakan keluarga
Kalian memiliki hak untuk tidak dipaksa menikah pada usia anak-anak oleh
siapapun.
8. Hak atas pelayanan dan perlindungan kesehatan
Kalian berhak untuk mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan
reproduksi tanpa diskriminasi.
9. Hak untuk mendapat manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan
Kalian mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi
dengan teknologi yang mutakhir dan yang aman.
10. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
Kalian mempunyai hak untuk terbebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk
dari siapapun termasuk terbebas dari perdagangan (trafficking), eksploitasi dan
penganiayaan seksual.

6
C. Program kesehatan reproduksi remaja (KRR)

Upaya promosi dan pencegahan masalah kesehatan reproduksi juga perlu


diarahkan pada masa remaja atau peralihan dari masa anak menjadi dewasa, dimana
perubahan-perubahan dari bentuk dan fungsi tubuh terjadi dalam waktu relatif cepat
Kegiatan Program Kespro Remaja adalah memberikan edukasi pada remaja tentang
kesehatan reproduksi, pelayanan konseling, upaya peningkatan kemampuan
remaja dalam penerapan pendidikan dan ketrampilan hidup sehat. Informasi dan
penyuluhan, konseling dan pelayanan klinis perlu ditingkatkan untuk mengatasi
masalah kesehatan reproduksi remaja.
Tujuan inti dan target menengah untuk kesahatan reproduksi akan dicapau melelui
beberapa layanan.
1. Tujuan utama
Pria dan wanita usia subur, dewasa muda yang belum menikah. Komponen
kesehatan reproduksi remaja meliputi seksualitas, HIV/AIDS, pengguna narkoba
dan berisiko.
2. Tujuan perantara
Tenaga kesehatan meliputi dokter spesialis,dokter keluarga, bidan perawat dan
pemberi pelayanan.

D. Konsep dasar pubertas

Masa pubertas (puberty) adalah masa kematangan fisik yang cepat yang
melibatkan perubahan hormonal dan tubuh yang terjadi terutama selama masa remaja
awal. Masa pubertas juga merupakan suatu tahap perkembangan dimana terjadi
kematangan alat-alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai
dengan perubahan-perubahan dalam pertumbuhan somatis dan persfektif psikologis.
masa pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi
perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal.

7
Masa puber harus dianggap sebagai periode tumpang tindih karena mencakup
tahun-tahun akhir kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Dibandingkan
dengan banyaknya perubahan yang terjadi didalam maupun diluar tubuh masa puber
adalah periode yang singkat, sekitar dua sampai empat tahun.
Masa puber dibagi dalam beberapa tahapan, Meskipun masa puber relatif
merupakn periode yang singkat dalam rentang kehidupan, namun biasanya dibagi
beberapa tahap.
1. Tahap prapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak-
kanak pada saat anak dianggap sebagai prapuber yaitu bukan lagi seorang
anak tetapi belum juga seorang remaja. Ciri-ciri seks sekunder mulai tampak
tetapi organ-organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang.
2. Tahap puber.
Tahap ini terjadi pada garis pembagi antara masa kanak-kanak dan masa
remaja, saat dimana kriteria kematangan seksual muncul, ciri-ciri seks
sekunder mulai berkembang dan sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks.
Secara fisik akan muncul apa yang disebut sebagai tanda-tanda seks sekunder
seperti payudara membesar, bulu-bulu kemaluan tumbuh, haid pada
perempuan, dan mimpi basah pada laki-laki.
3. Tahap pascapuber
Tahap ini bertumpang tindih dengan tahun pertama atau kedua masa remaja.
Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang baik dan organ-
organ seks mulai berfungsi secara matang.
Masa puber adalah salah satu dari dua periode dalam rentang kehidupan
yang ditandai oleh pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok
dalam proporsi tubuh. Terdapat perubahan perubahan fisik dan psikis pada
diri remaja.
a. Pematangan seks
Pertumbuhan system reproduksi pada pria terjadi lima tahap yaitu
tahap infatil, tahapan pembesaran scrotum, penyempurnaan bentuk
serta perubahan warna scrotum dan diakhiri dengan tahapan
8
pematangan. Tahap kedua pada umumnya tercapai pada umur 12 tahun
sedang tahap kelima tercapai sekitar 17 tahun. Pada remaja putra
tumbuh rambut kemaluan, kulit menjadi kasar, otot bertambah besar
dan kuat, suara membesar dan lain,lain. Sedangkan pada remaja putri
pinggul melebar, payudara mulai tumbuh, tumbuh rambut kemaluan,
mulai mengalami haid, dan lain-lain. Seiring dengan pertumbuhan
primer dan sekunder pada remaja ke arah kematangan yang sempurna,
muncul juga hasrat dan dorongan untuk menyalurkan keinginan
seksualnya. Hal tersebut merupakan suatu yang wajar karena secara
alamiah dorongan seksual ini memang harus terjadi untuk
menyalurkan kasih sayang antara dua insan, sebagai fungsi
pengembangbiakan dan mempertahankan keturunan.
b. Tanda seks sekunder
Salah satu sumber keprihatinan remaja pada masa pubertas adalah
mengenai perkembangan ciri-ciri seks sekunder Ciri seksual sekunder
baik pada pria maupun pada wanita belum muncul sampai dengan
masa pubertas yaitu pada umur 10-14 tahun. Secara fisik cirri seksual
sekunder tampak nyata pada masa remaja, di mana pada pria terjadi
perubahan suara, tumbuh kumis jenggot tumbuh dan bentuknya
rambut pubis timbulnya jakun dan semakin melebarnya bentuk otot-
otot bahu dan dada. Pada wanita tumbuh dan terbentuknya rambut
pubis, bulu ketiak dan pembesaran payudara. kelenjar lemak atau yang
memproduksi minyak dalam kulit semakin membesar dan menjadi
lebih aktif sehingga menimbulkan jerawat.
c. Perubahan komposisi tubuh
Daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya terlampau kecil sekarang
menjadi besar karena kematangan tercapai lebih cepat dari daerah-
daerah lain. Ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Badan
yang kurus dan panjang mulai melebar dibagian pinggul dan bahu, dan
ukuran pinggang berkembang. Tidak lama sebelum masa puber,
tungkai kaki lebih panjang dari pada badan dan keadaan ini bertambah
9
sampai sekitar usia 15 tahun. Pola yang sama terjadi pada
pertumbuhan lengan, yang pertumbuhannya mendahului pertumbuhan
pesat badan sehingga tampak terlalu panjang.
d. Perubahan psikis
1) Perubahan kemampuan intelektual
Pesatnya kemampuan intelektual remaja akan terjadi pada saat usia
11 hingga 15 tahun. Biasanya mereka terdorong memahami dunia
luar, mengembangkan atau mengorganisasikan ide-idenya. Bukti
pesatnya perkembangan kognitif remaja ditunjukkan dengan
perubahan mental, seperti belajar, daya ingat, berfikir dan bahasa.
2) Perubahan Emosi. Secara tradisional masa remaja dianggap
sebagai periode badai dan tekanan ( strum und drang), suatu masa
yang ditandai dengan ketegangan emosi yang tinggi sebagai akibat
dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada tahun-tahun
awal masa puber terus berlangsung walau berjalan agak lambat.
Faktor lain yang menyebabkan tingginya emosi remaja, karena
adanya tekanan sosial, menghadapi kondisi dan lingkungan baru,
dan kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan dan
lingkungan baru tersebut. Tidak semua remaja masa badai dan
tekanan, namun sebagian besar remaja mengalami masa badai
tersebut dengan ketidakstabilan emosi dari waktu ke waktu sebagai
konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru
dan harapan sosial yang baru.
3) Perubahan perilaku social
Salah satu tugas pokok perkembangan dari remaja yang tersulit
ialah penyesuaian diri secara sosial dan heteroseksual, seperti
meningkatkan pengaruh teman sebaya, perubahanperubahan
perilaku, dan kelompok sosial baru.
4) Perubahan Minat Meskipun banyaknya minat selama periode masa
puber, namun tidak semua minat harus dimiliki oleh remaja,

10
karena hal ini sangat tergantung dengan karakteristik dan
kebutuhan remaja itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam menghadapi masa remaja dibutuhkan informasi yang tepat tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan perubahan karakteristik seksual, prilaku seksual sehingga remaja dapat
melewati masa perubahannya dengan kesehatan organ reproduksinya yang baik. Pendidikan
berupa informasi tentang kesehatan reproduksi perlu diberikan sejak dini mulai dari keluarga dan
sekolah sehingga remaja tidak mencari informasi yang tidak jarang menyesatkan mereka.
Informasi yang tidak tepat dapat mengganggu kesehatan reproduksi dan mental remaja itu
sendiri.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memamahami tentang konsep
dasar kesehatan reproduksi remaja dan konsep dasar pubertas. Semoga pembaca lebih
mengetahui dan memahami tentang materi yang telah kami paparkan. Diharapkan tenaga medis
seperti bidan dan tenaga medis lainnya dapat mengetahui perannya dalam melaksanakan
tugasnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. D., Yuliyanik, Chairiyah, R., Ambarwati, E. R., Darmiati, Elba, F., Handayani, N.
B. A. L., & Kartikasari, N. D. (2022). Kesehatan Reproduksi. Global Eksekutif Teknologi.
https://doi.org/6238004061

Dewi, & Risa, N. (2008). Kesehatan Reproduksi Remaja. Publict Health.

https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/5992/1/0443995b367dffbecf85c4c153cc5031.pdf

https://pkm-jatibaru.bimakota.go.id/web/kontent/54/kespro_remaja

https://repository.uin-suska.ac.id/6954/3/BAB%20II.pdf

https://repository.uin-suska.ac.id/17454/7/7.%20BAB%20II_2017542KI.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4350/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.PDF

https://ykp.or.id/datainfo/materi/212

12

Anda mungkin juga menyukai